JUWITA
YULI YANTI
SEJARAH DAN
PEMIKIRAN
AKUNTANSI
SYARIAH
Back Next
PENGANTAR
Sejarah membuktikan bahwa ilmu akuntansi telah lama
dipraktekkan dalam dunia islam, seperti istilah jurnal, telah
lebih dulu digunakan ketika masa khalifah islam dengan
isltilah “jaridah” untuk buku catatan keuangan. Begitu juga
dengan double entry yang ditulis oleh Luca Pacioli. Dengan
begitu kita tau bahwa Islam lebih dahulu mengenal sistem
akuntansi karena Al-Qur’an telah turun pada tahun 610 M,
yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang
menerbitkan bukunya pada tahun 1494.
SEJARAH AKUNTASI SYARIAH
Pendeklerasian negara Islam di Madinah (tahun 622 M bertetapan dengan 1 H) didasari dengan konsep
bahwa seluruh umat muslim adalah bersaudara dan tanpa membeda-bedakan dari segi apapun. Sehingga
kegiatan kenegaraan dilakukan dengan saling kerja sama.
Dalam perkembangan selanjutnya, yaitu ketika ada kewajiban zakat dan ‘ush (pajak pertanian dari
muslim) dan perluasan wilayah hingga munculnya jizyah (pajak perlindungan dari non muslim) dan
kharaj (pajak hasil pertanian non muslim)maka dari itu Rasulullah mendirikan baitul maal pada awal
abad ke-7, konsep ini cukup maju pada zaman tersebut dimana seluruh penerimaan dikumpulkan secara
terpisah dengan pemimpin negara dan baru akan dikeluarkan untuk kepentingan negara, walaupun
dikatakan pengelolaan baitul maal masih sederhana tetapi Rasulullah telah memilih petugas qadi, juga
sekretaris dan pencatat administrasi pemerntahan. Yang ditinjuk Rasulullah berjumlah 42 0rang dan
telah dan telah dibagi dalam empat pembagian tugas yaitu: sekretaris pernyataan, sekretaris hubungan
dan pencatatan tanah, sekretaris perjanjian, dan sekretaris peperangan.
PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH PADA ZAMAN KHALIFAH
● Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari proses pendirian Bank Muamalat
Indonesia (BMI) yang merupakan landasan awal diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah.
Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia yang lahir karena keinginan masyarakat para
pemikir Islam yang ingin melakukan proses muamalah sesuai dengan ajaran Islam.
● Akuntansi yang sesuai dengan syariat Islam mulai diterapkan setelah adanya standar akuntansi perbankan
syariah, setelah terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan bagaimana akuntansi syariah,
dan terbentuknya lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada akuntansi syariah. Jadi secara historis, sejak
tahun 2002 barulah muncul ide pemikiran dan keberadaan akuntansi syariah, baik secara pengetahuan umum
maupun secara teknis. Sebagai catatan, IAI baru membentuk Komite Akuntansi Syariah di Indonesia.
Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah
1. Prinsip Pertanggungjawaban.
Prinsip ini sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim.
Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Jadi, individu yang
terlibat dalam praktik akuntansi maupun bisnis harus selalu merasa
bertanggungjawab atas apa yang telah diamanahkan dan yang diperbuat kepada
pihak-pihak yang terkait dengan dirinya.
2. Prinsip Keadilan.
Keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi mengandung dua pengertian, yaitu:
Pertama, berkaitan dengan praktik moral yaitu kejujuran, yang merupakan fakta
yang sangat dominan. Tanpa kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan akan
menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Kedua, kata adil bersifat
fundamental, maksudnya akuntansi dalam praktiknya tetap berpijak pada nilai-nilai
etika/syariah dan moral.
3. Prinsip Kebenaran.
Prinsip kebenaran dalam akuntansi ini jika dilakukan dengan baik maka akan dapat
menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-
transaksi ekonomi.
PERBEDAAN KONSEP AKUNTANSI SYARIAH
DAN AKUNTANSI KONVENSIONAL
TERIMA
KASIH