Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ACTIVITIY BASED MANAGEMENT

DOSEN PENGAMPU: DR. IRMAYANTI SUDIRMAN, SE.,M.AK.

Disusun Oleh:

KELOMPOL 6

Nama anggota:

 CITRA JAYANTI (2201034)

 IMMA GULATA SAMPE (2201011)

 ABU ANAS (2201024)

 DANIEL PABANNU (2201012)

PRODI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN BISNIS

INSTITUT ANDI SAPADA

PAREPARE 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Activitiy Based management”
Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr.
Irmayanti Sudirman, SE.,M.Ak., selaku dosen mata kuliah akutansi manajemen
yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan dan juga wawasan bagi para pembaca.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat terselesaikan tidak
terlepas dari bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Parepare, 9 Mei 2024

Penulis
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen berbasis aktivitas adalah pendekatan pengelolaan terpadu dan

bersistem terhadap aktivitas dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya

produksi dan meningkatkan kualitas produk. ABM fokus pada pengendalian

aktivitas, yaitu melalui analisis aktivitas, untuk mengidentifikasi aktivitas yang

tidak memberikan nilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang

tidak efisien. Dengan demikian, ABM dapat membantu perusahaan dalam

meningkatkan kualitas produk, meningkatkan efisiensi biaya produksi, dan

meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing di pasar.

ABM juga dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi aktivitas

yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kemampuan perusahaan

dalam meningkatkan kualitas produk. Dengan demikian, ABM dapat

membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan

meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing di pasar.

Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya berdasarkan

aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Biaya

berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan

pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada

produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut. Dalam

penerapan ABM, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal, seperti


mengidentifikasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, menganalisis

aktivitas, dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak efisien. Dengan

demikian, ABM dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas

produk, meningkatkan efisiensi biaya produksi, dan meningkatkan kemampuan

perusahaan dalam bersaing di pasar.

Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity Based Management)

merupakan suatu konsep yang mengarahkan perhatian pada konsumsi sumber

daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Dalam

penerapannya Activity Based Management memusatkan pada pengendalian

aktivitas, yaitu melalui analisis aktivitas. Aktivitas yaitu serangkaian kegiatan

yang membentuk suatu proses pembuatan produk dan penyerahan jasa.

Terdapat dua jenis aktivitas dalam proses produksi, yaitu aktivitas bernilai

tambah (value added activity) dan aktivitas tidak bernilai tambah (non value

added activity).

Aktivitas bernilai tambah (value added activity) adalah aktivitas untuk

mempertahankan perusahaan tetap bertahan dalam bisnisnya. Aktivitas tidak

bernilai tambah (non value added activity) adalah aktivitas yang tidak

diperlukan dalam menghasilkan value bagi produk. Dengan Mengurangi biaya

yang tidak diperlukan (non value added activity), suatu perusahaan dapat

menekankan biaya produknya menjadi lebih rendah tanpa mengurangi

kualitasnya untuk konsumen. Pengurangan atau pengeliminasian aktivitas yang

tidak bernilai tambah dapat mencapai efisiensi biaya produksi perusahaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen ?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat activity based management ?
3. Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based manajemen ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan
activity based management dalam suatu organisasi ?
C. TUJUAN PENULIS

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan activity based manajemen.


2. Untuk mengetahui bagaimana tujuan dan manfaat activity based
management.
3. Untuk mengetahui model dimensi dan penerapan activity based manajemen
?
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan
activity based management dalam suatu organisasi ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Activity-Based Management

Aktivitas merupakan hal yang utama dalam pengendalian dan penilaian

performance lingkungan yang dinamis. Akuntansi aktivitas merupakan

pendekatan yang paling tepat dalam lingkungan yang dinamis dan perusahaan

ditutut untuk melakukan continoues improvement (perbaikan terus).

Akuntansi aktivitas menekankan pada perbaikan proses. Proses adalah

sekumpulan aktivitas yang menentukan kinerja suatu pekerjaan tertentu.

Perbaikan proses berarti perbaikan bagaimana suatu aktivitas dilakukan. Oleh

akarena itu yang diperlukan adalah pengelolaan aktivitas bukan biayanya.

Untuk itulah muncul pendekatan yang baru yang dikenal dengan Activity

Based Management (ABM). ABM merupakan suatu sistem yang terintegrasi

yang memfokuskan perhatian manajemen untuk meningkatkan “customer

value” serta keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dengan peningkatan

value tersebut bagi konsumen.

