Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MATAKULIAH PERPAJAKAN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN

TATACARA PERPAJAKAN (LANJUTAN)

NAMA : BHAYU UTAMA PUTRA

NIM : 1905112204

TANGGAL : 20 OKTOBER 2020

Surat Ketetapan Pajak

Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana perubahan ketiga Undang-Undang No. 28 Tahun 2007, Pasal
1 nomor 15 Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB). Lalu berdasarkan keputusan Ditjen Pajak, pihak yang berkuasa mengeluarkan
surat tersebut adalah Kantor Pajak Pratama (KPP) dan dikeluarkan berdasarkan hasil
pemeriksaan pajak. Secara garis besar, SKP berfungsi sebagai sarana untuk menagih
kekurangan pajak, mengembalikan jika ada kelebihan bayar pajak, memberitahukan jumlah
pajak terutang, mengenakan sanksi administrasi perpajakan, serta menagih pajak. Fungsi
SKP ini terbagi sesuai jenisnya yang akan dibahas pada poin selanjutnya.

Jenis-Jenis Surat Ketetapan Pajak

1) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB). Jenis surat ketetapan pajak ini
diterbitkan dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
masa pajak. Secara garis besar, terbitnya SKPKB ini salah satunya dikarenakan wajib pajak
kurang atau tidak membayar pajak terutang, telat menyampaikan SPT Masa dari waktu
yang telah ditentukan, adanya salah hitung terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang dikenai tarif 0%, tidak diketahuinya
besar pajak terutang. 2) SKPKBT (dalam pasal 15) diterbitkan dalam jangka waktu 5 tahun,
ditemukan data baru yang menambah jumlah pajak terutang, dilakukan tindak pemeriksaan,
sanksi adm 100%, tidak ada sanksi bila berdasarkan keterangan tertulis WP atas kehendak
sendiri dengan syarat belum diperiksa. 3) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena
jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya
terutang. SKPLB diterbitkan karena wajib pajak lebih membayar pajak terutang dari yang
seharusnya. SKPLB akan diterbitkan jika ada permohonan tertulis dari wajib pajak dengan
ketentuan: Jumlah kredit pajak pada Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), lebih besar dari jumlah pajak
yang terutang, atau sudah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya
terutang. Penerbitan surat ini dilakukan setelah dilakukannya pemeriksaan atas permohonan
SKPKB, SKPN, dan SKPLB paling lambat 12 bulan terhitung sejak surat permohonan
diterima secara lengkap (ketentuan tidak berlaku terhadap WP yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan, ketentuan bukti permulaan termuat dalam pasal 17B) 4)
Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak. SKPN diterbitkan setelah Ditjen Pajak melakukan pemeriksaan Surat
Pemberitahuan.

SKPPKP (Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pajak)


SKPPKP merupakan sebuah surat keputusan untuk menyatakan jumlah
pengembalian pendahuluan pembayaran pajak bagi WP patuh yang melaporkan jumlah
kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang. Dalam hal penerbitan SKPPKP setelah
dilakukan penelitian formal terhadap SPT (WP dengan kriteria tertentu 17c, PPh jangka
waktunya 3 bulan PPN jangka waktunya 1 bulan dan yang tidak mengkehendaki SKPPKP
akan diproses sesuai dengan pasal 17B). Kriteria WP yang dapat diberikan SKPPKP yaitu
tepat waktu dalam penyampaian SPT, Tidak punya tunggakan pajak dan Tidak pernah
dijatuhi hukumaan (penetapan WP patuh berlaku untuk jangka waktu 2 tahun kalender)
Pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang
(tercantum pada pasal 17 yat 2) dan seharusnya tidak terutang akibat kesalahan
pemotongan/ pemungutan (tercantum pada pasal 17 ayat 2 jo PMK 190/2007). Permohonan
atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terhutang (tercantum pada pasal 17
ayat 2 jo PMK 190/2007)

Gugatan
Tercantum pada pasal 23 (2) UU KUP, diajukan kepada Badan Peradilan Pajak
salah satunya terhadap SK keberatan yang tidak sesuai prosedur. Keberatan diajukan atas
SKP (SKPKB yang diterbitkan pasal 13A UU KUP, SKPKBT, SKPN, SKPLB) dan Pot/put
pajak oleh pihak ke tiga. Persyaratan pengajuan keberatan (Diatur pada pasal 25), Hak WP
dalam pengajuan keberatan (Diatur pada pasal 25), Penyelesaian keberatan (Diatur pada
pasal 26 dan 26A), Permohonan Banding (Diatur pada pasal 27), Hak dan kewajiban WP
dalam permohonan pengajuan banding (Diatur pada pasal 27) serta melakukan permohonan
PK. Putusan PK akan dikeluarkan 6 bulan sejak permohonan PK diterima (Pemeriksaan
biasa) dan 1 bulan sejak permohonan PK diterima (Pemeriksan acara cepat)

Anda mungkin juga menyukai