Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

STRUKTUR INTERNAL BAHASA(SINTAKSIS)

Mata kuliah : bhs Indonesia


Dosen pengampu :

OlEH:
Nama:Syahra Apriani
:Marwa
: Aisyah Ali

UNIVERSITAS SULBAR MANARANG


2023/2024
Kata pengantar

Alhamdulillah Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sholawat
serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosulullah SAW, keluarga,sahabat,dan
para pengikutnya,karena atas berkat rahmat dan petunjuknya penulis dapat menyelesaikan
Makalah Biologi Sel dengan judul “Dinding SEL” dapat selesai tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Apt.
IRFAN, S.Farm.,M.Kes. selaku dosen mata kuliah Biologi sel.Terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun
makalah ini agar lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ....................................................................................i

DAFTAR
ISI...................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN

A.Latar belakang.....................................................................1

B.Rumusan masalah...............................................................1

C.Tujuan penulisan..................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN
A.Pengertian dinding sel.........................................................2
1. Fungsi dinding sel............................................................3
2. Struktur dinding sel.........................................................3
3. Komponen dinding sel.....................................................4
B.Dinding sel pada makhluk hidup..........................................5

BAB III :PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................6
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dinding sel merupakan lapisan luar membran sel yang mengelilingi jenis sel
tertentu dan ruang bagi sel untuk mengembang. Dinding sel juga dikenal sebagai
tembok sel.Dinding sel adalah bagian sel yang terdapat pada sel tumbuhan. Sementara
sel hewan tidak memiliki dinding sel.Struktur dinding sel fleksibel namun kuat. Ciri-
ciri dinding sel lainnya ada yang bertekstur kaku.
Dinding sel adalah struktur diluar membran plasma yang membatasi ruang bagi
sel untuk membesar.Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk membahas tentang
struktur,fungsi dan mekanisme kerja pada dinding sel,maka makalah ini disusun
dengan tujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang dinding sel.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan dinding sel ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa fungsi dari dinding sel?
2. Apa saja struktur dinding sel?
3. Bagaimana bagian-bagian dinding sel ?

C. Tujuan penulisan
makalah ini ditujukan untuk:
1. Memahami bagaimana fungsi dinding sel.
2. Memahami struktur dinding sel.
3. Memahami bagian-bagian dinding sel.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur internal bahasa (sintaksis)


Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan”
Dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti:
Menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
Manaf (2009:3) menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik
Yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas
Adalah frasa, klausa, dan kalimat.

B. Wilayah Kajian Sintaksis


Yang menjadi wilayah kajian sintaksis adalah struktur internal kalimat
Yakni frasa, klausa dan kalimat itu sendiri. Berikut dijelaskan secara lebih rinci.
1. Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau
Lazim
juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis didalam
kalimat. Perhatikan contoh-contoh berikut.
a. Bayi sehat
b. Baju lama
c. Tempat duduk
d. Pisang goreng
e. Baru datang
f. Sedang membaca

Satuan bahasa bayi sehat, pisang goreng, baru datang, dan sedang membaca
Adalah frasa karena satuan bahasa itu tidak membentuk hubungan subjek dan
Predikat.Berikut ini dijelaskan satu persatu jenis frasa:

a) Frasa verbal
Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja. Frasa
Verbal terdiri dari tiga jenis yakni sebagai berikut.
1) Frasa verbal modifikatif (pewatas) yang dibedakan menjadi.
 Pewatas belakang, seperti contoh berikut ini.
Ia bekerja keras sepanjang hari.
Orang itu bekerja cepat setiap hari.

 Pewatas depan, seperti contoh berikut ini.


kami akan menyanyikan lagu kebangsaan.
Mereka pasti menyukai makanan itu.

2) Frasa verbal koordinatif yaitu dua verba yang disatukan dengan kata
penghubung dan atau atau, seperti contoh berikut ini:
 Mereka mencuci dan menjemur pakaiannya.
 Kita pergi atau menunggu ayah.

3) Frasa verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan


atau
diselipkan. Contohnya adalah sebagai berikut:
 Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir.
 Tempat tinggal saya, akan menjadi pusat pemerintahan kota
Padang.

b) Frasa Adjektival
Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat
Atau keadaan sebagai inti (yang diterangkan) dengan menambahkan kata
lain yang Berfungsi menerangkan seperti agak, dapat, harus, kurang, lebih,
paling, dan Sangat. Frasa adjektival mempunyai tiga jenis seperti yang
dijelaskan berikut ini.
1).Frasa adjektival modifikatif (membatasi), contohnya adalah sebagai
berikut:
 Tampan nian kekasih barumu.
 Hebat benar kelakuannya.

2)Frasa adjektival koordinatif (menggabungkan), contohnya adalah


sebagai berikut.
 Setelah pindah, dia aman tentram di rumah barunya.
 Dia menginginkan pria yang tegap kekar untuk menjadi
suaminya.

3)Frasa adjektival apositif seperti contoh berikut ini.


 Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh ArjuArjun
 Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh
universitas .

c) Frasa Nominal
Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan
Memperluas sebuah kata benda. Frasa nominal dibagi menjadi tiga jenis
seperti Yang dijelaskan berikut ini.
1) Frasa nominal modifikatif (mewatasi), misalnya rumah mungil, hari
minggu,Bulan pertama. Contohnya seperti berikut ini.
 Pada hari minggu layanan pustaka tetap dibuka.
 Pada bulan pertama setelah menikah, mereka sudah mulai
bertengkar.
2) Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya hak
dan Kewajiban, dunia akhirat, lahir bathin, serta adil dan makmur.
Contohnya Seperti berikut ini.
 Seorang PNS harus memahami hak dan kewajiban sebagai
aparatur Negara.
 Setiap orang menginginkan kebahagiaan dunia akhirat.
3) Frasa nominal apositif, contohnya seperti berikut ini.
 Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di
Universitasnya.
 Burung Cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah
hampir punah.

d) Frasa adverbial
Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan
keterangan Kata sifat. Frasa adverbial dibagi dua jenis yaitu.
1). adverbial yang bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya sangat
pandai,Kurang pandai, hampir baik, dan pandai sekali. Contoh dalam
kalimat seperti Berikut ini.
 Dia kurang pandai bergaul di lingkungan tempat tinggalnya
 Kemampuan siswa saya dalam mengarang berada pada kategori
hampir Baik.
2)Frasa adverbial yang bersifat koordinatif (tidak saling
menerangkan),Contohnya seperti berikut ini.
 rumah ke kantornya lebih kurang dua kilometer.

e) Frasa Pronominal
Frasa pronominal adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa
Pronominal terdiri dari tiga jenis yaitu seperti berikut ini.
1).Frasa pronominal modifikatif, contohnya seperti berikut.
 Kami semua dimarahi guru karena meribut.
 Mereka berdua minta izin karena mengikuti perlombaan.
2).Frasa pronominal koordinatif, contohnya seperti berikut.
 Aku dan kau suka dancow.
 Saya dan dia sudah lama tidak bertegur sapa.
3). pronominal apositif, contohnya seperti berikut.
 Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang terhadap korupsi.
 Mahasiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti korupsi.

f) Frasa Numeralia
Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata
Bilangan. Frasa numeralia terdiri dari dua jenis yaitu.
1).Frasa numeralia modifikatif, contohnya seperti di bawah ini.
 Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.
 Orang itu menyumbang pembangunan jalan dua juta rupiah.
 Enam ikat rambutan sudah terjual.
2).Frasa numeralia koordinatif, contohnya seperti di bawah ini.
 Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada
gang itu.
 Entah tiga, entah empat kali dia sudah meminjam uang saya.
 Saat berlibur ke Pangandaran, aku berusaha mengingat itu
liburan yang Kelima atau keenam kalinya.

g) Frasa Introgativa koordinatif


Frasa introgativa koordinatif adalah frasa yang berintikan pada kata
tanya.Contohnya seperti berikut ini.
 Jawaban apa atau siapa merupakan ciri subjek kalimat.
 Jawaban mengapa atau bagaimana merupakan pertanda
jawaban prediket.

h) Frasa Demonstrativa koordinatif


Frasa demonstrativa koordinatif adalah frasa yang dibentuk dengan dua
Kata yang tidak saling menerangkan. Contohnya seperti berikut ini.
 Saya bekerja di sana atau di sini sama saja.
 Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah.

i) Frasa Proposional Koordinatif


Frasa proposional koordinatif dibentuk dari kata depan dan tidak saling
Menerangkan. Contohnya seperti berikut.
 Perjalanan kami dari dan ke Bandung memerlukan waktu enam
jam.
 Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.

2. Klausa
Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata
Yang mengandung unsur predikatif . Klausa berpotensi menjadi Kalimat.
Menjelaskan bahwa yang membedakan klausa dan Kalimat adalah intonasi final di
akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan Intonasi final, sedangkan klausa
tidak diakhiri intonasi final. Intonasi final itu dapat berupa intonasi berita, tanya,
perintah, dan kagum.Membedakan klausa sebagai berikut.

a. Klausa kalimat majemuk setara


Dalam kalimat majemuk setara (koordinatif), setiap klausa memiliki
Kedudukan yang sama. Kalimat majemuk koordinatif dibangun dengan dua
klausa Atau lebih yang tidak saling menerangkan. Contohnya sebagai berikut
Rima membaca kompas, dan adiknya bermain catur.
 Klausa pertama Rima membaca kompas.
 Klausa kedua adiknya bermain catur.Keduanya tidak saling
menerangkan.

b. Klausa kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat dibangun dengan klausa yang berfungsi
Menerangkan klausa lainnya. Contohnya sebagai berikut.
Orang itu pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank
Indonesia.
 Klausa pertama orang itu pindah ke Jakarta sebagai klausa
utama (lazim disebut induk kalimat)
 klausa kedua suaminya bekerja di Bank Indonesia merupakan
klausa sematan (lazim disebut anak kalimat)

c. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk Bertingkat


Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat, terdiri dari tiga
Klausa atau lebih. Contohnya seperti berikut ini:

Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi.
Kalimat di atas terdiri dari tiga klausa yaitu.
 Dia pindah ke Jakarta (klausa utama)
 Setelah ayahnya meninggal (klausa sematan)
 Ibunya kawin lagi (klausa sematan)
 Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal. (Kalimat majemuk
Bertingkat).
 Ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi. (Kalimat majemuk setara)

C. Hakikat kalimat
kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran lebih
menjelaskan dengan membedakan kalimat Menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis.
Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang mempunyai ciri sebagai
berikut: (1). satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata,
gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal
berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket,
(2) satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak
diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang
berupa intonasi final, yaitu intonasi berita,tanya, intonasi perintah, dan intonasi
kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf
kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:) titik koma (;), dan
diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau
tanda seru (!).

a.Ciri-ciri kalimat
ciri-ciri kalimat sebagai berikut
 Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan
Kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri
Dengan tanda titik(.),tanda tanya(?). atau tanda seru(!)
 Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.
 Predikat transitif disertai objek, prediket intransitif dapat disertai pelengkap.
 Mengandung pikiran yang utuh.
 Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung
Fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan
menurut Fungsinya.
 Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
 Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat
Disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan.

b.Fungsi sintaksis dalam kalimat


Fungsi sintaksis pada hakikatnya adalah ”tempat” atau ”laci” yang dapat Diisi
oleh bentuk bahasa tertentu . Wujud fungsi sintaksis adalah Subjek (S), prediket (P),
objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (ket). Tidak Semua kalimat harus
mengandung semua fungsi sintaksis itu. Unsur fungsi Sintaksis yang harus ada dalam
setiap kalimat adalah subjek dan prediket,Sedangkan unsur lainnya, yaitu objek,
pelengkap dan keterangan merupakan unsur Penunjang dalam kalimat. Fungsi
sintaksis akan dijelaskan berikut ini.

1).Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu
Dibicarakan atau dijelaskan oleh fungsi sintaksis lain, yaitu prediket. Ciri-ciri
Subjek adalah sebagai berikut:
 jawaban apa atau siapa,
 tapat didahului oleh kata bahwa,
 terupa kata atau frasa benda (nomina)
 tepat diserta kata ini atau itu,
 dapat disertai pewatas yang,
 tidak didahului preposisi di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain,
 tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat diingkarkan dengan
kata bukan.
Hubungan subjek dan prediket dapat dilihat pada contoh-contoh di
bawah Ini.

Adik bermain.

S P

Ibu memasak.

S P

2).Predikat
Predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok
kalimat atau subjek. Hubungan predikat dan pokok kalimat dapat dilihat pada
Contoh-contoh di bawah ini.

Kakak Berlari
S P
Kakak adalah pokok kalimat
Berlari adalah yang menjelaskan pokok kalimat

Bapak Membaca
S P
Bapak adalah pokok kalimat
Membaca adalah yang menjelaskan pokok kalimat

Prediket mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


(a) bagian kalimat yang menjelaskan pokok kalimat,
(b) dalam kalimat susun biasa, prediket berada langsung di belakang
subjek,
(c) prediket umumnya diisi oleh verba atau frasa verba,
(d) dalam kalimat susun biasa (S-P) prediket berintonasi lebih rendah,
(e) prediket merupakan unsur kalimat yang mendapatkan partikel –lah,
(f) prediket dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang
dilakukan (pokok kalimat) atau bagaimana (pokok kalimat).

3).Objek
Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba
transitif pengisi predikat dalam kalimat aktif. Objek dapat dikenali dengan
melihat Verba transitif pengisi predikat yang mendahuluinya seperti yang
terlihat pada Contoh di bawah ini.
Dosen menerangkan materi.
S P O
Menerangkan adalah verba transitif
Ibu menyuapi adik.
S P O
Menyuapi adalah verba transitif.

Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


a). nomina atau frasa nominal seperti contoh berikut,
Ayah membaca koran.
S P O
Koran adalah nomina.

Adik memakai tas baru.


S P O
Tas baru adalah frasa nominal

b).berada langsung di belakang predikat (yang diisi oleh verba transitif) seperti
contoh berikut,
Ibu memarahi kakak.
S P O
Guru membacakan pengumuman.
S P O

(c) dapat diganti enklitik –nya, ku atau –mu, seperti contoh berikut,

Kepala sekolah mengundangnya.


S P O

(d) objek dapat menggantikan kedudukan subjek ketika kalimat aktif transitif
Dipasifkan, seperti contoh berikut,

Ani membaca buku.


S P O

Buku dibaca Ani


S P pel
4).Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi,
Mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap (pel.) Bentuknya
mirip dengan objek karena sama-sama diisi oleh nomina atau frasa Nominal dan
keduanya berpotensi untuk berada langsung di belakang predikat.Kemiripan antara
objek dan pelengkap dapat dilihat pada contoh berikut.

Bu Minah berdagang sayur di pasar pagi.


S P pel Ket

Bu Minah menjual sayur di pasar pagi.

S. P O ket

Pelengkap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


a).kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba yang dilekati
oleh prefiks ber dan predikat pasif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh
prefiks di- atau ter-.
b).Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya dituntut oleh
verba.
c).Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat.
d).Dalam kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap terletak langsung di
belakang Predikat, tetapi kalau predikat diikuti oleh objek, pelengkap berada
di Belakang objek,
e).pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina –nya.
f).satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu
menduduki fungsi subjek apabila kalimat aktif itu dijadikan kalimat pasif .

5).Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan keterangan kepada
Seluruh kalimat. Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahan Dalam
kalimat. Keterangan sebagai unsur tambahan dalam kalimat dapat dilihat Pada contoh
berikut.

Ibu membeli kue di pasar.


S P O Ket. Tempat

Ayah menonton TV tadi pagi.


S P O Ket. Waktu

Keterangan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


a).Umumnya merupakan keterangan tambahan atau unsur yang tidak wajib dalam
kalimat.
b).keterangan dapat berpindah tempat tanpa merusak struktur dan makna kalimat.
c).keterangan diisi oleh adverbia, adjektiva, frasa adverbial, frasa adjektival, dan
klausa terikat.

D. Jenis-jenis kalimat
Kalimat dibedakan menjadi 5 bagian yaitu sebagai berikut:

1.Kalimat inti dan non inti


Kalimat inti biasa disebut kalimat dasar, adalah kalimat yang dibentuk dari
klausa inti yang lengkap bersifat deklaratif, netral, dan afirmatif. Contoh kalimat inti
sebagai berikut: :

a).FN + FV : Paman datang


b).FN + FV + FN : Paman membaca komik
d).FN + FA : Paman tampan
f).FN + FNum : Uangnya dua juta
g).FN + FP : Uangnya di dompet

Keterangan :

FN = Frase (kata) Nominal


FV = Frase Verbal
FA = Frase Ajektif
FNum = Frase Numeral
FP = Frase Preposisi

Kalimat inti dapat diubah menjadi kalimat non-inti dengan berbagai proses
transformasi. Seperti transformasi pemasifan, transformasi pengingkaran,
transformasi penanyaan, transformasi perintahan, transformasi penginversian,
transformasi pelesapan, dan transformasi penambahan.
Misalnya dari kalimat inti paman membaca komik, dapat dilakukan proses
pemasifan menjadi komik dibaca paman; diingkarkan menjadi paman tidak membaca
komik; dijadikan kalimat tanya menjadi apakah paman membaca komik?; pada
kalimat perintah menjadi bacalah komik itu!; diinversi menjadi membaca komik
nenek; dan jika diperluas (penambahan) menjadi paman suka sekali membaca komik-
komik bergenre action. Dengan demikian, maka kalimat inti + proses transformasi =
kalimat non-inti.
Dalam praktek berbahasa biasanya lebih banyak digunakan kalimat non-inti
daripada kalimat inti, sebab intonasi yang disampaikan melalui bahasa biasanya
sangat luas mencakup pelbagai segi informasi kehidupan.

2.kalimat tunggal dan majemuk


Kalimat Tunggal dan kalimat Majemuk
Perbedaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk terletak pada banyaknya klausa
yang ada di dalam kalimat tersebut. Kalau klausanya hanya satu maka disebut kalimat
tunggal. Contoh kalimat tunggal :
 Ibuku masih cantik.
 Kupu-kupu itu berterbangan sepanjang hari.
 Bacalah keras-keras!
 Kapan kakak akan -menikahinya?
 Andi sedang makan.

Sedangkan jika di dalam sebuah kalimat terdapat lebih dari satu klausa maka
disebut kalimat majemuk. Berdasarkan dengan sifat hubungan klausa-klausa di dalam
kalimat, dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu : kalimat majemuk koordinatif
(setara); kalimat majemuk subordinatif (bertingkat); dan kalimat majemuk kompleks.

Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya


memiliki status yang sama, setara, ataupun sederajat.
Contohnya :
 Suamiku pulang dan langsung berdiri di samping ku.
 Istriku memasak sayur kangkung, tempe, dan ikan asin.
 Kakek Suwandi ingin sembuh tetapi tidak mau minum obat.
 Diana makan nasi lalu minum air putih.
 Bu Neti ke pasar membeli jeruk, apel, dan mangga

3.kalimat verba dan non verbal


Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, Baik itu
secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak Dipakai dalam
hubungan antar manusia, untuk mengungkapkan Perasaan, emosi, pemikiran,
gagasan, fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan
dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.
Unsur dalam Komunikasi Verbal
Unsur penting dalam komunikasi verbal, dapat berupa kata dan bahasa.
1).Kata
Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambang yang
mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan. Makna kata
tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
2).Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik.Bahasa memiliki tiga fungsi yang erat
hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu digunakan
Untuk mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik Antar sesama dan
menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. Ada tiga teori yang
membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa, diantarnya:

a).Operant Conditioning Theory yang dikembangkan oleh seorang Ahli psikologi


behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan adanya unsur
rangsangan (stimulus) serta Tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-
R. Teori Ini menyatakan jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari Luar, orang
cenderung akan memberi reaksi. Anak-anak Mengetahui bahasa karena ia diajar oleh
orang tuanya atau Meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.

b). Cognitive Theory yang dikembangkan oleh Noam Chomsky, yang menyatakan
bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis
yang dibawa dari lahir.

c).Mediating Theory atau teori penengah, yang dikembangkan Oleh Charles Osgood.
Teori ini menyatakan bahwa manusia Dalam mengembangkan kemampuannya
berbahasa, tidak saja Bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar,
Tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.]

Bahasa juga miliki karakteristik sebagai berikut:


a).Pengalihan (displacement). Bahasa memiliki karakteristik yang namanya
pengalihan, dimana kita dapat berbicara mengenai hal-hal yang jauh dari kita, baik
dari segi tempat maupun waktu, berbicara tentang masa lalu atau masa depan,
berbicara tentang Hal-hal yang tidak pernah kita lihat seperti kuda terbang, Makhluk
planet lain.

b).Pelenyapan. Suara saat kita bicara bisa hilang atau lenyap dengan cepat. Suara
harus diterima dengan segera setelah itu dikirimkan atau kita tidak akan pernah
menerimanya.

c).Kebebasan makna. Isyarat bahasa memiliki kebebasan makna. Suatu kata memiliki
arti atau makna yang mereka gambarkan Karena kitalah yang secara bebas yang
menentukan arti atau Maknanya.

d).Transmisi budaya. Bahasa dipancarkan secara budaya. Seorang anak yang


dibesarkan dalam lingkungan keluarga berbahasa Inggris akan menguasai bahasa
Inggris Jenis Komunikasi . Jenis komunikasi verbal ada beberapa macam, yaitu:
1).Berbicara dan menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah
Komunikasi verbal non vocal. Presentasi dalam rapat adalah contoh dari
komunikasi verbal vocal. Surat menyurat adalah contoh dari Komunikasi
verbal non vocal.

2).Mendengarkan dan membaca


Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Mendengar
mengandung arti hanya mengambil getaran bunyi, Sedangkan mendengarkan
adalah mengambil makna dari apa yang Didengar. Mendengarkan melibatkan
unsur mendengar, Memperhatikan, memahami dan mengingat. Membaca
adalah satu Cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang
ditulis.Karakteristik Komunikasi Verbal Komunikasi verbal memiliki
karakteristik sebagai berikut:

1)Jelas dan Ringkas


Berlangsung sederhana, pendek dan langsung. Bila kata-kata yang
digunakan sedikit, maka terjadinya kerancuan juga ,masih sedikit.Berbicara
secara lambat dan pengucapan yang jelas akan membuat Kata tersebut makin
mudah dipahami.
2).Perbendaharaan kata
Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh seseorang akan
meningkatkan keberhasilan komunikasi. Komunikasi tidak akan berhasil Jika
pengirim pesan tidak mampu menterjemahkan kata dan uacapan.

3).Arti konotatif dan denotative


Makna konotatif adalah pikiran, perasaan atau ide yang terdapat
dalam Suatu kata, sedangkan arti denotative adalah memberikan pengertian
Yang sama terhadap kata yang digunakan.

