Disusun Oleh:
M.Sohibul Migfar
M Ibnu Rinaldi
Faizzatul Millah
Nurul Fuji Aripah
Muhammad Adnan
Devita Soraya
Siti Khasanah
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW beserta keluarganya,
para sahabatnya, serta kita semua para penganut ajarannya hingga akhir zaman.
Makalah ini menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Kaidah Bahasa
Indonesia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, baik itu dosen
pembimbing selaku penilai makalah, mahasiswa sebagai pembahasan dalam mata
kuliah, ataupun bagi masyarakat umum.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3
PENUTUP .................................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan. Pada zaman era globalisasi
dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif
untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan
sosial secara baik dan benar. Sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,
bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat.
Dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat
dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan
satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut
di gunakan. Dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya
selalu memperhatikan rambu-rambu ketatabahasaan Indonesia yang baik dan
benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur
etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di
sampaikan dan di pahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya
diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat
sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara
baik dan benar.
Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan
untuk dapat digunakan di dalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah
makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain,
yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya. Imbuhan
mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya
didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata
dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan
imbuhan lain.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan
dan diungkapkan dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan imbuhan?
2. Apa fungsi dari imbuhan dalam bahasa Indonesia?
3. Apakah jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan kata hubung?
5. Apakah jenis-jenis kata hubung dalam bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Fungsi Imbuhan
3
C. Jenis-Jenis Imbuhan (Afiksasi)
Secara garis besar imbuhan tersebut dibagi ke dalam empat jenis, yakni prefiks,
infiks, sufiks, dan konfiks.
1). Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk dasar.
Contoh:
me(N)- → membaca, menulis, menyapa
ber- → berjalan, berbicara, bermalam
2). Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang diikatkan di tengah bentuk dasar.
Contoh:
-el-, → geletar, telunjuk
-em- → gemetar
-er- → gemertak, seruling, gerigi
3). Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang diikatkan di belakang bentuk dasar.
Contoh:
-kan → tanamkan, bacakan, lembarkan
-an → tulisan, bacan, lemparan
-i → akhiri, jajaki, tulisi
-nya → agaknya, rupanya
-wan → rupawan, hartawan, ilmuwan
Contoh:
ke-an → keamanan, kesatuan, kebetulan
pe(N)-an → penanaman, pemahaman, penyesuaian
per-an → perusahaan, persawahan, pertokoan
ber-an → berhamburan, bersamaan, bersalaman
4
D. Pengertian Kata Hubung (Konjungsi)
1. Konjungsi Koordinatif
Dan,Dari,Serta,Melainkan,Padahal,Sedangkan,Atau, Tetapi
Contoh kalimat: Kami berencana untuk datang ke panti asuhan dan mencari anak
angkat.
2. Konjungsi Subordinatif
Sesudah, sehabis, sejak, ketika, tatkala, sementara, sambil, dan seraya (hubungan
waktu).
5
Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (hubungan
pemiripan).
Contoh kalimat: Pandemi akan teratasi asalkan vaksinasi telah selesai dilakukan.
3. Konjungsi Korelatif
Bukannya... melainkan...,
Jangankan... pun... .
Contoh kalimat: Si jago merah tidak hanya melahap rumah penduduk, tetapi juga
sebuah sekolah di dekatnya.
4. Konjungsi Antarkalimat
sebelum itu.
kalimat: Bapak meninggal semalam. Sebelum itu, ibu terlebih dahulu meninggal.
5. Konjungsi Antarparagraf
6
Kata penghubung yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang sudah
disebutkan sebelumnya (di samping itu, demikian juga, tambahan lagi).
Kata penghubung menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah
disebutkan sebelumnya (bagaimanapun juga, sebaliknya, namun).
Kata penghubung yang menyatakan perbandingan (sebagaimana, sama halnya).
Kata penghubung yang menyatakan akibat atau hasil (oleh karena itu, jadi
akibatnya).
Kata penghubung yang menyatakan tujuan (untuk itulah, untuk maksud itu).
Kata penghubung yang menyatakan intensifikasi (ringkasnya, pada intinya).
Kata penghubung yang menyatakan waktu (kemudian, sementara itu).
Kata penghubung yang menyatakan tempat (di sinilah, berdampingan dengan).
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta : 2009.
Kusn, Santoso. 2010. Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis
Praktis Bahasa Baku. Jakarta: Rineka Cipta.