Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

“Aktivity Based Management (ABM)”

DISUSUN OLEH :

ICHLASUL AMAL AKUBA A062232026


FIFI INDRIANI A062232009
AWAL SYAHRUL ALIMIN A062232028
MUHAMMAD TSABIT A062232030

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Atas rahmat serta hidayah-Nya maka kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Activity Based Management (ABM)”.
Dan kita jangan lupa juga Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang selalu berjuang mengikuti risalahnya,
dan semoga kami senantiasa mentaati dan menjauhi apa yang di larang oleh Nabi
Muhammad SAW dan Allah SWT melalui Al-Quran dan As-Sunnah.
Adapun maksud dan tujuan makalah ini ialah guna memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen Lanjutan, Pembimbing Bapak Dr. Syamsudin, SE.,M.Si. Ak.CA.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu untuk kami menerima segala
saran dan kritik yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Untuk kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Makassar, Maret 2024

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

MAKALAH ............................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5

A. Activity Based Management (AM) ............................................................................... 5

B. Value Chain ................................................................................................................ 9

C. Value Added Activities and Non Value Added Actiities................................................. 9

D. Cost Reduction Strategy .......................................................................................... 11

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 12

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 12

B. Saran ......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas merupakan hal yang utama dalam pengendalian dan penilaian
performance lingkungan yang dinamis. Akuntansi aktivitas merupakan pendekatan yang
paling tepat dalam lingkungan yang dinamis dan perusahaan ditutut untuk melakukan
continoues improvement (pencarian cara – cara untuk meningkatkan keseluruhan
efisiensi dan produktivitas aktivitas – aktivitas dengan cara mengurangi pemborosan,
meningkatkan mutu, dan memangkas biaya – biaya). Akuntansi aktivitas menekankan
pada perbaikan proses. Proses adalah sekumpulan aktivitas yang menentukan kinerja
suatu pekerjaan tertentu. Perbaikan proses berarti perbaikan bagaimana suatu aktivitas
dilakukan. Oleh akarena itu yang diperlukan adalah pengelolaan aktivitas bukan
biayanya. Untuk itulah muncul pendekatan yang baru yang dikenal dengan Activity
Based Management (ABM). ABM merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang
memfokuskan perhatian manajemen untuk meningkatkan “customer value” serta
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dengan peningkatan value tersebut bagi
konsumen.
Manajemen berbasis aktivitas (activity-based management/ABM) adalah
pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan
untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi
customer dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut.
Adapun materi yang akan kami bahas pada makalah ini adalah mengenai activity
based management (ABM), Rantai Nilai (Value Chain), Aktivitas yang bernilai tambah
dan Aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan Strategi Pengurangan Biaya (Cost
Reduction Strategy).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Activity based management (ABM)
2. Apa yang dimaksud dengan Rantai Nilai (Value Chain)
3. Apa yang dimaksud dengan Aktivitas yang bernilai tambah dan Aktivitas yang tidak
bernilai tambah
4. Apa Strategi Pengurangan Biaya (Cost Reduction Strategy).

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Activity Based Management (ABM)


1. Definisi
Menurut Blocher (2010) Activity Based Management (ABM) adalah pengelolaan
aktivitas untuk meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk
meningkatkan laba melalui peningkatan nilai tersebut. ABM menggunakan ABC
sebagai sumber informasi utamanya. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2006)
Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas adalah
pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan perhatian manajemen pada
aktivitas dengan tujuan perbaikan nilai pelanggan dan laba yang dicapai dengan
menyediakan nilai ini.
Activity Based Management (ABM) ini merupakan pendekatan yang berfokus
untuk dapat :
a. Meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dari setiap aktivitas yang
dilakukan
b. Menentukan aktivitas perusahaan yang merupakan aktivitas value added dan non
value added
c. Meningkatkan value added activity dan mengurangi bahkan menghilangkan non
value added activity

2. Tujuan ABM
ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi biaya
yang lebih akurat
b. Memperbaiki laba dengan memberikan nilai pelanggan
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang (1) tidak perlu dan tidak penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak
dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa
aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi
kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan.

5
3. Dimensi Activity Based Management (ABM)
ABC memberikan informasi dan ABM menggunakan informasi ini dalam berbagai
analisis yang di desain untuk menghasilkan perbaikan yang berkesinambungan. Jadi
setelah menerapkan Activity Based Costing (ABC), perusahaan kemudian melakukan
Activity Based Management (ABM) untuk menghilangkan Aktivitas dan Biaya yang
Tidak Bernilai Tambah.
Menurut Hansen dan Mowen, ABM ini meliputi perhitungan biaya produk dan
analisis nilai proses. Jadi di dalam model ABM terdapat 2 dimensi utama,yaitu:
a. Cost Dimension
Dimensi biaya atau dimensi ABC atau dimensi vertikal atau dimensi pembebanan
biaya adalah dimensi ABM. Yang bertujuan menyempurnakan keakuratan biaya
pada objek – objek biaya dengan cara:
1) Sumber – sumber. Tahap pertama ABC adalah mengidentifikasi biaya sumber –
sumber.
2) Aktivitas – aktivitas. Tahap kedua ABC adalah menelusuri biaya – biaya sumber
– sumber pada aktivitas – aktivitas.
3) Objek biaya. Tahap ketiga ABC adalah membebankan biaya pada objek – objek
biaya misalnya berbagai produk atau konsumen yang mengkonsumsi aktivitas –
aktivitas.
4) Jadi, dalam dimensi ini dilakukan penelusuran biaya ke setiap aktivitas,
kemudian biaya setiap aktivitas dibebankan ke produk.
b. Process Dimension
Dimensi proses atau dimensi mendatar atau analisis nilai proses adalah dimensi
ABM yang mengendalikan aktivitas – aktivitas dengan cara :
1) Menganalisis driver – driver biaya. Analisis driver biaya adalah mengidentifikasi
faktor – faktor yang menyebabkan biaya atau menjelaskan mengapa biaya
aktivitas terjadi (analisis driver aktivitas).
2) Mengidentifikasikan aktivitas. Mengidentifikasikan aktivitas adalah menilai
aktivitas – aktivitas apa yang dilaksanakan.
3) Menganalisis kinerja. Menganalisis kinerja adalah mengevaluasi aktivitas –
aktivitas yang dilaksanakan untuk menilai seberapa baik kinerja.

Jadi, dimensi ini ingin mengetahui kinerja setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan.
Dimensi ini menunjukkan informasi tentang continoues improvement yang dilakukan
perusahaan.

6
4. Keunggulan Utama Pendekatan ABM
Keunggulan utama pendekatan ABM meliputi:
a. ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas tersebut bisnis kunci dan
mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk
menurunkan biaya dan meningkatkan nilai bagi pelanggan.
b. ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya
untuk menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan kunci, produk kunci, dan metode
untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan.

5. Komponen Activity Based Management(ABM)


Activity Based Management (ABM) merupakan payung bagi perubahan budaya
yang diperlukan untuk persaingan global. Komponen-komponen yang mendukung
keberhasilan ABM meliputi :

a. Just In Time (JIT)


Merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem manajemen persediaan
dimana bahan baku dan suku cadang dibeli dan diproduksi sebanyak yang
dibutuhkan dan pada saat yang tepat pada setiap tahap proses produksi.
b. Strategic Planning
Suatu perencanaan yang menyeluruh dan terpadu yang mengkaitkan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk pencapaian
tujuan perusahaan melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
c. Activity Accounting
Akuntansl yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas di dalam operasi perusahaan.
d. Life Cycle Management
Melibatkan manajemen aktivitas mulai dari tahap pengembangan untuk menjamin
agar biaya daur hidup secara total jumlahnya lebih rendah dibandingkan kompetitor.
e. Performance Management
Suatu kegiatan mengelola kinerja yang berorientasi kepada pandangan strategic ke
masa depan sehingga kinerja tersebut dapat digunakan sebagai alat komunikasi
untuk pihak-pihak yang membutuhkannya.
f. Investment Management
Bagaimana seorang manajer investasi mengelola uang, dimana dalam proses ini
dibutuhkan pemahaman terhadap berbagai piranti investasi, dan berbagai strategi
yang dapat digunakan untuk menyeleksi piranti tersebut.
g. Continuous Improvement

7
Teknik manajemen dimana para manajer dan pekerja setuju terhadap program
continuous improvement dalam hal kualitas dan factor keberhasilan kritis.
h. Benchmarking
Proses mengidentifikasikan faktor keberhasilan kritis(critical success factor) yang
dicapai perusahaan lain atau unit lain di perusahaan dengan tujuan mengimple
mentasikannya sebagai perbaikan dalam proses perusahaan untuk mencapai
kinerja yang baik.
i. Target Costing
Menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang
kompetitif sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yang diharapkan.
j. Customer Value Analysis
Suatu analisa yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu aktivitas memiliki
nilai (value) bagi pelanggan atau tidak dengan cara melihat apa yang diperoleh
pelanggan dibandingkan dengan pengorbanan untuk memperoleh suatu produk
atau jasa.

Komponen-komponen tersebut digunakan untuk mengelola aktivitas-aktivitas


agar dapat mengeliminasi pemborosan. Misalnya mengeliminasi pemborosan dengan
menekan persediaan (persediaan nol), mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak
bernilai tambah, mengefisiensikan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien,
mengeliminasi kerusakan (kerusakan nol), mengeliminasi pengerjaan kembali
(pengerjaan kembali nol), mengurangi setup mesin (menjadi satu), meningkatkan
ketrampilan karyawan.

6. Tahapan Pelaksanaan ABM


Tahapan Pelaksanaan ABM meliputi :
a. Activity analysis
Pengendalian dimulai dari pemahaman kegiatan yang dikerjakan.
b. Market Targetting
ABM menuntut pihak manajemen senior untuk selalu menetapkan apa yang
dibutuhkan pelanggan dan menyiapkan target operasional untuk mencapai
kebutuhan tersebut.
c. Bussiness Process Improvement
Manajer harus menyelaraskan bermacam-macam proses yang ada dalam
perusahaan
d. Activity Improvement
Pemfokusan perhatian terhadap perbaikan jasa, proses bisnis dan aktivitas

8
e. Procces control
Pengendalian terhadap proses merupakan tindakan untuk meyakinkan bahwa
proses (aktivitas) yang dilaksanakan untuk menghasilkan output beroperasi secara
efektif dan konsisten

B. Value Chain
Value Chain adalah alat analisis strategik yang digunakan untuk mengidentifikasi
dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya. Tujuan analisis value
chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain dimana perusahaan dapat
meningkatkan value untuk menurunkan biaya (cost reduction).
Value chain adalah alat analisis yang digunakan untuk melihat secara strategis
setiap bagian dari aktivitas perusahaan dan mencari tahu kontribusi apa yang diberikan
oleh masing-masing bagian tersebut terhadap daya kompetitif perusahaan. Setiap rantai
harus menambah nilai terhadap kegiatan perusahaan. Oleh karena itu para manajer
harus menentukan aktivitas-aktivitas mana saja dalam jaringan nilai yang dianggap
penting bagi pelanggan.

Tahapan Value Chain


1. Mengidentifikasi aktivitas value chain. Dalam proses desain produk, pemanufakturan
dan pelayanan pelanggan, value chain antara perusahaan berbeda – beda
tergantung pada jenis industry.
2. Identifikasi cost driver pada setiap aktivitas nilai. Cost driver digunakan untuk
menghitung biaya sumber dari setiap unit aktivitas oleh karena itu disini
diidentifikasikan aktivits yang memiliki keunggulan biaya.

C. Aktivitas Bernilai Tambah (Value Added Activities) and Aktivitas Yang Tidak
Bernilai Tambah (Non Value Added Activities)
Activity Based Management (ABM) berfokus pada pengidentifikasian aktivitas
yang dapat dieliminasi dan meyakinkan bahwa aktivitas yang diperlukan sudah
dijalankan secara efisien. Untuk memperbaiki operasi, manajemen harus
menghilangkan aktivitas yang tidak efisien dan tidak perlu, menentukan ‘cost driver’
aktivitas, dan mengubah level ‘cost driver’. Tugas utama dalam analisis aktivitas adalah
mengidentifikasi aktivitas bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah.
1. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat mempertahankan
kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula dikatakan bahwa aktivitas bernilai

9
tambah adalah aktivitas yang diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan efisien.
Biaya untuk melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan biaya aktivitas
bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang seharusnya terjadi dalam
melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas
bernilai tambah meliputi:
 Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaukan untuk memuhi
peraturan atau perundangan yang berlaku.
 Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi 3
kriteria berikut yaitu: (1) aktivitas menyebabkan adanya perubahan sifat atau
bentuk (2) perubahan sifat atau bentuk tidak dapat dilakukan oleh aktivitas
sebelumnya (3) aktivitas yang memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.

2. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)


Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi dilaksanakan
dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas ini disebut dengan biaya
aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah yang harus dieliminasi karena
menimbulkan adanya pemborosan.
Contohnya:
 Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi untuk setiap jenis
produk
 Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam proses dan
barang jadi dari satu dept. ke departemen lain.
 Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku, menunggu
datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian atau departemen lain
 Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk meyakinkan bahwa
barang telah memenuhi spesifikasi atau kualitas yang diharapkan.
 Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam Proses, produk
selesai sebagai persediaan di gudang menunggu waktu pemakaian atau
pengiriman.

Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan


aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang (1) tidak perlu dan tidak penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak
dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa
aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi
kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan.

10
D. Cost Reduction Strategy
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan biaya
(cost reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement. Dalam
lingkungan yang kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang
diinginkan konsumen, dalam waktu yang tepat serta harga yang rendah. Hal ini
mendorong perusahaan harus selalau melakukan perbaikan yang terus menerus dalam
melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya malalui dengan 4
cara berikut ini:
1. Activity elimination
Memfokuskan pada Aktivitas tidak bernilai tambah, dengan mengidentifikasikan
kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
2. Activity selection
Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda disebabkan kerena srtategi yang
saling bersaing. Strategi berbeda membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas
yang biayanya rendah untuk hasil yang sama.
3. Activity reduction
Pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi yang diperlukan suatu aktivitas.
Pendekatan ini terutama ditujukan untuk pengingkatan efisiensi dan peningkatan
aktivitas tidak bernilai tambah dapat dihilangkan.
4. Activity sharing
Peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan skala ekonomi, khususnya
dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost driver tanpa meningkatkan biaya
aktivitasnya.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen berbasis aktivitas (activity-based management/ABM) adalah
pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan
untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi
customer dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang (1) tidak perlu dan tidak penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat
dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas,
biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk,
daya guna, dan nilai yang dirasakan.
Strategi pengurangan biaya dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu : Activity
elimination, Activity selection, Activity reduction, dan Activity sharing
B. Saran
Makalah yang disusun oleh penulis semoga dapat menjadi referensi pembelajaran
dan wawassan dalam Mata Kuliah “Akuntansi Manajemen Lanjutan”, semoga
mahasiswa bisa menambah lebih banyak wawasan. Makalah yang disusun memiliki
banyak kekurangan, karenanya saran serta tanggapan penulis harapkan dari para
pembaca, khususnya teman mahasiswa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Chen, Kung H., dan Lin, Thomas W. 2010. Cost Management:
A Strategic Emphasis. McGraw-Hill. USA. (BCL)
Garrison, Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer. 2013. Akuntansi Manajerial. Jakarta :
Salemba Empat
Hansen Don R, Mowen Marryanne M. 2006. Management Accounting, Seventh Edition
Kaplan, Robert S. dan Atkinson, Anthony A. 1998. Advanced Management Accounting.
Prentice Hall Inc. New Jersey. (KA)

13

Anda mungkin juga menyukai