MANAGEMENT
Dosen pengampu :
Arifa Kurniawan, S.E., M.S.A
1
“ABM Operasional
dan ABM Strategis”
Aplikasi ABM dapat di bedakan menjadi dua kategori, yaitu
ABM operasional (operational ABM) dan ABM strategis (strategic ABM), antara lain :
1. ABM Operasional
ABM operasional mengarah pada efisiensi operasi, utilisasi aset, dan penggunaan biaya yang lebih
rendah. Fokusnya adalah mengerjakan sesuatu dengan benar dan melakukan aktivitas dengan cara
yang lebih efisien. Aplikasi ABM menggunakan teknik-teknik manajemen seperti manajemen aktivitas,
perekayasaan proses bisnis (business process reengineering), TQM, dan pengukuran kinerja.
4
Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
1. Ada perubahan bentuk.
2. Bentuk yang dihasilkan tidak diperoleh dari aktivitas sebelumnya.
3. Aktivitas lain menjadi dapat dilakukan.
4. Untuk memenuhi permintaan atau harapan konsumen.
5. Mendorong pembelian material atau komponen produk.
6. Berkontribusi terhadap kepuasan konsumen.
7. Salah satu langkah penting dalam proses bisnis.
8. Untuk memecahkan atau menghilangkan masalah kualitas.
9. Dilakukan atas permintaan konsumen atau memuaskan mereka.
Aktivitas tidak bernilai tambah
(nonvalue-added activity)
STRATEGI
M PENGURANGAN
A
T BIAYA
E
R
I
5
Strategi Pengurangan Biaya
Analisis aktivitas meniadi elemen kunci dalam metode kaizen. Analisis aktivitas
dapat mengurangi biaya dengan empat cara berikut ini :
Keterangan:
KS = Kuantitas sesungguhnya output penambah nilai untuk sebuah aktivitas.
HS = Harga standar per unit untuk ukuran output aktivitas.
KA = Kuantitas aktual tau sesungguhnya output sebuah aktivitas yang digunakan
(jika sumber daya disediakan sebanyak yang dibutuhkan) atau jumlah sesungguhnya kapasitas aktivitas
yang dimiliki (jika sumber daya disediakan terlebih dahulu untuk digunakan).
2. Laporan Trend
Laporan trend menunjukkan bahwa pengurangan biaya telah terjadi seperti yang diharapkan. Lebih dari
sepertiga biaya tidak bernilai tambah berhasil dikurangi. Masih tersedia banyak ruang untuk melakukan perbaikan
aktivitas yang telah berhasil dilakukan sebelumnya. Melaporkan biaya tidak bernilai tambah tidak hanya
mengungkapkan pengurangan biaya yang telah dilakukan, tetapi juga memberikan informasi bagi manajer terkait
potensi pengurangan biaya yang mash dapat dilakukan.
Standar aktivitas bernilai tambah dapat terus berubah seiring dengan penggunaan teknologi baru, desain baru,
serta inovasi-inovasi lain yang dapat mengubah sifat aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang sebelumnya
memberikan nilai tambah dapat menjadi aktivitas tidak bernilai tambah. Sebaliknya, aktivitas yang sebelumnya
tidak bernilai tambah dapat meniadi aktivitas bernilai tambah.
3. Benchmarking
Misalnya, output aktivitas pembelian diukur dengan menggunakan jumlah order. Sebuah fasilitas pabrik
mengeluarkan biaya pembelian sebesar Rp 100.000.000 dengan output sebanyak 5.000 order pembelian. Jika
biaya pembelian dibagi dengan jumlah order pembelian, maka didapatkan biaya per order sebesar R20.000.
Seandainya biaya terbaik per order sebesar R15.000, maka fasilitas pabrik dengan biaya pembelian R20.000 per
order mash memiliki peluang untuk mengurangi biaya pembeliannya sebesar R5.000.
4. Penganggaran Fleksibel Aktivitas
(Activity Flexible Budgeting)
Dalam kerangka analisis ini, selisih volume memiliki interpretasi ekonomis sebagai biaya tidak bernilai
tambah dari aktivitas penerimaan. Selisih pengeluaran adalah selisih akibat tarif. Rp2.000.000 per
penerimaan barang (Rp120.000.000/60 penerimaan barang). Sedangkan tarif biaya variabelnya adalah
Rp916.667 per penerimaan ( R55.000.000/60 penerimaan barang). Selisih anggaran aktivitas variabel
dapat dibagi menjadi dua komponen, vaitu selisih pengeluaran variabel dan selisih efisiensi variabel. Pada
komponen variabel tidak ada selisih kapasitas tidak digunakan karena sumber daya baru didapatkan
ketika dibutuhkan. Jumlah aktivitas digunakan selalu sama dengan jumlah aktivitas sesungguhnya.
2. Pengukuran Kualitas
Pengukuran kinerja kualitas dimaksudkan untuk mendapatkan informasi guna mencapai kualitas total, yaitu cacat nol
(zero defect). Cacat nol adalah kinerja aktivitas tanpa kesalahan. Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui
perkembangan kualitas yang dicapai perusahaan dan memberikan motivasi kepada para pekerjanya.
3. Pengukuran Waktu
Dengan menggunakan waktu produktif teoretis yang tersedia dalam satu kurun waktu (dalam menit), sebuah standar
biaya bernilai tambah dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
Biaya standar per menit = Biaya konversi pada sel
Jumlah menit tersedia
Biaya konversi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Biaya konversi per unit = Biaya standar per menit x Waktu siklus sesungguhnya untuk menghasilkan
unit dalam satu kurun waktu tertentu
THANK YOU
Any Question?