“AKUNTANSI SYARIAH”
DISUSUN OLEH :
NIM : 105731121119
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi
Syariah” tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................... i
A. KESIMPULAN ................................................................................. 9
B. SARAN ............................................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian akuntansi syariah
2. Untuk memahami bagaimana sejarah akuntansi syariah
3. Untuk memahami apa tujuan akuntansi syariah
4. Untuk memahami dasar hukum akuntansi syariah
5. Untuk memahami ciri-ciri akuntansi syariah
6. Untuk memahami perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi
konvensional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menggunakan sistem nilai Islami khususnya pada era Nabi Saw,
Khulaurrasyidin dna pemerintah Islam lainnya.
Manurut Napier
4
B. SEJARAH AKUNTANSI SYARIAH
1. Untuk menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang terlibat dengan
lembaga keuangan syariah tersebut, termasuk hak dan kewajiban dari
transaksi yang belum selesai, terkait dengan penerapan, kewajaran dan
ketaatan atas prinsip dan etika syariat Islam.
2. Untuk menjaga aset dan hak-hak lembaga keuangan syariah.
5
3. Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan produktivitas dari
lembaga keuangan syariah.
4. Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang berguna kepada
pengguna laporan keuangan sehingga mereka dapat membuat keputusan
yang tepat dalam berhubungan dengan lembaga keuangan.
5. Diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan pengguna
serta meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehingga akhirnya
akan meningkatkan kepercayaan atas lembaga keuangan syariah.
6. Mendukung penyususnan standar akuntansi yang konsisten. Sehingga
meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan.
7. Sebagai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
6
5. Memuat informasi yang menyeluruh (QS.6:552, 39:10)
6. Informasi ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dan
membutuhkan (QS.2:212, 3:27)
7. Terperinci dan teliti (QS.65:8)
8. Tidak terjadi manipulasi (QS.69:20, 78:27)
9. Dilakukan secara kontinyu (tidak lalai) (QS.21:1, 38:26)
1. Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara menentukan nilai
atau harga untuk melindungi modal pokok, dan juga hingga saat ini apa
yang dimaksud dengan modal pokok (kapital) belum ditentukan.
Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian berdasarkan nilai
tukar yang berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi
kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup
perusahaan yang kontinuitas;
2. Modal dalam konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian,
yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar),
sedangkan di dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi
harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya
barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang;
3. Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang
sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya
sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau
sebagai sumber harga atau nilai;
4. Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari
menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta
mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam
sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga
7
dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan
untuk kemungkinan bahaya dan resiko;
5. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba
dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram,
sedangkan dalam konsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok
dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari
transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika
ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat
yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram
tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal;
6. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika
adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu
akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang,
baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah
suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi
sebelum nyata laba itu diperoleh.
7. Komponen laporan keuangan entitas Syariah meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana
investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan
sumber dan penggunaan dana qardh dan catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan komponen laporan keuangan konvensional tidak menyajikan
laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan
dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana qardh.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dosenpendidikan.co.id/akuntansi-syariah/
10