Nim : 1905112204 Pembuatan : 26 Desember 2020 PAJAK BUMI BANGUNAN PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan, dalam arti besarnya pajak terhutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/ tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak. Subjek PBB : Subjek pajak adalah orang pribadi/ badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, memperoleh manfaat atas bumi, memiliki/ menguasai atas bangunan, dan memperoleh manfaat atas bangunan. Objek PBB : Bumi (sawah, ladang, kebun, tanah perkarangan, tambang dan lain- lain), dan Bangunan (rumah tempat tinggal, bangunan, tempat usaha, gedung bertingkat, jalan tol, kolam renang dan lain-lain). Pengecualian objek PBB yaitu sebagai berikut :
Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah,
sosial, kesehatan, kebudayaan yang tidak mencari keuntungan Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala/ sejenis dengan itu Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional yang dikuasai negara Digunakan untuk perwakilan diplomatik, konsulat, berdasar asas timbal balik Digunakan oleh badan/ perwakilan internasional misalnya PBB, badan internasional dan lain-lain yang ditentukan oleh menteri keuangan. Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak : Faktor penentu klasifikasi bumi/ tanah (letak, peruntukan, pemanfaatan, kondisi lingkungan dll) dan Faktor penentu klasifikasi bangunan (bahan yang digunakan, rekayasa, letak, kondisi lingkungan dll). Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak : WP maksimal Rp. 12.000.000 dan besarnya untuk setiap kabupaten/ kota ditetapkan oleh kepala kantor wilayah DJP atas nama menteri keuangan dengan mempertimbangkan pendapatan pemerintah daerah setempat. Dasar Pengenaan : Dasar pengenaan PBB adalah nilai jual objek pajak (NJOP). NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli. Jika tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan dengan perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, nilai perolehan baru dan nilai jual pengganti. Dasar perhitungan : Nilai jual kena pajak (prosentase tertentu dari nilai jual yang sebenarnya, serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100%) dan assessment value (presentase NJKP) : 40% (perkebunan, kehutanan, pertambangan dan NJOP besar sama dengan 1.000.000.000) 20% (NJOP < 1.000.000.000) Besarnya tarif PBB adalah 0,5%. Rumus perhitungan PBB = Tarif x NJKP
Jika NJKP = 40% x (NJOP – NJOPTKP) maka besarnya PBB
= 0,5% x 40% x (NJOP – NJOPTKP) = 0,2% x (NJOP – NJOPTKP) Jika NJKP = 20% x (NJOP – NJOPTKP) maka besarnya PBB = 0,5% x 20% x (NJOP – NJOPTKP) = 0,1% x (NJOP – NJOPTKP) Tahun, Saat, dan Tempat Yang Menentukan Pajak Terhutang :
Tahun pajak : jangka waktu 1 tahun takwim (1 januari - 31 desember)
Saat yang menentukan pajak yang terhutang adalah menurut keadaan pajak objek pajak pada 1 januari Tempat pajak terhutang : untuk wilayah Jakarta di wilayah DKI Jakarta, untuk daerah lainnya di wilayah kab. Dati II / kota madya dati II Administrasi PBB : SPOP (surat pemberitahuan objek pajak), SPPT (surat pemberitahuan pajak terhutang) dan SKPKP (surat ketetapan pajak kurang baya) Pelunasan dan Pembayaran
Berdasarkan SPPT (pajak terhutang harus dilunasi selambat-lambatnya 6 bulan
sesuai tanggal jatuh tempo yang tercantum) Berdasarkan SKPKB (pajak terhutang harus dilunasi selambat-lambatnya 1 bulan sesuai tanggal jatuh tempo yang tercantum) Berdasarkan STP (pajak terhutang harus dilunasi selambat-lambatnya 1 bulan sesuai tanggal jatuh tempo yang tercantum). BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas sebuah peristiwa hukum berupa perolehan ha katas tanah dan bangunan. Subjek pajak BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh ha katas tanah dan bangunan, subjek pajak tersebut dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak menurut UU BPHTB. Objek BPHTB adalah perolehan atas tanah dan bangunan. Perolehan hak atas tanah dan bangunan meliputi Pemindahan hak (karena jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat, waris) dan Pemberian hak baru (karena kelanjutan kelepasan hak dan diluar pelepasan hak). Rumus dalam perhitungan BPHTB adalah Tarif pajak 5% x Dasar pengenaan pajak (NPOP – NPOPTKP).