Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENERAPAN KAIDAH BAHASA INDONESIA (IMBUHAN DAN


PENGHUBUNG)

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA


INDONESIA

Dosen Pengampu : Indani Damayanti, M.Pd.

Disusun Oleh:
 M.Sohibul Migfar
 M Ibnu Rinaldi
 Faizzatul Millah
 Nurul Fuji Aripah
 Muhammad Adnan
 Devita Soraya
 Siti Khasanah

PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW beserta keluarganya,
para sahabatnya, serta kita semua para penganut ajarannya hingga akhir zaman.

Makalah yang berjudul PENERAPAN KAIDAH BAHASA INDONESIA


(IMBUHAN DAN PENGHUBUNG), penulis menyusun Makalah ini sebagai salah
satu tugas mata kuliah BAHASA INDONESIA dalam jurusan Ekonomi di
sekolah tinggi Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon yang saat ini penulis
jalani.

Makalah ini menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Kaidah Bahasa
Indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, baik itu dosen
pembimbing selaku penilai makalah, mahasiswa sebagai pembahasan dalam mata
kuliah, ataupun bagi masyarakat umum.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi


dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat kami harapkan demi menyempurnaan makalah kami dimasa yang akan datang.

Cirebon,27 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

BAB 1 ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3

A. Pengertian Imbuhan (Afiksasi) ......................................................................................... 3

B. Fungsi Imbuhan ................................................................................................................ 3

C. Jenis-Jenis Imbuhan (Afiksasi) .......................................................................................... 4

D. Pengertian Kata Hubung (Konjungsi)................................................................................ 5

E. Jenis-Jenis Konjungsi (Kata Hubung) ................................................................................. 5

BAB III ....................................................................................................................................... 8

PENUTUP .................................................................................................................................. 8

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan. Pada zaman era globalisasi
dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif
untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan
sosial secara baik dan benar. Sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,
bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat.
Dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat
dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan
satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut
di gunakan. Dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya
selalu memperhatikan rambu-rambu ketatabahasaan Indonesia yang baik dan
benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur
etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di pahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya
diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat
sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara
baik dan benar.
Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan
untuk dapat digunakan di dalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah
makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain,
yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan
mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya
didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata
dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan
imbuhan lain.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan
dan diungkapkan dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan imbuhan?
2. Apa fungsi dari imbuhan dalam bahasa Indonesia?
3. Apakah jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan kata hubung?
5. Apakah jenis-jenis kata hubung dalam bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah


untuk studi kasus ini adalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari imbuhan


2. Untuk mengetahui fungsi imbuhan dalam bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui pengertian dari kata hubung
5. Untuk mengetahui jenis-jenis kata hubung dalam bahasa Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Imbuhan (Afiksasi)

Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan


(afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah satuan bahasa yang digunakan dalam bentuk
dasar untuk menghasilkan suatu kata. Hasil dari proses pengimbuhan itulah yang
kemudian membentuk kata baru yang disebut kata berimbuhan. Imbuhan dalam
bahasa Indonesia jumlahnya bermacam-macam.

B. Fungsi Imbuhan

Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya,


setelah diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
batu (benda) : membatu (sifat)
indah (sifat) :seindah-indahnya (keterangan)
mandi (kerja) :pemandian (benda)

Fungsi imbuhan adalah:


Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-
an, pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan.
Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-
i. Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari,
menaiki.
Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi,
duniawi, ilmiah, agamis
Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan
kedua.
Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya,
habis-habisan, seindah-indahnya, dll.

3
C. Jenis-Jenis Imbuhan (Afiksasi)

Secara garis besar imbuhan tersebut dibagi ke dalam empat jenis, yakni prefiks,
infiks, sufiks, dan konfiks.

1). Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk dasar.

Contoh:
me(N)- → membaca, menulis, menyapa
ber- → berjalan, berbicara, bermalam

di- → dibaca, ditulis, disapa

ter- → terbawa, termakan, terindak


pe(N)- → penjual, pembeli, penulis

per- → peranak, peristri


se- → sekelas, setara, secangkir
ke- → kepada, kekasih, kedua
maha- → mahakuasa, mahaagung, mahakuasa

2). Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang diikatkan di tengah bentuk dasar.

Contoh:
-el-, → geletar, telunjuk
-em- → gemetar
-er- → gemertak, seruling, gerigi

3). Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang diikatkan di belakang bentuk dasar.

Contoh:
-kan → tanamkan, bacakan, lembarkan
-an → tulisan, bacan, lemparan
-i → akhiri, jajaki, tulisi
-nya → agaknya, rupanya
-wan → rupawan, hartawan, ilmuwan

4).Konfiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan-belakang bentuk dasar secara


bersamaan.

Contoh:
ke-an → keamanan, kesatuan, kebetulan
pe(N)-an → penanaman, pemahaman, penyesuaian
per-an → perusahaan, persawahan, pertokoan
ber-an → berhamburan, bersamaan, bersalaman

se-nya → selama-lamanya, sejauh-jauhnya

4
D. Pengertian Kata Hubung (Konjungsi)

Konjungsi (kata hubung) merupakan kata atau ungkapan yang berfungsi


sebagai penghubung antarkata, antarklausa, atau antarkalimat. Penggunaan
konjungsi dalam sebuah kalimat atau paragraf berfungsi agar susunan kata atau
kalimat memiliki koherensi (keterkaitan).

Selain itu, konjungsi juga didefinisikan sebagai kata tugas yang


menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, misalnya kata dengan kata,
frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa, demikian dikutip dari buku Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (1998) terbitan Balai Pustaka.

E. Jenis-Jenis Konjungsi (Kata Hubung)

1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah kata hubung yang digunakan untuk


menggabungkan dua klausa yang berkedudukan setara. Konjungsi koordinatif
menghasilkan kalimat majemuk setara. Konjungsi yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain:

Dan,Dari,Serta,Melainkan,Padahal,Sedangkan,Atau, Tetapi

Contoh kalimat: Kami berencana untuk datang ke panti asuhan dan mencari anak
angkat.

2. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif merupakan kata penghubung untuk menggabungkan dua


klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Konjungsi subordinatif
menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Kata hubung yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain:

Sesudah, sehabis, sejak, ketika, tatkala, sementara, sambil, dan seraya (hubungan
waktu).

Jika, jikalau, asalkan, bila, manakala (hubungan syarat).

Andaikan, seandainya, seumpama (hubungan pengandaian).

Agar, biar, supaya (hubungan tujuan).

Biarpun, meskipun, sekalipun, kendatipun, sungguhpun (hubungan konsesif).

5
Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (hubungan
pemiripan).

Sehingga, sampai-sampai, makanya (hubungan penyebaban).

Bahwa (hubungan penjelasan).

Dengan (hubungan cara).

Contoh kalimat: Pandemi akan teratasi asalkan vaksinasi telah selesai dilakukan.

3. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif merupakan kata penghubung yang menghubungkan dua


kata, frasa, atau klausa, di mana kedua unsur tersebut memiliki fungsi sintaksis
yang sama (sama-sama subjek, misalnya). Konjungsi yang masuk dalam
kelompok ini antara lain:

Tidak hanya... tetapi juga...,

Tidak hanya..., bahkan...,

Bukannya... melainkan...,

Makin..., makin, ...,

Jangankan... pun... .

Contoh kalimat: Si jago merah tidak hanya melahap rumah penduduk, tetapi juga
sebuah sekolah di dekatnya.

4. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi juga dibagi dalam kelompok berdasarkan satuan bahasa tempat


konjungsi digunakan. Konjungsi untuk menggabungkan dua kalimat berbeda
dengan konjungsi untuk menggabungkan dua paragraf. Kata hubung yang
termasuk dalam kelompok konjungsi antarkalimat antara lain:

biarpun begitu,sekalipun demikian,lagi pula,akan tetapi,namun,kecuali itu,oleh


karena itu,oleh sebab itu,

sebelum itu.

kalimat: Bapak meninggal semalam. Sebelum itu, ibu terlebih dahulu meninggal.

5. Konjungsi Antarparagraf

Konjungsi antarparagraf dapat pula dibedakan berdasarkan fungsinya. Kata


hubung antarparagraf yang termasuk kelompok ini antara lain:

6
Kata penghubung yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang sudah
disebutkan sebelumnya (di samping itu, demikian juga, tambahan lagi).
Kata penghubung menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah
disebutkan sebelumnya (bagaimanapun juga, sebaliknya, namun).
Kata penghubung yang menyatakan perbandingan (sebagaimana, sama halnya).
Kata penghubung yang menyatakan akibat atau hasil (oleh karena itu, jadi
akibatnya).
Kata penghubung yang menyatakan tujuan (untuk itulah, untuk maksud itu).
Kata penghubung yang menyatakan intensifikasi (ringkasnya, pada intinya).
Kata penghubung yang menyatakan waktu (kemudian, sementara itu).
Kata penghubung yang menyatakan tempat (di sinilah, berdampingan dengan).

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah:


1. Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata -
entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan dari antara tiga itu -
untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata
yang pertama.
2. Fungsi imbuhan, yaitu: membentuk kata benda, kata kerja, kata sifat
dan kata bilangan.
3. Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah : sufiks (akhiran)
prefiks (awalan) Infiks (sisipan), dan kunfiks (imbuhan gabung).
4. Konjungsi (kata hubung) merupakan kata atau ungkapan yang berfungsi
sebagai penghubung antarkata, antarklausa, atau antarkalimat.
5. Konjungsi (kata hubung) yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :
Konjungsi Koordinatif, Konjungsi Subordinatif, Konjungsi Korelatif,
Konjungsi Antarkalimat Dan Konjungsi Antarparagraf

8
DAFTAR PUSTAKA

Chaer,Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka


cipta Haryatmo, Sri. Buku Panduan Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Universitas
Negeri

Yogyakarta : 2009.
Kusn, Santoso. 2010. Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis
Praktis Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugono Dendi.1991. Bahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: PT. Priastu.

Anda mungkin juga menyukai