Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

TEORI AKUNTANSI

“RESUME SEJARAH AKUNTANSI”

DISUSUN OLEH :

ANDI MUH. RIZQY

196602068

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM

KENDARI

2020
1.1 Akuntansi di Masa Lalu

1. Pendapat Ahli

Akuntansi telah mengalami metamorfosa yang panjang untuk


menjadi bentuknya yang modern seperti sekarang ini.Bagaimanapun
juga, tidak ada catatan yang dapat digunakan untuk menunjuk langsung
Teori Akuntansi & Riset Multiparadigma kapan akuntansi mulai
dipraktikkan.Namun bisa diperkirakan bahwa akuntansi telah
dipergunakan sejak jaman pra masehi. Di masa peradaban manusia cukup
maju, maka tentunya pencatatan, peringkasan, pelaporan telah menjadi
bagian dari proses transaksi. Terdapat beberapa bukti empiris yang bisa
dijadikan telaah. Misalnya, bangsa Aztec dan Inca di pedalaman Amerika,
bangsa Dravida di Dataran Asia Selatan, Cina dan Jepang di kawasan Asia
Tengah Timur, Bangsa Sumeria, Mesir Kuno, dan Mesopotamia di Daratan
Arab, Yunani dan Romawi serta di lingkaran Benua Eropa. Semua bukti
empiris tersebut tidak bisa ditinggalkan dalam sejarah peradaban
manusia.Manuskrip-manuskrip yang ditemukan di goa-goa pra sejarah
telah menunjukkan bahwa manusia di jaman itu telah mengenal adanya
hitung-hitungan meski dalam bentuknya yang sederhana. Dalam Al-quran
pun disebutkan adanya peradaban-peradaban dan ilmu pengetahuan
yang tinggi semacam Bangsa Nuh, Tsamud dan Add.

2. sejarah perkembangan akuntansi selama beberapa periode.

a. Periode Mesir
Pada periode Mesir, bukti sejarah menunjukkan gudang-gudang
Mesir masa lalu dijadikan berbagai alasan yang menunjukkan adanya
pencatatan atas transaksi-transaksi.Umumnya pada masa ini, gudang-
gudang dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga
seperti emas, gandum, permata, tekstil, bahkan hewan ternak.

b. Periode Babilonia
Pada periode Babilonia, para ilmuan telah melakukan
pembongkaran ribuan tablet-tablet tanah liat Babilonia.Hasil
pembongkaran tersebut menunjukkan suatu kesaksian yang besar
tentang sistim pembukuan mereka.Dalam sistem akuntansinya, catatan-
catatan umum kebanyakan ditemukan berupa penerimaan tablet-tablet.
Tablet-tablet tersebut berisi catatan-catatan akan informasi:
a) Berapa jumlah uang dan barang yang diterima
b) Nama orang yang memberikannya
c) Nama orang yang menerimanya
d) Tanggal kejadiannya

Ada juga tablet pengeluaran yang dicatat atas arus keluar dari
entitas. Tablet pengeluaran tersebut terdiri dari daftar sejumlah uang dan
kekayaan yang dibelanjakan sebagai hasil dari pengguna internal,
pembelian, kerugian dan lainlainnya.Tablet pengeluaran kadangkala
dilayani sebagai suatu catatan tentang biaya.Laba dan produksi juga
dicatat. Tablet laba biasanya meliputi:

a) Apa laba yang diterima


b) Siapa yang menerima
c) Alasan-alasan untuk menerima
d) Tanggal penerimaan.

Sementara itu, untuk tabel produksi, tabel produksi terdiri dari


daftar sederhana mengenai apa yang dibuat dan kepada siapa dijual.
Sebuah catatan tentang obligasi telah dijaga dan terdiri dari informasi
berikut:

a) Jumlah dan dasar dari komoditas atau uang yang dipinjamkan


b) Tingkat bunga, jika ada
c) Nama debitur
d) Nama kreditur
e) Waktu pembayaran
f) Spesifikasi mengenai metode pembayaran
g) Saksi
h) Tanggal

c. Periode Yunani
Pada periode Yunani, pemerintah membagi secara adil barang-
barang yang mereka terima.Parthenon terkenal adalah perbendaharaan
dari barangbarang suci yang berharga.Pada umumnya, permulaan
akuntansi mengawasi keseimbangan, uang masuk, pengeluaran-
pengeluaran dan berakhir pada keseimbangan. Pandangan terhadap
akuntansi dalam sektor swasta ditawarkan dengan penemuan di Mesir
atas ”zenon papyri, ” yang merupakan dokumen dari abad ketiga sebelum
masehi. Ketika Mesir merupakan provinsi Yunani dibawah Alexander yang
agung, dokumen menghasilkan bukti dari akuntansi Yunani abat ke empat
sebelum masehi.Zenon merupakan administrator dari bagian yang
luas.Setiap departemen bagian di atur oleh seorang supervisor yang
meminjamkan akun sehari-hari dari aktifitas dibawah
yurisdiksi.Pengamatan terhadap dokumen-dokumen tertulis menyajikan
setiap transaksi, banyak diantara mereka mengambil bentuk dari akun
untuk meminjam uang dan aktiva lainnya yang diterima oleh kepala
departemen.Catatan menunjukkan bahwa akun ini terdiri dari daftar kas
dan aktiva lainnya, seperti makanan, minyak, baju dan arus masuk serta
arus keluar. Item-item yang sama dan total pengeluaran mereka
dikelompokkan bersama dalam paragraph.

d. Periode Romawi
Pada periode Romawi, banyak catatan-catatan pembukuan dibuat
berdasarkan tablet lilin yang sangat mudah rusak. Pada periode ini, hanya
ada sedikit bukti sejarah dari akuntansi.Catatan-catatan telah
diselamatkan, bersama dengan kesimpulan-kesimpulan yang berkaitan
dengan literatur, mengindikasikan bahwa beberapa pemilik menjaga dua
susunan pembukuan. Hal ini menunjukkan kegemaran orang romawi
akan organisasi dan administrasi. Ada sebuah memorandum atau buku
harian yang dicatat atas penerimaan dan pengeluaranpengeluaran, dan
sebuah kode “a code accepti et expensi”, sama dengan buku kas yang
dimasukkan setiap bulannya dalam buku harian.

e. Periode Arab
Muhammad SAW seorang nabi besar pada masa arab saudi
modern. Beliau dilahirkan disebuah desa kecil yang bernama
Mekah.Serangkaian wahyu yang mulai turun tahun 610 M membuatnya
menulis dan meragkumnya menjadi AlQur’an dan mendirikan negara
Islam. Dalam Al-Quran dicatat mengenai bagaimana seorang muslim
dalam melakukan muamalat atau berniaga. Bermuamalat atau berniaga
ialah berjual beli, berhutang piutang atau sewa-menyewa dan
sebagainya.Pada prinsipnya, ketika melakukan perniagaan terdapat
kaidah-kaidah yang harus dijaga oleh para peniaga.Kaidah-kaidah
tersebut selanjutnya dijadikan sebagai tolak ukur etika dalam
bekerja.Bagi masyarakat Islam, prinsip dasar ketika melakukan pekerjaan
tentunya harus sesuai dengan etika kerja Islam itu sendiri. Oleh karena
itu, jauh hari sebelumnya masalah etika kerja dalam melakukan
muamalat telah disinggung Al-Quran dalam surat Al-Baqarah ayat 282
dan 283.

1.2 Akuntansi Masa Renaisans

Akuntansi modern merupakan produk masa Renaisans Italia.


