Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH DAN PEMIKIRAN

AKUNTANSI SYARIAH

Dosen Pengampu :

Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si.

Disusun oleh :

Dimas Adriansyah Putra

C1F018036

EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah dn Pemikiran Akuntansi Syariah” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si. pada
Mata Kuliah Akuntansi Syariah di Prodi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Wirmie Eka Putra,
S.E., M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Sarolangun, 08 Maret 2021

Dimas Adriansyah Putra


C1F018036

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2

A. Sejarah Akuntansi ....................................................................................................... 2


1. Sejarah Perkembangan Akuntansi Dunia ..................................................... 2
2. Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia .............................................. 5
B. Sejarah Akuntnasi Syariah ........................................................................................ 6
1. Perkembangan Akuntansi Syariah pada Zaman Khalifah ......................... 7
2. Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia .......................................... 8
C. Prosedur dan Istilah yang digunakan dalam Akuntansi ......................................... 8
1. Prosedur / Siklus Akuntansi ........................................................................... 8
2. Istilah-istilah yang digunakan dalam Akuntansi ........................................ 12
D. Hubungan Akuntansi Modern dan Akuntansi Syariah ......................................... 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 16

Kesimpulan ...................................................................................................................... 16

Saran ................................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia ini, tentu saja segala sesuatu itu memiliki sejarahnya masing-masing.
Sejarah sangatlah penting karena bisa dijadikan sebagai gambaran kehidupan-
kehidupan manusia di masa lampau, dapat menjadi pedoman dalam hidup. Tidak hanya
sejarah manusia, sejarah ilmu akuntansi pun berguna sebagai acuan perkembangan
akuntansi dari masa ke masa. Sejarah akuntansi dapat memberikan pemahaman dan
apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntansi dan evolusinya. Sejarah akuntansi
melakukan peran yang instrumental dalam memberikan pemahaman yang lebih baik
atas permasalahan akuntansi yang terjadi. Berkaitan dengan praktik yang ada, sejarah
akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktik yang berlaku dengan
melakukan perbandingan terhadap metode yang digunakan di masa lalu. Akuntansi
dapat disebut sebagai profesi yang paling tua di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan
berbagai bukti sejarah yang ada.
Penerapan syariat islam diberbagai bidang terus-menerus mengalami
perkembangan. Dalam bidang keuangan sudah banyak lembaga keuangan yang
menerapkan syariat islam,baik lembaga keuangan bank maupun non bank. Berbicara
tentang lembaga keuangan, akuntansi merupakan hal yang tidak lepas dari persoalan
lembaga keuangan. Dalam sebuah Lembaga keungan baik bank maupun non bank
memerlukan akuntansi untuk pencatatan laporan serta pengambilan sebuah keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah akuntansi?
2. Bagaimana sejarah akuntansi syariah?
3. Apa saja prosedur dan istilah yang digunakan dalam akuntansi?
4. Adakah hubungan akuntansi modern dan akuntansi syariah?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah akuntansi.
2. Mengetahui sejarah akuntansi syariah.
3. Mengetahui sekilas prosedur dan istilah yang digunakan dalam akuntansi.
4. Mengetahui hubungan akuntansi modern dan akuntansi syariah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Akuntansi
1. Sejarah Perkembangan Akuntansi Dunia
a. Sejarah Akuntansi Periode Mesir
Pada masa itu pencatatan dilakukan oleh orang-orang pada
zaman Mesir kuno di mana mereka menggunakan metode pencatatan
untuk membantu dalam berdagang keluar daerah negara. Pencatatan
dilakukan pada lembaran daun. Hal ini dilakukan pada saat manusia
mulai mengenal uang, metode pencatatan keuangan semakin banyak
dikenal. Hal ini terbukti dengan adanya data sejarah tentang materi
pelajaran pencatatan atau pembukuan yang ditulis dalam bahasa Arab.
Mereka menghitung laba atau rugi dengan cara menghitung barang
yang dibawa pada waktu berangkat berlayar dan barang yang dibawa
pulang lagi pada saat selesai berlayar.
Maka dari itu perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir
suatu pelayaran. Pada periode Mesir, bukti sejarah menunjukkan
gudang-gudang Mesir masa lalu dijadikan sebagai tempat
penyimpanan barang-barang berharga seperti emas, gandum, permata,
tekstil, bahkan hewan ternak yang menunjukkan adanya pencatatan
atas transaksi-transaksi. Berdasarkan kisah tersebut, dapat diketahui
bahwa sistem pencatatan sudah ada sejak dahulu.
b. Sejarah Akuntansi Periode Babilonia
Pada masanya ilmuan melakukan pembongkaran ribuan tabel
tanah liat di Babilonia. Didapati hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan suatu kesaksian yang besar tentang sistem pembukuan
mereka. Dalam sistem akuntansinya, catatan-catatan umum
kebanyakan ditemukan berupa penerimaan tabel-tabel. Tabel-tabel
tersebut berisi catatan informasi:
• Berapa jumlah uang dan barang yang diterima
• Nama orang yang memberikannya
• Nama orang yang menerimanya
• Tanggal kejadiannya

2
Ada juga tabel pengeluaran yang dicatat atas arus keluar dari
perusahaan. Tabel pengeluaran tersebut terdiri dari daftar sejumlah
uang dan kekayaan yang dibelanjakan sebagai hasil dari pengguna
internal, pembelian dan kerugian. Tabel pengeluaran kadang
diberlakukan sebagai suatu catatan tentang biaya, laba dan produksi
juga dicatat didalamnya. Tabel laba biasanya meliputi:
• Apa laba yang diterima
• Siapa yang menerima
• Alasan-alasan untuk menerima
• Tanggal penerimaan.
Sementara itu untuk tabel produksi terdiri dari daftar sederhana
mengenai apa yang dibuat dan kepada siapa dijual. Sebuah catatan
tentang obligasi telah dijaga dan terdiri dari informasi berikut:
Jumlah dan dasar dari komoditas atau uang yang dipinjamkan
• Tingkat bunga (jika ada)
• Nama debitur
• Nama kreditur
• Waktu pembayaran
• Spesifikasi mengenai metode pembayaran
• Saksi
• Tanggal
c. Sejarah Akuntansi Periode China
Akuntansi di China memiliki Sejarah yang Panjang. Fungsi
akuntansi dalam hal pertanggung jawaban dapat dilacak jauh ke
belakang hingga tahun 2200 SM selama Dinasti Hsiu dan sejumlah
dokumen menunjukkan bahwa akuntansi digunakan untuk mengukur
kekayaaan dan membandingkan pencapaian di kalangan bangsawan
dan Putri-Putri pada dinasti Xia ( tahun 2000-1500 SM ). Konfusius
Muda ( 551-479 SM ) dulunya pernah menjadi seorang manajer
gudang dan tulisanya menebutkan bahwa pekerjaannya meliputi
akuntansi yang seharusnya membuat catatan penerimaan dan
pengeluaran setiap harinya. Diantara ajaran-ajaran Konfusius terdapat
keharusan untuk memelihara sejarah dan catatan akuntansi dipandang

3
sebagai bagiaian dari sejarah tersebut. Pada Akhir tahun 1970-an,para
pemimpin China mulai untuk Mengubah ekonomi mulai dari
perencanaan pusat bergaya soviet menjadi lebih berorientasi pasar
tetapi masih berada di bawah kendali Partai komunis.
Karakteristik utama akuntansi di China saat ini berasal dari
pendirian Republic Rakyat China pada tahun 1949. China menerapkan
suatu perekonomian terencana yang sangat terpusat, yang
mencerminkan prinsip-prinsip Marxisme dan pola-pola yang dianut
Uni Soviet dimana Negara mengendalikan hak untuk menggunakan
dan distribusi seluruh alat produksi dan memberlakukan perencanaan
dan kendali yang kaku atas perekonomian.
Pelaporan Keuangan Cukup sering dilakukan dan lengkap. Ciri
utamanya adalah orientasi manajemen dana yang mana dana diartikan
sebagai properti, barang, dan material yang digunakan selama proses
produksi.
Perekonomian China paling tepat disebut sebagai
perekonomian Hibrid ( Campuran ), dimana Negara mengendalikan
komoditas dan industri yang strategis, sementara industri lain serta
sektor komersial dan swasta, diatur oleh sistem yang berorientasi
kepada pasar. Dengan adanya reformasi ekonomi dimana mencakup
privatisasi termasuk pengalihan perusahaan milik Negara menjadi
perusahaan perseroan . Perusahaan perseroan China yang
mengeluarkan saham, aturan akuntansi yang baru telah dikembangkan
bagi perusahaan-perusahaan yang baru diprivatisasikan dan
perusahaan-perusahaan independen dengan kewajiban terbatas.
d. Sejarah Akuntansi Periode Yunani
Pada periode Yunani pemerintah membagi secara adil barang
kepada rakyatnya. Permulaan akuntansi mengawasi keseimbangan,
uang masuk, pengeluaran dan berakhir pada keseimbangan.
Pandangan terhadap akuntansi dalam sektor swasta ditawarkan
dengan penemuan di Mesir atas ”zenon papyri” yang merupakan
dokumen dari abad ketiga sebelum Masehi.
Waktu Mesir sebagai provinsi Yunani, dibawah
kepemimpinan Alexander Agung, dokumen itu menghasilkan bukti

