AKUNTANSI PERPAJAKAN
TENTANG
“EKUITAS”
DOSEN PENGAMPU
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
T.A 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan
kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan
tersebut. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa
sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan
peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal, untuk organisasi nonprofit
ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya pemilikan.
Karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan,
informasi tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut
menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut
pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang
tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham
merupakan "utang" perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang
saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang
saham. Dengan kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau
menyajikan informasi elemen ini agar hubungan dan tanggung jawab yuridis dapat
dipertahankan.
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan
informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan
yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan
pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi
tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham
tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas
perlindungan dan urutan penyerapan rugi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan dikaji adalah :
Apa yang dimaksud dengan Ekuitas?
Bagaimana Akuntansi ekuitas untuk badan usaha bukan PT dan bentuk PT ?
Bagaimana perlakuan Ekuitas dalam perpajakan?
3
Apa itu Modal Saham?
Apa yang dimaksud dengan Tambahan Modal Saham ?
C. Tujuan
Berdasarkan riumusan masalah diats, tujuan pengkajian materi ini adalah
Untuk mengetahui Pengertian Ekuitas
Untuk mengetahui Akuntansi ekuitas untuk badan usaha bukan PT dan bentuk PT
Untuk mengetahui bagaimana Ekuitas dalam perpajakan 4
Untuk mengetahui Modal Saham
Untuk mengetahui Tambahan Modal Saham
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekuitas
Ekuitas adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aset dan
kewajiban yang ada. Bentuk modal tergantung dari jenis hukum usahanya. Contoh : modal
perseroan terbatas terdiri atas saham dan secara hukum terpisah dari kekayaan pemiliknya.
Rekening modal terdiri atas modal yg disetor dan laba yg ditahan. Modal disetor adalah
sejumlah harta yg ditanamkan oleh pemilik kedalam perusahaan.
Pos saldo laba biasanya disajikan terpisah dari pos modal saham. Biasanya laba ditahan
disediakan untuk dibagikan sebagai deviden. Namun jika dianggap perlu, maka laba ditahan
dapat dicadangkan untuk keperluan lain, seperti untuk ekspansi perusahaan sehingga tidak
seluruh saldo laba didistribusikan. Saldo Laba adalah : laba yg dikumpulkan setelah pajak
sehingga menurut akuntansi komersial laba ini tidak boleh debebani atau dikreditkan dengan
pos-pos yang seharusnya diperhitungkan pada perhitungan laba/rugi tahun berjalan.
Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal lebih
dekat maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas mengandung unsur pemilikan
(ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets) untuk
menghindari kesan adanya pemilikan.
Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan,
informasi tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut
menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. Dari sudut
pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang
tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham
merupakan “utang” perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karna itu, ekuitas pemegang
saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antar perseroan dan pemegang
saham. Dengan kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau
menyajikan informasi elemen ini agar hubungan tanggung jawab yuridis dapat dipertahankan.
Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal
setoran (paid-in atau contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings). Sebagai
pasangan modal setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan atau ciptaan
(earned capital).
Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan
5
bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa
datang. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada
bagaimana aset dan kewajiban diukur.
Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar akuntansi keuangan yang
berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan, misalnya koperasi.
Ekuitas perusahaan perseorangan adalah kepemilikan usaha pemilik yang pada umumnya
disajikan dalam satu jumlah tertentu, dimana tidak diperlukan penyajian subklasifikasi ekuitas
karena pemilik tidak membatasi mengenai berapa banyak yang harus diinvestasikan atau ditarik
dari bisnis. Dalam hal likuidasi atau insolvensi, kreditor dapat mengambil aktiva pribadi si
pemilik, dan laba yang timbul dihitung secara berkala dan ditambahkan pada akun modal pada
setiap akhir periode. Transaksi modal (penarikan dan investasi tambahan) dicatat langsung dalam
akun modal, dan semua perubahan diikhtisarkan dalam laporan perusahaan yang terpisah.
Modal saham berbentuk PT meliputi saham preferen, saham biasa dan akun tambahan
modal disetor. Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan
sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah
menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan
manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek
investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis
pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang
ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian
dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.
Dalam Perpajakan , penjualan saham kepada pihak ketiga yang dilakukan di bursa efek
akan dikenakan PPh yang bersifat final. Berdasarkan PP 14 Tahun 1997 jo. KMK-282/KMK
04/1997 jo. SE-09/PJ.24/1997 maka untuk saham pendiri, pemilik saham pendiri dikenakan
tambahan PPh sebesar 0,5 % dari nilai saham perusahaan pada saat penutupan bursa di akhir
tahun 1996. Jadi, total PPh yang dikenakan adalah 0,6 % dari nilai saham perusahaan. Dalam
hal saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek setelah 1 Januari 1997, maka nilai saham
ditetapkan sebesar harga saham pada saat penawaran umum perdana.
Saat terutangnya/pemotongan PPh 23/26 ataupun PPh Final atas pembayaran dividen
6
atau bagian keuntungan dari PT dalam negeri dengan ini disampaikan penegasan sebagai
berikut :
1. Bagi PT yang tertutup , saat terutangnya PPh 23/26 ataupun PPh Final ialah pada saat
disediakan untuk dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen diumumkan / ditentukan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan.
2. Bagi PT yang terbuka, kewajiban perusahaan untuk memotong PPh 23/26 ataupun PPh
final baru timbul pada tanggal penentuan kepemilikan pemegang saham yang berhak atas
deviden (recording date).
D. . Modal Saham
Modal Saham merupakan bagian dari ekuitas suatu PT yang dikontribusikan pemilik.
Jenis saham dapat meliputi saham biasa dan saham preferen. Saham preferen memberikan hak
lebih pada pemegang sahamnya berupa pembagian aset terlebih dahulu pada saat likuiditas,
pembagian deviden, convertible, dan dapat ditebus kembali. Penjualan saham umumnya
berdasarkan harga pasar. Selisih antara nilai nominal dan harga pasar merupakan agio ataupun
disagio atas saham
Menurut SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009; 105- 108), akun tambahan modal saham
terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal seperti agio saham, tambahan modal dari
perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari jumlah yang diterima pada saat
pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga
diatas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs
modal saham dan lain sebagainya.
Contoh :
PT. Calvin menjual saham biasa dengan harga Rp. 12.000 per lembar dengan nilai
nominal Rp. 10.000 sebanyak 1000 lembar pada tanggal 10 Januari 2012. Berikut pembukuan
yang dilakukan oleh PT. Calvin
7
Kas/Bank Rp 12,000,000
10-Jan-12 Saham biasa Rp 10,000,000
Tambahan modal saham Rp 2,000,000
Apabila transaksi diatas melalui bursa efek, artinya transaksi tersebut dikenakan PPh
final sebesar (0,1% + 0,5%) x Rp. 12.000.000 = Rp. 72.000.000 sehingga perusahaan
membukukan sebagai berikut :
Kas/Bank Rp 11,928,000 -
PPh Pasal 4 ayat (2) Rp 72,000 -
10-Jan-12 Saham biasa - Rp
Tambahan modal - 10,000,000
saham Rp
2,000,000
Contoh :
PT Dede mempunyai 2000 lembar preferen convertible dengan nilai nominal Rp.10.000.
Agio saham tersebut Rp.1000.000. pada tanggal 31 Desember 2011 diumumkan saham tersebut
dapat ditukarkan dengan saham biasa dengan nilai nominal Rp.5.500 dimana setiap proporsi 1
lembar saham preferen mendapat 2 lembar saham biasa .
Pembukuan yang dilakukan oleh PT.Dede sebagai berikut.
8
31 Des 2011 Kas/Bank Rp. 150.000
Saham Preferen Rp. 20.000.000
Tambahan modal saham Rp. 1.000.000
Saldo saham Rp. 1.000.000
Saham biasa
Utang PPh 23
Rp. 22.000.000
Rp. 150.000
Pembagian laba dalam bentuk saham termasuk dalam pengertian dividen sehingga
merupakan objek pajak sesuai penjelasan UU PPh Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) huruf g. Atas
pembayaran penghasilan tersebut wajib dilakukan pemotongan PPh 23/26 ataupun PPh final oleh
pihak yang wajib membayarkan
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekuitas adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aset dan
kewajiban yang ada. Dari sudut pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan
hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Sedangkan dari sudut
kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan “utang” perseroan kepada para
pemegang saham. Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting
yaitu modal setoran (paid-in atau contributed capital) dan laba ditahan (retained
earnings). Dalam Perpajakan, penjualan saham kepada pihak ketiga yang dilakukan di
para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas dua komponen yaitu modal
setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecahkan menjadi modal yuridis dan modal
setoran lain. Ekuitas didefinisikan secara sintatik sebagai hak residual atas aset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara sintatik bukan
mengandung makna pemilikan. Oleh karena itu, untuk organisasi nonbisnis ekuitas sering
disebut sebagai aset bersih. Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal, yaitu hak
atas penyelesaian klaim, hak penggunaan aset, dan substansi perjanjian (yuridis).
Walaupun demikian, atas dasar konsep kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang
sebagai pihak luar perusahaan yang terpisah dari manajemen. Modal setoran perlu
dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran merupakan suatu bentuk kontrak
yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya sedangkan laba ditahan merupakan modal
yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset. Modal setoran merupakan
10
perubahaan aset dalam rangka pendanaan (transaksi modal) sedangkan laba ditahan
merupakan perubahan aset dalam rangka produksi (transaksi operasi). Kontrak yang
sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan ditunjukan oleh keseluruhan dana
yang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan adanya modal yuridis atau modal
saham yang sering dianggap sebagai batas perlindungan bagi pihak lain. Pemisahan dan
pelaporan modal yuridis tidak menjadi masalah secara teknis. Akan tetapi, secara
konseptual modal yuridis dan modal setoran lain harus ditotal untuk menunjukan modal
setoran yang harus dibedakan dengan laba ditahan. Dari segi akuntansi, yang mendasarkan
diri pada konsep dasar substansi di atas bentuk, ekuitas pemegang saham adalah seluruh
jumlah yang secara ekonomik tertanam dalam perseroan termasuk laba ditahan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12