DAN
Disusun Oleh :
Ucapan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Lina Marliana Dewi M. Pd
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyusun makalah ini yang berjudul “Pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD), dan Tata Kalimat”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Bahasa dan Penggunaanya, dan Perkembangan Bahasa Indonesia
bagi pembaca dan juga penulis.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari tata
bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari
teman-teman demi perbaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................
LATAR BELAKANG.........................................................................
RUMUSAN MASALAH.....................................................................
TUJUAN PENULISAN.......................................................................
BAB 2 PEBAHASAN........................................................................................
PEMENGGALAN KATA..................................................................
AKRONIM...........................................................................................
MACAM-MACAM AKRONIM........................................................
PERBEDAAN AKRONIM.................................................................
TATA KALIMAT...............................................................................
HAKIKAT KALIMAT.......................................................................
STRUKTUR KALIMAT....................................................................
JENIS-JENIS KALIMAT..................................................................
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................
KESIMPULAN....................................................................................
SARAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari menggunakan kata-kata yang salah
atau tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Ejaan yang salah dalam kehidupan
sehari-hari sebenarnya sah-sah saja, tetapi bagi guru dan dosen hal itu tidak diperbolehkan.
Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya
tulis ilmiah. Ejaan bahan baku adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan yang tidak baku
adalah ejaan yang salah.
Ejaan yang disempurnakan adalah tata Bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan Bahasa Indonesia dalam tulisan. Penulisan karya ilmiah perlu adanya
aturan tata Bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya
tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang sangat mendetail. Singkatnya EYD digunakan
untuk menggunakan tulisan dengan cara yang baik dan benar, setelah menguasai EYD
barulah seseorang bisa membuat sebuah kalimat. Semua orang bisa membuat kalimat, tetapi
tidak semua orang bisa membuat kalimat yang efektif.
Masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi,
yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara
dan mendengarkan ( menyimak ), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan
kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung.
Tujuan manusia berkomunikasi lewat Bahasa adalah agar saling memahami antara
pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca. Dalam berkomunikasi, kata-kata
disatu-padukan dalam suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis
yang ada dalam suatu Bahasa. Dalam hal ini, pemilihan kata yang tepat menjadi salah satu
faktor penentu dalam berkomunikasi.
Pemilihan kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-
menulis maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan kata berhubungan erat
dengan kaidah sinteksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah mengarang.
Kaidah-kaidah ini saling mendukung sehingga tulisan atau apa yang kita bicarakan menjaddi
lebih berbobot dan bernilai serat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Rumusan Masalah
1. Apa itu pemakaian huruf?
2. Bagaimana cara pemakaian huruf kapital dan huruf miring?
3. Apa saja singkatan dan akronim?
4. Apa saja unsur serapan?
5. Apa saja tanda baca yang di gunakan?
6. Apa itu hakikat kalimat?
7. Apa itu unsur pembentuk kalimat?
8. Meliputi apa saja strurktur kalimat?
9. Mengetahui jenis-jenis kalimat?
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pemakaian huruf.
2. Mengetahui cara pemakaian huruf kapital dan huruf miring.
3. Mengetahui singkatan dan akronim.
4. Mengetahui unsur serapan.
5. Mengetahui tanda baca yang di gunakan.
6. Mengetahui apa itu hakikat kalimat.
7. Mengetahui unsur pembentuk kalimat.
8. Mengetahui apa saja strurktur kalimat.
9. Mengetahui jenis-jenis kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pemakaian Huruf
b. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
c. Singkatan dan Akronim
d. Penulisan Unsur Serapan
e. Pemakaian Tanda Baca (Tanda Titik, Koma, Titik Dua, Hubung, Pisah, Elipsis, Tanya,
Seru, Kurung, Kurung Siku, dan Tanda Petik)
Pemakaian Huruf
Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama
huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u.
Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan
keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.
Kami menonoton film seri (séri),
Pertandingan itu berakhir seri.
Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Gabungan Huruf
Konsonan Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua
huruf vokal itu.
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua
buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
c. Jikan di tengah ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara
kedua huruf konsonan itu. gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
Misalnya:
Apa maksudnya?
Tolong ambilkan buku itu!
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam 1 jam.
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
André-Marie Ampère
James Watt
Mujair
Rudolf Diesel
Bapak Koperasi
Jenderal Kancil
Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
5 ampere
15 watt
ikan mujair
mesin diesel
Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan rumus.
Misalnya:
teori Darwin
hukum Archimedes
rumus Phytagoras
Misalnya:
digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan yang berasal dari bahasa asing dan bahasa
daerah.
Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara
televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk
dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
Misalnya:
Kita perlu memperhitungkan rencana kegiatan dengan baik agar tidak malapeh awo.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
Ungkapan tut wuri handayani merupakan semboyan pendidikan.
Istilah men sana in corpore sano sering digunakan dalam bidang olahraga.
Singkatan
Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
KTP kartu tanda penduduk
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
PT perseroan terbatas
SD sekolah dasar
UI Universitas Indonesia
WHO World Health Organization
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
LAN Lembaga Administrasi Negara
MAN madrasah aliah negeri
NIP nomor induk pegawai
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
PAUD pendidikan anak usia dini
SIM surat izin mengemudi
Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen atau surat-
menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
s.d. sampai dengan
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen atau
surat-menyurat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
dkk. dan kawan-kawan
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
hlm. halaman
ttd. tertanda
ybs. yang bersangkutan
ingkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.
Misalnya:
kVA kilovolt-
ampere
km kilometer
kg kilogram
l liter
Cu kuprum
Rp rupiah
Akronim
Akronim adalah kependekan yg berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain
yg ditulis dan dilafalkan sbg kata yg wajar (msl mayjen mayor jenderal, rudal peluru
kendali, dan sidak inspeksi mendadak).
Berikut adalah contoh-contoh lain akronim:
ABRI: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Antam: Aneka Tambang
Bapeten: Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Capres: Calon Presiden
Cagub: Calon Gubernur
Capil: Catatan Sipil
Diknas: Pendidikan Nasional
ekuin: ekonomi, keuangan, dan industri
ebtanas: evaluasi belajar tahap akhir nasional.
FISIP: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Gaikindo: Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
Gapeknas: Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional
Hipmi: Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
HAM: hak asasi manusia
Macam-Macam Akronim
Akronim terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Akronim Gabungan Huruf
Akronim gabungan huruf adalah akronim yang disusun dari huruf depan dari suatu kata.
Aturan dari akronim jenis ini adalah seluruh hurufnya ditulis kapital.
Contoh akronim gabungan huruf: Badan Intelijen Negara (BIN), Lembaga Administrasi
Negara (LAN), PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Akronim Suku Kata
Akronim suku kata adalah penyingkatan dengan cara menggabungkan beberapa suku kata.
Aturan penulisan akronim suku kata adalah dengan menggunakan huruf kecil di depannya.
Contoh: tim nasional (timnas), pemilihan umum (pemilu), pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas)
Selain itu,akronim suku kata biasa dipakai untuk menyingkat nama daerah. Namun untuk
nama daerah aturannya adalah tetap huruf depannya huruf besar.
Mungkin banyak yang mengira bahwa singkatan biasa sama dengan akronim, padahal
sebenarnya antara singkatan dengan akronim dapat dilihat perbedaannya.
Perbedaan singkatan dan akronim adalah singkatan biasanya hanya menyingkat huruf depan
yang ada di dalam suatu kata, sehingga terkadang singkatan itu tidak bisa dilafalkan atau
dilafalkannya perhuruf saja. Sedangkan akronim meskipun disingkat kata hasil penyingkatan
itu tetap dapat dilafalkan seperti istilah baru.