4
bahwa adanya akuntansi Yunani abad ke-4 sebelum Masehi. Zenon
adalah administrator saat itu. Setiap departemen bagian diatur oleh
seorang supervisor yang meminjamkan akun sehari-hari dari aktivitas
dibawah yurisdiksi. Pengamatan terhadap dokumen-dokumen tertulis
berisikan transaksi, banyak di antara mereka meminjam uang dan
aktiva lainnya yang diterima oleh kepala departemen. Catatan
menunjukkan bahwa akun ini terdiri dari daftar kas dan aktiva lainnya,
seperti makanan, minyak, baju dan arus masuk serta arus keluar. Item
yang sama dan total pengeluaran kemudian dikelompokkan bersama
didalam sebuah paragraf.
2. Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia
Akuntansi di Indonesia sudah masuk ke Indonesia sejak zaman kerajaan
di masa yang lalu, seperti kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan
Mataram. Zaman kerajaan dapat disebut menjadi pintu masuk bagi akuntansi
untuk berkembang di Indonesia. Sejak tahun 1642, akuntansi mulai diterapkan
di Indonesia. Sayangnya, tidak ada bukti yang menguatkan hal tersebut.
Sehingga awal dari penerapan akuntansi modern di Indonesia dimulai ketika
masa Colonial Belanda tepatnya pada tahun 1842 ketika gubernur Belanda dari
Hindia-Belanda mengeluarkan peraturan tentang penerimaan kas, piutang,
anggaran untuk garnisun, dan pengiriman kapal di Batavia dicatat dengan
menggunakan jurnal. Jurnal ini adalah buku untuk mencatat transaksi sebelum
ditransfer ke jurnal sesungguhnya. Mereka juga menjelaskan cara penggunaan
dari ledger atau buku besar. Bagaimanapun, Belanda sampai taraf tertentu
berhasil mengubah proses tradisional pengembangan akuntansi ke dalam
dominasi kolonial akuntansi, di mana semua istilah dan tindakan menjadi
sasaran tujuan kolonialisme Belanda.
Belanda datang ke Indonesia pada akhir abad ke-16 untuk berdagang
dan kemudian membentuk organisasi maskapai yang bernama VOC (
Vereenigde Oost Indische Compagnie). Pada tahun 1602 terjadi peleburan 14
maskapai dan tahun1619 membuka cabang di Batavia dan kota lain di
Indonesia. VOC berakhir pada tahun 1799 dan setelah itu kekuasaan diambil
alih oleh Kerajaan Belanda. Sejak itu muncul perusahaan Belanda di Indonesia.
Catatan pembukuan menekankan pada mekanisme debit dan kredit berdasarkan
praktik dagang untuk kepentingan perusahaan Belanda saja. Tetapi sejak

5
Belanda menyerah kepada Jepang pada tanggal 9 Maret 1942 pada akhirnya
jepang merubah segala bentuk sistem akuntansi Belanda. Sistem yang diubah
Jepang adalah sistem administrasi dan kekuatan ekonominya dilucuti, serta
orang-orang Eropa yang saat itu memegang sektor penting untuk dialihkan
kepada kepentingan peperangan. Orang-orang Jepang ditempatkan di posisi
manajemen tingkat atas dan orang-orang Indonesia di posisi menengah dan
bawah tanpa mengubah sistem pengetahuan akuntansi waktu era kolonial
Belanda.
Awalnya tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam bidang
akuntansi. Kalaupun ada, pada zaman penjajahan Belanda mereka hanyalah
merupakan tenaga-tenaga pembantu ataupun pelaksana. Orang Indonesia
pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah J. D. Massie yang pada zaman
itu diangkat sebagai pemegang buku untuk jawatan akuntan pajak. Pada zaman
pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga khususnya di bidang
akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan di keuangan didominasi sebanyak 90%
oleh bangsa Belanda. Melihat hal itu seorang bernama Bapak Slamet
mendirikan kursus-kursus untuk mengisi jabatan tadi yang didominasi oleh
orang-orang Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, sangat dirasakan sekali kekurangan tenaga
akuntan. Pada tahun 1947, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia,
yaitu Prof. Dr. Abutari. Dalam masa perang kemerdekaan (1945- 1950), kursus-
kursus untuk mendidik tenaga di bidang akuntansi di lanjutkan. Di Indonesia
sendiri, pendidikan akuntan dimulai dengan dibukanya jurusan akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam tahun 1952. Pendirian jurusan
akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini kemudian di ikuti
dengan pembukaan jurusan yang sama di fakultas-fakultas ekonomi di
Universitas Padjadjaran tahun 1961, Universitas Sumatera Utara tahun 1962,
Universitas Airlangga tahun 1962, dan Universitas Gajah Mada tahun 1964.
B. Sejarah Akuntansi Syariah
Dari sisi keilmuan akuntansi merupakan ilmu yang mencoba mengubah bukti
dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi
dan dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang,
modal, pendapatan, beban. Dalam konsep syariah islam, akuntasi dapat didefinisikan
sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang permanen, yang disimpulkan dari sumber-

6
sumber Syariah Islam dan digunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam
pekerjaannya.
Dalam penyusunannya akuntansi syariah dan akuntansi konvensioanal memiliki
kesamaan khususnya dalam teknik dan operasionalnya. Seperti dalam bentuk
pemakaian buku besar, sistem pencatatan, proses penyusunan bisa sama. Namun
perbedaan akan kembali ketika membahas subtansi dari isi laporannya, karena
berbedanya filosofi.
Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak lepas dari perkembangan islam,
kewajiban mencatat transaksi non tunai sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-
Baqarah: 282 mendorong umat islam untuk peduli terhadap pencatatan dan
menimbulkan tradisi pencatatan dikalangan umat, dan hal tersebut merupakan salah
satu faktor yang mendorong kerjasama pada zaman itu.
Sejarah membuktikan bahwa ilmu akuntansi telah lama dipraktekkan dalam
dunia islam, seperti istilah jurnal, telah lebih dulu digunakan ketika masa khalifah islam
dengan isltilah “jaridah” untuk buku catatan keuangan. Begitu juga dengan double entry
yang ditulis oleh Luca Pacioli. Dengan begitu kita tau bahwa Islam lebih dahulu
mengenal sistem akuntansi karena Al-Qur’an telah turun pada tahun 610 M, yakni 800
tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.
Pada abad ke 7 Rasulullah SAW mendirikan Baitul Maal. Fungsinya sebagai
penyimpanan ketika adanya pembayaran wajib zakat dan usur (pajak pertanian dari
muslim) dan adanya perluasan wilayah atau jizia yaitu pajak perlindungan dari non
muslim, dan juga adanya kharaj yaitu pajak pertanian dari non muslim.
1. Perkembangan Akuntansi Syariah pada zaman Khalifah
a. Abu Bakar as-Shiddiq
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul Maal
masih sangat sederhana, dimana penerimaan dan pengeluaran
dilakukan secara seimbang, sehingga hampir tidak pernah ada sisa.
b. Umar bin Khattab
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sudah dikenalkan
dengan istilah “Diwan” yaitu tempat dimana pelaksana duduk, bekerja
dan dimana akuntansi dicatat dan disimpan yang berfungsi untuk
mengurusi pembayaran gaji. Khalifah Umar menunjukkan bahwa
akuntansi berkembang dari suatu lokasi ke lokasi lain sebagai akibat
dari hubungan antar masyarakat.

7
c. Utsman bin Affan
Ketika zaman khalifah Utsman,terdapat istilah khittabat al-
rasull wa sirr yaitu memelihara pencatatan rahasia.
d. Ali bin Abi Thalib
Pada masa pemerintahan sistem administrasi Baitul Maal
difokuskan pada pusat dan lokal yang berjalan baik, surplus pada
Baitul Maal dibagikan secara profesional sesuai dengan ketentuan
Rasulallah SAW. Adanya surplus ini menunjukkan bahwa proses
pencatatan dan pelaporan berlangsung dengan baik. Khalifah Ali
memiliki konsep tentang pemerintahan, administrasi umum dan
masalah-masalah yang berkaitan dengannya secara jelas.
2. Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia
Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan
dari proses pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang merupakan
landasan awal diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah.
Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia yang lahir
karena keinginan masyarakat para pemikir Islam yang ingin melakukan proses
muamalah sesuai dengan ajaran Islam.
Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika membuat
laporan keuangan. Pada waktu itu proses akuntansi belum mengacu pada
akuntansi yang sesuai dengan syariat Islam. Akuntansi yang sesuai dengan
syariat Islam mulai diterapkan setelah adanya standar akuntansi perbankan
syariah, setelah terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan
bagaimana akuntansi syariah, dan terbentuknya lembaga-lembaga yang
berkonsentrasi pada akuntansi syariah. Jadi secara historis, sejak tahun 2002
barulah muncul ide pemikiran dan keberadaan akuntansi syariah, baik secara
pengetahuan umum maupun secara teknis. Sebagai catatan, IAI baru
membentuk Komite Akuntansi Syariah di Indonesia.
C. Prosedur dan Istilah yang digunakan dalam Akuntansi
1. Prosedur / Siklus Akuntansi
Apa saja yang termasuk dalam kegiatan akuntansi? Yaitu pemeriksaan
atau audit, perpajakan, sistem akuntansi, sampai manajemen akuntansi bisnis.
Semua kegiatan tersebut dilakukan berulang secara berkala sehingga menjadi
siklus yang disebut Siklus Akuntansi. Siklus akuntansi adalah proses urutan

8
lengkap prosedur akuntansi dalam urutan yang sesuai selama setiap periode
akuntansi. Proses akuntansi merupakan kombinasi dari serangkaian kegiatan
yang dimulai ketika transaksi terjadi dan berakhir dengan dimasukkannya
dalam laporan keuangan pada akhir periode akuntansi.
Urutan prosedur akuntansi yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan dan meringkas informasi akuntansi sering disebut siklus
akuntansi. Istilah tersebut menunjukkan bahwa prosedur ini harus diulang terus
menerus untuk memungkinkan bisnis menyiapkan laporan keuangan baru
dengan interval yang bisa dipertanggungjawabkan dan masuk akal. Lalu apa
saja proses yang dilewati dalam siklus akuntansi?
a. Menganalisis dan mengklasifikasi data seputar kegiatan ekonomi
Mengidentifikasi transaksi dari kegiatan ekonomi adalah
langkah pertama dalam proses akuntansi. Kegiatan ekonomi dianalisis
agar dampaknya pada posisi keuangan perusahaan bisa diketahui.
Analisis dan klasifikasi ini memerlukan bukti-bukti dokumen seperti
tanda terima, faktur, jadwal penyusutan, laporan bank, dan lain
sebagainya. Dokumen-dokumen itu adalah bukti bahwa kegiatan
ekonomi terjadi secara sungguh-sungguh dan bukan cerita rekaan
semata. Pelaku transaksi juga akan dimintai keterangan agar kegiatan
ekonomi benar-benar dapat dipertanggungjawabkan untuk
kepentingan perusahaan.
b. Membuat jurnal transaksi
Transaksi yang berdampak pada posisi keuangan perusahaan
dicatat dalam jurnal umum. Jurnal tersebut mencatat transaksi ke
dalam beberapa detail. Misalnya seperti debit dan kredit dalam bentuk
moneter dengan tanggal dan deskripsi singkat tentang penyebab
kegiatan ekonomi tertentu. Jurnal transaksi bisa sangat merepotkan
karena memerlukan ketelitian dalam pembuatannya. Perusahaan akan
lebih diuntungkan menggunakan software jurnal transaksi di
komputer daripada membuatnya secara manual.
c. Memasukkan jurnal transaksi ke buku besar
Transaksi yang dicatat dalam jurnal kemudian dipindahkan ke
rekening buku besar perusahaan. Rekening buku besar akan
mengklasifikasikan data akuntansi ke dalam kategori tertentu dan

9
dicatat dalam entri jurnal umum sesuai dengan klasifikasi itu.
Banyaknya data yang dimasukkan ke jurnal umum tergantung pada
frekuensi input dari jurnal transaksi ke buku besar. Klasifikasi dalam
buku besar akan memudahkan audit keuangan. Sama seperti jurnal
transaksi, penggunaan software buku besar akan mempermudah
proses ini. Begitu ada ketidakseimbangan aktiva dan pasiva,
penelusuran kesalahan akan lebih mudah dilakukan.
d. Pembuatan neraca percobaan
Neraca percobaan adalah penghitungan antara aktiva dan
pasiva sebelum laporan final keuangan dikeluarkan yang ditandai
dengan tutup buku. Tutup buku adalah tahap terakhir dari aktivitas
akuntansi. Pada periode tutup buku, keseimbangan antara aktiva dan
pasiva harus bisa dicapai di mana jumlah transaksi debit sama dengan
transaksi kredit. Agar periode tutup buku dapat dilakukan, maka
dilakukan perhitungan neraca percobaan. Bila ada ketidakseimbangan,
maka harus ditelusuri letak kesalahannya sebagai upaya
pertanggungjawaban keuangan perusahaan.
e. Penyusunan jurnal yang disesuaikan
Bila dalam neraca percobaan ada kesalahan di mana aktiva dan
pasiva tidak sama, maka dibuatlah penyesuaian kembali. Ada tiga
penyebab pasti kenapa ketidakseimbangan bisa terjadi. Pertama, ada
pencatatan transaksi yang terlewat atau belum dicatat. Kedua,
kesalahan perhitungan di mana nilai transaksi menjadi besar atau
kecil. Penyebab terakhir adalah penerapan sistem akrual sehingga
pencatatan transaksi tidak diakui. Sistem akrual merupakan metode
akuntansi di mana pengeluaran atau pendapatan mendapatkan
pengakuan ketika transaksi benar-benar terjadi. Bukan ketika terjadi
perubahan jumlah kas.
f. Pembuatan ulang neraca percobaan
Fase ini adalah bentuk pengulangan ketika fase nomor empat
menemukan ketidakseimbangan aktiva dan pasiva. Tujuannya
melakukan pengecekan ulang apakah keseimbangan aktiva dan pasiva
benar-benar telah terjadi. Bila belum, maka akuntan akan kembali
melakukan fase ke lima hingga keseimbangan neraca dapat dicapai.

10
g. Penyusunan laporan keuangan
Setelah neraca menemukan keseimbangan, akuntan akan
melangkah pada fase pembuatan laporan keuangan. Ada empat jenis
laporan yang dibuat dalam fase ini yaitu laporan laba-rugi, neraca, arus
kas, dan perubahan modal.
h. Penutupan buku
Penutupan buku besar dilakukan dengan pelaporan pendapatan
dan biaya yang telah diakumulasikan dalam periode tertentu. Bisa saja
periode ini terjadi dalam rentang bulan, kuartal, semester, atau tahun.
Agar rekening pendapatan dan pengeluaran tidak tercampur dengan
periode sebelum atau sesudahnya, akhir periode selalu ditandai dengan
saldo nol. Bila ada selisih jumlah antara pengeluaran dan pendapatan,
maka kita bisa menafsirkannya sebagai untung atau rugi. Bila selisih
memiliki nilai positif, maka disebut dengan “laba” dengan nominal
sebesar selisih nilai tersebut. Begitu juga dengan kebalikannya, di
mana nilai negatif akan diakui sebagai “rugi”.
Bila tutup buku sudah dilakukan, maka sudah bisa dipastikan
rekening pendapatan dan pengeluaran akan memiliki nilai “nol”.
Hanya saja nilai “nol” tidak berlaku untuk beberapa pos. Piutang,
persediaan, kas, modal, dan aktiva tetap akan dimasukkan ke dalam
kelompok neraca dengan nilai saldo.
i. Penyesuaian kembali perlu dilakukan
Sebagian besar praktisi akuntansi menerapkan “penyesuaian
ulang” sebagai fase terakhir dalam siklus akuntansi. Penyesuaian
ulang bertujuan untuk memastikan setiap kategori rekening
pendapatan dan pengeluaran telah benar-benar ditutup. Selain itu,
penyesuaian ulang juga berfungsi memastikan setiap saldo rekening di
semua kelompok neraca sudah menemukan titik keseimbangan.
Keseimbangan saldo adalah kunci untuk membuka buku besar di
periode siklus akuntansi setelahnya.
j. Pemantauan rekaman reversing entries
Sebenarnya masih ada satu kegiatan lagi yang bisa dilakukan
sebelum melangkah menuju siklus akuntansi lanjutan. Meskipun
begitu, kegiatan ini bersifat opsional dan cenderung banyak orang

11
yang menganggap tidak perlu melakukannya. Kegiatan itu adalah
pemantauan rekaman entri secara terbalik atau reversing entries.
Rekaman reversing entries adalah melakukan pencatatan di hari
pertama saat periode siklus akuntansi baru. Tujuannya adalah
menghindari perhitungan ganda pada jumlah ketika transaksi baru
terjadi. Terkadang perhitungan ganda terjadi akibat pencatatan ganda
antara transaksi periode baru dengan lama.
Pencatatan ganda akan membebani perhitungan pada akhir
periode. Maka ada beberapa orang yang menganggap pemantauan
rekaman reversing entries perlu dilakukan. Tujuan utama pelaksanaan
siklus akuntansi dalam sebuah perusahaan adalah memproses
informasi keuangan sehingga laporan keuangan bisa disampaikan
secara rinci di akhir periode. Laporan keuangan adalah bentuk
tanggung jawab keuangan perusahaan oleh tiap-tiap bagian yang
menggunakan kas perusahaan tersebut. Siklus akuntansi akan terus
dijalankan selama perusahaan itu berdiri.

Proses siklus akuntansi tidaklah rumit dan cenderung sederhana. Namun


secara praktik, pelaksanaannya bisa menjadi kompleks karena berbagai bentuk
aktivitas ekonomi perusahaan yang berbeda-beda. Tingkat kompleksitas
bergantung pada jenis transaksi dari kegiatan usaha perusahaan. Perlakuan
pencatatan akan lebih rumit bila skala perusahaan dan bidang kerjanya semakin
besar. Padahal ketelitian manusia memiliki batasan sehingga pemakaian
software akuntansi adalah keharusan. Kesalahan manusia dapat diminimalisir
dengan penggunaan software tersebut sehingga tersaji laporan akuntansi yang
benar-benar akurat.
2. Istilah-istilah yang digunakan dalam Akuntansi
Memahami istilah dalam akuntansi sangat diperlukan agar Anda lebih
mudah ketika berhadapan langsung dengan dunianya.
Apalagi jika sebelumnya tidak memiliki pengetahuan mengenai masalah
akuntansi, tentunya akan sangat tidak familiar dengan istilah-istilah yang ada.
Untuk itu berikut ini adalah istilah-istilah akuntansi yang sangat populer di
kalangan masyarakat.
a. Transaksi

12
Transaksi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh
dua pelaku ekonomi atau lebih dan dapat memberikan dampak pada
keuangan.
b. Kejadian
Seperti arti pada umumnya, dalam akuntansi sering ada istilah
kejadian, yakni sebuah peristiwa yang menjadikan proses transaksi
dapat berlangsung.
c. Jurnal
Jurnal sering kali disebut sebagai buku akuntansi, maksudnya
di sanalah tempat segala aktivitas transaksi telah tercatat. Jurnal sering
juga disebut sebagai buku harian dari perusahaan karena memang
segala aktivitas sehari-hari yang terjadi dapat terekam dalam buku
tersebut.
d. Entitas
Gampangnya entitas merupakan sebuah pelaporan yang
menyusun laporan tersebut. entitas di sini bisa diartikan sebagai
perusahaan, perseorangan, instansi, dan lembaga bisnis lainnya.
e. Akun
Akun merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk
mencatat transaksi apapun yang telah terjadi. Terdapat 5 jenis akun
yang sering ada di dalam akuntansi, yakni ekuitas, aset, beban,
liabilitas, dan juga pendapatan.
f. Buku Besar
Buku besar merupakan kumpulan data yang berisi mengenai
akun-akun yang ada, yakni ekuitas, aset, beban, liabilitas, dan juga
pendapatan. Buku besar merupakan lanjutan dari jurnal akan tetapi
lebih dirinci lagi.
g. Ayat Jurnal
Ayat jurnal merupakan sebuah kegiatan pencatatan dalam
buku yang merupakan langkah dasar. Pencatatan merupakan hasil dari
transaksi yang telah dilakukan baik yang masuk maupun yang telah
keluar.
h. Ayat Jurnal Koreksi

13
Seperti namanya, ayat jurnal koreksi merupakan sebuah
perbaikan buku besar yang sebelumnya telah dibuat. Terkadang ketika
mengoreksi kembali pencatatan yang telah dilakukan masih saja
ditemukan kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki.
i. Ayat Jurnal Penyesuaian
Melalui ayat jurnal penyesuaian ini kesalahan dapat terlihat
dengan jelas. Jurnal ini dilakukan pada akhir waktu atau ketika tutup
buku. Adanya jurnal penyesuaian ini sangat penting agar laporan
keuangan yang telah dibuat dapat benar-benar akurat hasilnya.
D. Hubungan Akuntansi Modern dan Akuntansi Syariah
Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk sistem pencacatan pada zaman
dinasti Abbasiah (750 M – 1258 M) sudah demikian maju sementara pada kurun waktu
tertentu yang hampir bersamaan , eropa masuk dalam priode The Dark Ages. Dari sini
kita dapat melihat hubungan antara Luca Paciolli dan Akuntansi Islam.
Luca paciolli sebagaimana telah diterangkan bahwa seorang ilmuwan sekaligus
juga seorang pengajar di beberapa universitas italia seperti vanice, milan, florence, dan
roma. Untuk itu beliau telah membaca banyak buku termasuk buku yang telah
diterjemahkan hal ini dibuktikan bahwa sejak tahun 1202 M buku-buku para ilmuwan
muslim/arab telah banyak diterjemahkan kebahasa eropa seperti yang dilakukan oleh
Leonardo Fibonacci of pisa dengan judul liber abacci, verba filiorum dan epistola de
proportitione et proportionalitate. Pisa banyak belajar mengenai angka dan bahasa arab.
Sehingga didalam bukunya disebutka bahwa ia menyarankan dan menerangkan
manfaat mengenai angka arab termasuk dalam pencatatan transaksi.
Pada tahun 1429 M angka arab dilarang digunakan dalam pemerintahan italia,
luca paciolli selalu tertarik dalam belajar mengenai angka bahasa arab serta belajar dari
alberti seorang ahli matemtika yang belajar dari pemikir arab dan selalu menjadikan
karya pisa sebagai rujukan, tahun 1484 M paciolli pergi dan bertemu dengan temannya
onofrio dini florence seorang pedagang yang suka berpergian ke afrika utara dan
kontantinopel sehingga diduga paciolli mendapat ide tentang double entry tersebut dari
temannya ini. Bahkan alfred liber (1968), mendukung pendapat tersebut bahwa
memang ada pengaruh dari pedagang arab pada italia, walaupun arab tidak berarti
muslim saja.
Alasan teknis yang mendukung hal itu adalah: luca paciolli mengatakan bahwa
setiap transaksi harus dicatat dengan baik dan benar yaitu dengan cara mencatat dua

14
kali di sisi sebelah kredit dan sisi sebelahnya dalah debit. Dengan artian lain bahwa
paciolli menerjemahkan dari hal tersebut dari bahasa arab yang memang semuanya
dimulai dari kanan.
Penelitian sejarah tentang perkembangan akuntansi memang perlu dikaji lebih
dalam lagi dan lebih terperinci, tetapi dalam mengingat masih dipertanyakan bukti-
bukti autentik/langsung tentang hal tersebut sebagaiman diungkapkan oleh napler
(2007) hal tersebut tetap dilakukan oleh para ilmuwan muslim saat ini, dan pembuktiaan
tersebut akan menempuh jalan masih panjang menginga bukti-bukti autentik dari
zaman dinasti Abbasiah (dengan pusat pemerintahan di Kufah, Irak) saat ini sudah
banyak yang hilang karena perang.
Hubungannya akuntansi modern dengan akuntansi islam yaitu dimana zaman
modern ini mengikuti dari zaman islam contohnya buku-buku yang diterjemahkan ke
bahasa eropa dan mengikuti sistem-sistemnya dan masih saling berhubungan.

15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Sejarah awal akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan
menggunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba telah dilakukan pedagang-
pedagang Genoa dengan cara menghitung harta yang ada pada akhir suatu pelayaran dan
dibandingkan pada saat mereka berangkat. Tonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun 1494
pada saat Lucas Paciolli (Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul “Suma
de Arilhmalica, Proportioni et Proportionaiita.” Dalam buku itu terdapat satu bab, berjudul
‘Tractatus de Computis et Scriptorio” yang berisi cara-cara pembukuan menurut catatan
berpasangan (double book keeping).

Sementara awal perkembangan akuntansi syariah dimulai sejak abad 622 M ketika
Rasulullah yang pada saat itu merupakan pemimpin di negara Madinah, membentuk baitul
maal pada abad ke-7. Kemudian pada pemerintahan Umar bin Khattab terjadi perubahan
sistem, dimana dibentuk diwan yaitu pencatatan di setiap pemasukan dan pengeluaran.

Saran

Makalah ini masih banyak kekurangan dan menimbulkan banyak pertanyaan. Oleh
karena itu saran dan masukan kami perlukan untuk perbaikan ke depannya. Semoga mendapat
ridho dari Allah swt. setelah membaca makalah yang kami buat dengan dapat memahaminya
dengan mudah. Amin.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jurnal.id/id/blog/sejarah-akuntansi/
http://www.wartanusantara.id/2019/08/sejarah-akuntansi-syariah.html?m=1
https://www.jurnal.id/id/blog/proses-dan-siklus-akuntansi-yang-penting-dipahami-pebisnis/
https://finata.id/istilah-dalam-akuntansi/
https://zhasriani.blogspot.com/2018/07/sejarah-dan-pemikiran-akuntansi-syariah.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai