Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EJAAN BAHASA INDONESIA

Dosen pengampu: Triska Purnamalia,S.Pd,.M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 12

1. Siti Desvita Nur Intan Sari (PO7120123004)


2. Vanisya Nayla Putri (PO7120123013)
3. Pipit Pidalia (PO7120123032)

TINGKAT IA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAN STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadiran Allah Swt. Atas segala rahmat-


Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, 17 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1.Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3.Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
2.1.Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia...................................................3
2.2.Fungsi Ejaan Bahasa Indonesia.........................................................3
2.3.Penulisan Huruf.................................................................................4
2.3.1....Huruf Abjad............................................................................ 4
2.3.2....Huruf Vokal............................................................................ 4
2.3.3....Huruf Konsonan..................................................................... 4
2.3.4....Huruf Diftong......................................................................... 4
2.3.5....Gabungan Huruf Konsonan.................................................... 5
2.3.6....Huruf Kapital..........................................................................5
2.3.7....Huruf Miring...........................................................................5
2.3.8....Huruf Tebal.............................................................................5
2.4.Penulisan Kata...................................................................................5
2.4.1....Kata Dasar ............................................................................. 5
2.4.2....Kata Berimbuhan....................................................................6
2.4.3....Pemenggalan Kata.................................................................. 6
2.4.4....Kata Depan............................................................................. 6
2.4.5....Partikel....................................................................................7
2.4.6....Angka Dan Bilangan.............................................................. 7
2.4.7....Kata Ganti Ku-, Kau-, -Ku, -Mu, dan -Nya.............................8
2.4.8....Kata Sandang Si Dan Sang..................................................... 8
2.5.Penggunaan Tanda Baca....................................................................9
2.5.1....Tanda Titik (.)......................................................................... 9
2.5.2....Tanda Koma (,)....................................................................... 10
2.5.3....Tanda Titik Koma (;).............................................................. 11
2.5.4....Tanda Titik Dua (:)................................................................. 11
2.5.5....Penggunaan Tanda Hubung (-)............................................... 12
2.5.6....Tanda Pisah (—)..................................................................... 12
2.5.7....Tanda Tanya (?)...................................................................... 12
2.5.8....Tanda Seru (!)......................................................................... 13
2.5.9....Tanda Elipsis (...)....................................................................13
2.5.10..Tanda Petik (“...”)................................................................... 13

iii
2.5.11..Tanda Petik Tunggal (‘...’)......................................................14
2.5.12..Tanda Kurung ((...))................................................................15
2.5.13..Tanda Kurung Siku ([...])........................................................16
2.5.14..Tanda Garis Miring (/)............................................................16
2.5.15..Tanda Penyingkatan Atau Apostrof (‘)................................... 16
BAB III PENUTUP....................................................................................17
3.1.Kesimpulan........................................................................................17
3.2.Saran..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi
dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara
aktif untuk dapat mengawasi dan memahami informasi di segah aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung
kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi
secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut
secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, di
sinilah peran aturan baku tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku
warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu
ketatabahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar
hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan
penggambungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud
dengan ejaan ialah penulisan huruf dan penulisan kata. Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketatabahasaan Indonesia,
yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa
secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan
dan di pahami secara komprehensif dan terarah. Dalam praktik-nya
diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat
sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara
baik dan benar.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu Ejaan Bahasa Indonesia?
b. Bagaimana fungsi Ejaan Bahasa Indonesia?
c. Bagaimana bentuk penggunaan huruf dalam Ejaan Bahasa
Indonesia?
d. Bagaimana bentuk penggunaan kata dalam Ejaan Bahasa
Indonesia?
e. Bagaimana bentuk penggunaan tanda baca dalam Ejaan Bahasa
Indonesia?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui Ejaan Bahasa Indonesia

