Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 2

PEDOMAN EJAAN BAHASA INDONESIA

MATERI
PENULISAN KATA

Dosen Mata Kuliah:


ARUM GATININGSIH, M.Pd.

Disusun Oleh:

PUTRI DIANA ( 2019102020 )


SRI JUARIYAH ( 2019102013 )

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
STKIP MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bismillaahirrohmaanirrohiim
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah
mencurahkan segala nikmat dan karuniaNya sehingga berkat rahmat dan ridhoNya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Penulisan Kata”, untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pedoman Ejaan Bahasa Indoensia.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Arum
Gatiningsih, M.Pd. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.

OKU Timur, 16 Oktober 2020


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .....................................................................................i


KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................2
A. Pengertian Penulisan Kata...................................................................2
B. Metode Umum Penulisan Kata ............................................................2
BAB III PENUTUP ..........................................................................................13
A. Kesimpulan ...........................................................................................13
B. Saran .....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan seharusnya kita
menggunakannya dalam kegiatan sehari–hari. Selain itu menggunakan bahasa
Indonesia harus dengan baik dan benar, bukan dicampur adukkan dengan
bahasa daerah, bahasa asing dan bahasa gaul. Dalam hal ini media
berpengaruh kuat kepada masyarakat dalam berbahasa. Tetapi pada
kenyataannya, media justru menampilkan atau menulis berita yang cenderung
menggunakan bahasa Indonesia dicampur bahasa gaul, bahkan bahasa asing.
Dewasa ini penulisan kata dan pemakaian bahasa Indonesia semakin
hari semakin kacau, dan belum ada lembaga pemerintahan dan masyarakat
yang memberikan perhatian terhadap masalah ini. Apabila penulisan kata dan
penggunaan bahasa Indonesia kian hari terus tergeser oleh bahasa asing atau
bahasa daerah, maka posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan
terlupakan oleh masyarakat Indonesia. Hal seperti itu terjadi karena
masyarakat tidak tahu bagaimana penulisan kata yang tepat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang dapat dibuat
adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari penulisan kata ?
2. Bagaimana tata cara penggunaan penulisan kata secara baik dan benar ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian pengertian penulisan kata
2. Mengetahui tata cara penggunaan penulisan kata secara baik dan benar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penulisan Kata


Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “penulisan” dan “kata”.
Penulisan adalah proses, cara, perbuatan menulis atau menulis, sedangkan kata
adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia:edisi 3).
Dari pengertian perkata diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan
kata adalah proses atau cara menulis yang mepertimbangkan unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran
yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan.

B. Metode Umum Penulisan Kata


Sistem penulisan kata terbagi atas kata dasar, kata berimbuhan, bentuk
ulang, gabungan kata dan pemenggalan kata.
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.Misalnya:
 Kantor pajak penuh sesak.
 Saya pergi ke sekolah.
 Buku itu sangat tebal.
2. Kata Berimbuhan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
 berjalan
 berkelanjutan
 mempermudah
 gemetar
 lukisan
 kemauan
2
 perbaikan
Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -
wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
 sukuisme
 seniman
 kamerawan
 gerejawi
b) Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
 adibusana
 aerodinamika
 antarkota
 antibiotik
 awahama
 bikarbonat
 biokimia
 dekameter
 demoralisasi
 dwiwarna
 ekabahasa
 ekstrakurikuler
 infrastruktur
 inkonvensional
 kontraindikasi
 kosponsor
 mancanegara
 multilateral
 narapidana
 nonkolaborasi
 paripurna
 pascasarjana

3
 pramusaji
 prasejarah
 proaktif
 purnawirawan
 saptakrida
 semiprofesional
 subbagian
 swadaya
 telewicara
 transmigrasi
 tunakarya
 tritunggal
 tansuara
 ultramodern
Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital
atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan
dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
 non-Indonesia
 pan-Afrikanisme
 pro-Barat
 non-ASEAN
 anti-PKI
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama
atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
 Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
 Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama
atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:

4
 Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
 Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya.
Misalnya:
 anak-anak
 biri-biri
 lauk-pauk
 berjalan-jalan
 buku-buku
 cumi-cumi
 mondar-mandir
 mencari-cari
 hati-hati
 kupu-kupu
 ramah-tamah
 terus-menerus
 kuda-kuda
 kura-kura
 sayur-mayur
 porak-poranda
 mata-mata
 ubun-ubun
 serba-serbi
 tunggang-langgang
Catatan: Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Misalnya:
 surat kabar → surat-surat kabar
 kapal barang → kapal-kapal barang
 rak buku → rak-rak buku

5
 kereta api cepat → kereta-kereta api cepat
4. Gabungan Kata
a) Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
 duta besar
 model linear
 kambing hitam
 persegi panjang
 orang tua
 rumah sakit jiwa
 simpang empat
 meja tulis
 mata acara
 cendera mata
b) Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
 anak-istri pejabat (anak dan istri dari pejabat)
 anak istri-pejabat (anak dari istri pejabat)
 ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami)
 ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami)
 buku-sejarah baru (buku sejarah yang baru)
 buku sejarah-baru (buku tentang sejarah baru)
c) Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika
mendapat awalan atau akhiran.
Misalnya:
 bertepuk tangan
 menganak sungai
 garis bawahi
 sebar luaskan

6
d) Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
Misalnya:
 dilipatgandakan
 menggarisbawahi
 menyebarluaskan
 penghancurleburan
 pertanggungjawaban
e) Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya:
 acapkali
 adakalanya
 apalagi
 bagaimana
 barangkali
 beasiswa
 belasungkawa
 bilamana
 bumiputra
 darmabakti
 dukacita
 hulubalang
 kacamata
 kasatmata
 kilometer
 manasuka
 matahari
 olahraga
 padahal
 peribahasa
 perilaku
 puspawarna

7
 radioaktif
 saptamarga
 saputangan
 saripati
 sediakala
 segitiga
 sukacita
 sukarela
 syahbandar
 wiraswata
5. Pemenggalan Kata
a) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
(1) Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
 bu-ah
 ma-in
 ni-at
 sa-at
(2) Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya:
 pan-dai
 au-la
 sau-da-ra
 sur-vei
 am-boi
(3) Jika di tengah kata dasar terdapat huruf
konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf
vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
 ba-pak
 la-wan

8
 de-ngan
 ke-nyang
 mu-ta-khir
 mu-sya-wa-rah
(4) Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.
Misalnya:
 Ap-ril
 cap-lok
 makh-luk
 man-di
 sang-gup
 som-bong
 swas-ta
(5) Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing- masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.
Misalnya:
 ul-tra
 in-fra
 ben-trok
 in-stru-men
Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi
tidak dipenggal.
Misalnya:
 bang-krut
 bang-sa
 ba-nyak
 ikh-las
 kong-res

9
 makh-luk
 masy-hur
 sang-gup
b) Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara
bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
Misalnya:
 ber-jalan
 mem-pertanggungjawabkan
 mem-bantu
 memper-tanggungjawabkan
 di-ambil
 mempertanggung-jawabkan
 ter-bawa
 mempertanggungjawab-kan
 per-buat
 me-rasakan
 makan-an
 merasa-kan
 letak-kan
 per-buatan
 pergi-lah
 perbuat-an
 apa-kah
 ke-kuatan
 kekuat-an
Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami
perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
 me-nu-tup
 me-ma-kai
 me-nya-pu

10
 me-nge-cat
 pe-mi-kir
 pe-no-long
 pe-nga-rang
 pe-nge-tik
 pe-nye-but
(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
 ge-lem-bung
 ge-mu-ruh
 ge-ri-gi
 si-nam-bung
 te-lun-juk
(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di
awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
 Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ....
 Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil makanan
itu.
c) Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu
unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya
dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal
seperti pada kata dasar.
Misalnya:
 biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi
 biodata, bio-data, bi-o-da-ta
 fotografi, foto-grafi, fo-to-gra-fi
 fotokopi, foto-kopi, fo-to-ko-pi
 introspeksi, intro-speksi, in-tro-spek-si
 introjeksi, intro-jeksi, in-tro-jek-si
 kilogram, kilo-gram, ki-lo-gram
 kilometer, kilo-meter, ki-lo-me-ter

11
 pascapanen, pasca-panen, pas-ca-pa-nen
 pascasarjana, pasca-sarjana, pas-ca-sar-ja-na
d) Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
 Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
 Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.
e) Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih
tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar
R.Ng. Rangga Warsita.
Catatan: Penulisan berikut dihindari.
 Ia bekerja di DLL-AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R. Ng. Rangga
Warsita.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penulisan kata adalah proses atau cara menulis yang mepertimbangkan
unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan
yang disempurnakan.
2. Sistem penulisan kata terbagi atas kata dasar, kata berimbuhan, bentuk
ulang, gabungan kata dan pemenggalan kata.

B. Saran
Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat
bahasa dan balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata
bahasa. Maka pembelajaran bahasa disetiap sekolah-sekolah pada setiap
jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu memelihara
kesucian dan keaslian bahasa, agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya
bahasa asing.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ramli, Lili. 2011. “Bahasa Indonesia Resensi Buku”http://liliramli.guru-


indonesia.net/artikel_detail-30652.html. Diakses 5 Maret 2016.

Andhika. 2010. “Kata majemuk dan kata ulang dalam bahasa indonesia yang
benar”http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-dan-contoh-kata-dasar-
turunan-majemuk-dan-kata-ulang.html. Diakses 5 Maret 2016.

Suhermanuhim. 2012. “Kata Majemuk dan Contohnya”http://suhermanuhim.


blogspot.co.id. Diakses 6 Maret 2016.

Yogi, fikri. 2008. “Pengertian Morfem | Kumpulan Artikel Materi


Perkuliahan” http://fikriyogi.wordpress.com. Diakses 6 Maret 2016

14

Anda mungkin juga menyukai