I. BAB I
PEMBUKAAN
1.1 Latar
Belakang...........................................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah......................................................................................................
1.3 Maksud &
Tujuan...................................................................................................... II. BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kata..............................................................................................................................
2.2
Frasa............................................................................................................................
2.3
Klausa..........................................................................................................................
2.4
Kalimat........................................................................................................................
III. BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..................................................................................................................
3.2
Saran..........................................................................................................................
3.3 Daftar Pustaka
..............................................................................................................
PEMBUKAAN Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Nomina (kata benda): nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala
yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
2. Verba (kata kerja): kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis.
3. Adjektiva (kata sifat): kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
2. Fungsi Kelas
Kata
Fungsi kelas kata adalah sebagai
berikut:
3. Nomina
Nomina adalah ditandai dengan tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, tetapi dapat
dinegatifkan dengan kata bukan, contoh: tidak kekasih seharusnya bukan kekasih. Nomina dapat
dibedakan sebagai berikut:
1) Berdasarkan bentuknya, nomina dibedakan atas:
a) Nomina dasar, misalnya : rumah, orang, burung, dan sebagainya.
b) Nomina turunan:
5. Numeralia
Numeralia dapat diklasifikasikan berdasarkan Subkategori:
1) Numeralia takrif (tertentu) terbagi atas
a. Numeralia pokok ditandai dengan jawaban Berapa? Satu, dua, tiga, dst.
b. Numeralia tingkat ditandai dengan jawaban yang ke berapa?
c. Numeralia Kolektif ditandai dengan satuan bilangan, misalnya: lusin, kodi, meter.
2) Numeralia tak takrif (tak tentu), misalnya: beberapa, berbagai, segenap.
6.Adverbia
Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau
kalimat. Dalam kalimat, adverbia dapat didampingi adjektiva, numeralia, atau proposisi.
Berdasarkan bentuknya, adverbia terbagi atas:
1. Bentuk tunggal (monomofermis) : sangat, hanya, lebih, segera, agak, dan akan. Misalnya :
Orang itu sangat bijaksana.
Ia hanya membaca satu buku, bukan dua.
2. Bentuk jamak (polimofermis) : belum tentu, benar-benar, jangan-jangan, kerap kali, lebih-
lebih, mau tidak mau, mula-mula. Misalnya :
Mereka belum tentu pergi hari ini.
Mereka benar-benar mendatangai perpustakaan kampus.
8. Demonstrativa
Demonstrativa berfungsi untuk menunjukkan sesuatu di dalam atau di luar wacana. Sesuatu
tersebut disebut anteseden. Contoh : ini, itu, di sini, di situ, berikut, dan begitu.
Misalnya:
a. Di sini, kita akan berkonsentrasi menghasilkan karya terbaik kita.
b. Bukti ini merupakan indikator bahwa orang itu berniat baik.
9.Artikula
Artikula berfungsi untuk mendampingi nomina dan verba
pasif. Contoh : si, sang, sri, para, kaum, dan umat.
Misalnya:
a. Si Kecil itu selalu datang merengek-rengek minta sesuatu.
b. Sang penyelamat akan datang saat kita perlukan.
10. Preposisi
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga berbuntuk frasa atau kelompok
kata.
1) Preposisi dasar : di, ke, dari, pada, demi, dan lain-lain.
Contoh : Demi kemakmuran bangsa, mari kita tegakkan hukum dan keadilan.
2) Preposisi turunan : di antara, di atas, ke dalam, kepada, dan lain-lain.
Contoh : Di antara calon peserta lomba terdapat nama seorang peserta yang sudah menjadi
juara selama dua tahun.
Pengusaha itu karya dan dermawan. Oleh karena itu, ia dihormati oleh tetangga di
sekitar rumahnya.
Kualitas pendidikan kita tertinggal dari negara maju. Oleh sebab itu, kita harus
bekerja keras untuk mengejar ketinggalan ini.
12. Fatis
Fatis berfungsi untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan. Jenis kata ini
lazim digunakan dalam bidang dialog atau wawancara. Misalnya : ah, ayo, kok, mari, nah, dan yah.
Contoh :
a. Kita memiliki kekayaan budaya. Ayo, kita tingkatkan produktivitas kita menjadi produk
baru selera dunia.
b. Nah, seruan itulah yang aku tunggu-tunggu.
