Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH BAHASA INDONESIA

BAHASA DAN PENGGUNAANNYA

DAN

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu : Lina Marliana Dewi, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Fananna Firdausi S.I (31122022)


2. Keisha Sabrina Maharani (31122007)
3. Mega Ayu Adelia P (31122042)
4. Meylani Salsabila Putri (31122005)
5. Muhamad Haidar Ali (31122046)
6. Phipit Marsela (31122052)
7. William Chesar Krishananto (31122081)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SERANG RAYA

TAHUN AKADEMIK 2022 – 2023


KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Lina Marliana Dewi M. Pd
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyusun makalah ini yang berjudul “Pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD), dan Tata Kalimat”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Bahasa dan Penggunaanya, dan Perkembangan Bahasa Indonesia
bagi pembaca dan juga penulis.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari tata
bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari
teman-teman demi perbaikan makalah ini.

Serang, 3 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................

LATAR BELAKANG.........................................................................

RUMUSAN MASALAH.....................................................................

TUJUAN PENULISAN.......................................................................

BAB 2 PEBAHASAN........................................................................................

PEDOMAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN..........................

PEMENGGALAN KATA..................................................................

PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING..........

AKRONIM...........................................................................................

MACAM-MACAM AKRONIM........................................................

PERBEDAAN AKRONIM.................................................................

PENULISAN UNSUR SERAPAN.....................................................

PEMAKAIAN TANDA BACA..........................................................

TATA KALIMAT...............................................................................

HAKIKAT KALIMAT.......................................................................

UNSUR-UNSUR PEMBENTUKAN KALIMAT.............................

STRUKTUR KALIMAT....................................................................

JENIS-JENIS KALIMAT..................................................................

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................

KESIMPULAN....................................................................................

SARAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari menggunakan kata-kata yang salah
atau tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Ejaan yang salah dalam kehidupan
sehari-hari sebenarnya sah-sah saja, tetapi bagi guru dan dosen hal itu tidak diperbolehkan.
Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya
tulis ilmiah. Ejaan bahan baku adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan yang tidak baku
adalah ejaan yang salah.

Ejaan yang disempurnakan adalah tata Bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan Bahasa Indonesia dalam tulisan. Penulisan karya ilmiah perlu adanya
aturan tata Bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya
tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang sangat mendetail. Singkatnya EYD digunakan
untuk menggunakan tulisan dengan cara yang baik dan benar, setelah menguasai EYD
barulah seseorang bisa membuat sebuah kalimat. Semua orang bisa membuat kalimat, tetapi
tidak semua orang bisa membuat kalimat yang efektif.

Masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi,
yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara
dan mendengarkan ( menyimak ), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan
kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung.

Tujuan manusia berkomunikasi lewat Bahasa adalah agar saling memahami antara
pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca. Dalam berkomunikasi, kata-kata
disatu-padukan dalam suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis
yang ada dalam suatu Bahasa. Dalam hal ini, pemilihan kata yang tepat menjadi salah satu
faktor penentu dalam berkomunikasi.

Pemilihan kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-
menulis maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan kata berhubungan erat
dengan kaidah sinteksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah mengarang.
Kaidah-kaidah ini saling mendukung sehingga tulisan atau apa yang kita bicarakan menjaddi
lebih berbobot dan bernilai serat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Rumusan Masalah
1. Apa itu pemakaian huruf?
2. Bagaimana cara pemakaian huruf kapital dan huruf miring?
3. Apa saja singkatan dan akronim?
4. Apa saja unsur serapan?
5. Apa saja tanda baca yang di gunakan?
6. Apa itu hakikat kalimat?
7. Apa itu unsur pembentuk kalimat?
8. Meliputi apa saja strurktur kalimat?
9. Mengetahui jenis-jenis kalimat?

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pemakaian huruf.
2. Mengetahui cara pemakaian huruf kapital dan huruf miring.
3. Mengetahui singkatan dan akronim.
4. Mengetahui unsur serapan.
5. Mengetahui tanda baca yang di gunakan.
6. Mengetahui apa itu hakikat kalimat.
7. Mengetahui unsur pembentuk kalimat.
8. Mengetahui apa saja strurktur kalimat.
9. Mengetahui jenis-jenis kalimat.
BAB II

PEMBAHASAN

Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

a. Pemakaian Huruf
b. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
c. Singkatan dan Akronim
d. Penulisan Unsur Serapan
e. Pemakaian Tanda Baca (Tanda Titik, Koma, Titik Dua, Hubung, Pisah, Elipsis, Tanya,
Seru, Kurung, Kurung Siku, dan Tanda Petik)

Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) adalah pedoman resmi yang dapat
dipergunakan oleh instansi pemerintah dan swasta serta masyarakat dalam penggunaan
bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Pemakaian Huruf

Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama
huruf disertakan di sebelahnya.

Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u.
Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan
keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.
Kami menonoton film seri (séri),
Pertandingan itu berakhir seri.

Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Huruf diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Gabungan Huruf
Konsonan Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.

Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua
huruf vokal itu.

b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua
buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.

c. Jikan di tengah ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara
kedua huruf konsonan itu. gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.

d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

Pemakaian huruf kapital


Huruf kapital merupakan huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar
daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam
kalimat, huruf pertama nama diri seperti A, B, C: Huruf Besar.

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.

Misalnya:

 Apa maksudnya?
 Tolong ambilkan buku itu!
 Kita harus bekerja keras.
 Pekerjaan itu akan selesai dalam 1 jam.

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Misalnya:

 Amir Hamzah
 Dewi Sartika
 André-Marie Ampère
 James Watt
 Mujair
 Rudolf Diesel
 Bapak Koperasi
 Jenderal Kancil

Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:

 5 ampere
 15 watt
 ikan mujair
 mesin diesel

Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan rumus.

Misalnya:

 teori Darwin
 hukum Archimedes
 rumus Phytagoras

Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Misalnya:

 Ibu berpesan, "Berhati-hatilah, Nak!"


 "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
 "Besok pagi," kata Rino, "mereka akan berangkat."

Pemakaian huruf miring

digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan yang berasal dari bahasa asing dan bahasa
daerah.

Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara
televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk
dalam daftar pustaka.

Misalnya:

 Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.


 Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
 Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi Kelima. Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
 Acara Bulan Bahasa dimuat di kabarbahasa.com.
 Sinetron Keluarga Cemara sudah ditayangkan sebanyak belasan episode.
 Film Habibie dan Ainun diangkat dari kisah nyata.
 Menteri Pendidikan meluncurkan album Simfoni Merdeka Belajar.
 Siniar Celetuk Bahasa mengangkat tema kebahasaan.
 Lakon Petruk Jadi Raja dipentaskan semalam suntuk.

Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat.

Misalnya:

 Huruf terakhir kata abad adalah d.


 Imbuhan ber- pada kata berjasa bermakna 'memiliki'.
 Dalam bab ini tidak dibahas penggunaan tanda baca.
 Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan!

Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.

Misalnya:

 Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar tidak malapeh awo.
 Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
 Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
 Ungkapan tut wuri handayani merupakan semboyan pendidikan.
 Istilah men sana in corpore sano sering digunakan dalam bidang olahraga.

Singkatan dan Akronim

Singkatan

Singkatan adalah kependekan atau gabungan huruf. Sedangkan akronim adalah kependekan


huruf yang terdiri atas beberapa unsur. Dalam penggunaannya, akronim berfungsi sebagai
penyingkat nama lembaga atau organisasi. Akronim bisa ditulis dengan huruf kapital atau
huruf biasa, tergantung konteks kata yang akan digunakan.

Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:

KTP kartu tanda penduduk

KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

PT perseroan terbatas
SD sekolah dasar

UI Universitas Indonesia

WHO World Health Organization

BIG Badan Informasi Geospasial

BIN Badan Intelijen Negara

LAN Lembaga Administrasi Negara

MAN madrasah aliah negeri

NIP nomor induk pegawai

PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

PAUD pendidikan anak usia dini

SIM surat izin mengemudi

Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen atau surat-
menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf.

Misalnya:

a.n. atas nama

d.a. dengan alamat

s.d. sampai dengan

u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian

Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen atau
surat-menyurat diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:

dkk. dan kawan-kawan

dll. dan lain-lain

dsb. dan sebagainya

dst. dan seterusnya

hlm. halaman

sda. sama dengan di atas

ttd. tertanda

ybs. yang bersangkutan

ingkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.

Misalnya:

kVA kilovolt-
ampere

km kilometer

kg kilogram
l liter

Cu kuprum

Rp rupiah

Akronim

Akronim adalah kependekan yg berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain
yg ditulis dan dilafalkan sbg kata yg wajar (msl mayjen mayor jenderal, rudal peluru
kendali, dan sidak inspeksi mendadak).
Berikut adalah contoh-contoh lain akronim: 
 ABRI: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
 Antam: Aneka Tambang
 Bapeten: Badan Pengawas Tenaga Nuklir
 Capres: Calon Presiden
 Cagub: Calon Gubernur
 Capil: Catatan Sipil
 Diknas: Pendidikan Nasional
 ekuin: ekonomi, keuangan, dan industri
 ebtanas: evaluasi belajar tahap akhir nasional.
 FISIP: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
 Gaikindo: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
 Gapeknas: Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional
 Hipmi: Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
 HAM: hak asasi manusia

Macam-Macam Akronim   
Akronim terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 
 Akronim Gabungan Huruf
Akronim gabungan huruf adalah akronim yang disusun dari huruf depan dari suatu kata.
Aturan dari akronim jenis ini adalah seluruh hurufnya ditulis kapital. 

