Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian
mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor,
otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber
daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Pada awalnya akuntansi merupakan bagian ilmu pasti, yaitu
bagian dari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hokum alam dan
perhitungan yang bersifaf memiliki kebenaran absolut. Perubahan ilmu
akuntansi dari bagian ilmu pasti menjadi ilmu social lebih di sebabkab oleh
faktor-faktor perubahan dalam masyarakat yang semula dianggap sebagai
sesuatu yang konstan, misalnya transaksi usaha yang di pengaruhi oleh
budaya dan tradisi serta kebiasaan dalam masyrakat. Oleh karena sebab itu
akuntansi masih berada ditengah-tengah pembagian ilmu pengetahuan
tersebut hingga kini. Bahkan pemikiran mayoritas akutansi masih
menitikberatkan pada pemikiran positif melalui penggunaan data empiris
dengan pengolahan yang bersifat matematis.
Akutansi yang kita kenal sekarang di klaim berkembang dari
peradaban barat (sejak paciolli), padahal apabila di lihat secara mendalam dari
proses lahir dan perkambangannya, terlihat jelas pengaruh keadaan
masyarakat atau peradaban sebelumnya baik Yunani maupun Arab Islam.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana perkembangan awal akuntansi?


1.2.2 Bagaimana sejarah akuntansi?
1.2.3 Bagaimana perkembangan akuntansi syariah?
1.2.4 Bagaimana prosedur dan istilah yang digunakan?
1.2.5 Bagaimana hubungan akuntansi modern dan akuntansi Islam?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Untuk memahami perkembangan awal akuntansi.


1.3.2 Untuk memahami sejarah akuntansi.
1.3.3 Untuk memahami perkembangan akuntansi syariah.
1.3.4 Untuk memahami prosedur dan istilah yang digunakan.
1.3.5 Untuk memahami hubungan akuntansi modern dan akuntansi Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Awal Akuntansi

Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu


bagian dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum
alamdan perhitungan yang memiliki sifat perhitungan absolut. Sebagai bagian
dari ilmu pasti yang perkembangannya bersifat akumulatif, maka setiap
penemuan metode baru dalam akuntansi akan menambah dan memeperkaya
ilmu akuntansi tersebut. Bahkan pemikir akuntansi pada awal
perkembangannya merupakan seorang ahli matematika seperti Luca Paciolli
dan Musa Al Khawarizmy.
Akuntansi dalam Islam merupakan alat untuk melaksanakan perintah
Allah SWT dalam (QS 2:282) untuk melaksanakan pencatatan transaksi
usaha. Implikasi lebih jauh adalah keperluan terhadap suatu sistem pencatatan
tentang hak dan kewajiban, pelaporan terpadu dan komprehensif.
Islam memandang akuntansi tidak sekadar ilmu yang bebas nilai untuk
melakukan pencatatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk
menjalankan nilai-nilai Islam (islamic value) sesuai ketentuan syariah.
Akuntansi yang kita kenal sekarang diklaim berkembang dari
peradaban barat (sejak Paciolli) padahal apabila dilihat lebih mendalam dari
proses lahir sampai perkembangannya, terlihat jelas pengaruh keadaan
masyarakat atau oeradaban sebelumnya baik Yunani maupun Arab Islam.
Perkembangan akuntansi, dengan domain “aritmatic quality” nya,
sangat ditopang oleh ilmu lain khususnya arithmatic, algebra, mathematics,
algorithm,pada awal abad ke –9 M. Ilmu ini lebih dulu berkembang sebelum
perkembangan bahasa. Ilmu penting ini ternyata dikembangkan oleh filosof
Islam yang terkenal yaitu Abu Yusuf Ya’kub bin Ishaq Al Kindi yang lahir

3
tahun 801 M. Juga Al Karki (1020) dan Al-Khawaizmy yang merupakan asal
kata dari alGorithm, algebra juga berasal dari kata Arab “al Jabr”. Demikian
juga penemuan Al Khawarizmy berupa sistem nomor,desimal dan angka “0”
(zero, sifr, kosong,nol) yang kita pakai sekarang yang disebut angka Arab
sudah dikenal sejak 830 M, yang sudah diakui oleh Hendriksen penulis buku
“Accounting theory” merupakan sumbangan Arab Islam terhadap akuntansi.
Ibnu Khaldun (lahir 1332) adalah filosof Islam yang telah berbicara
tentang politik, sosiologi, ekonomi, bisnis, dan perdagangan. Bahkan ada
dugaan kuat bahwa pemikiran mereka itulah yang sebenarnya dikemukakan
oleh filosof barat yang belakangan muncul pada abad ke 18 M. Sebenarnya Al
Khawarizmy yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan
matematika moderen Eropa. Akuntansi moderen yang dikembangkan dari
persamaan algebra dengan konsep-konsep dasarnya untuk digunakan
memecahkan persoalan pembagian harta warisan secara adil sesuai dengan
syariah yang ada di Al-Qur’an, perkara hukum (law suit) dan praktik bisnis
perdagangan.
Sebenarnya sudah banyak pula ahli akuntan yang mengakui akuntansi
Islam itu, misalnya GE Gambling, William Roget, Baydoun, Hayashi dari
Jepang dan lain-lain. Seperti Paciolli dalam memperkenalkan sistem double
entry melalui ilmu matematika, sistem akuntansi dibangun dari kesamaan
akuntansi Aset = Liabilitas + Ekuitas (A=L+E). Karena aljabar ditemukan
pertama-tama oleh ilmuwan muslim dizaman keemasan Islam, maka sangat
logis jika ilmu akuntansi juga telah berkembang pesat di zaman itu, paling
tidak menjadi dasar perkembangannya.

2.2 Sejarah Akuntansi

Akutansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Dari sejak


jaman prasejarah, keluarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat

4
makanan dan pakaian yang harus mereka persiapkan dan mereka gunakan
pada saat musim dingin.
Walaupun akutansi sudah ada sejak zaman prasejarah, saat ini kita
hanya mengenal Luca Paciolli sebagai bapak akutansi moderen. Paciolli,
seorang ilmuan dan pengajar di beberapa universitas yang lahir di tuscany-
Italia paa tahun 1445, merupakan orang yang di anggap menemukan
persamaan akutansi untuk pertama kali pada tahun 1494 dengan bukunya :
Summa de arithmetica geometria et proportionalita (A Review of arithmetica,
geometry and proportions), dalam buku tersebut, beliau menerangkan
mengenai double entry book keeping sebagai dasar perhitungan akuntansi
modern, bahkan juga hampir seluruh kegiatan rutin akuntansi yang kita kenal
saat ini seperti penggunaan jurnal, buku besar (ledger) dan memoradung.
Sebenarnya, Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan double
entry book keeping system, mengingat sistem tersebut telah di lakukan sejak
adanya perdagangan antara fenice dan genoa pada awal abat ke-13 M setelah
terbukanya jalur perdagangan antara timur tengah dan kawasan mediterania.
Bahkan, pada tahun 1340 bendahara kota massri telah melakukan pencatatan
dalam bentuk double entry.

2.3 Perkembangan Akuntansi Syariah

a. Zaman Awal Perkembangan Islam


 Negara Islam di Madinah (622 M atau 1 H): Seluruh kegiatan
kenegaraan dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong di
kalangan muslimin. Muhammad Rasulullah SAW bertindak sebagai
kepala Negara merangkap sebagai Ketua Mahkamah agung, Mufti
besar, Panglima perang tertinggi, dan penanggung jawab administrasi
negara.

5
 Tradisi bangsa Arab yaitu melakukan perjalanan perdagangan selama 2
kali, pada musim dingin dengan tujuan ke Yaman dan musim panas
dengan tujuan ke Asy-syam hingga berkembang ke Eropa.
 Perkembangan selanjutnya mulai terbentuk kewajiban zakat dan Ushr
(Pajak Pertanian dari Muslim), dan perluasan wilayah yang dikenal
dengan Jizyah (Pajak perlindungan dari Non Muslim) dan Kharaj
(Pajak hasil pertanian dari Non Muslim).
 Pada Awal abad ke-7 Rosul mendirikan Baitul Maal untuk mengatur
sistem keuangan pada zaman tersebut. Konsep Baitul Maal adalah
memisahkan penerimaan yang dikumpulkan dengan pemimpin negara
dan dikeluarkan untuk kepentingan negara. Rosul juga menunjuk
petugas Qadi , ditambah para sekretaris dan pencatat administrasi
pemerintah.
 Ada empat pembagian kerja Baitul Maal antara lain Sekretaris
pernyataan, Sekretaris hubungan dan pencatatan tanah, sekretaris
perjanjian, dan sekretaris peperangan.
b. Zaman Empat Khalifah
 Abu Bakar:Penerimaan dan pengeluaran seimbang , hampir tidak
pernah ada sisa
 Umar Bin Khattab :
Perubahan yang signifikan dilakukan salah satunya adalah adanya
Diwan . Diwan adalah tempat pekerja duduk untuk mencatat
perhitungan akuntansi dan disimpan, fungsinya untuk mengurusi
pembayaran gaji. Khalifah umar menunjuk beberapa orang persia
untuk mencatat dan mengelola serta mengawasi pembukuan baitul
Maal. Pendirian Diwan ini adalah usulan dari tahanan persia –
Homozan. Selain itu Baitul maal juga tidak terpusat hanya di Madinah
namun juga di daerah taklukan Islam.

6
o Struktur Diwan terdiri dari 14 departemen dan 17 kelompok
menunjukkan adanya pembagian tugas dalam sistem keuangan dan
pelaporan keuangan. Istilah awal pembukuan dikenal dengan
Jarridah atau Journal dalam bahasa Inggris.
o Fungsi Akuntansi yang paling terkenal adalah yang ditunjukkan
oleh Al-Kateb yang fungsinya orang yang bertanggungjawab untuk
menuliskan dan mencatat informasi baik keuangan maupun non
keuangan. Akuntan yang secara khusus dikenal dengan
Muhasabah/muhtasib.
o Muhtasib adalah orang yang bertanggung jawab atas lembaga Al-
Hisba dan pengawasan pasar tidak hanya menyangkut masalah
ibadah. Tugas Muhtasib adalah menjelaskan berbagai tindakan yang
tidak pantas dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk
mengawasi orang yang tidak berpuasa, tidak shalat, iri dengki,
bohong, melakukan kecurangan, mengurangi timbangan, praktik
kecurangan dalam industri, perdagangan, agama dsb.
o Tiga kewajiban Muhtasib menurut Akram Khan adalah :
1. Pelaksanaan Hak Allah termasuk kegiatan ibadah : Sholat dan
pemeliharaan Masjid
2. Pelaksanaan hak masyarakat: Perilaku di pasar, kebenaran
timbangan, kejujuran bisnis
3. Pelaksanaan yang berkaitan dengan keduanya: menjaga
kebersihan jalan, lampu jalan, bangunan yang mengganggu
masyarakat dsb.
o Beberapa departemen dalam Diwan antara alain : Diwan
pengeluaran (Diwan An-Nafaqat), militer ( Diwan Al Jayash),
pengawasan , pemungutan hasil dsb. Diwan pengawasan keuangan
disebut Diwan Al-Kharaj

7
 Khalifah mansyur
o Khitabat al Rosul Was Sirr : pemelihara pencatatan rahasia
o Shahib Al Shurta : Untuk menjamin dilaksanakannya hukum.
Pejabat di
dalamnya adalah muhtasib pengawasan agama dan moral serta
muhtasib
pelayanan umum.
 Khalifah Ali Bin Abi Thalib
Sistem administrasi baitul Maal baik di tingkat pusat dan lokal
telah berjalan dengan baik, sehingga terjadi surplus yang hasilnya
dibagikan secara proporsional sesuai tuntunan Rasulullah.

2.4 Sekilas Prosedur dan Istilah yang Digunakan

Kontribusi besar yang diberikan oleh Al-Khawarizmy adalah membuat


sistem akuntansi dan pencatatan dalam negara Islam dan membaginya dalam
beberapa jenis daftar. Beliau juga bersama dengan penjelasan dari Al-
Mazendarany menjelaskan tentang sistem akuntansi termasuk tujuan serta
praktik yang terjadi.
Tujuan sistem akuntansi adalah memastikan akuntabilitas, mendukung
proses pengambilan keputusan serta mempermudah proses evaluasi atau
program yang telah selesai. Tujuan ini tidak hanya berlaku dipemerintahan
tetapi juga pada perusahaan. Orientasi sistem akuntansi ini adalah melaporkan
kegiatan yang menghasilkan laba/rugi atau surplus/defisit, dan menyelesaikan
seluruh kebutuhan dari negara, namun perhitungan dari sistem akuntansi ini
masih memasukkan transaksi yang bersifat moneter dan non moneter.
Ada tujuh hal khusus dalam sistem akuntansi yang dijalankan oleh
negara Islam sebagaimana dijelaskan oleh Al-Khawarizmy dan Al-
Mazendarany (Zaid, 2004), yaitu:

8
1. Sistem akuntansi untuk kebutuhan hidup, sistem ini dibawah koordinasi
seorang manejer.
2. Sistem akuntansi untuk konstruksi merupakan sistem akuntansi untuk
proyek pembangunan yang dilakukan pemerintah. Pada sistem ini
mengatur pencatatan (baik dalam bentuk material maupun pengeluaran
pada pihak lain), pengendalian dan akuntabilitas untuk masing-masing
proyek serta berdasarkan anggaran (budget). Sistem ini dibawah tanggung
jawab seorang koordinator proyek.
3. Sistem akuntansi untuk pertanian merupakan sistem yang berbasis non-
moneter. Sistem ini lebih memfokuskan diri untuk mencatat dan
mengelola persediaan pertanian dalam bentuk fisik dikarenakan didorong
oleh kewajiban dalam zakat pertanian.
4. Sistem akuntansi gudang merupakan sistem untuk mencatat pembelian
barang negara. Sistem ini bukan hanya mencatat sistem barang masuk dan
keluar saja tetapi juga dalam nilai uang, sehingga akan ada pemisahan
tugas antara orang yang memegang barang dan yang mencatat sehingga
hal ini menunjukkan sistem pengendalian interen telah ada.
5. Sistem akuntansi mata uang, sistem ini telah dilakukan oleh negara Islam
sebelum abad ke-14 M. Sistem ini memberikan hak kepada pengelolanya
untuk mengubah emas dan perak yang diterima pengelola menjadi koin
sekaligus mendistribusikannya. Dengan fungsi tersebut, dapat dikatakan
sistem pembendaharaan negara sudah berjalan. Sistem akuntansi ini
djalankan dengan tiga journal khusus, yaitu untuk mencatat persediaan
(inventory), pendapatan (revenue) dan beban (expense).
6. Sistem akuntansi peternakan merupakan sistem untuk mencatat seluruh
binatang ternak. Pencatatan dilakukan untuk mencatat keluar dan
masuknya ternak berdasarkan pengelompokan binatang serta nilai uang.

9
7. Sistem akuntansi perbendaharaan merupakan sistem untuk mencatat
penerimaan dan pengeluaran harian negara baik dalam nilai uang maupun
barang.

Pencatatan dalam negara Islam telah memiliki prosedur yang wajib


diikuti, serta pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan
atas aktivitas dan menemukan surplus dan defisit atas pencatatan yang tidak
seimbang. Jika ditemukan kesalahan maka orang yang bertanggung jawab
harus menggantinya. Hal ini merupakan salah satu pengendalian interen
(internal control), penerapan prosedur audit (audit procedure), serta akuntansi
berbasis pertanggung jawaban (responsibility accounting). Prosedur yang
harus dilakukan adalah :
1. Transaksi harus dicatat setelah terjadi.
2. Transaksi harus dikelompokkan menurut jenisnya (nature).
3. Penerimaan akan dicatat disebelah kanan dan pengeluaran dicatat
disebelah kiri. Sumber-sumber penerimaan harus dicatat dan dijelaskan.
4. Pembayaran harus dicatat dan diberikan penjelasan yang memadai disisi
kiri halaman.
5. Pencatatan transaksi harus dicacat dengan sangat hati-hati.
6. Tidak diberikan jarak penulisan disisi sebelah kiri, dan harus diberi garis
penutup (attarkeen).
7. Koreksi atas transaksi yang telah dicatat tidak boleh dengan cara
menghapus atau menulis ulang. Jika Al kateb melakukan kesalahan
maka harus mengganti.
8. Jika akun telah ditutup, maka akan diberi tanda akan hal tersebut.
9. Seluruh transaksi yang dicatat dibuku journal (Al Jaridah) akan
dipindahkan pada buku khusus berdasarkan pengelompokan transaksi.
10. Orang yang melakukan pencatatan untuk pengelompokan berbeda
dengan orang yang melakukan pencatatan harian.

10
11. Saldo (disebut al haseel) diperoleh dari selisih.
12. Laporan harus disusun setiap bulan dan setiap tahun. Laporan harus
cukup detail dan memuat informasi yang penting.
13. Pada setiap akhir tahun, laporan yang disampaikan oleh al kateb harus
menjelaskan seluruh informasi secara detail barang dan dana yang
berada dibawah wewenangnya.
14. Laporan tahunan yang disusun al kateb akan diperiksa dan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya dan akan disimpan di Diwan pusat.

Dihubungkan dengan prosedur tersebut, terdapat beberapa istilah sebagai


berikut :
1. Al- Jaridah merupakan buku untuk mencatat transaksi, dan Al Jaridah
perlu di-cap dengan stempel Sultan, Al Jaridah sendiri sudah ada ketika
masa Daulah Bani Umayyah dan dikembangkan ketika Daulah Bani
Abbasiyah dengan beberapa bentuk jurnal khusus seperti berikut :
a. Jaridah Al-Kharaj diguanakan untuk berbagai jenis zakat seperti
pendapatan yang berasal dari tanah, tanaman, dan binatang ternak.
b. Jaridah Annafakat digunakan untuk mencatat jurnal pengeluaran.
c. Jaridah Al-Maal digunakan untuk mencatat jurnal pendanaan yang
berasal dari penerimaan dan pengeluaran zakat.
d. Jaridah Al-Musadereen digunakan untuk mencatat jurnal pendanaan
khusus berupa perolehan dana dari individu yang tidak harus taat
dengan hukum islam seperti : non muslim.
2. Daftar Al Yaumiah (buku harian/dalam bahasa persia ruznamah). Daftar
tersebut digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Ash-Shahed (journal
voucher). Journal voucher merupakan tanggung jawab Al Kateb dan
disetujui oleh pimpinan Diwan dan Menteri. Bentuk umum dari daftar
diantaranya adalah sebagai berikut :

11
a. Dafatr Attawjihat : buku yang digunakan untuk mencatat anggaran
pembelanjaan. Baik berbentuk Mukarriyah (anggaran operasional)
maupun Itlakiyah (anggaran untuk posdikresi dari raja).
b. Daftar Attahwilat : buku yang digunakan untuk mencatat keluar
masuknya dana antara wilayah dan pusat pemerintahan.

Al-Khawarazmy membagi beberapa jenis daftar sebagai berikut :


a. Kaman al-Kharadj yang merupakan dasar-dasar survei.
b. Al-Awardj menunjukkan daftar utang perindividu beserta daftar
pembayaran cicilan.
c. Al-Ruznamadj atau buku harian yaitu melakukan pencatatan untuk
pembayaran dan penerimaan setiap hari.
d. Al-Khatma merupakan laporan pendapatan dan pengeluaran per
bulan.
e. Al-Khatma Al-Djami’a merupakan laporan tahunan.
f. Al-Ta’ridj merupakan tambahan catatan untuk menunjukkan
katagori secara keseluruhan.
g. Al-Arida merupakan tiga kolom jurnal yang totalnya terdapat
dikolom ketiga.
h. Al-bara’a merupakan penerimaan pembayaran dari pembayar pajak.
i. Al-Muwafaka wal-djama’a merupakan akuntansi yang
komprehensif disajikan oleh ‘amil, apabila hasilnya benar maka
akan ditandatangani oleh muwafaka, sedangkan apabila terdapat
perbedaan disebut dengan muhasaba.

Sedangkan orang yang memperkenalkan istilah daftar kepada


tentara adalah Abu Muslim yang pada akhirnya menjadi pedoman
dimasa dinasti Abbasiyah. Namun demikian, ada perbedaan dengan
sistem regular yang diusulkan oleh Al-Khawarizmy. Pembagian

12
akuntansi untuk kantor militer (Diwab Al-Djaysh), Al-Khawarizmy
membagi menjadi :
a. Al-Djaria Al-Sawda merupakan daftar nama prajurit, silsilah, asal
suku, dan deskripsi fisik yang selalu disiapkan setiap tahun.
b. Radj’a merupakan daftar permintaan yang dikeluarkan oleh mu’ti
(pimpinan) untuk tentara tertentu di daerah terpencil.
c. Al-Radj’a Al-Djami’a merupakan permintaan umum yang
dikeluarkan oleh mu’ti untuk akun umum (tama’).
d. Al-Sakk, permintaan persediaan untuk akun umum yang
menunjukkan pembayaran dengan nomor dan jumlah serta tanda
dari pihak yang memiliki otoritas.
e. Al-Mud’mara permintaan persediaan yang dikeluarkan selama
periode akun umum.
f. Al-Istikrar merupakan persediaan setelah dilakukan pembayaran.
g. Al-Muwasafa adalah daftar yang menunjukkan lingkungan dan
penyebab terjadinya perubahan pada lingkungan.
h. Al-Djarida Al-Musadjadjala adalah register yang tersegel.
i. Al-Fihrist adalah daftar persediaan yang terdapat pada diwan.
j. Al-Dastur copy umum atas beberapa draf.
3. Beberapa jenis laporan keuangan diantaranya :
a. Al Khitmah merupakan laporan yang dibuat setiap akhir bulan yang
menunjukkan total penerimaan dan pengeluaran. Walaupun
digunakan untuk laporan bulanan pemerintah juga bisa digunakan
oleh para pedagang dengan tujuan untuk mengetahui besarnya
keuntungan sebagai dasar perhitungan zakat.
Al Khitmah Al Jameeah merupakan laporan yang disiapkan
oleh Al Khateb tahunan dan diberikan kepada atasannya berisi :
pendapatan, beban dan surplus/defisit setiap akhir tahun.

13
a. Bentuk perhitungan dan laporan zakat, dikelompokan dalam
laporan keuangan yang dibagi:
1) Al-Raj Minal Mal (dapat tertagih)
2) Al-Munakasir Minal Mal (Piutang tidak dapat tertagih)
3) Al Muta’adhir Wal Mutahayyer wa Muta’akkid (piutang
yang sulit dan piutang yang bermasalah)

2.5 Hubungan Akuntansi Moderen dan Akuntansi Islam

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa


perkembangan ilmu akuntansi (Islam) telah ada sejak zaman dinasti Abbasiah,
yaitu pada kurun waktu 750 – 1258 M. Sedangkan perkembangan akuntansi
modern, baru mulai berkembang sekitar tahun 1202 M, yang diperkenalkan
oleh Luca Paciolli, seorang ilmuwan asal Italia.
Saat itu, Luca Paciolli telah mengadopsi tata cara pencatatan yang
dilakukan oleh ilmuwan Arab. Namun, dalam pelaksanaannya Ia melakukan
double entry dalam pencatatannya. Menurut Paciolli, dalam setiap transaksi
harus dicatat dua kali di sisi sebelah kredit kemudian di sebelah debit. Hal ini
memperkuat dugaan bahwa Paciolli menerjemahkan hal tersebut dari bahasa
Arab, yang menulis dari sebelah kanan. Mengenai keabsahan informasi
tesebut masih dalam kajian dan penelitian sampai sekarang oleh para
ilmuwan, terkait sejarah dan perkembangan akuntansi Islam maupun
akuntansi modern.
Terlepas dari bagaimana sejarah perkembangan akuntansi, terdapat
beberapa kesamaan antar akuntansi modern dengan akuntansi Islam, seperti
yang diuraikan oleh Merza Gamal, seorang pengkaji sosial ekonomi Islam.
Persamaan antar keduanya terdapat pada beberapa hal berikut, yaitu:
1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan berupa prinsip unit ekonomi

14
2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu (tahun
pembukuan)
3. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang
4. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income
dengan biaya
5. Prinsip kontinuitas (istimariah) dengan kesinambungan perusahaan
6. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

Selain persamaan tersebut, terdapat pula hal-hal yang membedakan


antara akuntansi modern dan akuntansi Islam, seperti yang dikutip oleh Gamal
dari tulisan Husein Syahatah, dalam buku “Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi
Islam”. Beberapa perbedaan tersebut, diantaranya:
1. Cara menentukan nilai untuk melindungi modal pokok
2. Modal dalam konsep akuntansi modern, terbagi dalam dua bagian, yaitu
modal tetap (aktiva tetap) dan modal lancar (aktiva lancar). Sedangkan
dalam konsep akuntansi Islam, barang pokok dibagi menjadi harta berupa
uang dan harta berupa barang (stock), yang seanjutnya dibagi lagi menjadi
barang milik dan barang dagang.
3. Dalam konsep Islam, mata uang berupa emas, perak dan barang lain yang
sama kedudukannya bukan tujuan dari segalanya, melainkan hanya
sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga.
4. Dalam konsep modern terdapat pencadangan dan ketelitian dari
menanggung semua kerugian dalam perhitungan dan mengesampingkan
laba yang bersifat mungkin. Sedangkan konsep Islam sangat
memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan
berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk
kemungkinan bahaya dan resiko.
5. Terdapat penerapan laba universal dalam konsep konvensional, mencakup
laba dagang, modal pokok, transaksi. Sedangkan konsep Islam, dibedakan

15
antara laba dari aktivitas pokok dan laba dari aktivitas kapital (modal
pokok) dengan yang berasal dari transaksi.
Konsep modern mengatakan bahwa laba hanya terjadi saat adanya
jual-beli. Sedangkan konsep Islam, memakai kaidah bahwa laba itu akan ada
ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang
telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu
keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata
laba itu diperoleh.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Islam memandang akuntansi tidak sekadar ilmu yang bebas nilai untuk
melakukan pencatatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk
menjalankan nilai-nilai Islam (islamic value) sesuai ketentuan syariah.
Perkembangan akuntansi syariah terbagi menjadi dua yaitu zaman
awal perkembangan islam dan zaman empat khalifah. Tujuan sistem akuntansi
adalah memastikan akuntabilitas, mendukung proses pengambilan keputusan
serta mempermudah proses evaluasi atau program yang telah selesai. Tujuan
ini tidak hanya berlaku dipemerintahan tetapi juga pada perusahaan.
Pencatatan dalam negara Islam telah memiliki prosedur yang wajib
diikuti, serta pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan
atas aktivitas dan menemukan surplus dan defisit atas pencatatan yang tidak
seimbang. Jika ditemukan kesalahan maka orang yang bertanggung jawab
harus menggantinya. Hal ini merupakan salah satu pengendalian interen
(internal control), penerapan prosedur audit (audit procedure), serta akuntansi
berbasis pertanggung jawaban (responsibility accounting).

17
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar akuntansi syariah di Indonesia, Sri Nurhayati dan Wasilah Salemba Empat.
Dewi mita. 2013. Sejarah Akuntansi Syariah. Diambil dari situs:
https://www.slideshare.net/dewimita/perkembangan-
aksyar?from_action=save , pada tanggal 25 Februari 2017.
Iqbal Muhammad. 2013. Sejarah dan Pemikiran Akuntansi Syariah. Diambil dari
situs:
https://www.academia.edu/11584627/Sejarah_dan_Pemikiran_Akuntansi_Sya
riah, pada tanggal 25 Februari 2017.

18

Anda mungkin juga menyukai