13. Interjeksi
Interjeksi berfungsi untuk mengungkapkan perasaan, terdiri atas dua jenis :
Bentuk dasar : aduh, eh, idih,ih, wah, dan sebagainya. Contoh :
a. Aduh, mengapa Anda harus menghadapi masalah seberat itu.
b. Wah, saya merasa amat tersanjung dengan sambutan ini
Bentuk turunan : alhamdulillah, astaga, brengsek, insya Allah, dan sebagainya. Contoh :
a. Alhamdulillah, ekonomi Negara kita berangsur-angsur membaik.
b. Astaga, gedung itu dibom oleh teroris.
a. Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah mungil, hari Minggu, buku dua
buah, pemud kampus, dan bulan pertama.
b. Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: hak dan kewajiban,dunia
akhirat, lahir batin, serta adil dan makmur.
c. Frasa nominal apositif
Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di universitasnya.
Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah hampir punah.
Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan memberikan sambutaqn dalam acara itu.
4. Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini
bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya: sangat baik, kata baik merupakan inti dan sangat
merupakan pewatas. Frasa adverbial yang termasuk jenis ini:kurang pandai, hampir baik, begitu
kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial yang bersifat
koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: lebih kurang, kata lebih tidak menerangkan
kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
5. Frasa Pronomial
Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa ini terdiri atas tiga
jenis:
a. Modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu,
mereka berdua, dan mereka itu. Koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan mereka, serta
saya dan dia,
b. Positif:
Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang melawan korupsi.
Mahsiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti korupsi.
b. Koordinaasi
Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada gang itu.
Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu.
2.4 KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan secara
lisan maupun tulisan. Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang
mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud
tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?),
tanda seru (!), dan didalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-),
dan spasi. Tanda titik, tanda tanya,
dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi
yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.
1. Ciri-ciri dari Kalimat.
Ciri-ciri dari kalimat ada tujuh, yaitu :
Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan.
Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat,
Predikat transitif disertai objek, predikat intransitif dapat disertai pelengkap,
Mengandung pikiran yang utuh,
Menggunakan ukuran logis, setiap kata-kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi
(subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya,
Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas,
Dalam paragraf yang terdiri dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan
Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“...”) dan dapat berupa kalimat tanya atau
kalimat
perintah.
Contoh : “Saya gembira sekali”, kata Ayah, “karena kamu lulus ujian”
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang
lain. Kalimat langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita. Contoh : Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B.Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur
Gramatikal) Kalimat dapat dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu:
Kalimat Tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdidi dari satu
subjek dan satu predikat.
Contoh : Ika sangat Rajin
Kalmat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata
benda. Contoh : Saya siswa kelas VI.
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi.
PEMBAHASAN KATA Page 16
Kalimat Majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:
Kalimat majemuk setara (KMS). Kalimat ini terbentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
dan kedudukan tiap kalimat sederajat.
Contoh : Makalah ini harus dikumpulkan besok atau minggu depan
Kalimat majemuk bertingkat (KMB). Kalimat majemuk beringkat terdiri atas satu suku kalimat
bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersbut memiliki pola hubungan yang
tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan yang lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai
klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut dengan klausa
sematan (anak kalimat).
Contoh :
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat
atau kebalikannya.
Contoh : Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga Prancis itu di
bebaskan juga.
3.Kalimat yang Berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat mejemuk
campuran. Struktur kalimat ini memperlihatkankesejajaranyang sejalan dan dituangkan ke
dalam bangun kalimat yang simetri. Contoh:
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
3.1 KESIMPULAN
Dari materi makalah yang telah kami bahas tadi, kami menarik kesimpulan bahwa:
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu ataulebih
morfem. Kata merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.
Frasa merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak terikat oleh subjek dan
predikat. Klausa merupakan gabungan dari dua kata atau ebih yang terikat oleh subjek dan
predikat.
Kalimat merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna
minimal terdiri dari subjek dan predikat dan di akhiri oleh tanda baca.
3.2 SARAN
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Karena
dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam memahami konsep mengenai kata,
frasa, klausa, dan kaliamat agar kita tidak keliru lagi dalam membuat sebuah karya ilmiah. Terlebih
lagi kita akan lebih mudah membuat sebuah karya ilmiah yang baik dan benar sesuai dalam
pelajaran Bahasa Indonesia.