b. Untuk mengetahui fungsi Ejaan Bahasa Indonesia


c. Untuk mengetahui bentuk penggunaan huruf dalam Ejaan Bahasa
Indonesia
d. Untuk mengetahui bentuk penggunaan kata dalam ejaan Bahasa
Indonesia
e. Untuk mengetahui bentuk penggunaan tanda baca dalam Ejaan
Bahasa Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan
bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang itu
(pemisahan dan peng-gambungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis,
yang dimaksud dengan ejaan ialah penulisan huruf dan penulisan kata.
Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa
yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang
atau gambar- gambar bunyi. Ejaan juga bukan hanya berarti menuliskan
bahasa yang benar, tetapi juga termasuk memperhatikan kaidah
kebahasaan dan penggunaan tanda baca.
Ejaan yang disempurnakan adalah Ejaan Bahasa Indonesia adalah
ejaan bahasa Indonesia yang pernah berlaku sejak tahun 1972 atau yang
biasanya disingkat EYD. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya. EYD
di-resmikan pemakaiannya sejak Agustus tahun 1972 berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 57 Tahun 1972. Dilihat dari
usianya, implementasi EYD dalam penulisan sudah cukup lama karena
lebih dari tiga dasawarsa.

2.2 Fungsi Ejaan Bahasa Indonesia


Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang
menyangkut tata bahasa maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan
memiliki fungsi yang cukup penting. Oleh karena itu pembakuan ejaan
perlu di beri prioritas terlebih dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan antara
lain berfungsi sebagai:
1. Landasan pembakuan tata bahasa
2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia
4. Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi

3
Apabila pembakuan telah dilaksanakan, maka pembakuan aspek
bahasan yang lain pun dapat ditunjang dengan keberhasilan itu, terutama
jika segenap pemakai bahasa yang bersangkutan telah menaati segala
ketentuan yang terdapat di dalam buku pedoman.
Secara praktis ejaan memiliki fungsi untuk membantu pemahaman
pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.
Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat di pahami jika segala ketentuan yang
terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik.

2.3 Penulisan Huruf


2.3.1 Huruf Abjad
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf abjad terdiri atas huruf A, B,
C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Huruf
abjad ini bisa ditulis dalam bentuk huruf kapital maupun tidak, tergantung
pada pemakaian dan tujuan penggunaannya.

2.3.2 Huruf Vokal


Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf vokal terdiri atas huruf a, i, u,
e, o. Sama seperti huruf abjad, huruf vokal juga bisa ditulis dalam huruf
kapital atau tidak.

2.3.3 Huruf Konsonan


Konsonan atau huruf mati adalah fonem yang bukan vokal dan
dengan kata lain direalisasikan dengan obstruksi. Jadi aliran udara yang
melewati mulut dihambat pada tempat-tempat artikulasi. Huruf yang
melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf,
yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.

2.3.4 Huruf Diftong


Diftong dalam bahasa Inggris (diphthong) adalah dua vokal yang
diucapkan sekaligus ai, au, ei, dan oi. Gabungan vokal disebut diftong
apabila menghasilkan satu bunyi saja.

4
2.3.5 Gabungan Huruf Konsonan
Dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu huruf kh, ng, ny, dan sy. Di dalam huruf
tersebut melambangkan satu bunyi huruf konsonan. Misalnya: khusus,
akhir, tarikh, ngarai, bangun, senang, syarat dan musyawarah.

2.3.6 Huruf Kapital


Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus
(lebih besar dari huruf biasa). Biasanya digunakan sebagai huruf pertama
unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama
jabatan dan kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.

2.3.7 Huruf Miring


Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan
yang berasal dari bahasa asing dan bahasa daerah. Huruf miring digunakan
untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara
televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip
dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

2.3.8 Huruf Tebal


Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang
sudah ditulis miring. Huruf tebal digunakan untuk judul, bab, dan sub-bab.

2.4 Penulisan Kata


2.4.1 Kata Dasar
Kata dasar dapat dikatakan sebagai jenis kata baku yang ada dalam
setiap bahasa. Kata dasar adalah satuan terkecil dari kata yang diujarkan
sebagai bentuk yang bebas. Sehingga kata dasar ini umumnya berupa kata
tunggal yang berdiri sendiri.
Contoh kata dasar yang perlu ketahui:
Makan Pergi
Duduk. Pikir
Hidup Hutang
5
Mundur Tidur

2.4.2 Kata Berimbuhan


Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapatkan imbuhan
atau tambahan afiks sehingga akan membentuk kata baru yang bertujuan
untuk mengubah makna yang terkandung. Kata berimbuhan juga terdiri
dari beberapa jenis, yang kemudian bisa diletakkan pada bagian awal,
tengah atau bahkan akhir.
Contohnya: berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan
kemauan
perbaikan

2.4.3 Pemenggalan Kata


Pemenggalan kata adalah pemenggalan atau pemotongan suku kata
agar nantinya dapat ditulis dan dibaca dengan ejaan yang baik dan benar.
Pemenggalan kata merupakan pemisahan kelompok huruf dari sebuah kata.

