Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Sejarah Dan Perkembangan Akuntansi Syariah”

Guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah

Oleh :

Nama : Ratri Pangestika

Nim : 11170818

Dosen: Nugroho Heri Pramono,SE.Msi.

STIE BANK BPD JATENG

SEMARANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang kita gunakan dalam kehidupan
sehari – hari. Namun dalam pelaksanaannya banyak sekali kecurangan –
kecurangan yang ada pada catatan akuntansi yang dibuat oleh seorang
akuntan. Sehingga dengan adanya akuntansi syariah ini dalam pelaksanaan
tugasnya diharapkan para pembuat laporan akan lebih baik lagi dan lebih
transparan , mengingat adanya ayat di Al Quran yang membahas tentang
akuntansi syariah. Sebagai umat islam wajib hukumnya untuk mematuhi
hal – hal apa saja yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan
dalam akuntansi syariah ini yang ada di Al Quran. Namun pada
kenyataannya masih jarang masyarakat yang mengetahui tentang
akuntansi syariah ini sehingga perlu disosialisasikan lagi dan disebarkan
ke masyarakat pengetahuan tentang adanya akuntansi syariah yang
dipelajari dalam islam. Tujuan akuntansi syariah adalah terciptanya
hubungan bisnis yang harmonis, transparan, dah sesuai dengan kaidah
agama.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi syariah
2. Untuk mengetahui sejarah akuntansi syariah
3. Untuk mengetahui perkembangan akuntansi syariah dan pro kontranya

C. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah agar banyak orang mengetahui
bahwa dalam islam juga mempelajari akuntansi yang disebut akuntansi
syariah sehingga dapat digunakan bagi orang – orang yang ingin berbisnis
tanpa adanya riba didalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Syariah


Menurut surat Al Baqarah ayat 282 Allah memerintahkan untuk
melakukan penulisan secara benar atas segala transaksi yang pernah terjadi
selama melakukan muamalah. Dari segi ilmu pengetahuan, Akuntansi
adalah ilmu informasi yang mencoba mengonversi bukti dan data menjadi
informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan
akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos
keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba

Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan


pelaporan dalam pengambilan keputusan ekonomi berdasar prinsip akad-
akad syariah yaitu tidak mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir
(judi), gharar (penipuan), barang yang haram dan membahayakan.

B. Sejarah Akuntansi Syariah


Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak terlepas dari perkembangan
Islam, kewajiban mencatat transaksi non tunai (Lihat QS. Al-Baqarah:
282), mendorong umat islam peduli terhadap pencatatan dan menimbulkan
tradisi pencatatan di kalangan umat, dan hal ini merupakan salah satu
faktor yang mendorong kerjasama/ partnership waktu itu. Begitu juga
dengan kewajiban mengeluarkan zakat mendorong pemerintah membuat
laporan pertanggungjawaban periodik terhadap baitul maal yang mereka
kelola, begitu juga dengan pengusaha-pengusaha muslim pada waktu itu,
mengklasifikasikan hartanya sesuai ketentuan zakat dan membayarkan
zakatnya jika telah memenuhi ketentuan nisab dan haul. Rasulullah SAW
sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa
sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul
amwal” (pengawas keuangan)
Perkembangan Pemerintahan Islam Sendiri ke berbagai penjuru di dunia,
telah meningkatkan penerimaan dan pengeluaran Negara. Pada Zaman
Umar Bin Khattab sahabat merekomendasikan perlunya pencatatan untuk
pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran tersebut, sehingga pada
masa itu Umar mendirikan lembaga yang bernama diwan
(dawwana=tulisan). Akuntansi syariah juga mengalami perkembangan
yang pesat pada masa khalifah islam yang lain, menurut (Al-Kalkashandy,
1913) evolusi perkembangan buku akuntansi mencapai tingkat tertinggi
pada masa daulah bani Abbasiyah, Akuntansi diklaifikasikan pada
beberapa spesialisasi seperti akuntansi peternakan, akuntansi pertanian,
akuntansi bendahara, akuntansi konstruksi, dan akuntansi mata uang, dan
ilmu auditing.