Contoh akronim gabungan huruf: Badan Intelijen Negara (BIN), Lembaga Administrasi
Negara (LAN), PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
 Akronim Suku Kata
Akronim suku kata adalah penyingkatan dengan cara menggabungkan beberapa suku kata.
Aturan penulisan akronim suku kata adalah dengan menggunakan huruf kecil di depannya.

Contoh: tim nasional (timnas), pemilihan umum (pemilu), pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas)
Selain itu,akronim suku kata biasa dipakai untuk menyingkat nama daerah. Namun untuk
nama daerah aturannya adalah tetap huruf depannya huruf besar. 

Contoh: Jawa Tengah (Jateng), Sumatera Selatan (Sumsel).


 Akronim Campuran
Akronim campuran adalah penyingkatan yang dilakukan dengan menggabungkan huruf, suku
kata, atau keduanya. Aturan penulisan akronim campuran ini bersifat lebih fleksibel dimana
kata yang disingkat tidak harus dari kata depan, tetapi unsur di dalam suatu kata yang ada.
Selain itu, penulisan juga ditulis menggunakan huruf besar.
 
Contoh: Badan urusan logistik (Bulog), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Kerja sama Indonesia dan Jepang (Kijang), Kabid (Kepala Bidang).

Perbedaan Singkatan dan Akronim

Mungkin banyak yang mengira bahwa singkatan biasa sama dengan akronim, padahal
sebenarnya antara singkatan dengan akronim dapat dilihat perbedaannya. 

Perbedaan singkatan dan akronim adalah singkatan biasanya hanya menyingkat huruf depan
yang ada di dalam suatu kata, sehingga terkadang singkatan itu tidak bisa dilafalkan atau
dilafalkannya perhuruf saja. Sedangkan akronim meskipun disingkat kata hasil penyingkatan
itu tetap dapat dilafalkan seperti istilah baru. 

Namun singkatan yang dapat dilafalkan seperti kata baru termasuk ke dalam akronim. 
Contoh singkatan misalnya adalah Komisi Pemberantasan Korupsi yang disingkat menjadi
KPK, Kentucky Fried Chicken yang disingkat menjadi KFC. 

Penulisan Unsur Serapan

Kaidah-kaidah Penulisan Kata Serapan


Maksudnya adalah unsur asing tersebut dalam pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing.
Ciri-ciri Kata Serapan
Ada beberapa ciri-ciri yang menjadi fundamental dalam kata serapan. Apa ciri-ciri kata
serapan, yuk cari tahu di bawah ini:

Kata-katanya serapan dari bahasa asing (walaupun ada yang dari bahasa nusantara)
Tidak memiliki istilah lawan kata (antonim) atau persamaan kata (sinonim)
Memiliki konotasi yang utuh atau tunggal
Makna dari sebuah kata serapan tidak akan berubah

Contoh Kata Serapan


Dalam buku Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia yang terbit tahun 1995, ada enam
kategorisasi kata serapan menurut asal sumbernya. Kira-kira apa saja?

Serapan dari Bahasa Arab


Aba = ayah atau bapak
Amanah = dapat dipercaya
Dai = pendakwah
Gamis = pakaian
Guyub = rahasia
Hafal = dapat diucapkan di luar kepala

Serapan dari Bahasa Belanda


Abnormal = tidak normal
Adopsi = pengangkatan anak
Aksi = tindakan
Alinea = bagian dari naskah
Bagasi = barang-barang muatan
Duit = uang

Serapan dari Bahasa Latin


Abdomen = perut
Alumni = lulusan dari perguruan tinggi
Bilateral = hubungan antara negara
De facto = menurut kenyataan
Fauna = dunia hewan
Nominal = menurut yang tercatat

Serapan dari Bahasa Portugis


Algojo = orang bengis dan kejam
Beranda = bilik
Jendela = lubang angin
Katolik = nama agama
Kereta = jenis kendaraan
Mandor = pengawas
Serapan dari Bahasa Sansekerta
Acara = program
Agama = kepercayaan
Api = panas dan cahaya dari benda yang terbakar
Dara = gadis
Dirgahayu = berumur panjang
Gembira = bahagia

Pemakaian Tanda Baca (Tanda Titik, Koma, Titik Dua, Hubung, Pisah,
Elipsis, Tanya, Seru, Kurung, Kurung Siku, dan Tanda Petik)

Tanda baca adalah simbol yang nggak ada hubungannya sama suara, kata, atau frasa dalam
suatu bahasa. Tanda baca itu sendiri berperan menunjukkan sebuah struktur tulisan, intonasi,
dan jeda pada saat pembacaan.

