Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) dan ACTIVITY BASED MANAGEMENT


(ABM)
Dosen Pengampu : Ni Luh Putu Mita Miati S.E.,M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 7 C9 Manajemen :
1. Komang Bagus Kumbawagiri Wiradharma (1129)
2. Ni Komang Yatiningrum (1192)
3. Ni Putu Imelda Rosita Dewi (1193)
4. Ni Komang Yuni Tilawati (1460)
5. I Komang Adi Sudirta (1709)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2021/2022

DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................................................2

BAB I.................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................................3

Latar Belakang...............................................................................................................................3

A. Rumusan Masalah................................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................................................5

1. Pengertian Activity Based Costing......................................................................................5

2. Pengertian Activity Based Management (ABM)................................................................6

3. Hubungan Activity Based Costing dan Activity Based Management...............................9

4. Tradisional Costing..............................................................................................................9

5. Perbandingan Antar Biaya................................................................................................10

6. Manfaat Dan Kelemahan ABC Costing............................................................................11

7. Penerapan ABC dalam Perusahaan Jasa.........................................................................12

8. Activity Based Management ( unit level, batch level, product level, facility level)........13

BAB III............................................................................................................................................16

PENUTUP.......................................................................................................................................16

A. Kesimpulan.........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejak awal tahun 1980-an banyak perusahaan Amerika Serikat seperti IBM,
Hewlett Packard, Allen Bradley, Westinghouse, General Motor, General Electric,
Eastman Kodak, dan Locheed telah mengadopsi teknologi pemanufakturan maju
agar dapat bersaing dalam persaingan global. Modernisasi pabrik-pabrik Amerika
Serikat meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya. Dengan adanya perubahan-
perubahan ini maka praktek-praktek manajemen biaya juga mengalami perubahan
dan peningkatan.
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing
(ABC) dan Activity-Based Management (ABM) banyak diterapkan pada
perusahaan perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi
yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan
ABC dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC menyediakan
pandangan yang jelas mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa,
dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang. Activity-Based
Management (ABM) menfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas bisnis, meningkatkan nilai yang diterima pelanggan, dan
memberikan laba bagi perusahaan.
Sistem ABC/ABM telah dikembangkan dan diimplementasikan pada
banyakperusahaan seperti General Motor, Data Technologies, Hewlett-Packard,
Advances Micro Devices, Avery International, Cal Electronic Circuits, General
Electric, Siemens Electric Motor Works, John Deere Component Work, Merck,
Amtrak, Data Service, AT&T, Fireman' Fund, Tekronik, Texas Instrument,
Alexandria Hospital, Union Pacific Railroad, American Express, dan Naval Supply
System Command.
Activity Based Costing (ABC) dan Activiy Based management (ABM)
mempunyai keterkaitan yang erat dengan manajemen biaya strategik. dimana ABC
merupakan sumber informasi utama dari pengembangan Activity Based
Management

A. Rumusan Masalah
1. Apa itu Sistem Activity Based Costing and Activity Based Management?
2. Apa saja alasan timbulnya Konsep dasar ABC dan ABM dan Contoh aktivitas
yang tidak menambah nilai dan menambah nilai?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Activity Based Costing


Activity Based Costing (ABC) adalah suatu pendekatan terhadap sistem
akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi
produk, dimana aktivitas tersebut merupakan titik akumulasi biaya yang mendasar
serta pengurangan biaya dan penentuan secara akurat biaya produk atau jasa sebagai
tujuan. Sistem informasi ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan
dagang. Dengan metode ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan
menghilangkan aktivitasaktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang
dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap
kebutuhan organisasi).
Secara umum pengertian Activity Based Costing System (ABC System)
adalah suatu sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-
aktivitas yang terjadi dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas
tersebut kepada produk atau jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau
jasa tersebut pada manajemen agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan,
pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan.
Biaya pemberian bantuan kepada pelanggan dibebankan kepada individu
pelanggan.ABC merupakan pendekatan penentuan biaya produk yang
membebankanbiaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang
disebabkankarena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini bahwa
produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan
tersebutmenggunakan sumberdaya yang menyebabkan timbulnya biaya.Dengan
ABC, biaya overhead pabrik dibebankan ke objek biaya sepertibarang/jasa dengan
mengidentifikasi sumber daya, aktivitas dan biayanya sertakuantitas aktivitas dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi output.System harga pokok
ABC bertujuan memahami overhead dan profitabilitas produk konsumen. ABC
adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakaninformasi biaya bagi
manajer untuk keputusan strategic dan keputusan lainnya yangmungkin akan
mempengaruhi kapasitas biaya dan juga biaya tetap.

2. Pengertian Activity Based Management (ABM)


Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada
pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya. Manajemen berdasarkan
aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses
perbaikan terus menerus. Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja, metode kerja,
tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat harga, kualitas produk, dan kualitas pelanggan.
Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan sumber-
sumber daya yang dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas adalah
pengorbanan input untuk memperoleh output dan keuntungan. Manajemen harus
berusaha meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi aktivitas
yang tidak bernilai tambah secara sistematis. Aktivitas bernilai tambah seperti riset
pasar, merancang dan mengembangkan produk, membuat dan menjual produk, serta
pelayanan purna jual produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah seperti
pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan barang
setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu, dan penyimpanan. Aktivitas ini harus
dikurangi kalau mungkin dihapuskan.
Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh
sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai
aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai
hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006; 11). Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity-
Based Management (ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan
pengelolaan pada aktivitas
dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value
yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value
tersebut. Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity–Based Management
(ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa
bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting,
yaitu manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk
meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada
aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.
Tujuan dan Manfaat Activity Based Management yaitu ABM merupakan
pusat dari sistem manajemen biaya oleh karena itu untuk mengelola organisasi atau
perusahaan dengan baik, harus menekankan pada ABM. ABM bertujuan untuk
meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh para konsumen, dan oleh
karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan menyediakan nilai tambah
bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah
manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi,
mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan
mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM
memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan
meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239).
Manfaat ABM menurut Supriyono (1999;356) adalah :
a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan
aktivitas-aktivitasnya.
b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk
dan jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas
tidak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi
keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen.
Penerapan Activity Based Manajemen yaitu Activity based Management lebih
komprehensive dibandingakn ABC. ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem
yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi
biaya yang lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-
program pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang tidak perlu dan tidak penting, perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat
dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa
aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi
kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah
yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada
perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang
mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu ?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk
memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-
menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian
manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak
efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah
harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas
tak bernilai tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja
keras untuk mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak bernilai
tambah.

3. Hubungan Activity Based Costing dan Activity Based Management


ABC memberikan informasi dan ABM menggunakan informasi ini dalam
berbagai analisis yang didesain untuk menghasilkan perbaikan yang
berkesinambungan. Jadi setelah menerapkan Activity Based Costing (ABC),
perusahaan kemudian melakukan Activity Based Management (ABM) ini, maka
nilai yang diterima pelanggan akan lebih bernilai.

4. Tradisional Costing
Hansen dan Mowen (2004:57) Sistem akuntansi biaya tradisional adalah
sistem yang hanya memusatkan ukuran-ukuran output aktivitas yang didasarkan
pada volume produksi. Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan semua
biaya produksi ke dalam produk bahkan biaya produksi yang tidak disebabkan oleh
terciptanya produk juga dibebankan. Sebagai contoh, sebagian upah untuk
keamanan pabrik akan dialokasikan ke produk meskipun upah penjaga keamanan
tersebut sama sekali tidak terpengaruh apakah perusahaan berproduksi atau tidak.
Sistem biaya tradisional dapat dilihat bahwa biaya–biaya yang
terlibatbiasanya hanya biasa langsung saja, yaitu biaya tenaga kerja dan biaya
material. Namun seiring dengan berjalannya waktu muncul biaya–biaya yang bisa
digolongkan kedalam biaya langsung. Biaya–biaya tersebut seperti biaya
reperasi,perawatan, utilitas, dan lain sebagainya. Sistem biaya akan membebankan
biaya tidak langsung kepada basis alokasi yang tidak representatif.

5. Perbandingan Antar Biaya


Suatu temuan yang konsisten dari buku akuntansi biaya tradisional adalah
ketidak tepatan dalam menggunakan informasi biaya untuk menjalankan suatu
pabrik manufakturing. Hal ini berbeda dengan sistem biaya ABC yang memberikan
informasi biaya yang lebih akurat. Sistem biaya ABC menelusuri biaya produksi
tidak langsung ke unit, batch, lintasan produk, dan seluruh fasilitas berdasarkan
aktifitas tiap level. Metode penentuan biaya ini menghasilkan biaya akhir produk
yang lebih akurat dan lebih realistis. Beberapa perbandingan antara sistem biaya
tradisional dan sistem biaya Activity- Based Costing (ABC) yang dikemukakan oleh
Amin Widjaya dalam bukunya “Activity-Based Costing untuk manufakturing dan
pemasaran ", adalah sebagai berikut: :
1) Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya
driver untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari setiap produk.
Sedangkan sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead secara
arbitrer berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non reprersentatif.
2) Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem
biaya tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti
laba. Apabila sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan
profitabilitas produk, angka-angkanya tidak dapat diandalkan.
3) Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan
ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu
pandangan fungsional silang mengenai organisasi.
4) Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis
varian dari pada sistem tradisional , karena kelompok biaya (cost pools) dan
pemacu biaya (cost driver) jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC dapat
menggunakan data biaya historis pada akhir periode untuk menghilang biaya
aktual apabila kebutuhan muncul.

6. Manfaat Dan Kelemahan ABC Costing


a. Manfaat Menghitung ABC
1) Apabila perusahaan dapat melakukan implementasi metode ini hingga
sukses, maka akan ada manfaat yang sangat besar yang akan didapatkan
oleh perusahaan. Berikut ini beberapa manfaat yang akan dirasakan oleh
perusahaan.
2) Membantu dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan.
3) Penentuan harga yang lebih baik sehingga dapat bersaing dengan
kompetitor.
4) Dengan menggunakan ABC, analisis biaya dapat dengan mudah untuk
diperbaiki sehingga pihak manajemen bisa melakukan peningkatan volume
atas produk dengan tingkat penjualan yang rendah.
5) Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, pihak
manajemen bisa mengambangkan produk lebih mudah.
b. Kekurangan Activity Based Costing
1) Walaupun metode Activity Based Costing memiliki beberapa manfaat dan
memberikan dampak yang besar terhadap perusahaan terutama dalam
penentuan harga suatu produk, akan tetapi metode ini juga memiliki
kekurangan yang harus diketahui terutama oleh pihak manajemen. Berikut
ini beberapa kekurangan metode ABC.
2) Dalam melakukan implementasi dan pengembangan metode ini terbilang
cukup mahal.
3) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan implementasi metode ini dari
mulai sampai selesai membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya
lebih dari satu tahun sampai bisa berhasil.
4) Metode ini belum termasuk biaya iklan, promosi dan riset.
5) Laporan Activity Based Costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku saat ini.

7. Penerapan ABC dalam Perusahaan Jasa


Sistem ABC tidak hanya berfokus ke perhitungan harga pokok produk/jasa,
namun mencakup perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui
pengelolaan aktivitas. Perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi
sektor publik dan organisasi nirlaba berkepentingan untuk mengurangi biaya dalam
pengelolaan aktivitas, sehingga perusahaan dan organisasi tersebut membutuhkan
sistem informasi biaya yang mampu menyediakan informasi berlimpah tentang
aktivitas.
Namun, ada beberapa perbedaan dasar antara perusahaan jasa dan
manufaktur. Kegiatan dalam perusahaan manufaktur cenderung menjadi jenis yang
sama dan dilaksanakan dengan cara yang serupa. Hal ini berbeda untuk perusahaan
jasa. Perbedaan dasar lainnya antara perusahan jasa dan manufaktur adalah
pendefinisian keluaran. Untuk perusahaan manufaktur, keluaran mudah ditentukan
(produk-produk nyata yang di produksi), tetapi untuk perusahaan jasa, pendefinisian
keluaran lebih sulit. Keluaran untuk perusahaan jasa kurang nyata. Keluaran harus
didefinisikan sehingga keluaran dapat dihitung harganya.

Untuk menjawab permasalahan di atas, Activity Based Costing benar- benar dapat
digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa perusahaan. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Activity Based Costing pada
perusahaan jasa adalah:
1) Identifying and Costing Activities
Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa
kesempatan untuk pengoperasian yang efisien.
2) Special Challenger
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan memiliki
permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan itu seperti sulitnya
mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu
persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan
menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.
3) Output Diversity
Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi
output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang menggambarkan
aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda mungkin sulit untuk
dijelaskan atau ditentukan.

8. Activity Based Management ( unit level, batch level, product level, facility
level)
Menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok-kelompok biaya yang
homogen ditentukan.
a. Unit-Level Activity Costing, yaitu, aktivitas yang dilakukan untuk
memproduksi setiapsatu unit Produk
b. Batch Level Activity, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap waktu suatu batch
ditanganiatau diproses, tanpa memperhatikan beberapa banyak unit yang
terdapat dalam batch.
c. Product Level Activity, adalah aktivitas yang berhubungan dengan produk yang
spesifikdan secara khusus dilakukan tanpa memperhatikan beberapa banyak
batch atau unit yang diproduksi atau dijual.
d. Facility Level Activity, yaitu aktivitas yang dilakukan tanpa memperhatikan
siapapelanggan yang dilayani, berapa banyak batch atau unit yang diproduksi
atau dijual.
9. Analisis Pemicu Biaya dalam Operasional Perusahaan
Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah
dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas.
Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada
pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam
mengambil keputusan.
Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang
terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan
jumlah 8 overhead yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk harus
diidentifikasi melalui cost driver.
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-
biaya overhead.Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas
yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas.Ada dua jenis cost driver, yaitu:
a. Cost Driver berdasarkan unit
Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk
melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.
b. Cost Driver berdasarkan non unit
Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit
yang menjelaskan konsumsi overhead.Contoh cost driver berdasarkan non unit
pada perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang
tersedia.
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak
jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam menentukan
penimbul biayanya atau cost driver.Penentuan jumlah yang dibutuhkan berdasarkan
pada keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi
output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya
produksi semakin akurat. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang
diinginkan, semakin banyak cost driveryang dibutuhkan.
Dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus
dipertimbangkan:
a. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost
driver (cost of measurement). Cost driver yang membutuhkan biaya
pengukuran lebih rendah akan dipilih.
b. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih
dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya (degree of correlation). Cost driver
yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih.
c. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect). Cost driver
yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing
(ABC) dan Activity Based Management (ABM) banyak diterapkan pada
perusahaan-perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi
yang disebabkan oleh sistem penentuan harga17 pokok tradisional, sehingga
dengan ABC dapat diperoleh juga biaya produk yang lebih akurat.
ABC menyediakan pandangan yang lebih jelas mengenai bagaimana
perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan
kontribusi dalam jangka panjang.
ABM memfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas bisnis, meningkatkan nilai yang diterima pelanggan, dan
memberikan laba bagi perusahaan.
Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk
yang membebankan biaya kepada produk atau jasa berdasarkan konsumsi
sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan
penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh
aktivitas dimana aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya
yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan kepada aktivitas,
kemudian aktivitas dibebankan kepada objek biaya berdasarkan penggunaannya.
ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara Cost driver dengan
aktivitas. Banyak perusahaan mengelola aktivitas-aktivitas kedalam empat
kategori untuk memperbaiki penelusuran biaya yaitu : Unit level Activities,
Batch level Activities, Productlevel Activities , Facility level activities.
Activity Based Management (ABM) adalah pengelolaan aktivitas untuk
meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk
meningkatkan laba melalui peningkatan nilai (value) tersebut. Dengan Activity
Based Management (ABM), suatu perusahaan dapat melakukan evaluasi baiya
dan niali (value) dari suatu aktivitas proses sehingga akan terindentifikasi
peluang (akan terjadi perbaikan posisi kompetitif) dan meningkatkan efisiensi
proses (Process Improvement)
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/237519910/Makalah-Activity-Based-Management

https://www.academia.edu/27353873/
Makalah_Akuntansi_Manajemen_Activity_Based_Management_Universitas_Muhammadi
yah_Buton_Fakultas_Ekonomi_Program_Studi_Akuntansi_Periode_2015_2016

https://www.coursehero.com/u/file/70165064/abc-dan-abmdocx/?justUnlocked=1

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4910/3/T1_162009011_BAB%20II.pdf

https://smartpresence.id/blog/hr/activity-based-costing-manfaat-serta-kekurangannya

https://docplayer.info/40406089-Bab-i-pendahuluan-activity-based-management-abm-
meliputi-activity-based-costing-abc.html

Anda mungkin juga menyukai