4).Intonasi
Seorang komunikator mampu mempengaruhi arti pesan melalui nada Suara
yang dikirimkan. Emosi sangat berperan dalam nada suara ini.

5).Kecepatan berbicara
Keberhasilan komunikasi dipengaruhi juga oleh kecepatan dan tempo
berbicara yang tepat. Kesan menyembunyikan sesuatu dapat timbul bila dalam
pmbicaraan ada pengalihan yang cepat pada pokok Pembicaraan.

6).Humor
Humor dapat memningkatkan keberhasilan dalam memberikan
dukungan emosi terhadap lawan bicara. Tertawa membant mengurangi
ketegangan pendengar sehingga meningkatkan Keberhasilan untuk mendapat
dukungan.

KOMUNIKASI NONVERBAL
Manusia berkomunikasi menggunakan kode verbal dan nonverbal. Kode
nonverbal disebut isyarat atau bahasa diam (silent Language). Melalui komunikasi
nonverbal kita bisa mengetahui Suasana emosional seseorang, apakah ia sedang
bahagia, marah, Bingung, atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering
didasarkan Pada perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal lebih
jauh.
Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-Pesan
nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau Simbol-simbol
nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol Verbal. Bahasa verbal sealur
dengan bahasa nonverbal, contoh ketika kita Mengatakan “ya” pasti kepala kita
mengangguk.
Komunikasi nonverbal lebih Jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan
karena spontan.Komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi
verbal. Komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.Komunikasi nonverbal
meliputi semua aspek komunikasi selain kata-kata Sendiri seperti bagaimana kita
mengucapkan kata-kata (volume), fitur, Lingkungan yang mempengaruhi interaksi
(suhu, pencahayaan), dan benda-Benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola
interaksi (pakaian, Perhiasan, mebel).

Komunikasi nonverbal memiliki beberapa jenis yaitu:


1. Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal nonvisual dan
nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan.

2. Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan Pakaian.
Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya,Walaupun ini termasuk
bentuk penilaian terhadap seseorang hanya Berdasarkan persepsi. Contohnya
dapat dilihat pada penggunaan Seragam oleh pegawai sebuah perusahaan, yang
menyatakan identitas Perusahaan tersebut.

3. Kronemik
Kronemik merupakan bagaimana Komunikasi nonverbal yang dilakukan
ketika menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya dalam
konteks tertentu. Contohnya Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita
mampu menilai bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan
mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.

4. Gerakan Tubuh (Kinestetik)


Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata Atau frasa.
Beberapa bentuk dari kinestetik yaitu:
a), yaitu gerakan tubuh yang secara langsung dapat diterjemahkan kedalam pesan
verbal tertentu. Biasanya Berfungsi untuk menggantikan sesuatu. Misalnya ,
Menggangguk sebagai tanda setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik.

b).Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal Untuk


menggambarkan pesan sekaligus melengkapi serta memperkuat pesan. Biasanya
dilakukan secara sengaja. Misalnya, memberi tanda dengan tangan ketika
mengatakan Seseorang gemuk/kurus.

c).Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya wajah yang Memperlihatkan


perasaan dan emosi. Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah dan kuat,
semangat dan kelelahan, marah dan takut.

d).Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang digunakan untuk mengatur ,


memantau, memelihara atau mengendalikan Pembicaraan orang lain. Regulator
terikat dengan kultur dan tidak bersifat universal. Misalnya, ketika kita mendengar
orang berbicara,kita menganggukkan kepala, mengkerutkan bibir, dan Fokus
mata.

e).Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan


fisik dan mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang sedang sendirian dan
tanpa disengaja.Misalnya, menggigit bibir, memainkan pensil ditangan, garuk-
garuk kepala saat sedang cemas dan bingung.

5. Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi Posisi berada.
Pengaturan jarak menentukan seberapa dekat tingkat Keakraban seseorang dengan
orang lain. Jarak mampu mengartikan Suatu hubungan.

6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, Penerangan, dan warna.

7. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah Ucapan,
yaitu cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, Keras atau
lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara,Intonasi, dan lain-lain.

Secara ringkas, perbedaan komunikasi verbal dan non verbal dapat dilihat pada tabel
berikut:

3.kalimat bebas dan terikat


Menurut Surono,kalimat bebas adalah kalimat yang dapat berdiri sendiri, atau dapat
diisolasikan dari kalimat lain (di depan dan/atau di belakangnya).
Kalimat bebas minimal terdiri dari +S+P. Dalam bahasa Indonesia, +P dominan diisi
oleh(frasa) verba, dan untuk terbentuknya kalimat +P memerlukan minimal satu
konstituen,yaitu +S.
Contoh: verba meninggal Untuk terbentuknya kalimat memerlukan satu konstituen
berupa nomina atau frasa nominal, misalnya Si Polan, sehingga terbentuk kalimat:
 Si Polan Meninggal
Dapat ditentukan bahwa dalam kalimat tersebut,meninggal berkategori (frasa) verba
menduduki fungsi +P dan Si Polan sebagai +S.
Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri. Untuk membedakan
kalimat bebas dan kalimat terikat perlu diketahui lebih dahulu karena pembahasan kalimat
dasar bertolak dari kalimat bebas.
Contoh dalam paragraf berikut ini:
Dalam zaman Romawi, para kaisar memberi subsidi kepada sekolah-sekolah yang
memasukkan retorika dalam silabus pendidikannya (1). Dengan tindakan itu, para kaisar
juga memperoleh dukungan kebudayaan (2). Sebab itu tidak mengherankan kalau ahli
retorika juga menjadi imam agung dalam sebuah acara resmi pada zaman itu (3). Tetapi
dalam tiga abad berikutnya sesudah Quintilianus menulis Institutio Oratoria, kegiatan
pidato hanya berlangsung dengan usaha meniru kebesaran zaman lampau, baik dengan
metode imitasi maupun deklamasi (4).
Kalimat (1) dapat dipisahkan dari kalimat (2), (3), dan (4) karena dapat berdiri sendiri,
kalimat (1) memenuhi syarat sebagai kalimat bebas. Sebaliknya, kalimat (2), (3), dan (4)
bukan kalimat bebas. Kalimat (2) diawali dengan tindakan itu, kalimat (3) diawali dengan
sebab itu, dan kalimat (4) diawali dengan tetapi.
PENUTUP

A.kesimpulan
Sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal Kalimat.
Sehingga yang menjadi wilayah kajian sintaksis adalah struktur internal Kalimat yang
berupa frasa, klausa, dan kalimat. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang
bersifat nonpredikatif atau Lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu
fungsi sintaksis di Dalam kalimat. Klausa adalah sebuah konstruksi yang di dalamnya
terdapat Beberapa kata yang mengandung unsur predikatif. Klausa berpotensi menjadi
Kalimat, hanya saja yang membedakan klausa dan kalimat adalah intonasi final di
Akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi final, sedangkan klausa
Tidak diakhiri intonasi final. Sedangkan kalimat itu sendiri adalah satuan bahasa
Terkecil yang merupakan kesatuan pikiran.

B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan kepada para Pembaca
khususnya kepada mahasiswa yang mengambil jurusan Farmasi Jenjang S1 untuk
dapat meningkatkan pemahamannya mengenai sintaksis (tata Kalimat Bahasa
Indonesia).
Kami pun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,Oleh
sebab itu kami menyarankan kepada para pembaca untuk tetap terus Menggali
sumber-sumber yang menunjang terhadap pembahasan makalah ini Untuk perbaikan
yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa
Indonesia. Padang: Sukabina Press.

Widjono HS. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian
Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai