205154007
Jurusan Akuntansi
Aplikasi ABM dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu ABM Operasional (operayional
ABM) dan ABM Stategis (strategic ABM). ABM operasional mengarah pada efisiensi operasi,
utilisasi aset dan penggunaan biaya yang lebih rendah. Fokusnya adalah mengerjakan sesuatu
dengan benar dan melakukan aktivitas dengan cara yang lebih efisien. Aplikasi ABM
menggunakan teknik-teknik manajemen seperti manajemen aktivitas, perekayasaan proses
bisnis (business process reengineering), TQM dan pengukuran kerja.
ABM stategis mengarahkan manajemen untuk mendapatkan manfaat dari modal biaya ABC
melalui pengendalian biaya dan pembuatan keputusan untuk produk individual, layanan dan
konsumen. ABM strategis bekerja melalui pengubahan kombinasi aktivitas menjauhi aplikasi-
aplikasi mahal dan tidak menguntungkan sehingga pendapatan akan lebih besar daripada
biaya aktivitas yang dibutuhkan. ABM strategis memberi petunjuk dalam pembuatan
keputusan dalam hal sebagai barikut ini.
ABC (activity based costing) telah lama dikenal. ABC merupakan suatu teknik untuk
memahami biaya dan membatasi biaya dalam produk untuk konsumen. ABC sering disebut
sebagai teknik untuk meningkatkan pofitabilitas perusahaan. Oleh karena itu:
1. Manajemen akan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai proses bisnisnya dan
perilaku biaya dalam proses analisis ABC;
2. Manajemen akan mengaplikasikan pandangan yang diperoleh selama menjalankan
proses mendapatkan fakta dalam ABC. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan. Aktivitas manajemen ini disebut sebagai activity
based management
ABC merupakan bagian ABM yang digunakan untuk hal-hal berikut ini.
1. ABC merupakan produk atau jasa untuk memenuhi bahkan melebihi keinginan
konsumen dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar
2. Memberi tanda untuk melanjutkan atau menghentikan perbaikan kualitas, kecepatan
dan efisiensi yang berkelanjutan
3. Mengarahkan penentuan bauran produk dan keputusan investasi
4. Memilih pemasok
5. Negoisasi produk, fitur, kualitas dan layanan untuk konsumen
6. Memanfaatkan proses distribusi dan layanan pada konsumen sasaran efisien dan
efektif
7. Meningkatkan nilai produk dan jasa perusahaan.
Analisis nilai proses merupakan proses dalam ABM. Analisis ini lebih fokus pada
pertanggungjawaban aktivitas dan cara memaksimalkan kinerja sistem secara luas daripada
hal-hal yang berhubungan biaya dan kinerja individu. Amalisis nilai proses membantu
mewujudkan ABM menjadi basis operasional. ABM hanyalah sebuah basis konsep.
Analisis aktivitas (avtivity analysis) adalah suatu analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan menentukan kandungan nilai suatu aktivitas. Umumnya, perusahaan
melakukan aktivitas untuk alasan-alasan berikut ini.
Inti analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas adalah proses
mengidentifikasi, menjelaskan dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
sebuah organisasi. Analisis aktivitas harus menghasilkan empat keluaran berikut ini.
Poin pertama sampai tiga dalam penentuan biaya. Sedanfkan poin keempat lebih fokus dalam
pengurangan biaya daripada pembebanan biaya. Pada tahap inilah aktivitas dapat
dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah atau tidak bernilai tambah.
Aktivitas memotong kain pada saat membuat baju, memasang paku pada saat
membuat kerangka atap, dan menuangkan besi cair pada saat mencetak plat merupakan
contoh aktivitas bernilai tambah. Aktivitas bernilai tambah merupakan aktivitas yang
memenuhi hal-hal berikut ini.
Agar dapat disebut sebagai aktivitas bernilai tambah, suatu aktivitas harus memenuhi
minimal tiga kriteria, yaitu aktivitas tersebut menyebabkan perubahan bentuk, perubahan
bentuk tidak diperoleh dari aktivitas sebelumya, dan menyebabkan aktivitas lain dapat
dilakukan.
Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activity) adalah suatu aktivitas
yang mengkonsumsi waktu, sumber daya, atau tempat tetapi hanya memberikan sedikit nilai
tambah bagi kepuasan konsumen atau bahkan sama sekali tidak memberikan nilai tambah.
Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang memiliki ciri-ciri berikut ini.
1. Dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi bentuk, kenyamanan, atau fungsi produk atau
jasa.
2. Menimbulkan pemborosan dan hanya memberikan sedikit nilai tambah bagi produk
atau jasa bahkan tidak memberikan nilai tambah sama sekali.
3. Dilakukan karena adanya enefisiensi atau kesalahan dalam aliran proses.
4. Pekerjaan ulang atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan pada bagian atau
departemen lain
5. Dilakukan untuk mengawasi masalah kualitas.
6. Menghasilkan output yang tidak perlu atau tidak diinginkan.
Sebuah aktivitas dikategorikan sebagai aktivitas tidak bernilai tambah apabila tidak
dapat memenuhi sebagian atau semua kriteria dari tiga kriteria aktivitas bernilai tambah.
Contoh aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas inspeksi pemotongan kain.
Analisis aktivitas menjadi elemen kunci dalam metode keizen. Analisis aktivitas dapat
mengurangi biaya dengan empat cara berikut ini.
1. Penghapusan Aktivitas (activity elimination). Cara ini dilakukan melalui
penghapusan aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah atau hanya sedikit
memberi nilai tambah bagi produk, jasa, atau konsumen, dan tidak berdampak
terhadap kelangsungan usaha perusahaan. Misalnya, aktivitas inspeksi.
2. Pemilihan aktivitas (activity selection). Cara ini dilakukan dengan mengurangi
aktivitas-aktivitas tertentu yang akan dijadikan satu set aktivitas sesuai aktivitas
sesuai dengan strategi kompetisi yang digunakan perusahaan.
3. Pengurangan aktivitas (activity reduction). Cara ini dilakukan dengan mengurangi
konsumsi waktu dan atau sumber daya oleh aktivitas. Pendekatan ini dilakukan
dengan tujuan meningkatkan efisiensi aktivitas yang dibutuhkan atau menghasilkan
aktivitas yang tidak bernilai tambah.
4. Pembagian aktivitas (activity sharing). Cara ini dilakukan dengan melaksanakan
aktivitas pada skala keekonomian. Pembagian aktivitas akan meningkatkan akan
meningkatkan efisiensi aktivitas yang dibutuhkan dengan menggunakan skala
ekonomi (econonomies of scale).
Sedangkan biaya tidak bernilai tambah dapat dihitung dengan formula berikut ini :
Keterangan:
KS = Kuantitas sesungguhnya output penambah nilai untuk sebuah aktivitas.
HS = Harga standar per unit untuk ukuran output aktivitas
KA = Kuantitas actual atau sesungguhnya output sebuah aktivitas yang digunakan(jika
sumber daya disediakan sebanyak yang dibutuhkan) atau jumlah sesungguhnya kapasitas
aktivitas yang dimiliki ( jika sumber daya disediakan terlebih dahulu untuk digunakan).
Laporan Trend
Manajer selalu ingin mengetahui apakah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
perbaikan aktivitas telah membawa hasil. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah
dengan membandingkan biaya setiap aktivitas dari periode ke periode. Tujuan dari
perbaikan aktivitas adalah pengurangan biaya, sehingga akan terlihat penurunan biaya
tidak bernilai tambah dari satu periode ke periode berikutnya. Melaporkan biaya tidak
bernilai tambah tidak hanya mengungkapkan pengurangan biaya yang telah dilakukan,
tetapi juga memberikan informasi bagi manajer terkait potensi pengurangan biaya yang
masih dapat dilakukan.
Benchmarking
Benchmarking adalah suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara melakukan
perbandingan suatu ukuran unit-unit yang berbeda dalam organisasi yang melakukan
aktivitas sama. Dalam benchmarking, digunakan praktik terbaik(best practices) sebagai
standar evaluasi kinerja. Unit dengan kinerja aktivitas terbaik digunakan sebagai standar
bagi unit lain. Unit tersebut kemudian membagi informasi pada unit lain, bagaimana
mereka mencapai hasil terbaik tersebut.. Untuk dapat melakukan hal ini, harus
dipastikan bahwa definisi aktivitas dan pengukuran output aktivitas harus konsisten
antar unit yang berbeda.
Penganggaran Fleksibel Aktivitas (Activity Flexible Budgeting)
Dalam pendekatan tradisional, aktivitas disusun menurut asumsi bahwa semua biaya
hanya disebabkan oleh satu pemicu biaya (lazimnya menggunakan jam tenaga kerja
langsung). Contoh peraga 7.5 penganggaran fleksibel tradisional.
PERAGA 7.5
Penganggaran Fleksibel Tradisional
PERAGA 7.6
Penganggaran Fleksibel Aktivitas
Pemicu Jam Tenaga Kerja
Keterangan Formula Level Aktivitas
Tetap Variabel 10.000 20.000
Bahan Baku - 1.000 10.000.000 20.000.000
Tenaga Kerja - 5.000 50.000.000 100.000.000
Langsung
Perlengkapan - 2.500 25.000.000 50.000.000
Subtotal 0 8.500 85.000.000 170.000.000
PERAGA 7.7
Laporan Kinerja Berbasis Aktivitas*
Keterangan Biaya Dianggarkan Biaya Sesungguhnya Selisih Anggaran
Bahan Baku Rp.10.000.000 Rp.12.000.000 2.000.000(R)
Tenaga Kerja 50.000.000 50.000.000 -
Langsung
Perlengkapan 25.000.000 30.000.000 5.000.000(R)
Pemeliharaan 81.000.000 75.000.000 6.000.000(U)
Listrik 40.500.000 38.000.000 2.500.000(U)
Inspeksi 180.000.000 150.000.000 30.000.000(U)
Pengesetan 40.000.000 40.000.000 -
Penerimaan Barang 180.000.000 120.000.000 60.000.000
Total 606.500.000 515.000.000 91.500.000
PERAGA 7.8
Perhitungan Selisih Anggaran Perkomponen
Aktivitas Biaya Dianggarkan Biaya Sesungguhnya Selisih
Penerimaan
Variabel 60.000.000 65.000.000 5.000.000(R)
Tetap 120.000.000 55.000.000 65.000.000(U)
Total 180.000.000 120.000.000 60.000.000(U)
Keterangan (R) rugi, (U) untung.
Biaya target adalah selisih antara harga jual produk untuk mendapatkan pangsa pasar
yang diinginkan dengan laba per unit yang diinginkan. Biaya target merupakan salah satu tipe
standar yang dapat dicapai. Walaupun secara konseptual berbeda dengan tipe yang telah
dibahas terlebih dahulu, tetapi yang membedakan adalah motivasi yang mendasarinya.
Pengukuran Kualitas
Pengukuran kinerja kualitas dimaksudkan untuk mendapatkan informasi guna
mencapai kualitas total, yaitu cacat nol (zero defect).cacat nol adalah kinerja aktivitas
tanpa kesalahan. Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengengetahui perkembangan
kualitas yang dicapai perusahaan dan memberikan motivasi kepada para pekerjanya.
Pengukuran waktu
Terdapat dua karakteristik yangberkaitan dengan kinerja waktu. Yaitu keandalan
(Reliability) dan daya tanggap (responsiveness) . kendalan berarti ketepatan waktu
output dari aktivitas dapat disampaikan pada konsumennya. Ini dapat diartikan sebagai
kemampuan memenuhi waktu pengiriman yang dijanjikan. Daya tanggap mengukur
lama waktu tunggu yang dibutuhkan untuk menghasilkan output yang dibutuhkan.
Tujuannya adalah untuk mengurangi waktu tunggu.
Sebuah standard biaya bernilai tambah dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Pengukuran oprasional berbasis waktu lain yang dapat digunakan manajer adalah
menghitung keefektifan siklus produksi atau dikenal sebagai manufakturing cycle
efficiency (MCE) yang diformulasi sebagai berikut.
➢ Waktu bernilai tambah adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah bahan
baku menjadi barang jadi. Waktu untuk aktifitas lain sebenarnya merupakan
waktu untuk melakukan semua aktivitas tidak bernilai tambah ( seperti
pemindahan bahan, inspeksi, dan waktu tunggu)
➢ Waktu bernilai yang dibutuhkan oleh aktivitas tidak bernilai tambah adalah 0
sehingga nilai MCE yang terbaik adalah 1. Semua upaya yang dilakukan untuk
mendekati MCE =1 pada hakikatnya adalah upaya pengurangan biaya.