Titik
Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.

Misalnya:

 Mereka duduk di sana.


 Dia akan datang pada pertemuan itu.

Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah.

Misalnya:

 Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.


 Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
 Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.

Titik, Koma
Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan,
dalam kalimat majemuk pertentangan.

Misalnya:

 Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.


 Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
 Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.

Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.

Misalnya:

 Kalau diundang, saya akan datang.


 Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
 Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

Titik Dua
Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang langsung diikuti perincian
atau penjelasan.

Misalnya:

 Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.


 Saya akan membeli alat tulis kantor: kertas, tinta, spidol, dan pensil.

Tanda titik dua dapat digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya:

 pukul 01:35:20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
 01:35:20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
 00:20:30 jam (20 menit, 30 detik)
 00:00:30 jam (30 detik)

Hubung
Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur bentuk ulang.

Misalnya:

 anai-anai
 anak-anak
 berulang-ulang
 kemerah-merahan
 mengorek-ngorek

Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.

Misalnya:

 ber-evolusi
 meng-urus (merawat; memelihara; mengatur)
 dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
 ²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
 mesin hitung-tangan (mesin untuk menghitung tangan)

Pisah
Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
utama kalimat.

Misalnya:
 Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
 Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan, tahun), atau tempat yang
berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

Misalnya:

 Tahun 2019—2022
 Tanggal 5—10 April 2022
 Senin—Jumat
 Jakarta—Bandung

Elipsis
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada
bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.

Misalnya:

 Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.


 Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan
bahwa bahasa negara ialah ...
 ..., lain lubuk lain ikannya.

Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda panjang dalam tuturan yang dituliskan.

Misalnya:

 Maju ... jalan!


 Kamera ... siap!
 Satu, dua, ... tiga!

Tanya
Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

 Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?


 Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?
Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
diragukan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya:

 Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).


 Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

Seru
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan kekaguman,
kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau perintah.

Misalnya:

 Alangkah indahnya Taman Laut Bunaken!


 Saya tidak melakukannya!
 Merdeka!
 Hai!
 Bayarlah pajak tepat waktu

Kurung
Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti singkatan atau padanan
kata asing.

Misalnya:

 Bahasa Indonesia mempunyai tes standar yang disebut Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia (UKBI).
 Banyak pemengaruh (influencer) yang mendapat apresiasi karena konten yang
membangun.

Kurung siku
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

Misalnya:

 Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.


 Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.
 Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara khidmat.
Tanda Petik
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya:

 "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya.


 "Kerjakan tugas ini sekarang," perintah atasannya, "karena besok akan dibahas dalam
rapat!"
 Menurut Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan."

Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.

Misalnya:

 "Peladen" komputer ini sudah tidak berfungsi.


 Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!

TATA KALIMAT
A. Hakikat Kalimat (pengertian)
Kalimat ialah satuan Bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan Bahasa
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras, lembut,
disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan
berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan:
 Tanda titik(.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif
 Tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan
 Tanda seru(!) untuk menyatakan kalimat perintah

B. Unsur-unsur pembentuk kalimat


 Kata
Kata adalah sebuah unsur Bahasa yang diungkapkan dari perwujudan
buah pikiran dan perasaan, sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi.
Kata didefinisikan juga sebagai sebuah elemen Bahasa yang berasal dari
rangkaian huruf sehingga mampu menciptakan arti tertentu. Rangkaian huruf
yang membentuk kata tersebut juga harus dapat berfungsi sebagai pembentuk
frasa, kalimat dan klausa.
Contoh:
- Belajar = dibentuk oleh satu satuan kata
- Anton belajar = dibentuk oleh dua satuan kata
 Frase
Frase adalah kelompok kata (satuan gramatikal) yang tidak melebihi
batas fungsi kalimat. Walaupun merupakan kelompok kata, frase tidak
mengandung fungsi subjek dan predikat serta fungsi-fungsi lainnya (objek,
pelengkap dan keterangan). Contoh:
Kalimat: Aleks sedang menimbang sampel pakan di laboratorium kimia pakan.
Kalimat di atas dapat dibagi menjadi beberapa frase dan fungsinya dalam
kalimat seperti pada Tabel berikut.
Frase Fungsi frase dalam kalimat
Aleks Fungsi subjek dalam kalimat, bukan frase
karena hanya terdiri atas satu kata
sedang menimbang Fungsi predikat
sampel makan Fungsi objek
di laboratorium kimia pakan Fungsi keterangan

Selain pengertian seperti tersebut di atas, frase dapat juga didefinisikan


sebagai kelompok kata yang unsur-unsurnya masih mempertahankan makna
aslinya. Definisi ini digunakan untuk membedakan frase dengan kata
majemuk. Unsur-unsur pembentuk frase tidak membentuk makna baru
sebagaimana halnya kata majemuk. Contoh:

Kata majemuk Frase


Pisang goreng Goreng pisang
Panjang tangan Tangan panjang
Besar kepala Kepala besar
 Klausa
Klausa, seperti frase, merupakan kelompok kata. Akan tetapi, klausa
merupakan kelompok kata yang memiliki konstruksi sintaksis yang mengandung
unsur subjek dan predikasi,sedangkan frase tidak. Perbedaan lainnya antara klausa
dan frase adalah:
- Klausa tidak berintonasi akhir dan tidak bertanda baca
- Kalimat berintonasi akhir, bertanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru
Contoh:

Klausa kalimat
Ia datang Ia datang.
Ketika ia pergi Ia pergi?
 Intonasi
Intonasi adalah tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan
penekanan
pada kata-kata tertentu di dalam suatu kalimat.
Intonasi merupakan dinamika nada yang diucapkan pada setiap kata
pada sebuah kalimat entah itu panjang atau pendek yang memiliki nada tinggi
atau rendah dan berfungsi untuk memberikan penekanan pada setiap kata-kata
yang diucapkan.
 Jeda
Jeda disamakan dengan persendian. Di sini, hentian bunyi dalam suatu
arus ujaran menjadi titik berat. Sendi yang bersifat dalam (internal juncture)
membatasi silabel dalam sebuah kata. Kata mobil, misalnya, jedanya dapat
digambarkan menjadi [mo+bil].
 Nada
Tinggi atau rendahnya bunyi. Nada yang tinggi akan berkaitan dengan
frekuensi getaran yang tinggi, sedangkan nada yang rendah berkaitan dengan
frekuensi getaran yang rendah. Nada sangatlah penting dalam bahasa-bahasa
tona, seperti bahasa Thai dan Vietnam. Nada mampu mengubah makna pada
tataran fonemis. Namun, dalam bahasa Indonesia, nada lagi-lagi bekerja secara
sintaksis.
 Tempo kalimat
Tempo kalimat ialah cepat atau lambatnya pengucapan suatu bagian
kalimat. Fungsinya hampir sama dengan nada, yakni untuk mementingkan
suatu bagian kalimat.
Contoh:

Nama saya A-d-a-m

Kata adam diucapkan lebih lambat dengan maksud untuk


menimbulkan kejelasan bagi pendengarnya.

C. Struktur kalimat
a. Subjek (pelaku)
Merupakan pelaku dari suatu Tindakan dan biasanya merupakan
jawaban atas pertanyaan apa dan siapa. Subjek pada umumnya berupa kata
benda seperti nama orang, Binatang, tumbuhan dan hewan.
Contoh:
- Ibu memotong buah-buahan.
- Anak itu sedang makan pepaya.
- Gadis itu adalah adik Nino.

b. Predikat (Tindakan)
Merupakan kata yang menuju kepada suatu Tindakan oleh subjek dan
biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.
Predikat pada umumnya merupakan kata kerja contohnya seperti memasak,
bermain, membeli, menyanyi dan lain sebagainya.
Contoh:
- Wili memasak batagor
- Meylani menyanyi dangdut
- Mega membeli baju baru

c. Objek (sasaran)
Merupakan kalimat yang berfungsi sebagai sasaran yang dikenai
pekerjaan. Objek hanya terdapat dalam kalimat aktif transitif. Keberadaan
objek terletak setelah predikat. Objek dapat berubah menjadi unsur subjek
Ketika dalam kalimat pasif.
Contoh:
- Kakak mencuci sepeda.
- Ibu memasak nasi.
- Ayah membeli mangga.

d. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang fungsinya seperti Objek tetapi
yang membedakannya adalah Pelengkap tidak bisa dirubah menjadi Subjek
pada kalimat pasif. Pelengkap biasanya terletak setelah predikat atau objek.
Jika terdapat objek dan pelengkap dalam dalam kalimat aktif, maka objeklah
yang akan mejadi subjek pada kalimat pasif, bukan pelengkap.
Contoh:
- Ibu membelikan adik sepatu baru.
- Botol itu berisi air.

e. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi
informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat
berupa kata, frasa, atau anak kalimat. 
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh, dan untuk.
Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung,
seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika, dan sehingga. Di dalam sebuah
kalimat keterangan menjelaskan bagaimana, dimana atau kapan peristiwa yang
dinyatakan dalam kalimat tersebut. Keterangan didalam kalimat dapat
berupa:
A. Keterangan tempat = di rumah, di sekolah, di pasar, dan lain-lain.
B. Keterangan cara = dengan cepat, dengan serius, dengan bersemangat, dan
lain-lain.
C. Keterangan tujuan = agar lulus ujian, untuk bertemu ibunya, supaya bersih,
dan lain-lain.
D. Keterangan alat = menggunakan pisau, mengendara motor, menggunakan
sekop, dan lain-lain.
E. Keterangan waktu = pada hari minggu, Jam 9 malam, pada musim
kemarau dan lain-lain.
D. Jenis-jenis kalimat
a. Kalimat simpleks atau kalimat sederhana
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya memiliki satu fungsi
kalimat. kalimat simpleks hanya terdiri dari satu klausa atau satu unsur
predikat saja. Satu klausa ini biasanya memuat satu informasi yang ditandai
dengan adanya satu fungsi predikat.

 Ciri-Ciri Kalimat Simpleks:


Kalimat simpleks memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan kalimat
kompleks. Di antaranya sebagai berikut:
- Kalimatnya bersifat sederhana karena terdiri atas satu klausa. Bisa berbentuk
Subjek (S)-Predikat (P), S-P-Objek (O), S-P-O-Keterangan (K) atau S-P-O-K-
Pelengkap.
- Umumnya kalimat simpleks hanya terdapat satu kejadian atau peristiwa saja.
- Kalimat simpleks tidak menggunakan konjungsi atau kata penghubung dan
tanda baca koma.
 Contoh kalimat simpleks:
- Ayah menyapu di halaman.
- Meita membeli sayur di pasar. 

b. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua klausa, yaitu
klausa utama (induk kalimat) dan klausa subordinatif (anak kalimat).
Dalam struktur kalimat, klausa utama bisa berdiri sendiri sebagai kalimat lepas
dan klausa subordinatif tidak bisa berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri.
Klausa subordinatif (anak kalimat) selalu bergantung pada klausa utama
(induk kalimat).

 Ciri-Ciri Kalimat Kompleks:


Kalimat kompleks memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Pada satu kalimat terdapat dua peristiwa atau kejadian.
- Terdapat dua subjek dan predikat dalam satu kalimat.
- Menggunakan tanda koma antara klausa utama dan klausa subordinatif.
- Struktur di dalam kalimat kompleks dipisahkan menggunakan tanda koma
maupun konjungsi (kata penghubung).
 Jenis-jenis kalimat kompleks:
Kalimat kompleks terdiri dari dua jenis, yaitu kalimat kompleks
parataktik dan hipotaktik.
1. Kalimat Kompleks Parataktik 
Kalimat kompleks parataktik adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa
atau lebih yang memiliki hubungan setara. Hubungan antarklausa dalam
kalimat kompleks ini dihubungkan dengan konjungsi dan, atau, tetapi,
serta, sedangkan, padahal, dan melainkan.
Contoh:
a. Aku membeli sepatu baru, tetapi ukurannya kebesaran. 
b. Wati pergi ke pasar, sedangkan Andi berangkat ke bengkel.

2. Kalimat kompleks Hipotatik


Kalimat kompleks hipotaktik adalah kalimat yang memiliki dua klausa
tapi maknanya tidak setara atau tidak sederajat. Konjungsi yang
menghubungkan kalimat ini di antaranya agar, walaupun, meskipun,
sehingga, maka, tanpa, bahwa, jika, namun, ketika, apabila. 
Contoh:
a. Kakak sedang menonton televisi, ketika ibu sedang memasak.
b. Anya sedang tidur, ketika ayah sedang menyelesaikan pekerjaannya.

c. Kalimat minor dan kalimat mayor


Kalimat minor diartikan sebagai kalimat yang hanya mengandung satu
unsur pusat saja. Unsur pusat dalam hal ini adalah predikat. Kalimat minor
merupakan kalimat yang hanya berisi predikat saja. Penggunaan jenis kalimat
ini biasanya pada sebuah jawaban atas suatu pertanyaan, perintah, ajakan,
larangan, seruan, dll.
Berbeda dengan kalimat minor, kalimat mayor adalah kalimat yang
minimal mengandung dua unsur pusat. Dua unsur pusat dalam kalimat mayor
berupa subjek dan predikat. Kalimat mayor lebih mengandung makna jika
dibandingkan dengan kalimat minor.

 Jenis-Jenis Kalimat Minor dan Kalimat Mayor


 Kalimat minor dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa jenis,
yaitu berupa kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat salam,
kalimat panggilan, dll.
Jenis kalimat minor Contoh kalimat
Kalimat tambahan Aku akan menyendiri. Selama sebulan. Dalam
gua. Bersama alam
Kalimat jawaban (Siapa namamu?) Nini.
Kalimat salam Selamat pagi
Kalimat panggilan Bu Guru!

 Kalimat mayor terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pola


kalimatnya yaitu subjek predikat (S-P), subjek predikat objek
(S-P-O), dan subjek predikat objek keterangan (S-P-O-K). Berikut
adalah contoh dari masing-masing jenis kalimat mayor tersebut.
Jenis kalimat Mayor Contoh kalimat
Subjek predikat (S-P) Adik menangis
Aku menyapu
Subjek predikat objek (S-P- Ayah membeli motor
O)
Polisi menangkap pencuri
Subjek predikat objek Saya membeli sayuran di pasar
keterangan (S-P-O-K)
Meylani Menyusun laporan di kantin

d. Kalimat aktif dan pasif


 Kalimat aktif
Merupakan kalimat yang bermakna subjek melakukan predikat
(suatu tindakan). Predikat diawali imbuhan me- atau ber-. Kalimat
aktif memiliki pola S-P-O-K atau S-P-K. Berikut ini adalah jenis-
jenis kalimat aktif.
Jenis kalimat aktif Pengertian dan contoh
Transitif Kalimat aktif yang memiliki objek. Contoh:
 Adik (subjek)
 Membeli (predikat)
 Buku tulis (objek)
Ekstransitif Kalimat aktif yang memiliki objek, tetapi tidak
memiliki pelengkap. Contoh:
 Kakak memasak sayur (sayur yang dimasak
kakak tidak disebutkan dengan jelas)
Intransitif Kalimat aktif yang tidak memiliki objek, tetapi
memiliki pelengkap atau keterangan (pola S-P atau
S-P-K). Contoh: Puput pergi ke sekolah
Dwitransitif Kalimat aktif yang memiliki satu predikat dan
memerlukan kehadiran objek dan pelengkap (pola S-
P-O-Pelengkap). Contoh: Dika sedang mendengarkan
music di ruang tengah.

 Kalimat pasif
Meripakan kalimat yang bermakna subjek dikenai suatu
predikat (Tindakan atau perbuatan). Predikat pada kalimat pasif
diawali oleh awalan ter- atau di-.
Jenis kalimat pasif Pengertian dan contoh
Kalimat pasif menurut objeknya  Kalimat pasif transitif
Kalimat ini tersusun dari unsurS-P-
O-K-Pelengkap. Jika tidak ada kata
pelengkap tidak masalah, karena
sudah terangkai menjadi kalimat
yang utuh. Contoh:
- Mobil telah diperbaiki
ayah.
- Pisang itu dimakan
monyet yang kelaparan.
 Kalimat pasif intransitive
Kalimat ini tidak dilengkapi oleh
objek. Posisi objek digantikan oleh
kata keterangan atau kata pelengkap.
Pola yang terbentuk menjadi S-P -
kata keterangan atau S-P-kata
pelengkap. Contoh:
- Baju itu terkena tinta
kemarin sore.
- Kucing itu terkurung di
dalam kendang.

Kalimat pasif menurut  Kalimat pasif tindakan


predikatnya Di dalam kalimat ini, predikat
berperan sebagai bentuk aktivitas
atau tindakan tertentu. Imbuhan bisa
ditambahkan pada predikatnya
dalam bentuk di- atau dalam bentuk
di-kan, tergantung kalimat yang akan
dirangkai. Contoh:
- Hasil prakaryaku
dibuatkan oleh kakak.
- Bangunan itu dirobohkan
pemerintah.
 Kalimat pasif keadaan
Dalam kalimat ini predikat berperan
dalam bentuk keadaan. Imbuhan
pada predikat yang disusun dalam
sebuah rangkaian kalimat bisa
berupa ke-an. Contoh:
- Orang itu kecelakaan karena
mengantuk.
- Rumahnya kebanjiran bulan lalu.

e. Kalimat langsung dan tidak langsung


 Kalimat langsung
Merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa
melalui perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia
utarakan. Contoh:
- “Riana akan pulang nanti sore,” Desti memberi kabar
- Andriana berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang malam ini.
Besok aku beri kabar lagi.”
 Kalimat tidak langsung
Merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok
ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip
keseluruhan kalimatnya. Contoh:
- Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia
tidak terlalu senang dengan kabar perjodohan yang diatur oleh
orang tuanya.
- Tadi Bu Neti berpesan jika hari beliau tidak dapat masuk kelas
karena suatu urusan. Namun, beliau memberikan tugas untuk
mengerjakan LKS halaman 75.

f. Kalimat tunggal dan kalimat majemuk


 Kalimat tunggal
Merupakan kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat (satu subjek
dan satu predikat)
Jenis kalimat tunggal Predikat Contoh
Kalimat nominal Kata benda Saya mahasiswa
semester 1.
Kalimat verbal Kata kerja Adik sedang
bermain.
Kalimat adjectival Kata sifat Ratna sangat
sopan.
Kalimat preposional Kata depan Ibu masih di
kantor.
Kalimat numerial Kata bilangan Harga sepatu ini
dua ratus ribu.

 Kalimat majemuk
Terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan.
Jenis kalimat Pengertian Contoh
majemuk
Majemuk setara Kalimat yang berhubungan Arya makan di
antara unsur-unsurnya yang dapur sedangkan
bersifat setara. Kalimat Abdi main bola
majemuk setara ini tidak dilapangan.
mempunyai anak kalimat.  Arya makan di
dapur.
 Abdi Main bola
dilapangan.
Majemuk bertingkat Kalimat yang terdiri dari Shafira sengaja
beberapa kalimat tunggal tidur siang agar dia
yang kedudukannya tidak bisa bangun pagi
setara. untuk belajar.
Majemuk campuran Gabungan kalimat majemuk Ibu sedang
setara atau rapatan dengan menyapu di
kalimat majemuk bertingkat. halaman ketika
Pada umumnya dalam ayah sedang
kalimat majemuk campuran, membaca koran
terdapat paling sedikit tiga sedangkan adik
kalimat tunggal. tidur dengan lelap.
 Ibu sedang
menyapu di
halaman
 Ayah sedang
membaca koran
 Adik tidur
dengan lelap
Majemuk rapatan Kalimat yang berasal dari  Saat kebakaran
kalimat majemuk setara itu terjadi,
yang dirapatkan bagian- rumah sedang
bagiannya karena kata-kata kosong
dalam kalimat tersebut sehingga tidak
menduduki posisi yang ada korban yang
sama. terluka.
Bagian yang dirapatkan bisa  Joko selalu
jadi subjek atau predikat. sarapan pagi
Perapatannya dilakukan sebelum
dengan cara menghilangkan berangkat kerja,
unsur-unsur yang sama. meskipun hanya
roti saja.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam kehidupan bangsa dan Negara Indonesia, Bahasa Indonesia


mempunyai kedudukan yang sangat penting. Hal ini karena peranan Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa nasional dan bahasa resmi Negara. Keadaan ini
menuntut perlunya ejaan baku Bahasa Indonesia yang bisa dijadikan pedoman
oleh seluruh masyarakat di penjuru nusatara sehingga dapat menggunakan
Bahasa secara benar dan baik. Baik dan benar dalam segi pemakaian huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

B. Saran

Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat


sederhana dan jauh dari kata sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat
diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu
penyempurnaan disana-sini agar tulisan ini menjadi lengkap dan lebih
bermanfaat bagi pembaca dan pecinta Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-
ejaan_yang_disempurnakan.pdf

https://balaibahasasulteng.kemdikbud.go.id/bahasa/peluncuran-ejaan-bahasa-indonesia-yang-
disempurnakan-eyd-versi-5/#:~:text=Ejaan%20Bahasa%20Indonesia%20yang
%20Disempurnakan%20(EYD)%20adalah%20pedoman%20resmi
%20yang,Indonesia%20secara%20baik%20dan%20benar
https://dosenbahasa.com/kalimat-langsung-dan-kalimat-tidak-langsung
https://e-bookplus.com/kalimat-minor-dan-kalimat-mayor-beserta-contohnya/

https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-huruf/huruf-kapital/
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61a9c9c380f42/25-contoh-kalimat-pasif-serta-jenis-dan-
circirinya
https://narabahasa.id/linguistik-umum/fonologi/tekanan-nada-jeda-dan-durasi
https://www.ayo-berbahasa.id/2020/09/apa-itu-kata.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6145635/memahami-kata-serapan-beserta-
contohnya-dari-berbagai-bahasa
https://www.freedomnesia.id/intonasi/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kalimat/
https://www.ruangguru.com/blog/kalimat-simpleks-dan-kalimat-kompleks

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/akronim-adalah/#:~:text=Berikut%20adalah
%20contoh%2Dcontoh%20lain,Bapeten%3A%20Badan%20Pengawas%20Tenaga
%20Nuklir

Anda mungkin juga menyukai