DISUSUN OLEH :
PUTU ANGGI YUMIKA SHANTI ; 2212021060
Penulis
I
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar i
Daftar isi iii
Bab i pendahuluan 3
A. Latar belakang 3
B. Rumusan masalah 3
C. Tujuan 3
Bab ii pembahasan 4
A. Pengertian ejaan 4
B. Penulisan kata yang tepat dan sesuai 4
C. Penggunaan tanda baca 13
Bab iii penutup 13
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
Daftar pustaka 20
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EJAAN
Ejaan adalah semua aturan untuk melambangkan bunyi ucapan, tanda baca,
bagaimana memisahkan kata dan menggabungkan kata. Ejaan juga merupakan deskripsi
bunyi suatu bahasa (kata, kalimat, dll.) Menurut aturan ejaan standar (huruf). Ejaan
umumnya memiliki tiga aspek, yaitu:
1. Aspek fonologis berkaitan dengan representasi fonem menurut huruf dan susunan
abjad.
2. Aspek morfologis yang berhubungan dengan penggambaran unit morfemik.
3. Aspek sintaksis yang berkaitan dengan tanda baca dan penanda ujaran
B. PENULISAN KATA
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kamus ini sangat tebal
Rumah sakit sangat sepi
2. Kata Turunan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan kata serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya: dimakan, penginapan, memperhatikan.
b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis dengan
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului
Misalnya: bertanda tangan, lipat gandakan, sebar luaskan.
c) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata dan mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkaian. Misalnya:
4
memfasilitasi, dimeriahkan, menggurui, menggarisbawahi, menyebarluaskan,
dilipatgandakan.
d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: dasawarsa, caturtunggal, paripurna
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
penghubung.
Misalnya: sayur-mayur, porak-poranda, tukar-menukar, terus-menerus.
4. Gabungan Kata
a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: meja tulis, orang tua, kerja sama, duta besar, kereta api, kambing
hitam, rumah sakit.
5
5. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya: buku yang kupunya tidak boleh kaubaca .
Sedangkan ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: pacarku, pacarmu, dan pacarnya ternyata adalah teman
dekat.
Kata depan ke, di, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai suatu kata
seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
- Gaun itu ada di lemari
- Sebaiknya, kita segera
ke sekolah.
- Maya pulang dari Singaraja besok.
Misalnya:
- Terik sang surya menyilaukanku
- Aku ingin mengenal si cantik itu
6
8. Partikel
a) Partikel -lah ,-kah dan -tah ditulis serangkaian dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
- Pakailah baju ini besok
- Mulailah dengan
percaya diri
b) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Ketika kau bersedih, aku pun akan sedih
- Aku tidak pernah mencobanya sekali pun
c) Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului dan mengikutinya.
Misalnya:
7
2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri dari huruf awal
kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
MA: Mahkamah Agung
KY: Komisi Yudisial
KTP: Kartu Tanda Penduduk
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik.
Misalnya:
dsb. (dan sebagainya)
hlm. (halaman)
yth. (yang terhormat)
dst. (dan seterusnya)
ybs. (yang bersangkutan)
8
b) Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan
kata sebagai.
1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
KONI: Komite Olahraga Nasional Indonesia
BIN: Badan Intelijen Negara
LIPI: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akabri: Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Kowani: Kongres Wanita Indonesia
Bappenas: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Wita: Waktu Indonesia Tengah
3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun ganbungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil.
Misalnya:
rapim: rapat pimpinan
iptek: ilmu pengetahuan dan teknologi
tilang: bukti pelanggaran
9
b) Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat luas dan isi,
satuan waktu, nilai uang, dan kuantitas.
Misalnya:
15 liter
6 kilogram
pukul 20.00
21 orang
d) Angka juga digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya:
Dan apa saja yang kamu
minta dalam doa dengan
penuh kepercayaan, kamu
akan menerimanya." (Matius
21: 22)
1) Bilangan utuh
Misalnya:
Dua Puluh
20
Dua puluh tiga 23
Tiga ratus dua puluh dua 322
10
f) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
- Pada abad XIV.
- Sultan Hamengkubuono ke X.
i) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada aawal kalimat.
Misalnya:
- Dua puluh orang tewas dalam
kecelakaan itu.
- Pasangan itu mengundang 300 orang
tamu.
j) Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
- Koperasi itu baru saja mendapat investasi 25 juta
rupiah.
- Mahasiswa Undiksha berjumlah lebih dari 1000
orang.
11
k) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya:
- Sekolah kami mempunyai dua puluh orang
guru.
- Di lemari itu tersimpan 805 buku dan
majalah.
12
C. PENGGUNAAN TANDA BACA
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
b. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftar pustaka.
13
Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai
berikut:
Contoh:
14
Contoh: Pagi itu kami sekeluarga tidak saling berbincang dengan
satu sama lain. Ayah sibuk membaca Koran; ibu memasak sayur;
saya termenung sendirian di belakang rumah.
Contoh: Se-Bali
juara ke-3
tahun 90-an
15
6. Tanda Pisah (–)
Contoh: 2000–2005
16
10. Tanda seru (!)
17
14. Tanda garis miring (/)
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah memahami hal di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
bahasa tidak lepas dari nama sistem ejaan, penulisan kata dan tanda
baca karena ejaan, penulisan kata dan tanda baca saling berhubungan.
Dengan teori belajar ejaan, diharapkan seseorang dapat menerapkan
ejaan sesuai kaidah morfologi, fonologi, semantik, dan sintaksis.
Penulisan kata digunakan untuk membentuk kata atau frasa yang
benar. Sehingga ketika digunakan untuk menulis kata/kalimat, polanya
mengikuti unsur penulisan kata/kalimat tersebut.
B. SARAN
Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang mengetahui bahwa
bahasa persatuannya yaitu bahasa Indonesia, ketika menggunakan atau
mempelajarinya, kita juga harus memperhatikan beberapa aturan yang
terkandung di dalamnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20