Namun singkatan yang dapat dilafalkan seperti kata baru termasuk ke dalam akronim.
Contoh singkatan misalnya adalah Komisi Pemberantasan Korupsi yang disingkat menjadi
KPK, Kentucky Fried Chicken yang disingkat menjadi KFC.
Kata-katanya serapan dari bahasa asing (walaupun ada yang dari bahasa nusantara)
Tidak memiliki istilah lawan kata (antonim) atau persamaan kata (sinonim)
Memiliki konotasi yang utuh atau tunggal
Makna dari sebuah kata serapan tidak akan berubah
Pemakaian Tanda Baca (Tanda Titik, Koma, Titik Dua, Hubung, Pisah,
Elipsis, Tanya, Seru, Kurung, Kurung Siku, dan Tanda Petik)
Tanda baca adalah simbol yang nggak ada hubungannya sama suara, kata, atau frasa dalam
suatu bahasa. Tanda baca itu sendiri berperan menunjukkan sebuah struktur tulisan, intonasi,
dan jeda pada saat pembacaan.
Titik
Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah.
Misalnya:
Titik, Koma
Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan,
dalam kalimat majemuk pertentangan.
Misalnya:
Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Misalnya:
Titik Dua
Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang langsung diikuti perincian
atau penjelasan.
Misalnya:
Tanda titik dua dapat digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 01:35:20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
01:35:20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
00:20:30 jam (20 menit, 30 detik)
00:00:30 jam (30 detik)
Hubung
Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur bentuk ulang.
Misalnya:
anai-anai
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
mengorek-ngorek
Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
meng-urus (merawat; memelihara; mengatur)
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
²³∕₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
mesin hitung-tangan (mesin untuk menghitung tangan)
Pisah
Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
utama kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan, tahun), atau tempat yang
berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
Tahun 2019—2022
Tanggal 5—10 April 2022
Senin—Jumat
Jakarta—Bandung
Elipsis
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada
bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
Misalnya:
Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda panjang dalam tuturan yang dituliskan.
Misalnya:
Tanya
Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Misalnya:
Seru
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan kekaguman,
kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau perintah.
Misalnya:
Kurung
Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti singkatan atau padanan
kata asing.
Misalnya:
Bahasa Indonesia mempunyai tes standar yang disebut Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia (UKBI).
Banyak pemengaruh (influencer) yang mendapat apresiasi karena konten yang
membangun.
Kurung siku
Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Misalnya:
Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
TATA KALIMAT
A. Hakikat Kalimat (pengertian)
Kalimat ialah satuan Bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan Bahasa
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras, lembut,
disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan
berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan:
Tanda titik(.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif
Tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan
Tanda seru(!) untuk menyatakan kalimat perintah
Klausa kalimat
Ia datang Ia datang.
Ketika ia pergi Ia pergi?
Intonasi
Intonasi adalah tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan
penekanan
pada kata-kata tertentu di dalam suatu kalimat.
Intonasi merupakan dinamika nada yang diucapkan pada setiap kata
pada sebuah kalimat entah itu panjang atau pendek yang memiliki nada tinggi
atau rendah dan berfungsi untuk memberikan penekanan pada setiap kata-kata
yang diucapkan.
Jeda
Jeda disamakan dengan persendian. Di sini, hentian bunyi dalam suatu
arus ujaran menjadi titik berat. Sendi yang bersifat dalam (internal juncture)
membatasi silabel dalam sebuah kata. Kata mobil, misalnya, jedanya dapat
digambarkan menjadi [mo+bil].
Nada
Tinggi atau rendahnya bunyi. Nada yang tinggi akan berkaitan dengan
frekuensi getaran yang tinggi, sedangkan nada yang rendah berkaitan dengan
frekuensi getaran yang rendah. Nada sangatlah penting dalam bahasa-bahasa
tona, seperti bahasa Thai dan Vietnam. Nada mampu mengubah makna pada
tataran fonemis. Namun, dalam bahasa Indonesia, nada lagi-lagi bekerja secara
sintaksis.
Tempo kalimat
Tempo kalimat ialah cepat atau lambatnya pengucapan suatu bagian
kalimat. Fungsinya hampir sama dengan nada, yakni untuk mementingkan
suatu bagian kalimat.
Contoh:
C. Struktur kalimat
a. Subjek (pelaku)
Merupakan pelaku dari suatu Tindakan dan biasanya merupakan
jawaban atas pertanyaan apa dan siapa. Subjek pada umumnya berupa kata
benda seperti nama orang, Binatang, tumbuhan dan hewan.
Contoh:
- Ibu memotong buah-buahan.
- Anak itu sedang makan pepaya.
- Gadis itu adalah adik Nino.
b. Predikat (Tindakan)
Merupakan kata yang menuju kepada suatu Tindakan oleh subjek dan
biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.
Predikat pada umumnya merupakan kata kerja contohnya seperti memasak,
bermain, membeli, menyanyi dan lain sebagainya.
Contoh:
- Wili memasak batagor
- Meylani menyanyi dangdut
- Mega membeli baju baru
c. Objek (sasaran)
Merupakan kalimat yang berfungsi sebagai sasaran yang dikenai
pekerjaan. Objek hanya terdapat dalam kalimat aktif transitif. Keberadaan
objek terletak setelah predikat. Objek dapat berubah menjadi unsur subjek
Ketika dalam kalimat pasif.
Contoh:
- Kakak mencuci sepeda.
- Ibu memasak nasi.
- Ayah membeli mangga.
d. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang fungsinya seperti Objek tetapi
yang membedakannya adalah Pelengkap tidak bisa dirubah menjadi Subjek
pada kalimat pasif. Pelengkap biasanya terletak setelah predikat atau objek.
Jika terdapat objek dan pelengkap dalam dalam kalimat aktif, maka objeklah
yang akan mejadi subjek pada kalimat pasif, bukan pelengkap.
Contoh:
- Ibu membelikan adik sepatu baru.
- Botol itu berisi air.
e. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi
informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat
berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh, dan untuk.
Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung,
seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika, dan sehingga. Di dalam sebuah
kalimat keterangan menjelaskan bagaimana, dimana atau kapan peristiwa yang
dinyatakan dalam kalimat tersebut. Keterangan didalam kalimat dapat
berupa:
A. Keterangan tempat = di rumah, di sekolah, di pasar, dan lain-lain.
B. Keterangan cara = dengan cepat, dengan serius, dengan bersemangat, dan
lain-lain.
C. Keterangan tujuan = agar lulus ujian, untuk bertemu ibunya, supaya bersih,
dan lain-lain.
D. Keterangan alat = menggunakan pisau, mengendara motor, menggunakan
sekop, dan lain-lain.
E. Keterangan waktu = pada hari minggu, Jam 9 malam, pada musim
kemarau dan lain-lain.
D. Jenis-jenis kalimat
a. Kalimat simpleks atau kalimat sederhana
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya memiliki satu fungsi
kalimat. kalimat simpleks hanya terdiri dari satu klausa atau satu unsur
predikat saja. Satu klausa ini biasanya memuat satu informasi yang ditandai
dengan adanya satu fungsi predikat.
b. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua klausa, yaitu
klausa utama (induk kalimat) dan klausa subordinatif (anak kalimat).
Dalam struktur kalimat, klausa utama bisa berdiri sendiri sebagai kalimat lepas
dan klausa subordinatif tidak bisa berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri.
Klausa subordinatif (anak kalimat) selalu bergantung pada klausa utama
(induk kalimat).
Kalimat pasif
Meripakan kalimat yang bermakna subjek dikenai suatu
predikat (Tindakan atau perbuatan). Predikat pada kalimat pasif
diawali oleh awalan ter- atau di-.
Jenis kalimat pasif Pengertian dan contoh
Kalimat pasif menurut objeknya Kalimat pasif transitif
Kalimat ini tersusun dari unsurS-P-
O-K-Pelengkap. Jika tidak ada kata
pelengkap tidak masalah, karena
sudah terangkai menjadi kalimat
yang utuh. Contoh:
- Mobil telah diperbaiki
ayah.
- Pisang itu dimakan
monyet yang kelaparan.
Kalimat pasif intransitive
Kalimat ini tidak dilengkapi oleh
objek. Posisi objek digantikan oleh
kata keterangan atau kata pelengkap.
Pola yang terbentuk menjadi S-P -
kata keterangan atau S-P-kata
pelengkap. Contoh:
- Baju itu terkena tinta
kemarin sore.
- Kucing itu terkurung di
dalam kendang.
Kalimat majemuk
Terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling
berhubungan.
Jenis kalimat Pengertian Contoh
majemuk
Majemuk setara Kalimat yang berhubungan Arya makan di
antara unsur-unsurnya yang dapur sedangkan
bersifat setara. Kalimat Abdi main bola
majemuk setara ini tidak dilapangan.
mempunyai anak kalimat. Arya makan di
dapur.
Abdi Main bola
dilapangan.
Majemuk bertingkat Kalimat yang terdiri dari Shafira sengaja
beberapa kalimat tunggal tidur siang agar dia
yang kedudukannya tidak bisa bangun pagi
setara. untuk belajar.
Majemuk campuran Gabungan kalimat majemuk Ibu sedang
setara atau rapatan dengan menyapu di
kalimat majemuk bertingkat. halaman ketika
Pada umumnya dalam ayah sedang
kalimat majemuk campuran, membaca koran
terdapat paling sedikit tiga sedangkan adik
kalimat tunggal. tidur dengan lelap.
Ibu sedang
menyapu di
halaman
Ayah sedang
membaca koran
Adik tidur
dengan lelap
Majemuk rapatan Kalimat yang berasal dari Saat kebakaran
kalimat majemuk setara itu terjadi,
yang dirapatkan bagian- rumah sedang
bagiannya karena kata-kata kosong
dalam kalimat tersebut sehingga tidak
menduduki posisi yang ada korban yang
sama. terluka.
Bagian yang dirapatkan bisa Joko selalu
jadi subjek atau predikat. sarapan pagi
Perapatannya dilakukan sebelum
dengan cara menghilangkan berangkat kerja,
unsur-unsur yang sama. meskipun hanya
roti saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-
ejaan_yang_disempurnakan.pdf
https://balaibahasasulteng.kemdikbud.go.id/bahasa/peluncuran-ejaan-bahasa-indonesia-yang-
disempurnakan-eyd-versi-5/#:~:text=Ejaan%20Bahasa%20Indonesia%20yang
%20Disempurnakan%20(EYD)%20adalah%20pedoman%20resmi
%20yang,Indonesia%20secara%20baik%20dan%20benar
https://dosenbahasa.com/kalimat-langsung-dan-kalimat-tidak-langsung
https://e-bookplus.com/kalimat-minor-dan-kalimat-mayor-beserta-contohnya/
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-huruf/huruf-kapital/
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61a9c9c380f42/25-contoh-kalimat-pasif-serta-jenis-dan-
circirinya
https://narabahasa.id/linguistik-umum/fonologi/tekanan-nada-jeda-dan-durasi
https://www.ayo-berbahasa.id/2020/09/apa-itu-kata.html
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6145635/memahami-kata-serapan-beserta-
contohnya-dari-berbagai-bahasa
https://www.freedomnesia.id/intonasi/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kalimat/
https://www.ruangguru.com/blog/kalimat-simpleks-dan-kalimat-kompleks
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/akronim-adalah/#:~:text=Berikut%20adalah
%20contoh%2Dcontoh%20lain,Bapeten%3A%20Badan%20Pengawas%20Tenaga
%20Nuklir