Oleh :
I Made Adi Wirayudha (2107531221)
Dosen pengampu :
1. Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaukan untuk memuhi peraturan atau
perundangan yang berlaku.
2. Discretionary Activities, merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi 3 kriteria
berikut yaitu:
a. Aktivitas menyebabkan adanya perubahan sifat atau bentuk.
b. Perubahan sifat atau bentuk tidak dapat dilakukan oleh aktivitas sebelumnya.
c. Aktivitas yang memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.
Dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya aktivitas bernilai tambah, manajemen dapat
menilai tingkat ketidak efisienan aktivitas dan menentukan potensi untuk perbaikan. Biaya
bernilai tambah (Standard Quantities/SQ) dapat dihitung dengan mengalikan kuantitas standar
bernilai tambah dengan standar harga (Standard Price/SP). Biaya tak bernilai tambah
dapat dihitung sebagai perbedaan antara output aktual tingkat aktivitas (Activity Quantity/AQ)
dan tingkat bernilai tambah (SQ) dikalikan dengan biaya standar per unit.
h= ×
h= ×
SQ = Tingkat keluaran bernilai tambah untuk suatu aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran keluaran aktivitas
AQ = Kuantitas actual dari keluaran aktivitas yang digunakan atau kuantitas
actual dari kapasitas aktivitas yang diperoleh.
Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities), merupakan aktivitas yang
tidak diperlukan atau diperlukan tetapi dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk
melaksanakan aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah
yang harus dieliminasi karena menimbulkan adanya pemborosan.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan biaya (cost
reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement. Dalam lingkungan yang
kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang diinginkan konsumen, dalam
waktu yang tepat serta harga yang rendah.
Sistem pelaporan biaya aktivitas pada sistem Activity-Based Management (ABM) melibatkan
pengumpulan dan analisis data biaya untuk setiap aktivitas yang terkait dengan produksi suatu
produk atau penyediaan suatu layanan. Tujuannya adalah untuk memahami dengan lebih baik
bagaimana biaya dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan dan untuk mengidentifikasi aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah pada produk atau layanan. Langkah-langkah yang biasanya
dilakukan dalam sistem pelaporan biaya aktivitas pada sistem ABM antara lain:
a) Identifikasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan produksi suatu produk atau
penyediaan suatu layanan.
b) Mengumpulkan data biaya untuk setiap aktivitas yang teridentifikasi.
c) Menghitung biaya aktivitas dengan menggunakan metode alokasi biaya yang sesuai,
seperti Direct Costing atau Activity-Based Costing (ABC).
d) Menganalisis data biaya dan aktivitas untuk mengidentifikasi aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah pada produk atau layanan.
e) Menetapkan tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan atau meminimalkan
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah
Dalam pelaporan biaya aktivitas pada sistem ABM, laporan biaya umumnya dibagi
menjadi beberapa kategori aktivitas, seperti aktivitas pemesanan, aktivitas produksi, aktivitas
pengiriman, dan lain sebagainya. Selain itu, laporan tersebut juga dapat dilengkapi dengan
informasi tambahan, seperti perhitungan unit cost, analisis biaya-manfaat, dan rekomendasi
untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas aktivitas. Dengan sistem pelaporan biaya aktivitas
pada sistem ABM yang baik, perusahaan dapat memahami lebih baik bagaimana biaya
dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan, dan dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam
meminimalkan biaya dan meningkatkan efisiensi operasional.
Daftar Pustaka
Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat