Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF,SYARAT KALIMAT EFEKTIF DAN KESALAHAN


KALIMAT

DOSEN PENGAMPU :

NAMA KELOMPOK:

ARNITA TANGALI 2201007


MARLIANDRIH MARIMPAN 2201008
IMMA GULATA SAMPE MANDA’ 2201011
AGRIANI TANGKO 2201014
NUR RAHMA 2201040
ANDI AGREINI PUTRI SALSABILA 2201033

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS INSTITUT ILMU SOSIAL DAN BISNIS


ANDI SAPADA PAREPARE

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia. Dalam penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Parepare,19 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................II

DAFTAR ISI...............................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................2

C. Tujuan Masalah..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya Produksi.............................................................3

B. Hubungan Antara Produksi, produktivitas, dan Biaya...................6

D. Konsep Biaya Produksi Jangka Pendek .......................................10

E. Konseo Biaya Produksi Jangka Panjang........................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................13

B. Saran ...............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................14

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
C. klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan
tataran
D. tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam
upaya
E. membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia
harus
F. dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah
dimengerti.
G. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus
dipahami
H. dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak
dapat
I. dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut
harus
J. digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
K. Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
L. bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
M. mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh
karena itu,
N. ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, &
kosa
O. kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata.
Kosa
P. kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan
merupakan
Q. hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti
akan
R. menimbulkan ketidakjelasan makna.
S. Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
T. menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan
kata
U. tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan
V. interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan
pembaca atau
W. pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana.
Selain
X. itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah.
Dan
Y. juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan
cerita
Z. agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar
waktu,
AA. latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
Bahasa Indonesia dalam perkembangannya memang telah mengalami
pasang surut. Pemakaian kata dan struktur ejaannya sering dikacaukan karena
mengikuti perkembangan zaman. Bahkan atas nama modernisasi, orang
jadi cenderung malu untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Sehingga orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa,
terutama dalam tata cara pemilihan kata. Terkadang kita pun tidak mengetahui
pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita
berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan
kata, frasa, paragraf, dan wacana. Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan
efisien, pemahaman penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting,
bahkanmungkinvital,terutamauntukmenghindarikesalapahamandalamberkomunikas
i. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untukberkomunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagaiunsur bahasa, tidak dapat
dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi,kata-kata tersebut harus
digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.Diksi atau pemilihan
kata merupakan sarana pendukung dan penentukeberhasilan dalam
berkomunikasi. Diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,melainkan lebih
mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna daninformasi yang ingin
disampaikan.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian diksi ?


2. Bagaimana menggunakan ketepatan kata?
3. Bagaimana menggunakan kesesuaian kata?
4. Bagaimana menggunakan perubahan makna?
5. Apa pengertian definisi?
6. Apa saja jenis-jenis definisi ?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian diksi