Sejak abad VIII, bangsa Arab berlayar sepanjang pantai Arabi, dan India ,
singgah di Italia dan menjual barang dagangan yang mewah yang tidak
diproduksi oleh Eropa. Menurut (Ball, 1960), buku Paciolli didasarkan
pada tulisan Leonard of Piza, orang Eropa yang pertama kali
menerjemhakan buku Al-Gebra (pada saat itu ditulis dalam bahasa Arab)
yang berisikan dasar-dasar book keeping. Bookkeeping semestinya pertama
kali dipraktekkan oleh para pedagang dan berasal dari Mesir.

Sejarah membuktikan bahwa Ilmu Akuntansi telah lama dipraktekkan


dalam dunia islam, seperti istilah jurnal (dahulu Zornal), telah lebih dahulu
digunakan pada zaman khalifah islam dengan istilah “ Jaridah” untuk
buku catatan keuangan. Begitu juga dengan double entry yang ditulis oleh
Luca Pacioli. dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih
dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada
tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang
menerbitkan bukunya pada tahun 1494.

C. Perkembangan Akuntansi Syariah


Perkembangan Akuntansi Syariah pada Zaman Khalifah

a. Abu Bakar Assidiq


Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul Maal masih
sangat sederhana, dimana penerimaan dan pengeluaran dilakukan
secara seimbang, sehingga hampir tidak pernah ada sisa.
b. Umar bin Khattab
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sudah dikenalkan dengan
istilah “Diwan” yaitu tempat dimana pelaksana duduk, bekerja dan
dimana akuntansi dicatat dan disimpan yang berfungsi untuk
mengurusi pembayaran gaji. Khalifah Umar menunjukkan bahwa
akuntansi berkembang dari suatu lokasi ke lokasi lain sebagai akibat
dari hubungan antar masyarakat. Selain itu Baitul Maal sudah
diputuskan di daerah-daerah taklukan islam.
c. Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan khalifah Utsman, memperkenalkan tentang
istilah khittabat al-Rasull wa sirryaitu berarti memelihara pencatatan
rahasia. Dalam hal pengawasan pelaksanaan agama dan moral lebih
difokuskan kepada muhtasib yaitu orang-orang yang bertanggung
jawab atas lembaga al hisbah, misalnya mengenai timbangan,
kecurangan dalam penjualan, orang yang tidak banyak hutang dan juga
termasuk ke dalam perhitungan ibadah bahkan termasuk memeriksa
iman, dan juga masih banyak yang lain yang termasuk perhitungan
atau sesuatu ketidak adilan didunia ini untuk semua mahluk
d. Ali Bin Abi Thalib
Pada masa pemerintahan Ali yaitu adanya sistem administrasi Baitul
Maal difokuskan pada pusat dan lokal yang berjalan baik, surplus pada
Baitul Maal dibagikan secara profesional sesuai dengan ketentuan
Rasulallah SAW. Adanya surplus ini menunjukkan bahwa proses
pencatatan dan pelaporan berlangsung dengan baik. Khalifah Ali
memilki konsep tentang pemerintahan, administrasi umum dan
masalah-masalah yang berkaitan dengannya secara jelas.

Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia

Pertama kali istilah akuntansi dikenal adalah pada sekitar tahun 1960-
an. Akuntansi ini pun masih merupakan akuntansi konvensional,
mengacu pada berbagai literatur yang menyebutkan bahwa pertama
kali ilmu ini berkembang di Italia. Kepercayaan ini seolah-olah
menutupi cerita detil perkembangan akuntansi yang dipengaruhi oleh
kondisi peradaban sebelumnya.

Akuntansi syariah dikenal dan banyak digunakan ketika lembaga


keuangan perbankan berbasis syariah banyak menjamur di negeri ini.
Berdirinya bank-bank berbasis syariah ini adalah titik tolak
penggunaan akuntansi syariah yang sampai sekarang sudah dikenal
masyarkat.

Bank syariah merupakan lembaga keuangan dengan dasar hukum dan


prinsip operasional yang sedikit berbeda dari bank-bank konvensional.
Bukan hanya tunduk pada hukum normal yang berlaku di Indonesia,
bank syariah juga mematuhi pedoman dan aturan yang didasarkan
pada Kitab Suci Al-Quran. Hal ini termasuk dengan kepercayaan
bahwa riba bukan sebuah hal yang baik sehingga proses pembagian
untung akan melalui proses perjanjian antara pihak bank dengan
nasabah.

Dikarenakan prosesnya yang berbeda ini, akhirnya muncul banyak


kesulitan terutama dalam pelaporan operasional yang harus seturut
dengan pedoman-pedoman yang berlaku. Tentu menjadi masalah baru,
bagaimana menyusun laporan keuangan yang harus dipublikasikan dan
di saat bersamaan juga menyusun berdasarkan aturan-aturan
operasional yang diperbolehkan. Maka dari itu, sekitar tahun 2002,
muncul pemikiran untuk menggunakan sistem Akuntansi Syariah di
lembaga keuangan perbankan.

Sistem ini digunakan baik secara pengetahuan umum maupun


penggunaan secara teknis. Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI akhirnya
juga turun tangan membentuk Komite Akuntansi Syariah di Indonesia
pada tahun 2005. Tugas komite ini adalah merumuskan standar
akuntansi syariah.

Pro dan Kontra Penggunaan Akuntansi Syariah

Akuntansi Syariah merupakan jawaban bagi pengaturan operasional


lembaga keuangan perbankan berbasis syariah saat ini. Prinsip dan
aturan dalam istilah ini sangat membantu lembaga perbankan
menjalankan fungsi akuntansi biaya mereka dengan basis yang mereka
pilih tanpa mengurangi fungsi dasar mereka dalam kehidupan
masyarakat. Meski terlihat sudah menjawab kebutuhan dan kondisi
saat ini, keberadaannya masih diperdebatkan terkait pro dan kontra
yang muncul.

Permasalahan pertama yang muncul adalah perbedaan prinsip antara


Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional yang mengacu
pada standar internasional IFRS. Standar IFRS memiliki perbedaan
dengan standar yang digunakan untuk Akuntansi Syariah. Akuntansi
Syariah dikenal lebih memiliki orientasi dan pertanggung jawaban
sosial. Maka dari itu, pengintegrasian standar IFRS dengan standar
pada Akuntansi Syariah tidak bisa sempurna.

Satu masalah ini akhirnya merembet ke hampir seluruh lini yang


berkaitan dengan Akuntansi Syariah di Indonesia. Selain masalah
prinsip yang mencakup banyak sekali aturan yang berbeda di antara
keduanya, masalah lain muncul karena perbedaan antara Akuntansi
Syariah dan Akuntansi Konvensional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan
pelaporan dalam pengambilan keputusan ekonomi berdasar prinsip akad-
akad syariah yaitu tidak mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir
(judi), gharar (penipuan), barang yang haram dan membahayakan.
Akuntansi syariah yang ada di Indonesia saat ini ternyata sudah ada sejak
zaman kekhalifahan yaitu Abu bakar Assidiq, Umar bin Khattab, Utsman
bin Affan, Ali Bin Abi Thalib. Sedangkan di Indonesia sendiri akuntansi
telah dikenal sejak tahun 1990 dan akuntansi syariah telah diterapkan pada
perbankan pada tahun 2002. Pro dan kontra akuntansi syariah terjadi
karena akuntansi syariah dan akuntansi konvensional berbeda.

B. Saran
Agar akuntansi syariah dapat lebih berkembang di Indonesia maka
seharusnya diadakan pengenalan tentang akuntansi syariah ke masyarakat
luas.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati sri,wasilah.2018. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:Salemba


Empat
https://meitiafh.wordpress.com/2014/02/22/sejarah-perkembangan-akuntansi-
syariah/
http://akuntansisyaria.blogspot.com/2014/09/sejarah-akuntansi-syariah.html

http://kawansekawan.blogspot.com/2012/03/sejarah-dan-perkembangan-
akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai