Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

EJAAN BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
PUTU ANGGI YUMIKA SHANTI ; 2212021060

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


JURUSAN BAHASA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2023
KATA PENGANTAR
 Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Ejaan Bahasa Indonesia. Makalah yang
penulis susun ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengembangan karakter, Bahasa Indonesia. Tidak lupa pula ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada bapak dosen dan kepada semua pihak yang
dengan caranya masing-masing untuk membantu kami.

Tiada karya manusia yang sempurna, demikian juga dalam


penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang mengarah
pada perbaikan makalah ini sangat saya harapkan baik dari guru maupun
teman-teman ataupun para pembaca yang sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini pada waktu yang akan datang.

Singaraja, 17 Mei  2023

Penulis 

I
DAFTAR ISI

Cover
Kata pengantar i
Daftar isi iii
Bab i pendahuluan 3
A. Latar belakang 3
B. Rumusan masalah 3
C. Tujuan 3
Bab ii pembahasan 4
A. Pengertian ejaan 4
B. Penulisan kata yang tepat dan sesuai 4
C. Penggunaan tanda baca 13
Bab iii penutup 13
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
Daftar pustaka 20

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.


Menyampaikan pesan, perasaan, atau gagasan hanya efektif jika Anda
menggunakan bahasa. Salah satu cara untuk mengkomunikasikan pesan, perasaan
atau gagasan adalah melalui tulisan. Terkadang bahasa tertulis menjadi tidak
efektif karena kesalahan ejaan atau tanda baca. Tanda baca dan ejaan penting
karena penggunaan yang tidak tepat mengubah arti bahasa suatu kalimat. Secara
teknis, ejaan melibatkan penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda
baca. Tujuan dari tanda baca itu sendiri adalah agar bahasa tulisan mudah
dipahami sehingga pesan yang disampaikan sama-sama dipahami. Bertentangan
dengan kontroversi di atas, makalah ini dibuat. Di dalam makalah ini
pembahasannya lebih kepada ejaan, penulisan kata dan tanda baca yang
merupakan indikator dari keabsahan Bahasa Indonesia itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tim penyusun mengajukan


beberapa rumusan masalah, di antaranya :

1. Apakah ejaan itu?


2. Bagaimana penulisan kata yang tepat dan sesuai?
3. Bagaimana penggunaan tanda baca?

C. TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh tim penyusun adalah :

1. Mengetahui pengertian ejaan


2. Mengetahui penulisan kata yang tepat dan sesuai
3. Mengetahui penggunaan tanda baca.

3
BAB II

PEMBAHASAN 

A. PENGERTIAN EJAAN

Ejaan adalah semua aturan untuk melambangkan bunyi ucapan, tanda baca,
bagaimana memisahkan kata dan menggabungkan kata. Ejaan juga merupakan deskripsi
bunyi suatu bahasa (kata, kalimat, dll.) Menurut aturan ejaan standar (huruf). Ejaan
umumnya memiliki tiga aspek, yaitu:
1. Aspek fonologis berkaitan dengan representasi fonem menurut huruf dan susunan
abjad.
2. Aspek morfologis yang berhubungan dengan penggambaran unit morfemik.
3. Aspek sintaksis yang berkaitan dengan tanda baca dan penanda ujaran

B. PENULISAN KATA

1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kamus ini sangat tebal
Rumah sakit sangat sepi

2. Kata Turunan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan kata serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya: dimakan, penginapan, memperhatikan.

b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis dengan
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului
Misalnya: bertanda tangan, lipat gandakan, sebar luaskan.

c) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata dan mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkaian. Misalnya:

4
memfasilitasi, dimeriahkan, menggurui, menggarisbawahi, menyebarluaskan,
dilipatgandakan.

d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: dasawarsa, caturtunggal, paripurna

3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
penghubung.
Misalnya: sayur-mayur, porak-poranda, tukar-menukar, terus-menerus.

4. Gabungan Kata
a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya: meja tulis, orang tua, kerja sama, duta besar, kereta api, kambing
hitam, rumah sakit.

b) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan


pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur
yang bersangkutan.

Misalnya: anak-istri saya, ibu-bapak kami, buku sejarah-baru.

c) Gabungan kata berikut ditulis serangkaian.

Misalnya: acapkali, bagaimana, apabila barangkali,


kacamata, matahari, olahraga.

5
5. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya: buku yang kupunya tidak boleh kaubaca .
Sedangkan ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: pacarku, pacarmu, dan pacarnya ternyata adalah teman
dekat.

6. Kata Depan ke, di, dan dari

Kata depan ke, di, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai suatu kata
seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
- Gaun itu ada di lemari
- Sebaiknya, kita segera
ke sekolah.
- Maya pulang dari Singaraja besok.

7. Kata si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:
- Terik sang surya menyilaukanku
- Aku ingin mengenal si cantik itu

6
8. Partikel
a) Partikel -lah ,-kah dan -tah ditulis serangkaian dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
- Pakailah baju ini besok
- Mulailah dengan
percaya diri
b) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Ketika kau bersedih, aku pun akan sedih
- Aku tidak pernah mencobanya sekali pun
c) Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului dan mengikutinya.

Misalnya:

- Mahasiswa membayar UKT per 6 bulan


- Aku memastikan semuanya satu per satu
- Harga itu untuk per lembar kain

9. Singkatan dan Akronim


a) Singkatan ialah bentuk kata/kalimat yang dipendekan yang terdiri dari satu
huruf atau lebih.
1) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya:
Muh.Yamijn
Bpk.
S.Kom.
Prof.

7
2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri dari huruf awal
kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
MA: Mahkamah Agung
KY: Komisi Yudisial
KTP: Kartu Tanda Penduduk
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik.
Misalnya:
dsb. (dan sebagainya)
hlm. (halaman)
yth. (yang terhormat)
dst. (dan seterusnya)
ybs. (yang bersangkutan)

4) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata


uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Na
kg
Rp

8
b) Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan
kata sebagai.
1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
KONI: Komite Olahraga Nasional Indonesia
BIN: Badan Intelijen Negara
LIPI: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akabri: Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Kowani: Kongres Wanita Indonesia
Bappenas: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Wita: Waktu Indonesia Tengah

3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun ganbungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil.
Misalnya:
rapim: rapat pimpinan
iptek: ilmu pengetahuan dan teknologi
tilang: bukti pelanggaran

10. Angka dan Lambang Bilangan


a. Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Didalam
tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5…
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X …

9
b) Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat luas dan isi,
satuan waktu, nilai uang, dan kuantitas.
Misalnya:
15 liter
6 kilogram
pukul 20.00
21 orang

c) Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah apartemen,


atau kamar pada alamat.
Misalnya:
Jalan Pantai Biru II No. 475, Hotel Sentral, kamar 308

d) Angka juga digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya:
Dan apa saja yang kamu
minta dalam doa dengan
penuh kepercayaan, kamu
akan menerimanya." (Matius
21: 22)

e) Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

1) Bilangan utuh
Misalnya:
Dua Puluh
20
Dua puluh tiga 23
Tiga ratus dua puluh dua 322

2) Bilangan pecahan Misalnya:


3/4
Tiga perempat
Satu persen 1%

10
f) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
- Pada abad XIV.
- Sultan Hamengkubuono ke X.

g) Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an.


Misalnya:
- Uang 3000-an.
- Empat uang 50000-an
h) Lambang bilangan yang dapat dinyatankan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara
berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya:
- Lidya menyaksikan film itu sampai empat kali.
- Diantara 31 anggota yang hadir, 29 orang setuju, 2 orang tidak setuju.

i) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada aawal kalimat.
Misalnya:
- Dua puluh orang tewas dalam
kecelakaan itu.
- Pasangan itu mengundang 300 orang
tamu.

j) Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
- Koperasi itu baru saja mendapat investasi 25 juta
rupiah.
- Mahasiswa Undiksha berjumlah lebih dari 1000
orang.

11
k) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya:
- Sekolah kami mempunyai dua puluh orang
guru.
- Di lemari itu tersimpan 805 buku dan
majalah.

l) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus


tepat.
Misalnya:
- Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 567,80
(Lima ratus Enam puluh Tujuh dan delapan puluh
perseratus rupi

12
C. PENGGUNAAN TANDA BACA

Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu


memperhatikan tanda baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa
tanda baca yang dipakai dalam Bahasa Indonesia yaitu :

1. Tanda baca titik (.)

Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :

a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang


bukan yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.

Contoh : – Saya beragama hindu.

b. Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar atau daftar.