2. Untuk mengetahui cara menggunakan ketepatan kata
3. Untuk mengetahui cara menggunakan kesesuaian kata
4. Untuk mengetahui cara menggunakan perubahan makna
5. Untuk mengetahui pengertian definisi
6. Untuk mengetahui jenis-jenis definisi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DIKSI
Diksi dapat diartikan sebagai pemilihan kata-kata pengarang untuk
menggambarkan cerita. Kata-kata tidak hanya mengacu pada pilihan kata,
tetapi digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau menceritakan peristiwa,
dan juga mencakup gaya bahasa, metode ekspresi, dan masalah lainnya. Gaya
bahasa tergantung pada ketepatan dan ketepatan pilihan kata. Kalimat,
paragraf atau ujaran akan efektif jika diungkapkan dengan gaya bahasa yang
benar. Gaya bicara mempengaruhi pengaturan, kejujuran, kesopanan, daya
tarik, formalitas, atau realisme. Misalnya, gaya formal dapat menempatkan
pembaca/pendengar dalam suasana yang serius dan penuh perhatian. Suasana
informal memandu pembaca/pendengar ke dalam situasi yang santai namun
efektif. Gaya percakapan membawa suasana ke situasi sebenarnya. Selain itu,
pilihan kata dan dukungan tanda baca yang tepat dapat menciptakan nada
bahasa, yaitu mengungkapkan sugesti melalui rangkaian kata dengan
penekanan dapat menghasilkan daya persuasif yang kuat. Menurut intonasi
yang dihasilkan dari pilihan kata tersebut, gaya bahasa dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
A. Gaya bahasa yang bersahaja (simple style) menghasilkan penyajian
informasi yang mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai tingkatan, seperti
pada buku teks, pernyataan fakta, dan bukti.
b. Gaya moderat, rangkaian kata yang disusun menurut kaidah sintaksis untuk
menciptakan suasana damai dan sejuk, seperti: dalam seminar, kekeluargaan,
kepolosan.
C. Gaya bernada tinggi yang menyampaikan maksud yang kuat dan pilihan
kata yang penuh semangat, energi, dan kebenaran universal. Gaya ini
membawa emosi pembaca dan pendengar dengan kata-kata yang penuh
keagungan dan kemuliaan. Gaya ini biasanya digunakan untuk memindahkan
massa besar.
Ketepatan Kata
Diksi adalah ketetapan pilihan kata. Penggunaan ketepatann pilihan kata ini
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan
kemampuan mengetahui, memahami, menguasai dan menggunakan sejumlah
kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat
sehingga mapu mengomunikasikannya secaraefektif kapada pembaca dan
pendengarnya. Indicator ketepatan kata ini, antara lain: 1. Mengomunikasikan
gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah
bahasa Indonesia. 2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif)
tanpa salah penafsiran atau salah makna. 3. Menghasilkan respon pembaca
atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara. 4.
Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan. Selain pilihan kata yang
tepat, efektivitas komunikasi menurut persyaratan yang harus dipenuhi oleh
penggunga bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai degnan
tuntutan komunikasi. Syarat-syarat ketepatan pilihan kata: 1. Membedakan
makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang
bermakna lugasdan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat
menimbulkan dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim
digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan. 2.
Memebedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang
hampir bersinonom misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan dalam
pemakainnya berbeda-beda. 3. Membedakan makna kata secara cermat kata
yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterferensi (saling
mempengaruhi), sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan). 4. Tidak
menafsirkan makna kata secara subjektive berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan
makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara
subjektive canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir;
canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya
intelektual. 5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus
memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya
dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi. 6. Menggunakan kata-kata
idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi
seharusnya sesuai dengan. 7. Menggunakan kata umum dan kata khusus,
secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah
sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla
(kata khusus, sedan buatan toyota)

yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektive
canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih
berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya
intelektual. 5. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus
memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya
dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi. 6. Menggunakan kata-kata
idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi
seharusnya sesuai dengan. 7. Menggunakan kata umum dan kata khusus,
secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan
ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum)
corolla (kata khusus, sedan buatan toyota)
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu
(berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu
(dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar
angin, desas-desus). 9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim,
misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab) ;
berhomofoni; misalnya bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan
berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab) 10.
Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak
(konseptual), misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan
kata konkret atau kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan berenang).

Kesesuaian kata
Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula
memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana dan
situasi yang hendak ditimbulka, atau suasana yang sedang berlangsung.
Syarat kesesuaian kata: 1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan
tidak mencampuradukan penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya
digunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku) hakekat (tidak baku),
konduite (baku), kondite (tidak baku). 2. Menggunakan kata yang
berhubungan dengan nilai sosial engan cermat, misal: kencing (kurang
sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih
halus). 3. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya; berjalan
lambat, mengesot, dan merangkak; merah darah, merah hati. 4.
Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan
cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan
hanya....melainkan juga (benar), bukan hanya ..... tetapi juga (salah), tidak
hanya.... tetapi juga (benar) 5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan
karangan ilmiah, dan komunikasi nonilmiah (suratmenyurat, diskusi umum )
menggunakan kata populer, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian
(populer), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa ( populer). 6. Menghindarkan
penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya: tulis,
baca, kerja (bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, bekerja,
mengerjakan, dikerjakan (bahasa tulis)
Ketepatan kata terkait degnan konsep, logika, dan gagasan yang hendak
ditulis dalam karangan. Ketepatan itu menghasilkan kepastian makna.
Sedangkan kesesuaian kata menyangkut kecocokan
BB. Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata,
frase,
CC. klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat
merupakan tataran
DD. tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama
dalam upaya
EE.membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia
harus
FF. dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah
dimengerti.
GG. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi
harus dipahami
HH. dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa,
tidak dapat
II. dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut
harus
JJ. digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
KK. Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide
dalam
LL.bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
MM. mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif).
Oleh karena itu,
NN. ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur
bahasa, & kosa
OO. kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan
kosa kata. Kosa
PP. kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan
merupakan
QQ. hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan
diksi pasti akan
RR. menimbulkan ketidakjelasan makna.
SS. Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
TT.menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan
kata
UU. tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan
VV. interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan
pembaca atau
WW. pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak
suasana. Selain
XX. itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih
indah. Dan
YY. juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung
jalan cerita
ZZ.agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar
waktu,
AAA. latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

Anda mungkin juga menyukai