2.4.4 Kata Depan


Kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian
kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina. Penggunaan
kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Berikut contoh penggunaan kata depan dalam kalimat yang
tepat:
a. Di mana dia sekarang?
b. Kain itu disimpan di dalam lemari.
c. Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
d. Mari kita berangkat ke kantor.
e. Saya pergi ke sana mencarinya.

6
2.4.5 Partikel
Partikel adalah sejenis kata tugas yang memiliki bentuk khusus,
yaitu sangat ringkas atau kecil dengan fungsinya tertentu. Pada suatu
kalimat, partikel-pun ditulis terpisah dari kalimat yang mempersiapkannya.
a. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
1. Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat
mengata- sinya dengan bijaksana.
2. Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan
masih tersedia.
3. Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum
pernah berkunjung ke rumahku.

b. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis


terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
1. Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
2. Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

2.4.6 Angka dan Bilangan


Bilangan adalah angka (simbol) yang telah diberi suatu nilai.
Nomor diartikan sebagai “angka yang menunjukkan kedudukan dalam
urutan, kumpulan, dan sebagainya.” Jadi, angka 3 adalah urutan ketiga.

Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang


bilangan atau nomor.
Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai se- cara berurutan
seperti dalam perincian.
7
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinya- takan
dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.
3. yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis se- bagian dengan
huruf supaya lebih mudah dibaca.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, be- rat, luas,
isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, ru- mah,
apartemen, atau kamar.
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab
suci.

2.4.7 Kata Ganti Ku-, Kau-, -Ku, -Mu, Dan -Nya

Kata ganti adalah kata-kata pendek dan dapat melakukan segala


sesuatu yang dapat dilakukan oleh kata benda dan merupakan salah satu
blok pembangun sebuah kalimat. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

a. Rumah itu telah kujual.


b. Majalah ini boleh kaubaca.
c. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
d. Rumahnya sedang diperbaiki.

2.4.8 Kata Sandang Si Dan Sang

Kata si lebih bersifat seimbang dan sama rata terhadap kata yang
mengikutinya. Kata sang lebih dikenal menjadi kata sandang
untuk kata yang memiliki kesan kedudukan atau derajat yang lebih tinggi,
seperti sang Raja, sang Ratu, atau sang Presiden.

8
2.5 Penggunaan Tanda Baca
2.5.1 Tanda Titik (.)
Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang
diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau sub judul baru.
a. Tanda titik yang digunakan pada akhir kalimat yang bukan
kalimat pertanyaan atau kalimat seruan
Contoh:
Desvita tinggal di Jogja.
Suatu kalimat diakhiri dengan tanda titik (.) Apabila dilanjutkan
dengan kalimat baru, dan harus diberi jarak satu ketukan.

b. Tanda titik yang digunakan untuk memisahkan angka yang


menunjukkan waktu seperti, jam, menit, dan detik.
Contoh:
Pukul 2.25.10 (pukul 2 lewat 25 menit 10 detik.)

c. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu


bagian, ikhtisar, atau daftar.
Contoh :
II. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria

d. Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai
berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan

e. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu


bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang
terakhir dalam deretan angka atau huruf.

9
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik
yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh:
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

g. Tanda titik dipakai di antara penulis, judul tulisan yang tidak


berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit
dalam daftar pustaka

h. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya.
Contoh:
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa

2.5.2 Tanda Koma (,)


Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam gerincian
berupa kata frasa atau bilangan.
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi atau melainkan.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk
kalimatnya.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.

10
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam
kalimat.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dari kalimat.

2.5.3 Tanda Titik Koma (;)


a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-
bagian kalimat yang sejenis dan setara.

b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata


penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
kalimat majemuk.

2.5.4 Tanda Titik Dua (:)


a. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Moch. Achyar
Sekretaris : Tati Suryati

b. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di
antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota
dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
(v) Tempo, I (34), 1971:7
(vi) Surah Yasin:9
c. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.

d. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap


jika diikuti rangkaian atau pemerian.
11
2.5.5 Penggunaan Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata
berimbuhan yang terpisah oleh pergantian baris.
b. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Anak-anak, kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan,
mondar-mandir,
c. Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-
satu dan bagian-bagian tanggal.
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata
berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital,
kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.

e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa


Indonesia dengan unsur bahasa asing.

2.5.6 Tanda Pisah ( )


a. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.

b. Tanda pisah juga dapat digunakan sebagai penanda jika ingin


menyisipkan suatu kata maupun kalimat yang memberikan
penjelasan di luar bangun kalimat.

c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal atau tempat


yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.

2.5.7 Tanda Tanya (?)


a. Tanda tanya adalah salah satu tanda baca yang digunakan untuk
menandakan akhir kalimat pada kalimat pertanyaan.
Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
12
Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menya- takan


bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

2.5.8 Tanda Seru (!)


Tanda seru digunakan untuk ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

2.5.9 Tanda Elipsis (...)


Elipsis adalah tanda baca yang digunakan untuk menghilangkan
sebagian kata-kata atau kalimatnya.
a. Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam
suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan atau
tidak disebutkan
b. Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak
selesai dalam dialog.
c. Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda panjang dalam
tuturan yang dituliskan.

2.5.10 Tanda Petik (“...”)


Tanda petik merupakan tanda baca yang mengapit petikan langsung,
berupa kutipan berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis
lainnya
a. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
13
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film,
sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.

c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang ku-


rang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

2.5.11 Tanda Petik Tunggal (‘...’)


a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang
terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
1. Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2. “Kudengar teriak anakku, Ibu, Bapak pulang!, dan
rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
3. “Kita bangga karena lagu Indonesia Raya’ berkuman-
dang di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, ter-


jemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
Tergugat ‘yang digugat’
Retina. ‘dinding mata sebelah dalam’
Noken. ‘tas khas Papua’
Tadulako. ‘panglima’
Marsiadap arib. ‘saling bantu’
Tuah sakato. ‘sepakat demi manfaat bersama’

14
2.5.12 Tanda Kurung ((...))
a. Tanda Kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
Misalnya:
1. Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
2. Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda pen-
duduk).
3. Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.

b. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau


penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
1. Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat
yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
2. Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus
perkembangan baru pasar dalam negeri.

c. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang


keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.

Misalnya:

1. Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transja-


karta.
2. Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

d. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang


digunakan sebagai penanda pemerincian.
Misalnya:
a. Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi,
dan (c) tenaga kerja.
b. Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(1) Akta kelahiran,
(2) Ijazah terakhir, dan

15
(3) Surat keterangan kesehatan.

2.5.13 Tanda Kurung Siku ([...])


a. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan
atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.

2.5.14 Tanda Garis Miring (/)


a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi da- lam
dua tahun takwim.
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau,
serta setiap.
c. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas
kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.

2.5.15 Tanda Penyingkatan atau Apostrof (‘)


Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian
kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Mereka sudah datang, ‘kan? (‘kan = bukan)
Malam lah tiba. (‘lah = telah) 5-2-’13 (’13 2013)

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan
atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-
lambang atau gambar- gambar bunyi. Ejaan juga bukan hanya berarti
menuliskan bahasa yang benar, tetapi juga termasuk memperhatikan
kaidah kebahasaan dan penggunaan tanda baca. EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan.

3.2 Saran
Sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu mengingatkan kepada
masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Karena bagaimana-pun bahasa memiliki peran peting
dalam proses pembangunan karakter masyarakat. Dengan mempelajari
ejaan, maka proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa
Indonesia akan menjadi lebih mudah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, Y., & Pd, M. (n.d.). Yeni Ernawati, M.Pd.

Mathematics, A. (2016). Penggunaan Ejaan. 1–23.

Palamutoǧlu, R., & Sariçoban, C. (2016). The effect of the addition of


encapsulated collagen hydrolysate on some quality characteristics of sucuk.
In Korean Journal for Food Science of Animal Resources (Vol. 36, Issue 6).
https://doi.org/10.5851/kosfa.2016.36.6.807

Putra, A. A. P. (2017). Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya


Tulis Ilmiah. Jurnal Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, 1–19.

Sriyanto. (2016). Ejaan. Pusat Pembinaan Dan Pemasyarakatan Badan


Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Jakarta, 53(9), 1689–1699.

Suwardjono. (1991). Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Balai


Pustaka, 1–17. http://luk.staff.ugm.ac.id/ta/Suwardjono/EYD.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai