Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI MANAJEMEN

Activity Based Management

Oleh :
I Made Adi Wirayudha (2107531221)

Dosen pengampu :

Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, S.E., M.Si.,CMA

Prodi Sarjana Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2022/2023
PEMBAHASAN

1. Hubungan Antara Activity Based Costing dan Activity Based management


Activity-Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan
meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya. ABM melibatkan ABC dan
menggunakannya sebagai sumber informasi utama dengan tujuanmemperbaiki pengambilan
keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan
mendorong serta mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan. Hubungan ABC dengan
ABM terjadi karena ABM membutuhkan informasi dari ABC untuk melakukan analisis yang
berhubungan dengan perbaikan yang berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran. Biaya
pemasaran adalah biaya yang timbul karena terjadinya pertukaran di antara perusahaan dengan
konsumen. Yang termasuk biaya pemasaran antara lain: biaya promosi, biaya distribusi fisik,
biaya riset pasar, biaya pengembangan produk. Sistem ABC tidak hanya memperbaiki
pengalokasian sumber daya salam suatu perusahaan tetapidengan mudah dapat
diimplementasikan tterhadap aktivitas pemasaran. ABC semula diakui sebagai metode untuk
menyempurnakan ketelitian biaya produk, namun ABC kini merupakan sistem pengukuran
kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan sebagaisumber informasi utama Activity-
Based Management (ABM). ABC kini menjadi metodologi untuk mengukur dan menyediakan
informasi mengenai biaya sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada
objek-objek biaya. Asumsi yang mendasari adalah:
(1)Objek-objek biaya menciptakan perlunya aktivitas-aktivitas,
(2) aktivitas)aktivitasmenciptakan perlunya sumber-sumber.
ABC juga merupakan sistem yang bermanfaatuntuk mengorganisasi dan mengkomunikasikan
informasi.

2. Proses Value Analysis (PVA)


Analisis nilai proses (process value analysis) mendefinisikan pertanggungjawaban
berdasarkan aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan maksimalisasi kinerja sistem
secara menyeluruh bukan kinerja individu. Analisis nilai proses memusatkan pada:

a) Analisis Penggerak (Driver Analysis)


Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu aktivitas. Setiap
aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input aktivitas merupakan sumber-
sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu aktivitas,sedangkan output
aktivitas merupakan produk yang dihasilkan dari suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh
suatu akitivitas perlu diukur dalam satuan kuantitatif tertentu yang disebut dengan Activity
Output Measure

b) Pengukuran Analisis Aktivitas (Activity Analysis)


Analisis aktivitas menekankan pada bagaimana mengidentifkasi dan menentukan nilai.
Analisis aktivitas akan menghasilkan empat hal aktivitas apa yang telah dilakukan, berapa
banyak orang yang melakukan aktivitas, waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk aktivitas,
menentukan nilai aktivitas bagi organisasi termasuk rekomendasi untuk memilih dan
mempertahankan aktivitas bernilai tambah.
c) pengukuran kerja Aktivitas (Activity Performance Measurement)
Hal yang mendasar bagi usaha manjemen dalam meningkatkan profitabilitas maka
diperlukan pengukuran aktivitas seberapa baik proses yang telah dilakukan. Pengukuran ini dapat
dilihat darisegi keuangan dan non keuangan. Ukuran ini juga dirancang untuk mengetahui
adanya perbaikan berkelanjutan. Pengukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama
yaitu: efisiensi, kualitas dan waktu.

3. Analisis Ukuran Efiesiensi Aktivitas


Akivitas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu aktivitas bernilai tambah dan aktivitas
tidak bernilai tambah. Kedua aktivitas ini biasanya terjadi pada perusahaan manufaktur ataupun
perusahaan jasa. Klasifikasi berbagai aktivitas juga memungkinkan ABM untuk terhubung
dengan berbagai usaha perbaikan berkelanjutan, seperti proses manufaktur just-in-time (JIT),
manajemen kualitas total, dan manajemen biaya kualitas lingkungan keseluruhan. Penyebab
kegagalan implementasi ABM adalah kurang dukungan dari manajer tingkat atas.
a) Aktivitas Bernilai Tambah

Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk dipertahankan


dalam bisnis. Aktivitas ini harus terus dipertahankan oleh perusahaan, karena aktivitas
inilah yang menjadikan suatu produk atau jasa lebih kompetitif dipasar. Jika aktivitas
bernilai tambah dieliminasi, akan mengurangi nilai yang akan didapat oleh konsumen,
sehingga konsumen tidak lagi membeli atau mengkonsumsi produk atau jasa perusahaan
tersebut. Dengan kata lain, perusahaan tersebut akan mengalami kekalahan persaingan di
dalam pasar. Aktivitas bernilai tambah menimbulkan biaya aktivitas bernilai tambah,
yaitu biaya yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas bernilai tambah.

Aktivitas yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:

1. Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaukan untuk memuhi peraturan atau
perundangan yang berlaku.
2. Discretionary Activities, merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi 3 kriteria
berikut yaitu:
a. Aktivitas menyebabkan adanya perubahan sifat atau bentuk.
b. Perubahan sifat atau bentuk tidak dapat dilakukan oleh aktivitas sebelumnya.
c. Aktivitas yang memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.
Dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya aktivitas bernilai tambah, manajemen dapat
menilai tingkat ketidak efisienan aktivitas dan menentukan potensi untuk perbaikan. Biaya
bernilai tambah (Standard Quantities/SQ) dapat dihitung dengan mengalikan kuantitas standar
bernilai tambah dengan standar harga (Standard Price/SP). Biaya tak bernilai tambah
dapat dihitung sebagai perbedaan antara output aktual tingkat aktivitas (Activity Quantity/AQ)
dan tingkat bernilai tambah (SQ) dikalikan dengan biaya standar per unit.

h= ×
h= ×
SQ = Tingkat keluaran bernilai tambah untuk suatu aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran keluaran aktivitas
AQ = Kuantitas actual dari keluaran aktivitas yang digunakan atau kuantitas
actual dari kapasitas aktivitas yang diperoleh.

b) Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities), merupakan aktivitas yang
tidak diperlukan atau diperlukan tetapi dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk
melaksanakan aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah
yang harus dieliminasi karena menimbulkan adanya pemborosan.

Perusahaan mengelompokkan aktivitas kedalam aktivitas bernilai tambah dan kedalam


aktivitas tidak bernilai tambah, dengan tujuan untuk dapat meminimumkan biaya yang terjadi
akibat aktivitas tidak bernilai tambah, dengan cara mengeliminasi aktivitas tersebut. Aktivitas
tidak bernilai tambah yang tidak dieliminasi akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi
perusahaan. Aktivitas tidak bernilai tambah menimbulkan biaya aktivitas tidak bernilai tambah,
yaitu biaya yang timbul karena adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah.
Contoh aktivitas tidak bernilai tambah:

A. Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi untuk setiap jenis


produk.
B. Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam proses dan barang jadi
dari satu dept. ke departemen lain.
C. Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku, menunggu
datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian atau departemen lain.
D. Inspection, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk meyakinkan bahwa barang
telah memenuhi spesifikasi atau kualitas yang diharapkan.
E. Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam Proses, produk
selesai sebagai persediaan di gudang menunggu waktu pemakaian atau pengiriman.

Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan biaya (cost
reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement. Dalam lingkungan yang
kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang diinginkan konsumen, dalam
waktu yang tepat serta harga yang rendah.

4. Sistem Pelaporan Biaya Aktivitas

Sistem pelaporan biaya aktivitas pada sistem Activity-Based Management (ABM) melibatkan
pengumpulan dan analisis data biaya untuk setiap aktivitas yang terkait dengan produksi suatu
produk atau penyediaan suatu layanan. Tujuannya adalah untuk memahami dengan lebih baik
bagaimana biaya dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan dan untuk mengidentifikasi aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah pada produk atau layanan. Langkah-langkah yang biasanya
dilakukan dalam sistem pelaporan biaya aktivitas pada sistem ABM antara lain:
a) Identifikasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan produksi suatu produk atau
penyediaan suatu layanan.
b) Mengumpulkan data biaya untuk setiap aktivitas yang teridentifikasi.
c) Menghitung biaya aktivitas dengan menggunakan metode alokasi biaya yang sesuai,
seperti Direct Costing atau Activity-Based Costing (ABC).
d) Menganalisis data biaya dan aktivitas untuk mengidentifikasi aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah pada produk atau layanan.
e) Menetapkan tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan atau meminimalkan
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah

Dalam pelaporan biaya aktivitas pada sistem ABM, laporan biaya umumnya dibagi
menjadi beberapa kategori aktivitas, seperti aktivitas pemesanan, aktivitas produksi, aktivitas
pengiriman, dan lain sebagainya. Selain itu, laporan tersebut juga dapat dilengkapi dengan
informasi tambahan, seperti perhitungan unit cost, analisis biaya-manfaat, dan rekomendasi
untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas aktivitas. Dengan sistem pelaporan biaya aktivitas
pada sistem ABM yang baik, perusahaan dapat memahami lebih baik bagaimana biaya
dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan, dan dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam
meminimalkan biaya dan meningkatkan efisiensi operasional.
Daftar Pustaka

Anonym. 2012. Activity Based Management. Diakses melalui:


http://d2bnuhatama.blogspot.com/2012/06/activity-based-management-abm.html.
Diakses pada 10 Maret 2023
Anonym. 2015. Makalah Sistem Activity Based Costing. Diakses melalui:

Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai