Anda di halaman 1dari 15

Activity Based Management

SEMESTER 4 – PRODI MANAJEMEN


KELAS RA 4
Disusun Oleh Kelompok 2
Anggota :

ALDILLAH - 21103161201113
ANGGI ATRIES NASUTION - 21103161201116
ARYA MUHAFIDIN - 21103161201117
HALIMAH SADIAH - 21103161201032
MUHAMMAD RAIHAN – 21103161201036
NATHASYA ASHLEY - 21103161201041
RISKA AMELIA - 21103161201095
RESTI AMELIA PUTRI - 21103161201040
LATAR BELAKANG

Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan
telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas,
dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer value) dan laba
sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya
berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Biaya
berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan
pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada
produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen ?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat activity based management ?
3. Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based
manajemen ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan
penerapan activity based management dalam suatu organisasi
?
5. Bagaimana langkah-langkah value analysis dalam
menghasilkan informasi ?
DEFENISI
Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus
memperoleh manfaat yang lebih besar daripada
pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya.
Manajemen berdasarkan  aktivitas adalah perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian aktivitas
untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui
proses perbaikan terus menerus. Perbaikan itu meliputi bidang
alat kerja, metode kerja, tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat
harga, kualitas produk, dan kualitas pelanggan.
TUJUAN
ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya oleh
karena itu untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan
baik, harus menekankan pada ABM. ABM bertujuan untuk
meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh para
konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk
mencapai laba dengan menyediakan nilai tambah bagi
konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan
ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk
melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau
meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi
sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas,
ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci
perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif
MANFAAT
1. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan)
organisasi dan aktivitas-aktivitasnya.
2. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe
produk dan jasa.
3. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
4. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah.
5. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas tidak bernilai tambah.
6. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar
informasi keuangan.
7. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
Model Dimensi Activity Based
Manajemen
• Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya
mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini
bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya.

• Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya
Penerapan Activity Based Manajemen

• Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi


biaya yang lebih akurat.
• Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-
program pengurangan biaya.

• Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang


mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
• Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk menentukan
aktivitas yang bernilai tambah adalah:
• Apakah aktivitas tersebut perlu ?
• Apakah aktivitas tersebut efisien ?
• Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
• Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam mengidentifikasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk memahami jalan
dimana aktivitas terhubung bersama.
• Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-menerus
dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian manajemen mungkin
terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.
Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan
Penerapan ABM Dalam Suatu Organisasi

• Budaya Organisasi
• Top management support and commitment
• Change process
• Continuing education
Langkah-langkah Value Analysis Dalam
Menghasilkan Informasi
• Driver analysis
Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu Aktivitas.
Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input
aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam
melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk
yang dihasilkan dari suatu aktivitas
• Driver analysis
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang
telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi
manajemen tentang aktivitas tersebut

• Activity Performace Measurement 


Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas dengan
menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial.
ANALISIS / EVALUASI

• Contoh Kasus “UD. 3 S’Prima

Sebagai contoh UD. 3 S’Prima Kota Batu merupakan salah satu UKM di Kota Batu yang bergerak di bidang
produksi tahu, ada dua jenis produk yang dihasilkan yaitu tahu mentah dan tahu goreng. Ada beberapa
proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengolah biji kedelai hingga menjadi tahu mentah dan tahu
goreng. Untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi biaya produksi maka UD. 3 S’Prima dapat
menerapkan Activity Based Manajemen (ABM). Dengan menerapkan ABM pengambilan keputusan dapat
lebih akurat karena data yang disajikan lebih relevan. Penerapan ABM dapat menghilangkan aktivitas yang
bernilai tambah rendah sehingga dapat menghindari biaya-biaya yang tidak memberikan manfaat bagi
perusahaan.

Pada tahun 2011 di Kota Batu masih didominasi oleh industri kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa
peranan UKM dalam perekonomian di Kota Batu adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan
dan menghasilakan output yang berguna bagi masyarakatnya, akan tetapi permasalahannya terdapat pada
perubahan lingkungan bisnis membuat persaingan antar perusahaan dalam merebut pasar menjadi sangat
kompetitif. ABM memberikan suatu penawaran penyelesaian dari permasalahan tersebut dengan cara
pengendalian pada semua aktivitas normal perusahaan yang memfokuskan pada efektivitas bisnis serta
berguna untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dan memberikan laba bagi perusahaan.
Aktivitas merupakan poin utama dari sebuah perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Dalam
pembuatan produk diperlukan berbagai aktivitas dan setiap aktivitas tersebut memerlukan sumber
daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Aktivitas inilah penyebab timbulnya

biaya. Aktivitas dibedakan menjadi dua yaitu, aktivitas yang memiliki nilai tambah tinggi (perancangan
produk,pemrosesan oleh tenaga kerja langsung, penambahan bahan langsung atau pengiriman produk)
dan aktivitas yang memiliki nilai tambah rendah (scheduling, moving,waiting, inspecting, storing).
Kegiatan suatu organisasi atau unit organisasi dikatakan efisien jika

• Dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya yang lebih kecil untuk
menghasilkan keluaran dalam jumlah tertentu.
• Dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya yang lebih kecil untuk
menghasilkan output dalam jumlah yang lebih besar.

Dengan adanya pengurangan pada aktivitas yang tidak bernilai tambah rendah maka biaya yang
digunakan untuk proses produksi menjadi menurun, dan penurunan biaya produksi dapat
meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan. Pengukuran tingkat efisiensi pada penelitian ini adalah
dengan mengetahui biaya produksi (input) yang dapat dikurangi dengan pengeleminasian low value
added activity (LVA) tanpa adanya pengurangan total penjualan tahu (output). Pengefisienan dapat
dilakukan dengan cara mereduksi aktivitas yang hanya sedikit memberikan nilai tambah bagi
perusahaan, setelah terjadi pengurangan biaya (cost reduction) maka dapat diketahui tingkat efisiensi
dengan cara membandingkan antara input dan output perusahaan sebelum dan setelah diterapkan
activity based manajemen (ABM).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,
total aktiva maupun modal sendiri, rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Analisis Contoh Kasus “UD. 3 S’Prima”

Perusahaan Tahu UD. 3 S’Prima dalam aktivitas produksinya belum menerapkan activity based
manajemen sehingga masih ada beberapa aktivitas yang memiliki nilai tambah rendah. Setelah aktivitas
tersebut diidentifikasi maka dapat dianalisis mana yang merupakan aktivitas bernilai tambah tinggi dan
aktivitas yang bernilai tambah rendah. Aktivitas yang bernilai tambah adalah aktivitas yang diharuskan
untuk melaksanakan bisnis atau menciptakan nilai yang dapat memuaskan konsumen. Pihak
manajemen harus berusaha untuk mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah tersebut dengan cara
mengelola aktivitas-aktivitas tersebut secara efisien dan tepat waktu. Dengan diketahuinya
penghematan yang dapat dilakukan apabila UD. 3 S’Prima telah menerapkan activity based manajemen
maka dapat dipakai sebagai estimasi penghematan biaya yang akan terjadi untuk tahun yang akan
datang.
KESIMPULAN
• Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan
tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan
Mowen, 2006; 11). Menurut Mulyadi (2007; 731) Activity-Based Management (ABM) adalah
pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan
untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi
customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut. Sedangkan menurut
Blocher (2007; 239), Activity–Based Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan
untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan
perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu
manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan
nilai yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk
menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.
• ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh para
konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan
menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan
menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk
melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi
pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk,
dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci
perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239).
KESIMPULAN
• Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau Activity-Based Costing
(ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, activity based management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi
biaya dan dimensi proses. Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya
mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki
keakuratan pembebanan biaya. Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan seberapa baik
dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan biaya.
• Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu
organisasi adalah budaya organisasi, top management support and commitment, Change process dan
Continuing education.
• Process Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini:
• Driver analysis, untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu Aktivitas. Setiap
aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input aktivitas merupakan sumber-
sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas
merupakan produk yang dihasilkan dari suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas
perlu diukur dalam satuan kuantitatif tertentu yang disebut dengan activity output measure.
• Activity analysis, untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang telibat, waktu
dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi manajemen tentang aktivitas tersebut.
• Activity Performace Measurement, yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas
dengan menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukur yang digunakan harus mampu
mengetahui bagaimana suatu aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga
diharapkan mampu menunjukan perbaikan yang secara terus menerus dilakukan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai