1. Pengertian Kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih
morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata
terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat
membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata
ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata
turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau
imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks
atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan
baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar
yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
a. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan, misalnya buku, kuda.
b. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis.
c. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
d. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata
benda, misalnya sekarang, agak.
f. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan
urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
g. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya.
1. Kata Baku
a. Kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
b. Dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertuliss dengan pengukapan gagasan secara cepat.
a. Kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan.
1. Aktif Aktip
2. Ambulans Ambulan
3. Analisa Analisis
4. Anggota Anggauta
5. Antre Antri
6. Apotek Apotik
7. Atlet Atlit
8. Berpikir Berfikir
9. Frekuensi Frekwensi
2. Pengertian Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya: bayi sehat,
pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali dan dewan perwakilan rakyat.
1. Frasa Verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja, terdiri atas tiga jenis, yaitu:
c. Farba verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, misalnya:
Mata pencaharian orang itu, bertani dan berternak, sekarang telah maju.
2. Frasa Adjektval
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau keadaan sebagai inti
(diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti: agak,dapat,
harus, kurang, lebih, paling, dan sangat.
a. Frasa adjektival modifikatif (membatasi), misalnya: cantik sekali, indah nian, hebat benar;
b. Frasa adjektival koordinatif (mengabungkan), misalnya: tegap kekar, aman tentram, makmur
dan sejahtera, aman sentausa;
Bima tokoh ksatria, gagah perkasa, dan suka menolong kaum yang lemah. Frasa apositif
bersifat memberiakan keterangan tambahan Bima tokoh ksatria yang tampan merupakan unsur
utama kalimat gagah perkasa merupakan keterangan tambahan. Frasa apositif terdapat dalam
kalimat berikut ini.
Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh Arjuna.
3. Frasa Nominal
Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata
benda ke kiri dan ke kanan; ke kiri menggolongkan, misalnya: dua buah buku, seorang teman,
beberapa butir telur, ke kanan sesudah kata (inti) berfungsi mewatasi (membatasi), misalnya:
buku dua buah, teman seorang, telur beberapa butir.
a. Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah mungil, hari Minggu, buku dua buah,
pemuda kampus, dan bulan pertama.
b. Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: hak dan kewajiban,dunia
akhirat, lahir batin, serta adil dan makmur.
Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah hampir punah.
Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan memberikan sambutaqn dalam acara
itu.
4. Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini
bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya: sangat baik, kata baik merupakan inti dan sangat
merupakan pewatas. Frasa adverbial yang termasuk jenis ini:kurang pandai, hampir baik, begitu
kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial yang bersifat
koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: lebih kurang, kata lebih tidak menerangkan
kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
5. Frasa Pronomial
Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa ini terdiri atas tiga jenis:
a. Modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu,
mereka berdua, dan mereka itu.
b. Koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan mereka, serta saya dan dia,
c. Apositif:
6. Frasa Numerialia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa jenis ini terdiri
atas dua jenis, yaitu
a. Modifikasi
b. Koordinaasi
Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada gang itu.
Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu.
Frasa interogativa Koordinatif adalah frasa yang berintikan pada kata tanya.
Frasa ini dibntuk dengan dua kata yang tidak saling menerangkan.
Frasa ini dibentuk dengan kata depan dan tidak saling menerangkan.
3. Pengertian Klausa
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan
berpontensi menjadi kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan
predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi
kalimat.
Ada tiga hal yang dapat mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah:
1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti
klausa yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S.
Sedangkan P unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa
berdasarkan unsur internnya.
2. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, contoh: mahasiswa itu
belum mengerjakan tugas.
3. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan P, klausa positif
ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang mengaktifkan P, contoh: mahasiswa
itu mengerjakan tugas.
4. Pengertian Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang
maupun dalam dunia tutur setiap hari.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai
dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk
mengungkapkan sebuah cerita.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
5. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.