Manajemen berbasis aktivitas (activity-based management/ABM) adalah

pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan

tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang


dihasilkan bagi customer dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value

tersebut.

1. Definisi Activity–Based Management

Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di

seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian

manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai

untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006;

11).

Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity–Based

Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk

memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan

keuntungan perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM

mempunyai dua frasa penting, yaitu: (1) manajemen berbasis aktivitas

berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai yang

diterima oleh konsumen, dan (2) pemusatan pengelolaan pada aktivitas

untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut

B. Tujuan dan Manfaat Activity–Based Management

ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya, dan oleh karena itu

untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan

pada ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang
diterima oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk

mencapai laba dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.

Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen

dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi

biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi

sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM

memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan

meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher,2007; 239) para konsumen, dan

oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan menyediakan

nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan

ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan

perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi

pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen,

produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor- faktor

kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher,2007;

239).

Manfaat ABM menurut Supriyono (1999; 356) adalah:

 Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan)

organisasi dan aktivitas- aktivitasnya. •Menentukan biaya-biaya dan

profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan jasa.

 Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.

 Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak

bernilai tambah.
 Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi

aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah.

 Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan

pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak

semata berdasar informasi keuangan.

 Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

C. Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajemen

1. Model Dimensi Activity Based Management

Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan

aktivitas atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses.

Jadi, Activity–Based Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi

biaya dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006; 487).

a. Dimensi Biaya

Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi

biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi

biaya ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya.

Sebagaimana sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian

biaya dibebankan pada produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau

dimensi Activity-Based Costing (ABC), didasarkan pada ABC

generasi kedua yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC

generasi pertama. ABC generasi pertama adalah sistem penentuan


biaya produk yang terdiri atas dua tahap yaitu melacak biaya pada

berbagai aktivitas dan membebankan biaya pada produk.

ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan

ketelitian biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan

sistem pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif yang

digunakan sebagai sumber informasi utama Activity-Based

Management (ABM). ABC generasi kedua adalah metodologi untuk

mengukur dan menyediakan informasi mengenai biaya sumber-

sumber, aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek-objek

biaya. Asumsi yang mendasari adalah objek-objek biaya menciptakan

perlunya aktivitas-aktivitas dan aktivitas-aktivitas menciptakan

perlunya sumber-sumber. ABC juga merupakan sistem yang

bermanfaat untuk mengorganisasi dan mengkomunikasikan informasi.

b. Dimensi Proses

Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang

memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa

dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses

adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan

kemampuan untuk mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses

adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai

pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup

analisis penyebab biaya, analisis aktivitas-aktivitas dan evaluasi

kinerja dengan menggunakan informasi dari ABC. Dimensi proses


menyediakan informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam

suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut dengan

aktivitas lainnya. Proses adalah serangkaian aktivitas yang terkait

untuk melaksanakan tujuan tertentu.

2. Penerapan Activity Based Manajemen


Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn ABC.
ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama,
yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan
informasi biaya yang lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya
program-program pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang
tidak bernilai tambah adalah operasi yang tidak perlu dan tidak penting,
perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang tidak
bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa
aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya
guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah yang
menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada
perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas,
yang mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
 Apakah aktivitas tersebut perlu ?
 Apakah aktivitas tersebut efisien ?
 Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang
tidak ?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting
untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-
menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian
manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak
efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai
tambah harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan
mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan melaporkan
biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan
proses dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.
D. Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam
Suatu Organisasi
Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system
manajemen biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis
bisa diterima oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut
umumnya cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi, karena
perubahan dapat merupakan ancaman untuk berbagai alasan. Faktor-faktor
yang mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam
suatu organisasi adalah sebagai berikut:
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan
termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya
organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang
tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung
keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.
2. Top management support and commitment
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM
dan ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu
dukungan dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk
keberhasilan penerapannya.
3. Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang
sudah dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan
dari proses yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan
penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah daftar
dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan lanjutan.
4. Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti
pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan
kerja yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari
program manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran
serta dan kerja sama dari karyawan suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/54752334/Makalah-Activity-Based-

Management-kel-3doc/

Anda mungkin juga menyukai