Contoh :– 4.1 Penutup

–Lampiran 2. Calon wisudawan

c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam,


menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.

Contoh :– pukul 20.15.20 (pukul 20 lewat 15 menit 20 detik)

d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftar pustaka.

Contoh : – Andrea, Hirata. 2000. Tek

2. Tanda baca koma (,)

13
Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai
berikut:

a. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu


perincian.

Contoh: Saya membuang kertas bekas, baju lama dan pulpen


rusak

b. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara,


apabila kalimat setara berikutnya diawali kata tetapi atau
melainkan.

Contoh:

– Semua baik, tetapi dia tidak.

–Dia bukan adikku, melainkan pacarku.

3. Tanda baca titik koma (;)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :

a. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis


atau setara.

Contoh: Senja mulai dimakan malam; sinar sang surya yang


kemerah-merahan; deburan ombak di tepi pantai; indah sekali
pemandangan ketika itu.

b. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu


kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

14
Contoh: Pagi itu kami sekeluarga tidak saling berbincang dengan
satu sama lain. Ayah sibuk membaca Koran; ibu memasak sayur;
saya termenung sendirian di belakang rumah.

4. Tanda baca titik dua (:)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut:

a. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan


perincian.

Contoh: Ketua : Anggi Yumika

Sekretaris : Ngurah Gunawan

Bendahara: Satria Dharma

5. Tanda hubung (-)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :

a. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang


di dimulai dengan huruf capital, ke- dengan angka, angka
dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata, dan nama jabatan rangkap.

Contoh: Se-Bali

juara ke-3

tahun 90-an

15
6. Tanda Pisah (–)

Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal


dengan arti “sampai ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca
pisah (–) dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
sebelum dan sesudahnya.

Contoh: 2000–2005

Tanggal 27—29 April 2023

7. Tanda elipsis (…)

Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu


kalimat atau naskah ada bagian yang hilang.

Contoh: Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ...

8. Tanda kurung ((…))

Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Contoh: Dalam UUD (Undang-Undang Dasar) pasal 10.

9. Tanda tanya (?)

Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni


kalimat yang membutuhkan jawaban.

Contoh: Siapa dia yang berbaju merah?

16
10. Tanda seru (!)

Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang


berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Contoh: Letakkan ponselmu!

11. Tanda kurung siku ( [] )

Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat


penjelas yang sudah bertanda kurung.

Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam


Bab II [lihat halaman 67-89])

12. Tanda petik (“…..”)

Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung .

Contoh: Kata Anggi, ”Saya juga berdoa.”

“Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia” (Imran,1998)

13. Tanda petik tunggal (‘…’)

Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan


penjelasan kata atau ungkapan asing.

Contoh: Online Learning ‘belajar daring

17
14. Tanda garis miring (/)

Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat,


nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang tebagi
dalam dua tahun takwim.

Contoh:  - 10/TAP/SIDANG RAKER/I.2/IV/2022

- Jalan Wahyu Graha III/10 Buduk

15. Tanda apostrof (‘)

Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan


untuk menunjukan penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka
tahun.

Contoh: Matahari ‘lah terbit (‘lah = telah)

1 Desember ’90 (’90 = 1990)

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah memahami hal di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
bahasa tidak lepas dari nama sistem ejaan, penulisan kata dan tanda
baca karena ejaan, penulisan kata dan tanda baca saling berhubungan.
Dengan teori belajar ejaan, diharapkan seseorang dapat menerapkan
ejaan sesuai kaidah morfologi, fonologi, semantik, dan sintaksis.
Penulisan kata digunakan untuk membentuk kata atau frasa yang
benar. Sehingga ketika digunakan untuk menulis kata/kalimat, polanya
mengikuti unsur penulisan kata/kalimat tersebut. 

B. SARAN
Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang mengetahui bahwa
bahasa persatuannya yaitu bahasa Indonesia, ketika menggunakan atau
mempelajarinya, kita juga harus memperhatikan beberapa aturan yang
terkandung di dalamnya.  

19
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1987. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang


disempurnaklan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta:
Depdikbud. www.google.com

Khotimah, Titin dkk. 2011. Ejaan, Penulisan Kata, dan Unsur


Serapan. Dikutip dari MAKALAH Ejaan, Penulisan Kata dan Unsur
Serapan. - file.upi.edu. Diakses pada 17 Mei 2023

20

Anda mungkin juga menyukai