Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“AKUNTANSI SYARIAH”

DISUSUN OLEH :

NAMA : SALWA KHAERUNNIZA

NIM : 105731121119

KELAS : AKUNTANSI 19F

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi
Syariah” tepat waktu.

Makalah ”Akuntansi Syariah” disusun guna memenuhi tugas dari Bapak


Basri Basir MR, S.E.,M.Ak pada Mata Kuliah Akuntansi Syariah di Universitas
Muhammadiyah Makassar. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Akuntansi Syariah.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku


dosen mata kuliah Akuntansi Syariah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Gowa, 02 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Pengertian akuntansi Syariah ............................................................. 3


B. Sejarah akuntansi syariah .................................................................. 5
C. Tujuan akuntansi syariah ................................................................... 5
D. Dasar hukum akuntansi syariah ........................................................ 6
E. Ciri-ciri akuntansi syariah.................................................................. 6
F. Perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional .................. 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9

A. KESIMPULAN ................................................................................. 9
B. SARAN ............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan “double entry”.


Menurut sejarah yang diketahui awam dan terdapat dalam berbagai buku
“Teori Akuntansi”, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir
dari tangan seorang. Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis
buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat
satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”.

Dengan demikian mendengar kata ”Akuntansi Syariah” atau


“Akuntansi Islam”, mungkin awam akan mengernyitkan dahi seraya berpikir
bahwa hal itu sangat mengada-ada.

Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah


munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW
dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan
oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang
diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan,
akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran
negara. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik
secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan
sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan Al Quran sebagai
kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius
dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang
menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan transaksi, dasar-dasarnya, dan manfaat-
manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus
dipedomani dalam hal tersebut.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian akuntansi Syariah?


2. Bagaimana sejarah akuntansi syariah?
3. Apa tujuan akuntansi syariah?
4. Apa dasar hukum akuntansi syariah?
5. Apa ciri-ciri akuntansi syariah?
6. Apa perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional?

C. TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian akuntansi syariah
2. Untuk memahami bagaimana sejarah akuntansi syariah
3. Untuk memahami apa tujuan akuntansi syariah
4. Untuk memahami dasar hukum akuntansi syariah
5. Untuk memahami ciri-ciri akuntansi syariah
6. Untuk memahami perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi
konvensional

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKUNTANSI SYARIAH

Akuntansi Syariah adalah suatu sistem atau teknik dari suatu


pencatatan, penggolongan dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data
keuangan yang dilakukan dengan cara tertentu yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi atau perusahaan dengan menggunakan
prinsip-prinsip syariah yang terkandung dalam nilai-nilai islam.

Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Para Ahli

Dalam hal ini para ahli banyak memberikan pendapatnya mengenai


pengertian dari akuntansi syariah ini, diantaranya ialah pendapat dari Dr.
Omar Abdullah Zaid, Sofyanb S. Harahap, Adnan M Akhyar, Napier dan
Toshikabu Hayashi. Berikut ini penjelasan selengkapnya.

 Menurut Dr. Omar Abdullah Zaid

Menurut beliau akuntansi syariah ialah suatu aktifitas yang teratur


berkaitan dengan pencatatn transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-
keputusan yang sesuai dengan syari’at dan jumlah-jumlahnya. Didalamnya
tercantum catatan-catatan yang representatif, serta berkaitan dengan
pengukuran dengan hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada transaksi-
transaksi, tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan tersebut yang bertujuan
untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat.

 Menurut Sofyan S. Harahap

Dalam bukunya “Akuntansi Islam” beliau mendefinisikan Akuntansi


Islam atau Akuntansi Syariah pada hakekatnya ialah penggunaan akuntansi
dalam menjalankan syariah Islam. Akuntansi syariah ada dua versi, Akuntansi
syariah yang secara nyata telah diterapkan pada era dimana masyarakat

3
menggunakan sistem nilai Islami khususnya pada era Nabi Saw,
Khulaurrasyidin dna pemerintah Islam lainnya.

 Menurut Adnan M. Akhyar

Sedangkan Adnan M. Akhyar mendefinisikan Akuntansi Syariah


sebagai praktek akuntansi yang bertujuan untuk membantu mencapai keadilan
sosial ekonomi “al falah”. Selain itu juga untuk mengenal sepenuhnya akan
kewajiban kepada Tuhan, Individu dan masyarakat yang berhubungan dengan
pihak-pihak terkait pada aktivitas ekonomi seperti akuntan, manajer, auditor,
pemilik, pemerintah sebagai sarana bentuk ibadah.

 Manurut Napier

Berbeda lagi dnegan Napier ia menjelaskan bahwa akuntansi syariah


ialah bidang akuntansi yang menekankan kepada dua hal yakni kauntabilitas
dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin dari tauhid yakni dengan menjalankan
segala aktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan Allah. Sedang pelaporan
ialah bentuk pertanggung jawaban kepada Allah dan manusia.

 Menurut Toshikabu Hayashi

Beliau menyebutkan bahwa akuntansi syariah ialah akuntansi yang


berkonsep pada hukum syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan
manusia. Akuntansi syariah menuntut agar perusahaan memiliki etika dan
tanggung jawab sosial, bahkan pertanggungjawaban akhirat, dimana setiap
orang akan diminta pertanggungjawaban atas segala tindakannya di dunia.

Dari berbagai pendapat diatas dapat kita simpulkan, akuntansi syariah


ialah proses akuntansi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Lebih
jelasnya ialah suatu proses akuntansi untuk transaksi-transaksi syariah seperti
murabahah, musyrakah, mudharabah dan lainnya.

4
B. SEJARAH AKUNTANSI SYARIAH

Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak terlepas dari


perkembangan Islam, kewajiban mencatat transaksi non tunai sebagaimana
disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 282, mendorong umat islam peduli
terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi pencatatan di kalangan umat,
dan hal ini merupakan salah satu faktor yang mendorong
kerjasama/ partnership waktu itu. Begitu juga dengan kewajiban
mengeluarkan zakat mendorong pemerintah membuat laporan
pertanggungjawaban periodik terhadap baitul maal yang mereka kelola,
begitu juga dengan pengusaha-pengusaha muslim pada waktu itu,
mengklasifikasikan hartanya sesuai ketentuan zakat dan membayarkan
zakatnya jika telah memenuhi ketentuan nisab dan haul. Rasulullah SAW
sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa
sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal”
(pengawas keuangan)

Sejarah membuktikan bahwa ilmu akuntansi telah lama dipraktekkan


dalam dunia islam, seperti istilah jurnal, telah lebih dulu digunakan ketika
masa khalifah islam dengan isltilah “jaridah” untuk buku catatan keuangan.
Begitu juga dengan double entry yang ditulis oleh Luca Pacioli. Dengan
begitu kita tau bahwa Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi karena
Al-Qur’an telah turun pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari
Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.

C. TUJUAN AKUNTANSI SYARIAH

Adapun tujuan akuntansi keuangan syariah adalah sebagai berikut:

1. Untuk menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang terlibat dengan
lembaga keuangan syariah tersebut, termasuk hak dan kewajiban dari
transaksi yang belum selesai, terkait dengan penerapan, kewajaran dan
ketaatan atas prinsip dan etika syariat Islam.
2. Untuk menjaga aset dan hak-hak lembaga keuangan syariah.

5
3. Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan produktivitas dari
lembaga keuangan syariah.
4. Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang berguna kepada
pengguna laporan keuangan sehingga mereka dapat membuat keputusan
yang tepat dalam berhubungan dengan lembaga keuangan.
5. Diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan pengguna
serta meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehingga akhirnya
akan meningkatkan kepercayaan atas lembaga keuangan syariah.
6. Mendukung penyususnan standar akuntansi yang konsisten. Sehingga
meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan.
7. Sebagai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

D. DASAR HUKUM AKUNTANSI SYARIAH

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran,


Sunah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu
peristiwa tertentu), dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan
dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki
karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional.
Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat
islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan
masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.

