ABM dapat dibagi menjadi dua yaitu ABM Operasional dan ABM Strategis.
ABM Operasional mengarah pada efesiensi operasional, utilitas asset dan
pengunaan biaya yang lebih rendah. Fokusnya adalah mengerjakan sesuatu dengan
benar dan melakukan aktivitas dengan cara yang lebih efisien. ABM Strategi
mengarahkan manajemen untuk mendapatkan manfaat dari model biaya ABC
melalui pengendalian biaya dan pembuatan keputusan untuk produk individual,
layanan dan konsumen. ABM strategi menberi petunjuk dalam pembuatan
keputusan dalam hal berikut ini:
ABC telah lama dikenal. ABC merupakan teknik usaha untuk memahami buaya
dan membatasi biaya dalam produk konsumen. ABC sering disebut sebagai teknik
untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu:
Penggunaan ABC dalam ABM akan memberikan arah yang tepat dalam
perhituungan biaya produk dan analisis nilai proses. Mode ABM memiliki dua
dimensi yaitu dimensi biaya dan dimensi proses. Dimensi biaya memberikan
informasi mengenai sumber biaya, aktivitas, produk, konsumen dan objek biaya
lain yang menjadi perhatian. Dalam model ini biaya sumber daya ditelusuri kembali
pada aktivitas. Kemudian, biaya aktivitas tersebut dibebankan pada produk dan
konsumen.
Pengahsilan aktivitas yang tidk memberi value atau sedikit memberi value
bagi konsumen akan berdampak pada pengurangan konsumen sumber daya.
Perusahaanpun menjadi lebih fokus pada aktivitas yang meningakatkan kepuasan
konsumen. Dengan mengethui nilai aktivitas, karyawan menjadi yahu bagaimana
cara agar pekerjaannya dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Jadi manajemen
dapat memberdayakan mereka dalam melakukan pengurangan aktivitas yang tidak
berniali tambah.
Pengukuran Kinerja
Pengaruh biaya tidak bernilai tambah merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan efisiemsi aktivitas. Sistem akuntansi perusahaan harus dapat
membedakan antara biaya bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Untuk itu,
diperlukan sistem yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
dan melaporkan biaya yang berniai tambah dan tidak bernilai tambah.
Manajemen dapat membandingkan antara biaya aktivitas sesunguhnya dengan
biaya aktivitas bernilai tambah untuk menentukan level aktivitas nonproduksi
dan tindakan perbaikannya. Dasar untuk mengidentifikasi dan menghitung
biaya bernilai tambah dan tidak bernilai tambah adalah hasil identifikasi ukuran
output untuk setiap aktivitas. Hasil identifikasi ukuran output digunakan untuk
menentukan jumlah standar setiap aktivitas. Biaya bernilai tambah dapat
dihitung dengan formula berikut ini:
Sedangkan biaya untuk tidak bernilai tambah dapat dihitung dengan formula:
Keterangan
Laporan Trend
Benchmarking
Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk membuat standar penialai yang
dapat digunakan untuk melihat peluang perbaikan aktivitas adalah dengan
menggunakan benchmarking. Benchmarking merupakan suatu metode analisis
yang dilakukan dengan cara melakukan perbandingan suatu ukuran unit-unit yang
berbeda dalam organisasi yang melakukan aktivitas yang sama. Dalam
benchmarking digunakan praktik terbaik sebagai evaluasi standar kinerja. Unit
dengan kinerja terbaik digunakan sebagai standar bagi unit lain. Unit tersebut
kemudian membagi informasi pada unit lain , dipastikan bahwa definisi aktivitas
dan pengukuran output aktivitas harus konsisten antara unit yang berbeda.
Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanto.
2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Utami Rizki Umar. 2018. Anggaran Fleksibel Dan Perhitungan Selisih. Tersedia
pada http://mimiakuntansi.blogspot.co.id/2013/12/anggaran-fleksibel-dan-
perhitungan.html. Dikses tanggal 16 April 2018.
ACTIVITY BASED MANAGEMENT
OLEH:
AKUNTANSI PROGRAM S1
TAHUN 2018