Anda di halaman 1dari 24

ACTIVITY BASED

MANAGEMENT

OLEH :
LARAS PRATIWI, M.Ak
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
Manajemen Berdasarkan
Aktivitas (ABM) merupakan
pendekatan terhadap sistem
yang terintegrasi yang
berfokus pada perhatian
manajemen atas berbagai
aktivitas perusahaan dengan
tujuan utama meningkatkan
customer value dan profit
perusahaan. Informasi utama
dalam ABM adalah
perhitungan biaya dengan
menggunakan pendekatan
Activity Based Costing
Dimensi ABM

Dimensi Proses
Dimensi Biaya, berisi informasi mengenai
berisi mengenai informasi aktivitas perusahaan apa saja
biaya, sumber daya, yang harus dilakukan,
pemicu biaya, serta objek mengapa perlu dilakukan,
biaya dari produk, dan seberapa besar dampak
pelanggan, pemasok dan positif bagi perushaan atas
01 distribusi. Tujuan dari 02 aktivitas tersebut. Tujuan dari
dimensi biaya adalah dimensi ini adalah
memperbaiki akurasi mengurangi biaya atas
pembebanan biaya aktivitas yang dinilai tidak
perlu.
TUJUAN ABM
1. Meningkatkan kualitas
pengambilan keputuan dengan
menyajikan informasi biaya yang
lebih akurat
2. Melakukan pengurangan biaya
dengan mendorong
dilakukannya program-program
pengurangan biaya/usaha
perbaikan berkelanjutan
3. Mengidentifikasi dan
menghilangkan aktivitas dan
biaya tak bernilai tambah.
4. Tujuan utama dari ABM adalah
meningkatkan profitabilitas
perusahaan
ANALISIS NILAI PROSES
(PROCESS VALUE ANALYSIS-PVA)
Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang
menghasilkan informasi tentang mengapa dan bagaimana
suatu aktivitas atau pekerjaan dilakukan. Analisa ini
menekankan pada upaya untuk memaksimumkan sistem
penilaian kinerja secara keseluruhan dari pada performance
individu.
Berfokus pada akuntabilitas berbagai aktivitas dan
menekankan pada maksimalisasi kinerja keseluruhan
sistem
Berkaitan dengan analisis penggerak, analisis aktivitas dan
pengukuran kinerja aktivitas.
merupakan hal yang fundamental bagi akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
PVA- ANALISIS
PENGGERAK

Analisis penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk


mengidentifikasi berbagai faktor yang merupakan akar
pemicu dari biaya aktivitas. Tujuan mengetahui akar
pemicu adalah agar dapat mengambil tindakan untuk
memperbaiki aktivitas tersebut.
Contoh:
Suatu analisis dapat mengungkapkan akar pemicu
biaya perpindahan bahan baku adalah tata letak pabrik.
Sehingga pengaturan ulang tata letak pabrik dapat
mengurangi biaya perpindahan bahan baku.
PVA- ANALISIS AKTIVITAS
Analisis aktivitas adalah proses untuk mengidentifikasi,
menjelaskan, dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang
dilakukan perusahan. Analisis aktivitas harus menunjukkan
empat hasil yaitu:
1. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
2. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan setiap aktivitas?
3. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi
lainnya yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas
4. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara
keseluruhan organisasi serta rekomendasi untuk tetap
mempetahankan nilai tambah setiap aktivitas bagi
organisasi.
Dari 4 hal tersebut, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas
adalah penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi
organisasi. Oleh karena itu dalam analisa aktivitas, aktivitas
dapat dibedakan menjadi 2 jenis aktivitas yaitu aktivitas
bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah
PVA- ANALISIS AKTIVITAS CONT

Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)


Merupakan berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat
bertahan dalam bisnis, yang terdiri atas:
1.Aktivitas bernilai tambah berdasarkan peraturan, yaitu
aktivitas yang disyaratkan untuk memenuhi peraturan
hukum
2.Aktivitas discretionary, yaitu aktivitas yang bernilai tambah
jika secara simultan memenuhi syarat
(1)Aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi, (2)
Perubahan kondisi yang tidak dapat dicapai melalui
aktivitas sebelumnya, (3) Aktivitas yang memungkinkan
berbagai aktivitas lainnya dilakukan.