E. CIRI-CIRI AKUNTANSI SYARIAH

Ciri-ciri dari akuntansi syari’ah adalah sebagai berikut:

1. Dilaporkan secara benar (QS. 10:5)


2. Cepat dalam pelaporannya (QS.2:202, 19:4,5)
3. Dibuat oleh ahlinya (akuntan) (QS.13:21, 13:40)
4. Tearang, jelas, tegas dan informatif (QS. 17:12, 14:41)

6
5. Memuat informasi yang menyeluruh (QS.6:552, 39:10)
6. Informasi ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dan
membutuhkan (QS.2:212, 3:27)
7. Terperinci dan teliti (QS.65:8)
8. Tidak terjadi manipulasi (QS.69:20, 78:27)
9. Dilakukan secara kontinyu (tidak lalai) (QS.21:1, 38:26)

F. PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH DAN AKUNTANSI


KONVESIONAL
Menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran
Akuntansi Islam, antara lain, terdapat pada hal-hal sebagai berikut:

1. Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara menentukan nilai
atau harga untuk melindungi modal pokok, dan juga hingga saat ini apa
yang dimaksud dengan modal pokok (kapital) belum ditentukan.
Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian berdasarkan nilai
tukar yang berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi
kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup
perusahaan yang kontinuitas;
2. Modal dalam konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian,
yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar),
sedangkan di dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi
harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya
barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang;
3. Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang
sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya
sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau
sebagai sumber harga atau nilai;
4. Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari
menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta
mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam
sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga

7
dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan
untuk kemungkinan bahaya dan resiko;
5. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba
dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram,
sedangkan dalam konsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok
dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari
transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika
ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat
yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram
tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal;
6. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika
adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu
akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang,
baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah
suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi
sebelum nyata laba itu diperoleh.
7. Komponen laporan keuangan entitas Syariah meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana
investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan
sumber dan penggunaan dana qardh dan catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan komponen laporan keuangan konvensional tidak menyajikan
laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan
dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana qardh.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan atas apa yang telah dibahas diatas, maka dapat


disimpulkan bahwa Akuntansi Syariah adalah suatu pencatatan,
penggolongan dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data keuangan
yang dilakukan dengan cara tertentu yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi atau perusahaan dengan menggunakan
prinsip-prinsip syariah yang terkandung dalam nilai-nilai islam.

Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak terlepas dari


perkembangan Islam, kewajiban mencatat transaksi non tunai sebagaimana
disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 282, mendorong umat islam peduli
terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi pencatatan di kalangan umat.
Sejarah membuktikan bahwa ilmu akuntansi telah lama dipraktekkan dalam
dunia islam, seperti istilah jurnal, telah lebih dulu digunakan ketika masa
khalifah islam dengan isltilah “jaridah” untuk buku catatan keuangan. Begitu
juga dengan double entry yang ditulis oleh Luca Pacioli. Dengan begitu kita
tau bahwa Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi karena Al-Qur’an
telah turun pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli
yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak


kekeliruan dan kesalahan dalam hal penulisan dan penyusunan. Oleh karena
itu, penulis menantikan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk
perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan
dapat menambah pustaka keilmuan mahasiswa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Muhammad, M.Ag., Pengantar Akuntansi Syari’ah. Salemba Empat, Jakarta,


2002.

Pengantar Akuntansi Syari’ah Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Triyuwono Iwan, Perspektif, Metolodologi dan Teori Akuntansi Syari’ah, Raja


Granfindo Persada, Jakarta, 2006.

Muhammad.2005.” Pengantar Akuntansi Syariah ”.Jakarta:salemba empat


Nurhayati, sri- Wasilah.2009.”Akuntansi Syariah di Indonesia“.Jakarta:salemba
empat.

https://www.dosenpendidikan.co.id/akuntansi-syariah/

10

Anda mungkin juga menyukai