Activity-Based Management
Dosen Pengampu :
Oleh :
Ida Ayu Ary Mahadewi
1907531028
Ukuran output praktis adalah ukuran permintaan yang dibutuhkan atas suatu
aktivitas dan hal yang disebut penggerak aktivitas. Ketika kebutuhan akan suatu aktivitas
berubah, biaya aktivitas dapat berubah
Akar pemicu dari biaya suatu aktivitas kerap merupakan akar pemicu dari berbagai
aktivitas terkait lainnya. Contohnya, kualitas pemasok yang rendah mungkin merupakan
akar pemicu biaya pemeriksaan suku cadang yang dibeli (ukuran output x jumlah jam
pemeriksaan) dan pemesanan ulang (ukuran output x jumlah pemesanan ulang). Dengan
mengimplementasikan manajemen kualitas total dan program evaluasi pemasok, kedua
aktivitas tersebut dan proses pengadaannya dapat diperbaiki.
• Aktivitas Bernilai-Tambah
Berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam bisnis
disebut sebagai aktivitas yang bernilai tambah. Beberapa aktivitas yang disyaratkan
memang dibutuhkan untuk memenuhi peraturan hukum. Berbagai aktivitas lainnya
dalam perusahaan tersebut adalah aktivitas discretionary. Aktivitas discretionary
diklasifikasikan sebagai aktivitas yang bernilai tambah jika secara simultan memenuhi
berbagai syarat: (1) aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi, (2) perubahan
kondisi yang tidak dapat dicapai melalui aktivitas sebelumnya, dan (3) aktivitas yang
memungkinkan berbagai aktivitas lainnya dilakukan.
• Aktivitas Tak-Bernilai-Tambah
Semua aktivitas selain berbagai aktivitas yang paling penting untuk tetap
bertahan dalam bisnis sehingga dipandang tidak perlu disebut sebagai aktivitas tak-
bernilai tambah. Aktivitas tak-bernilai tambah dapat diidentifikasi melalui
ketidakmampuannya memenuhi salah satu dari tiga 3 disebutkan di atas. Biaya tak-
bernilai tambah adalah berbagai biaya yang disebabkan oleh aktivitas tak-bernilai-
tambah atau kinerja tidak efisien dari aktivitas bernilai tambah. Karena peningkatan
persaingan, banyak perusahaan mencoba untuk mengeliminasi aktivitas tak-bernilai
tambah karena berbagai aktivitas tersebut menambah biaya yang tidak perlu dan
menekan kinerja.
• Pengurangan Biaya
Perbaikan berkelanjutan membawa tujuan pengurangan biaya. Berbagai usaha
untuk mengurangi biaya dari berbagai produk dan proses yang ada akan disebut
sebagai perhitungan biaya Kaizen. Kondisi persaingan memaksa perusahaan untuk
mengirimkan produk yang diinginkan para pelanggan secara tepat waktu dengan
biaya serendah mungkin. Hal ini berarti perusahaan harus terus berusaha keras untuk
memperbaiki biayanya. Perhitungan biaya Kaizen memiliki ciri perbaikan yang
konstan dan meningkat atas berbagai proses dan produk yang ada. Analisis aktivitas
adalah elemen penting dalam perhitungan biaya Kaizen. Analisis aktivitas dapat
mengurangi biaya melalui empat cara:
1. Eliminasi aktivitas,
Efisiensi berfokus pada hubungan berbagai input aktivitas dengan output aktivitas.
Kualitas berkaitan dengan melakukan aktivitas yang benar sejak aktivitas tersebut
dilakukan pertama kali. Ouput aktivitas yang cacat perlu diulang hingga menyebabkan
biaya yang tidak dibutuhkan dan pengurangan efisiensi. Waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu aktivitas juga merupakan hal penting. Waktu yang lebih lama biasanya
berarti lebih banyak penggunaan sumber daya dan lebih sedikit kemampuan untuk
merespons kebutuhan pelanggan. Ukuran waktu untuk kinerja cenderung bersifat
nonkeuangan, sedangkan efisiensi dan kualitas adalah ukuran keuangan dan nonkeuangan.
Pelaporan ini adalah cara untuk meningkatkan efisiensi aktivitas. Suatu sistem
akuntansi perusahaan seharusnya membedakan antara biaya bernilai tambah dan tak
bernilai tambah karena memperbaiki kinerja aktivitas membutuhkan penghapusan tak
bernilai tambah dan mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah. Mengetahui jumlah biaya
yang dihemat merupakan hal yang penting bagi tujuan strategis
Dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya aktivitas bernilai tambah,
manajemen dapat menilai tingkat ketidak efisienan aktivitas dan menentukan potensi
untuk perbaikan.Biaya bernilai tambah (standar quantities yaitu SQ) dapat dihitung
dengan mengalikan kuantitas standar bernilai tambah dengan standar harga (standar
price yaitu SP). Biaya tak bernilai tambah dapat dihitung sebagai perbedaan anatara
output aktual tingkat aktivitas (activity quantity yaitu AQ) dan tingkat bernilai tambah
(SQ) dikalikan dengan biaya standar per unit.
Biaya bernilai tambah = SQ x SP
Biaya tak bernilai tambah = (AQ- SQ) SP
SQ = Tingkat keluaran bernilai tambah untuk suatu aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran keluaran aktivitas
AQ = Kuantitas aktual dari keluaran aktivitas yang digunakan atau kuantitas aktual dari
kapasitas aktivitas yang diperoleh.
2. Tren dalam laporan biaya aktivitas
Pelaporan ini menyatakan bahwa pengurangan biaya berjalan sesuai yang
diharapkan. Hampir setengah biaya tak bernilai dihapuskan. Sebagai catatan perhatian,
perbandingan biaya aktual dua periode akan menyatakan pengurangan yang sama.
Namun, pelaporan biaya tak bernilai tambah tidak hanya menyatakan pengurangan
namun juga dimana hal tersebut muncul. Hal ini memberikan informasi pada para
manajer tentang berapa banyak potensi penurunan harga yang masih mungkin
dilakukan. Dari pelaporan ini setidaknya para manajer tidak menjadi puas , namun
seharusnya secara berkelanjutan mencari tingkat efisiensi yang lebih tinggi.
Penghitungan biaya kaizen mengacu pada pengurangan biaya produk dan proses
yang ada. Dalam istilah operasional, hal ini diartikan ke dalam pengurangan biaya tak
bernilai tambah. Pengelolaan proses pengurangan biaya ini dipenuhi melalui
pengulangan penggunaan dua subsiklus utama :
1. Siklus perbaikan berkelanjutan atau kaizen. Siklus kaizen didefinisikan dengan
urutan rencana -> lakukan -> periksa -> bertindak (plan-do-check-act). Standar
kaizen mencerminkan perbaikan yang direncanakan untuk periode berikut.
2. Siklus pemeliharaan. Siklus pemeliharaan mengikuti aturan standar -> lakukan ->
periksa -> bertindak (standard-do-check-act). Suatu standar dibuat berdasarkan perbaikan
sebelumnya. Kemudian tindakan diambil dan hasil periksa untuk memastikan bahwa kinerja
tercapai pada tingkat baru ini. Jika tidak, maka tindakan korektif akan diambil untuk
mengembalikan kinerja .
4. Benchmarking
Tahap perencanaan produk dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya
aktivitas. Dalam kenyataanya, paling sedikit 90 persen atau lebih biaya yang
berhubungan dengan suatu produk termasuk dalam tahap pengembangan dari daur hidup
produk. Daur hidup produk secara sederhana adalah waktu keberadaan produk, dari
pengkonsepan hingga tidak terpakai. Biaya daur hidup adalah semua biaya yang
berhubungan dengan produk keseluruhan daur hidupnya. Karena kepuasan total
pelanggan telah menjadi isu vital dalam persiapan bisnis baru , biaya hidup keseluruhan
telah menjadi fokus utama dari manajemen biaya daur hidup. Biaya hidup keseluruhan
adalah biaya daur hidup suatu produk plus biaya pasca pembelian oleh pelanggan yang
meliputi operasional, dukungan, pemeliharaan dan pembuangan. Penghitungan biaya
hidup keseluruhan menekankan pada manajemen keseluruhan rantai nilai . Rantai nilai
adalah kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan,
memproduksi, memasarkan dan melayani suatu produk. Jadi , manajemen biaya daur
hidup memfokuskan pada aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk
keunggulan bersaing jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, para manajer harus
menyeimbangkan biaya hidup keseluruhan produk, metode pengiriman, inovasi dan
berbagai atribut produk termasuk kinerja, keistimewaan yang ditawarkan, keandalan,
kecocokan, ketahanannya, keindahannya dan kualitas yang dimilikinya.
KESIMPULAN
Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2016). Akuntansi Manajerial (8 ed., Vol. 1). Jakarta:
Salemba Empat.
https://www.academia.edu/11922465/manajemen_berdasarkan_aktivitas (Diakses pada 25 Maret
2021)
http://myekonotes.blogspot.com/2017/11/activity-based-costing- dan-activity.html
(Diakses pada 25 Maret 2021)