Kekuatankekuatan yang memperbaharui samangat manusia di Eropa adalah
kekuatankekuatan yang sama yang menciptakan akuntansi. Sebagian orang
bahkan berpendapat bahwa kekuatan-kekuatan itu tidak akan berkembang
membentuk dunia kita sekarang jika tidak karena ditemukannya tata buku
berpasangan (double entry book keeping), yang memberikan suatu kerangka
dasar yang menjadi tempat berkembangnya kapitalisme swasta serta
menciptakan kekayaan yang menghidupi para seniman, musisi, peceramah,
penulis.

Orang pertama yang mengkodifikasi akuntansi adalah seorang rahib


Frasisca bernama Bruder Luca Pacioli yang menghabiskan sebagian besar
hidupnya sebagai guru dan pelajar di uiversitas-universitas Perugia, Florence,
Pisa, dan Bologna.Buku yang ditulis Pacioli berjudul Summa de Arithmatica,
Geometrica, Proportioni et Proportionalita. Buku ini muncul tahun 1494 di
Venesia, hanya dua tahun setelah Kolombus mendarat di Amerika dan hanya
beberapa tahun setelah percetakan pertama didirikan di Venesia, sehingga
menunjukkan pentingnya karya ini.

1.3 Dasar-dasar Istilah Akuntansi

Debet, kredit, ayat jurnal, buku besar, akun, neraca saldo, neraca, dan
laporan laba-rugi semuanya berasal dari masa renaissans. Oleh karena itu,
akuntansi bisa saja mengaku sebagai silsilah yang sama mulianya seperti banyak
seni liberal lainnya. Mahasiswa akuntansi bisa membanggakan warisan leluhur
mereka.Sebagian dari warisan ini adalah perbendaharaan kata yang kaya, hampir
semuanya berasal dari periode ini, dan banyak diantaranya mempunyai asal
mula yang mengagumkan. Misalnya, Debt, debtor, debeture, dan debit, semua
diturunkan dari kata dasar, debere, yaitu berhitung, disingkat menjadi dr yang
dipakai dalam ayat jurnal. Kredit datang dari akar kata yang sama dengan kata
creed, berarti sesuatu yang dipercaya, seperti pernyataan kepercayaan agama
Kristen, dikenal sebagai Apostles Creed. Kata itu dapat juga berarti orang yang
dipercaya seseorang, seperti kreditor dengan memberi mereka pinjaman, kita
memberikan kepercayaan pada mereka. Kata asalnya dalam bahasa latin adalah
credere, yang disingkat menjadi cr yang digunakan dalam ayat jurnal.

1.4 Munculnya Double-Entry Bookkeeping

Bukti sejarah menunjukkan bahwa double-entry bookkeeping


dipraktekkan di Florence di akhir abat ketiga belas.Apa yang menjadi alasan
munculnya sejarah double-entry pada waktu ini? Littleton menjelaskannya dari
sudut pandang evolusi akuntansi.Dugaan ini menyiratkan bahwa budaya
terdahulu dipercaya mempunyai pengaruh terhadap budaya atau peradaban
berikutnya.Apa yang orang-orang babilonia atau mesir lakukan dalam sistem tata
buku mereka, mengikat pemikiran dari sistem yunani dan romawi, dan metode
yang digunakan oleh orang-orang romawi diasumsikan berhubungan dengan
orangorang Italia. Pernyataan tersebut dapat dibenarkan, karena komunikasi
diantara budaya sekarang seluruhnya berhubungan dengan kejadian-kejadian
ekonomi dan politik.

Menjawab pertanyaan di atas, kita dapat mengatakan satu alasan kenapa


double-entry muncul pada abat ketiga belas SM. Alasannya bahwa hal itu
merupakan dasar outcome proses evolusioner dalam menanggapi kebutuhan
pada waktu itu. De Roover mengatakan:

Double-entry lahir ketika orang datang untuk melihat bahwa anda dapat
tidak mengambil sesuatu diluar dari sesuatu tanpa menempatkannya terhadap
yang lain. Kelihatannya hal ini sederhana, tetapi butuh waktu yang lama sebelum
mekanika terhadapnya benar-benar dipahami secara penuh.

Alasan kedua untuk menyimpulkan double-entry pada saat ini dalam


sejarah adalah aturan tertentu di kota Italia yang disebut dengan “move”. Aturan
dibahas berdasarkan istilah dari tiga keutamaan kekuatan sosial, yaitu: semangat
kapitalis, kejadian-kejadian ekonomi dan politik serta inovasi teknologi.

1.5 Pengaruh Revolusi Industri: Akuntansi dan Kapitalisme

Revolusi Industri adalah perubahan teknologi, sosio ekonomi, dan budaya


dengan pergantian ekonomi berdasarkan pekerja, pergantian ini didominasi oleh
industri dan mesin produksi. Revolusi ini dimulai di akhir abad ke-18 dan awal
abad ke-19 di Inggris dengan pengenalan mesin uap (menggunakan batu bara
sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi
tekstil). Perkembangan peralatan mesin logam-keseluruhan pada dua dekade
pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin produksi untuk digunakan di
industri lainnya.Istilah “Revolusi Industri” diperkenalkan oleh Friedrich Engels
dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.

1) Spirit Kapitalisme
Robert E. Lerner dalam Western Civilization menyebutkan bahwa
revolusi komersial dan industri pada dunia modern awal dipengaruhi oleh
asumsi-asumsi kapitalisme dan merkantilisme.Direduksi dari pengertian
yang sederhana, kapitalisme adalah sebuah sistem produksi, distribusi,
dan pertukaran di mana kekayaan yang terakumulasi diinvestasikan
kembali oleh pemilik pribadi untuk memperoleh keuntungan.Kapitalisme
adalah sebuah sistem yang didisain untuk mendorong ekspansi komersial
melampaui batas-batas lokal menuju skala nasional dan internasional.
Habermas memandang transformasi itu sebagai peralihan dari
kapitalisme liberal kepada kapitalisme lanjut (late capitalism. organized
capitalism, advanced capitalism). Dalam Legitimation Crisis (1988),
Habermas menyebutkan bahwa state regulated capitalism (nama lain
kapitalisme lanjut) mengacu kepada dua fenomena:
a) Terjadinya proses konsentrasi ekonomi seperti korporasi-
korporasi nasional dan internasional yang menciptakan struktur
pasar oligopolistik, dan
b) Intervensi negara dalam pasar.

Untuk melegitimasi intervensi negara yang secara esensial


kontradiktif dengan kapitalisme liberal, maka menurut Habermas,
dilakukan repolitisasi massa, sebagai kebalikan dari depolitisasi massa
dalam masyarakat kapitalis liberal. Upaya ini terwujud dalam sistem
demokrasi formal.

2) Pendapat Sombart’s
Sejarawan telah membangkitkan minat dengan pertanyaan
seperti mengapa kapitalisme berkembang di barat dibanding dalam
beberapa bagian lain di dunia.Kebanyakan sejarawan percaya bahwa
kepalsuan jawaban dalam akar peradaban barat, dalam sejarahnya,
budaya dan tradisinya.Sombart percaya bahwa orang-orang Eropa selalu
memiliki “kapasitas benih” untuk kapitalisme.Ada dua karakteristik pokok
dari kapitalisme menuru Sombart, yaitu mencari laba dan rasionalisasi
ekonomi.Semangat kapitalis menginginkan keuntungan sendiri adalah
bagian dari budaya orang-orang Eropa, dan ini dapat ditelusuri ke dalam
peradaban-peradaban terdahulu.Kita dapat kembali jauh ke jaman
Babilonia dan menemukan semangat kapitalis saat ini. Dari Yunani, dunia
barat menjadi lebih memuja rasionalitas. Oleh karena itu, doubel-entry
bookkeping yang muncul di Italy juga memiliki akar yang sama dengan
kapitaslime. Dalam doubel-entry bookkeping, kita dapat melihat
menifestasi dari tradisi budaya yang dijelaskan sebelumnya, dari
rasionalitas Yunani dan keinginan untuk organisasi di Romawi, semua ini
memberikan petunjuk untuk menghitung sikap. Hal ini membuat Sombart
berkata:
Seseorang tidak dapat membayangkan kapitalisme apa yang akan
terjadi tanpa double-entry bookkeeping: dua fenomena berhubungan
sebagai bentuk dan isi. Seseorang tidak dapat mengatakan apakah
kapitalisme menciptakan double-entry bookkeeping sebagai suatu alat
dalam perluasannya; atau apakah barangkali, sebaliknya, double entry
bookkeping menciptakan kapitalisme.
Sombart memberikan dua alasan kenapa double-entry membantu
terhadap tumbuhnya bisnis perusahaan.
a) Double-entry accounting diizinkan pemisahan terhadap pemilik
dan bisnis itu sendiri, oleh karena itu memfasilitasi pertumbuhan
terhadap perusahaan, satu dari pentingnya entitas dalam ekonomi
kapitalis. Pertanggungjawaban terhadap banyaknya pemiliki
membuat lebih mudah.
b) 2. Double-entry mengijinkan penyajian penuh terhadap arus
modal dari seluruh entitas bisnis: dari jumlah modal (investasi) ke
jumlah nominal untuk berbagai transaksi terhadap laporan laba
dan rugi dan kembali ke jumlah modal.

1.6 Bangkitnya Profesi Akuntan

Dengan dimulainya revolusi Industri, para spesialis akuntansi mulai


menampakkan diri. Edinburgh memimpin, dengan memasukkan tujuh akuntan
dalam daftar anggota dewan kota tahun 1773. Pada awal abad ke-19, baru ada
sekitar 50 akuntan publik yang tercatat dalam daftar seluruh kota besar di Inggris
dan Skotlandia. Angka ini tumbuh pesat sebagai akibat disetujuinya Companies
Act tahun 1844 yang mengharuskan neraca hasil auditan. Undang-undang yang
serupa pada tahun 1862, yang disebut dengan nama “teman akuntan”
menetapkan penggunaan akuntan dalam kasus kepailitan yang menjadi
pekerjaan utama para akuntan saat-saat awal. Hal ini membuat Hakim Quain
pada tahun 1857 mengeluh dan mengatakan bahwa : “seluruh urusan dalam
kepailitan diserahkan pada sekelompok orang yang tak acuh yang disebut di
dalam undang-undang” (Edwards, 1960). Selanjutnya, pada tahun 1854 di
Edinburgh dibentuk Society of Accountants berdasarkan piagam kerajaan yang
memberi hak pada akuntan untuk menyebut diri mereka sebagai “chartered
accountants”. Ikatan-ikatan lokal lain dengan cepat beradapatasi, dalam tahun
1880 di Inggris dan Wales dibentuk Institute of Chartered Accoutants yang
disetujui oleh Ratu Victoria (Hendriksen dan Van Breda, 2000).

1.7 Masadepan Akuntansi

Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia. di indonesia, Akuntansi


disinyalir telah dikenal sejak tahun 1642. Namun, bukti jelas soal adanya
penerapan akuntansi di tanah air baru ada dalam pembukuan Amphioen
Sociateit yang berdiri di Jakarta tahun 1747.

Setelah itu, akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa


dihapuskan pada tahun 1870 oleh pemerintah kolonial Belanda.

Pada masa itu, banyak pengusaha Belanda menanamkan modal di


Indonesia. Mereka menerapkan sistem pembukuan yang dianjurkan oleh Luca
Pacioli (double entry/pembukuan berpasangan).

Kegiatan perekonomian yang padat berakibat diperkenalkannya fungsi


auditing di Indonesia pada tahun 1907.

Internal auditor yang pertama kali datang di Indonesia adalah J. W.


Labrijin yang sudah berada di Indonesia pada tahun 1896. Sementara orang
pertama yang melakukan pekerjaan audit di tahun 1907 adalah Van Schagen,
demikian mengutip ulasan karya John F. Sonoto dalam Jurnal Akuntansi (Vol 1,
No 1, 2013).

Kehadiran Van Schagen diikuti oleh berdirinya Jawatan Akuntan Negara


yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda di tahun 1915.

Sementara kantor akuntan di Indonesia didirikan pada 1918 oleh Frese


dan Hogeweg. Setelah itu, berdiri pula kantor akuntan H. Y. Vorens pada tahun
1920 dan Jawatan Akuntan Pajak.

Baru pada 1929, terdapat orang Indonesia pertama yang tercatat bekerja
di bidang akuntansi. Dia adalah J. D. Massie, yang bekerja sebagai pemegang
buku Jawatan Akuntan Pajak.
Setelah kemerdekaan RI, pemerintah Republik Indonesia memiliki
kesempatan untuk mengirimkan anak-anak bangsa untuk belajar akuntansi ke
luar negeri. Hal ini mendukung perintisan pendidikan akuntansi di tanah air.

Pendidikan akuntansi di Indonesia mulai dirintis pada tahun 1952 oleh


Universitas Indonesia (UI) dengan membuka Program Studi Akuntansi.

Pada tahun yang sama, pemerintah RI juga menerbitkan UU Nomor 34


Tahun 1952 yang mengatur pemberian gelar akuntan.

Lima tahun kemudian, organisasi profesi akuntan di Indonesia bernama


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) didirikan pada 23 Desember 1957. Organisasi ini
mendirikan seksi akuntan publik pada tahun 1978 dan seksi akuntan pendidik di
tahun 1986.

Pemerintah RI juga mengeluarkan UU Penanaman Modal Asing di tahun


1967 dan UU Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 1968 yang mendorong
berdirinya perusahaan-perusahaan baru. Iklim investasi yang mendorong industri
tumbuh turut memacu perkembangan akuntansi di RI.

Sebagaimana dijelaskan di modul Ekonomi terbitan Kemdikbud, ada


dualisme praktik akuntansi di Indonesia yang sempat terjadi. Sebagian
perusahaan menerapkan sistem akuntansi Belanda, dan banyak lainnya mulai
memakai sistem akuntansi Amerika.

Dualisme tersebut sempat berpengaruh di dunia pendidikan, terutama di


level menengah. Lantas, dalam sebuah lokakarya bertajuk "Pendidikan Akuntansi
di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Akuntansi
Fakultas Ekonomi UI, lahir kesepakatan bahwa sistem pendidikan akuntansi
untuk pendidikan menengah dan tinggi di Indonesia menggunakan sistem
Amerika.

Seiring berjalannya zaman, teknologi juga sangat berpengaruh pada


sejarah akuntansi. Dimulai dari software akuntansi berbasis desktop terlebih
dahulu membantu banyak pemiliki bisnis untuk mengelola pembukuan melalui
komputer atau laptop.

Namun dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan mobilitas


manusia yang tidak terbatas. Para pemiliki bisnis memerlukan sistem pembukuan
yang bisa digunakan kapan saja dan dimana saja, atas dasar inilah software
akuntansi berbasis cloud hadir.

Keunggulan software akuntansi berbasis cloud jika dibanding dengan


berbasis desktop selain bisa digunkan kapan saja dan dimana saja, adalah harga
yang murah, tanpa instalasi, dan program yang Anda gunakan selalu diperbarui
tanpa biaya tambahan.
Referensi

https://20Teori%20Akuntansi.pdf
https://tirto.id/sejarah-akuntansi-di-dunia-dan-indonesia-serta-
perkembangannya-ga77

Anda mungkin juga menyukai