Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EJAAN BAHASA INDONESIA

Dosen Pembimbing: Dwi Viora, M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 3:

1. Auliya Rahma Puteri NIM: 2286206049


2. Mifta Hurrahma NIM: 2286206091
3. Nursaiyana NIM: 2286206102
4. Putri Arifiana NIM: 2286206091
5. Rindani Nur Adma NIM: 2286206025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, guna memenuhi
tugas kelompok pada mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “Ejaan
Bahasa Indonesia”. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dwi Viora, S Pd,
M.Pd. yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung
kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
yang akan datang. Semoga makalah kami ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Bangkinang, September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................iv
A. Latar Belakang......................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah..................................................................................................v
C. Tujuan....................................................................................................................v
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................1
A. Pengertian tanda baca.............................................................................................1
B. Fungsi Tanda Baca.................................................................................................1
C. Penulisan tanda baca..............................................................................................1
1. Tanda titik ( . )..................................................................................................1
3. Tanda titik koma (;).........................................................................................4
4. Tanda titik dua (:)............................................................................................4
5. Tanda hubung (-)..............................................................................................5
6. Tanda elipsis (…)..............................................................................................6
7. Tanda tanya (?).................................................................................................7
8. Tanda seru (!)...................................................................................................7
9. Tanda kurung (( ))............................................................................................7
10. Tanda kurung siku ( [ ] )..................................................................................7
11. Tanda petik (“).................................................................................................8
12. Tanda petik tunggal ( ‘…’ ).............................................................................8
13. Tanda garis miring (/)......................................................................................8
14. Tanda penyingkatan atau apostrof (‘)............................................................8
BAB III PENUTUP............................................................................................................9
1. Simpulan................................................................................................................9
2. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita dengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa
yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan
yang salah, bahkan dalam penulisan pun masih terjadi kesalahan penggunaan
tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna, padahal pemerintah telah
membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun
penggunaan tanda baca. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-
ulang kali. Ketidakpahaman terhadap tata bahasa yang mengkhawatirkan ialah
ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah
satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat
Indonesia terlebih lagi oleh anak cucu yang akan menjadi penerus negeri ini,
karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi. Untuk itu kita mulai
dengan memahami berbagai tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata
bahasa yang benar tentang kata serapan dan tanda baca, sehinngga kita memahami
dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan
sehari-hari terlebih di acara-acara resmi.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tanda baca?
2. Apa saja fungsi tanda baca?
3. Apa saja jenis-jenis dari tanda baca?
4. Apa saja contoh-contoh penggunaan dari tanda baca?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tanda baca.
2. Mengetahui fungsi tanda baca
3. Mengetahui jenis-jenis dari tanda baca.
4. Mengetahui contoh-contoh penggunaan dari tanda baca.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian tanda baca


Menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar
kemahiran Berbahasa Indonesia halaman 13, bahwa tanda baca adalah tanda atau
gambar yang menggambarkan unsur suprasemental dalam tutur untuk
memudahkan pembaca mengikuti jejak bahasa lainnya. Menurut Fachruddin A.G
dalam buku Pegangan Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia halaman 33,
tanda baca diartikan sebagai tanda yang digunakan untuk melambangkan suatu
bahasa. Definisi tanda baca menurut Prof. Dr. Dp. Tampubolon seperti yang
disampaikan melalui buku Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien halaman 33 adalah lambang - lambang tulisan yang dipergunakan oleh
penulis untuk melambangkan berbagai aspek bahasa lisan yang bukan suara
bahasa (fonem). Menurut Ensiklopedi Wikepedia, bahwa tanda baca adalah
simbol yang tidak berhubungan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkan berperan untuk menunjukan struktur dan organisasi suatu
penulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Tanda baca menjadi sangat penting, karna dengan memperhatikan tanda baca
dalam suatu aturan yang disepakati yaitu (EYD ) memberikan penilaian tersendiri
terhadap hasil karya tulis ilmiah itu sendiri. Kesalahan pemakaian tanda baca
dalam penulisan suatu kata akan berdampak terhadap arti kata itu sendiri.

B. Fungsi Tanda Baca


1. Menghubungkan atau memisahkan bagian kalimat.
2. Memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian.
3. Menunjukan ciri khas suatu kalimat dan penjelasan suatu sematis konteks
kalimat.

vi
4. Menciptakan kesesuaian untuk keselarasan dan pengaturan vocal seseorang
dengan adanya tanda dalam suatu perincian.

C. Penulisan tanda baca


1. Tanda titik ( . )
a. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang diikuti
perincian.
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irwan S. Gatot (Benar)
Irwan. S Gatot, Irwan S Gatot (Salah)
d. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
Contoh: S.E. (Sarjana Ekonomi)
Kol. (Kolonel)
e. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai
satu tanda titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl. (tanggal), hlm.
(halaman).
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu atau jangka waktu.
Contoh: pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik).
g. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
h. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan untuk
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.

vii
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi serta nama dokumen resmi
maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), SMA (Sekolah Menengah
Atas).
j. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh: Cu (tembaga), 52 cm, L (liter), Rp350,00
k. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh: Latar Belakang Pembentukan.
l. Tanda titik tidak dipakai pada pertengahan kalimat tanya. Apabila
memakai tanda titik, maka kalimat sebelum titik menjadi kalimat
pernyataan. Bentuk yang benar adalah dengan menggunakan tanda koma.
Contoh: Kalau saya tidak membantu, bagaimana Anda dapat
menyelesaikannya?
2. Tanda koma (,)

a. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau


pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan OSIS, tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

viii
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: O, begitu. Wah, bukan main.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan tanda petikan.
Contoh: Kata adik, “Saya sedih sekali”.
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Medan, 18 Juni 1984.
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Contoh: Rinto Jiang, S.E.
k. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan
sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh
dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
l. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
3. Tanda titik koma (;)

ix
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai ganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur;
adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan musik.
4. Tanda titik dua (:)
Penggunaan tanda titik dua tidak boleh diberi spasi.
Contoh: Dia membeli barang-barang: popok, celana, dan sepatu.
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian. Contoh: Kita memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
Ketua : Surya
Wakil ketua : Rayhan
Sekretaris : Cindy
Bendahara : Rinda
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ibu : “ Jangan lupa mengerjakan tugas!”
Anak : “ Baik, Bu.”
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan
anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7

x
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah
terbit.
e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Contoh: b-a-h-a-s-a
25-01-2004
c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka
dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
(e) nama jabatan rangkap.
Contoh: se-Indonesia, hadiah ke-2, 2000-an.
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh: di-charter
f. Tanda hubung digunakan menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantian garis.
Contoh: Ayahku membaca koran sam-
bil minum kopi.
6. Tanda elipsis (…)

xi
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
c. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai
empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu
untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....

7. Tanda tanya (?)


a. Tanda tanya tidak diperbolehkan didahului dengan spasi atau diulangi 2–3
kali dalam ragam resmi.
Contoh: Di mana Amir tinggal?

b. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.


Contoh: Kapan ia berangkat?
c. Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 2004 (?)
8. Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat. Tanda seru tidak boleh didahului spasi atau
digunakan lebih dari satu kali.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
9. Tanda kurung (( ))

xii
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh: Bagian
keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
b. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kokain(a)

10. Tanda kurung siku ( [ ] )


Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian yang ditulis orang lain.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

11. Tanda petik (“)


Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan bertulis lain.
Contoh: “Saya belum siap,” kata Misya.
12. Tanda petik tunggal ( ‘…’ )
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang terusun di dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
13. Tanda garis miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
1. No. 7/PK/1973
2. Jalan keramat III/10
3. Tahun anggaran 1985/1986
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per, atau sebagai
tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.

xiii
Contoh: Harganya Rp. 125,00/lembar.
14. Tanda penyingkatan atau apostrof (‘)
Tanda penyingkatan menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun
Contoh: Ali ‘kan kusurati. (‘kan=akan)

xiv
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan prasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukan sruktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat di amati
sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan
terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang
karenanya bergantung pada pilihan penulis.
Adapun tanda baca yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia yaitu tanda
titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah,
tanda tanya, tanda seru, tanda petik, tanda kurung, tanda petik tunggal, tanda
kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat. Salah satu ciri tulisan yang
baik dan benar adalah menggunakan tanda baca yang sesuai dengan kaidah yang
telah ditetapkan.

2. Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan
keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar
dapat memahami. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke
depannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah
diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sudarin. 2012. Bahasa Indonesia. Metro: STAIN Jurai Siswo.

Sudarsan, Gunawan. 2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan. Yogyakarta: Indonesia Tera.

Aifin, Zaenal. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.

16

Anda mungkin juga menyukai