Contoh : aktivitas pemotongan pipa pada pabrik silinder


hidrolik, Proses Produksi, Proses Pelayanan Pelanggan.
PVA- ANALISIS AKTIVITAS CONT

Aktivitas bernilai tidak tambah (value-added


activities)

merupakan semua aktivitas selain aktivitas yang paling


penting untuk tetap bertahan dalam bisnis , sehingga
dipandang tidak perlu. aktivitas ini dapat diidentifikasi dari
ketidakmampuannya memenuhi salah satu dari tiga syarat
aktivitas bernilai tambah. aktivitas tidak bernilai tambah
akan memunculkan biaya tambahan yang tidak
memberikan manfaat serta mengacu pada pemborosan
perusahaan.
PVA- ANALISIS AKTIVITAS CONT

Contoh Aktivitas bernilai tidak tambah


(value-added activities)

Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi


untuk setiap jenis produk
Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam
proses dan barang jadi dari satu dept. ke departemen lain.
Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan
baku, menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian
atau departemen lain
Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk
meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau
kualitas yang diharapkan.
Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang
Dalam Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang
menunggu waktu pemakaian atau pengiriman.
PVA- ANALISIS AKTIVITAS CONT
Tujuan analisis aktivitas adalah eliminasi pemborosan untuk
mengurangi biaya. Berbagai usaha untuk mengurangi biaya dari
berbagai produk dan proses yang ada yang mengarah pada
penurunan biaya yang tak bernilai tambah disebut sebagai
perhitungan biaya Kaizen. Analisis aktivitas dalam perhitungan
biaya Kaizen dapat mengurangi biaya melalui empat cara yaitu:
1. Eliminasi aktivitas, Memfokuskan pada Aktivitas tidak bernilai
tambah, dengan mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi
aktivitas tersebut.
2. Pemilihan aktivitas, Pemilihan serangkaian aktivitas yang
berbeda disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing.
Strategi berbeda membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih
aktivitas yang biayanya rendah untuk hasil yang sama.
3. Pengurangan aktivitas, Pengurangan waktu dan konsumsi
sumber ekonomi yang diperlukan suatu aktivitas.
4. Penyatuan aktivitas, Peningkatan efisiensi aktivitas dengan
memanfaatkan skala ekonomi, khususnya dengan
meningkatkan jumlah kuantitas cost driver tanpa
meningkatkan biaya aktivitasnya.
PVA- PENGUKURAN
KINERJA AKTIVITAS

Pengukuran kinerja aktivitas digunakan baik dari segi


keuangan maupunnon keuangan untuk menilai
seberapa baik berbagai aktivitas dan proses dilakukan
dengan tujuan meningkatkan profitabilitas. Ukuran
kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama:
1. Efisiensi (keuangan)
2. Kualitas (non keuangan)
3. Waktu (non keuangan)
PVA- PENGUKURAN KINERJA
AKTIVITAS EFISIENSI

Ukuran finansial untuk menilai efisiensi aktivitas meliputi:


1. Laporan biaya bernilai tambah dan tak bernilai tambah
2. Trend dalam laporan biaya aktivitas
3. Penetapan standar Kaizen (perbaikan yang direncanakan untuk periode
masa mendatang)
4. Benchmarking (identifikasi berbagai peluang perbaikan aktivitas)
5. Perhitungan biaya siklus hidup
Efisiensi biaya juga dapat dinilai dari beberapa aspek, yaitu :
Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya
persediaan mengendap.
PVA- PENGUKURAN KINERJA
AKTIVITAS KUALITAS

Pengukuran kinerja yang berkaitan dengan kualitas dapat


diukur dari berberapa aspek berikut ini:
1. Aktivitas prosuksi dapat dinilai dari jumlah produk cacat,
jumlah produk cacat/total produksi, % kegagalan
eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah bahan yang
digunakan.
2. Aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai dari
jumlah kesalahan atau jumlah total permintaan
pembelian, jumlah kesalahan setiap order pembelian.
PVA- PENGUKURAN KINERJA
AKTIVITAS (WAKTU)

Pengukuran kinerja yang berkaitan dengan waktu dapat


diukur dari berberapa aspek berikut ini:
1. Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau
jumlah pengiriman
2. Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity(jumlah output aktivitas yang dihasilkan
dalam satuan waktu tertentu)
3. Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu
proses+ waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu
tunggu )
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan
penerapan ABM
Budaya organisasi, mencerminkan kerangka berfikir dari
karyawan termasuk perilaku, nilai, dan keyakinan yang dianut
oleh karyawan.
Dukungan dan komitmen manajemen puncak, Penerapan
ABM membutuhkan waktu dan sumber daya, sehingga
dukungan dan peran dari manajemen puncak sangat
diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
Perubahan proses, Perubahan bisa terjadi apabila
diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk
menghasilkan nperubahan tersebut, Perbaikan dari proses
yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan
penerapannya.
Pelatihan berkelanjutan, Memberikan kesempatan pada
karyawan untuk mengikuti pelatihan serta meningkatkan
keahlian mereka terhadap lingkungan kerja mereka yang cepat
berubah sangatlah penting.
ACTIVITY Activity Based
BASED Management(ABM) merupakan
payung bagi perubahan
MANAGEMENT budaya yang diperlukan untuk

(ABM ) MODEL persaingan global. Komponen-


komponen yang mendukung
COMPONENTS keberhasilan ABM meliputi :

1. Just In Time (JIT)


Merupakan sistem produksi
yang komprehensif dan sistem
manajemen persediaan
dimana bahan baku dan suku
cadang dibeli dan diproduksi
sebanyak yang dibutuhkan dan
pada saat yang tepat pada
setiap tahap proses produksi.
ACTIVITY 2. Strategic Planning
BASED Suatu perencanaan yang
menyeluruh dan terpadu yang
MANAGEMENT mengkaitkan keunggulan

(ABM ) MODEL strategi perusahaan dengan


tantangan lingkungan dan
COMPONENTS dirancang untuk pencapaian
tujuan perusahaan melalui
pelaksanaan yang tepat oleh
perusahaan.

3. Activity Accounting
Akuntansl yang berkaitan
dengan aktivitas-aktivitas di
dalam operasi perusahaan.
ACTIVITY 4. Life Cycle Management
BASED Melibatkan manajemen
aktivitas mulai dari tahap
MANAGEMENT pengembangan untuk

(ABM ) MODEL menjamin agar biaya daur


hidup secara total jumlahnya
COMPONENTS lebih rendah dibandingkan
kompetitor.

5 Performance Management
Suatu kegiatan mengelola
kinerja yang berorientasi
kepada pandangan strategic ke
masa depan sehingga kinerja
tersebut dapat digunakan
sebagai alat komunikasi untuk
pihak-pihak yang
membutuhkannya.
ACTIVITY 6. Investment Management
BASED Bagaimana seorang manajer
investasi mengelola uang,
MANAGEMENT dimana dalam proses ini

(ABM ) MODEL dibutuhkan pemahaman


terhadap berbagai piranti
COMPONENTS investasi, dan berbagai strategi
yang dapat digunakan untuk
menyeleksi piranti tersebut.

7 Continuous Improvement
Teknik manajemen dimana
para manajer dan pekerja
setuju terhadap program
continuous improvement
dalam hal kualitas dan
factorkeberhasilan kritis.
ACTIVITY 8. Benchmarking
BASED Proses mengidentifikasikan
faktor keberhasilan kritis(critical
MANAGEMENT success factor) yang dicapai

(ABM ) MODEL perusahaan lain atau unit lain


di perusahaan dengan tujuan
COMPONENTS mengimple mentasikannya
sebagai perbaikan dalam
proses perusahaan untuk
mencapai kinerja yang baik.

9. Target Costing
Menentukan biaya yang
diharapkan untuk suatu produk
berdasarkan harga yang
kompetitif sehingga produk
tersebut akan dapat
memperoleh laba yang
diharapkan.
ACTIVITY
BASED 10. Customer Value Analysis

MANAGEMENT Suatu analisa yang dilakukan


untuk menentukan apakah
(ABM ) MODEL suatu aktivitas memiliki nilai
(value) bagi pelanggan atau
COMPONENTS tidak dengan cara melihat apa
yang diperoleh pelanggan
dibandingkan dengan
pengorbanan untuk
memperoleh suatu produk
atau jasa.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai