Disusun Oleh :
Kelompok 7 C9 Manajemen :
1. Komang Bagus Kumbawagiri Wiradharma (1129)
2. Ni Komang Yatiningrum (1192)
3. Ni Putu Imelda Rosita Dewi (1193)
4. Ni Komang Yuni Tilawati (1460)
5. I Komang Adi Sudirta (1709)
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS WARMADEWA
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
Latar Belakang...............................................................................................................................3
A. Rumusan Masalah................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
4. Tradisional Costing..............................................................................................................9
8. Activity Based Management ( unit level, batch level, product level, facility level)........13
BAB III............................................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak awal tahun 1980-an banyak perusahaan Amerika Serikat seperti IBM,
Hewlett Packard, Allen Bradley, Westinghouse, General Motor, General Electric,
Eastman Kodak, dan Locheed telah mengadopsi teknologi pemanufakturan maju
agar dapat bersaing dalam persaingan global. Modernisasi pabrik-pabrik Amerika
Serikat meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya. Dengan adanya perubahan-
perubahan ini maka praktek-praktek manajemen biaya juga mengalami perubahan
dan peningkatan.
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing
(ABC) dan Activity-Based Management (ABM) banyak diterapkan pada
perusahaan perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi
yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan
ABC dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC menyediakan
pandangan yang jelas mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa,
dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang. Activity-Based
Management (ABM) menfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas bisnis, meningkatkan nilai yang diterima pelanggan, dan
memberikan laba bagi perusahaan.
Sistem ABC/ABM telah dikembangkan dan diimplementasikan pada
banyakperusahaan seperti General Motor, Data Technologies, Hewlett-Packard,
Advances Micro Devices, Avery International, Cal Electronic Circuits, General
Electric, Siemens Electric Motor Works, John Deere Component Work, Merck,
Amtrak, Data Service, AT&T, Fireman' Fund, Tekronik, Texas Instrument,
Alexandria Hospital, Union Pacific Railroad, American Express, dan Naval Supply
System Command.
Activity Based Costing (ABC) dan Activiy Based management (ABM)
mempunyai keterkaitan yang erat dengan manajemen biaya strategik. dimana ABC
merupakan sumber informasi utama dari pengembangan Activity Based
Management
A. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Activity Based Costing and Activity Based Management?
2. Apa saja alasan timbulnya Konsep dasar ABC dan ABM dan Contoh aktivitas
yang tidak menambah nilai dan menambah nilai?
BAB II
PEMBAHASAN
4. Tradisional Costing
Hansen dan Mowen (2004:57) Sistem akuntansi biaya tradisional adalah
sistem yang hanya memusatkan ukuran-ukuran output aktivitas yang didasarkan
pada volume produksi. Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan semua
biaya produksi ke dalam produk bahkan biaya produksi yang tidak disebabkan oleh
terciptanya produk juga dibebankan. Sebagai contoh, sebagian upah untuk
keamanan pabrik akan dialokasikan ke produk meskipun upah penjaga keamanan
tersebut sama sekali tidak terpengaruh apakah perusahaan berproduksi atau tidak.
Sistem biaya tradisional dapat dilihat bahwa biaya–biaya yang
terlibatbiasanya hanya biasa langsung saja, yaitu biaya tenaga kerja dan biaya
material. Namun seiring dengan berjalannya waktu muncul biaya–biaya yang bisa
digolongkan kedalam biaya langsung. Biaya–biaya tersebut seperti biaya
reperasi,perawatan, utilitas, dan lain sebagainya. Sistem biaya akan membebankan
biaya tidak langsung kepada basis alokasi yang tidak representatif.
Untuk menjawab permasalahan di atas, Activity Based Costing benar- benar dapat
digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa perusahaan. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Activity Based Costing pada
perusahaan jasa adalah:
1) Identifying and Costing Activities
Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa
kesempatan untuk pengoperasian yang efisien.
2) Special Challenger
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan memiliki
permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan itu seperti sulitnya
mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu
persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan
menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.
3) Output Diversity
Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi
output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang menggambarkan
aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda mungkin sulit untuk
dijelaskan atau ditentukan.
8. Activity Based Management ( unit level, batch level, product level, facility
level)
Menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok-kelompok biaya yang
homogen ditentukan.
a. Unit-Level Activity Costing, yaitu, aktivitas yang dilakukan untuk
memproduksi setiapsatu unit Produk
b. Batch Level Activity, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap waktu suatu batch
ditanganiatau diproses, tanpa memperhatikan beberapa banyak unit yang
terdapat dalam batch.
c. Product Level Activity, adalah aktivitas yang berhubungan dengan produk yang
spesifikdan secara khusus dilakukan tanpa memperhatikan beberapa banyak
batch atau unit yang diproduksi atau dijual.
d. Facility Level Activity, yaitu aktivitas yang dilakukan tanpa memperhatikan
siapapelanggan yang dilayani, berapa banyak batch atau unit yang diproduksi
atau dijual.
9. Analisis Pemicu Biaya dalam Operasional Perusahaan
Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah
dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas.
Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada
pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam
mengambil keputusan.
Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang
terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan
jumlah 8 overhead yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk harus
diidentifikasi melalui cost driver.
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-
biaya overhead.Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas
yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas.Ada dua jenis cost driver, yaitu:
a. Cost Driver berdasarkan unit
Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk
melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.
b. Cost Driver berdasarkan non unit
Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit
yang menjelaskan konsumsi overhead.Contoh cost driver berdasarkan non unit
pada perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang
tersedia.
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak
jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam menentukan
penimbul biayanya atau cost driver.Penentuan jumlah yang dibutuhkan berdasarkan
pada keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi
output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya
produksi semakin akurat. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang
diinginkan, semakin banyak cost driveryang dibutuhkan.
Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus
dipertimbangkan:
a. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost
driver (cost of measurement). Cost driver yang membutuhkan biaya
pengukuran lebih rendah akan dipilih.
b. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih
dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya (degree of correlation). Cost driver
yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih.
c. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect). Cost driver
yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing
(ABC) dan Activity Based Management (ABM) banyak diterapkan pada
perusahaan-perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi
yang disebabkan oleh sistem penentuan harga17 pokok tradisional, sehingga
dengan ABC dapat diperoleh juga biaya produk yang lebih akurat.
ABC menyediakan pandangan yang lebih jelas mengenai bagaimana
perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan
kontribusi dalam jangka panjang.
ABM memfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas bisnis, meningkatkan nilai yang diterima pelanggan, dan
memberikan laba bagi perusahaan.
Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk
yang membebankan biaya kepada produk atau jasa berdasarkan konsumsi
sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan
penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh
aktivitas dimana aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya
yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan kepada aktivitas,
kemudian aktivitas dibebankan kepada objek biaya berdasarkan penggunaannya.
ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara Cost driver dengan
aktivitas. Banyak perusahaan mengelola aktivitas-aktivitas kedalam empat
kategori untuk memperbaiki penelusuran biaya yaitu : Unit level Activities,
Batch level Activities, Productlevel Activities , Facility level activities.
Activity Based Management (ABM) adalah pengelolaan aktivitas untuk
meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk
meningkatkan laba melalui peningkatan nilai (value) tersebut. Dengan Activity
Based Management (ABM), suatu perusahaan dapat melakukan evaluasi baiya
dan niali (value) dari suatu aktivitas proses sehingga akan terindentifikasi
peluang (akan terjadi perbaikan posisi kompetitif) dan meningkatkan efisiensi
proses (Process Improvement)
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/237519910/Makalah-Activity-Based-Management
https://www.academia.edu/27353873/
Makalah_Akuntansi_Manajemen_Activity_Based_Management_Universitas_Muhammadi
yah_Buton_Fakultas_Ekonomi_Program_Studi_Akuntansi_Periode_2015_2016
https://www.coursehero.com/u/file/70165064/abc-dan-abmdocx/?justUnlocked=1
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4910/3/T1_162009011_BAB%20II.pdf
https://smartpresence.id/blog/hr/activity-based-costing-manfaat-serta-kekurangannya
https://docplayer.info/40406089-Bab-i-pendahuluan-activity-based-management-abm-
meliputi-activity-based-costing-abc.html