Anda di halaman 1dari 2

Resume Pertemuan 9 Matakuliah KUP Tentang PPH Pasal 22 Dan 23

Nama : Bhayu Utama Putra


Nim : 1905112204
Pembuatan : 25 November 2020
PPH PASAL 22 DAN PPH PASAL 23
Pemungut PPH pasal 22 : 1) Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 2)
Bendahara pemerintah dan KPA. 3) Bendahara pengeluaran yang berhubungan dengan
pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan. 4)
Kuasa Pengguna Anggaran berhubungan dengan pembayaran atas pembelian barang
kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung. 5) BUMN.
6) Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industry semen, industri kertas, industri
baja, industri otomotif dan industri farmasi atas penjualan hasil produksinya kepada
distributor di dalam negeri. 7) Agen Tunggal Pemegang Merek , Agen Pemegang Merek
dan importir umum kendaraan bermotor. 8) Produsen bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas. 9) Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan,
pertanian, peternakan, dan perikanan
Pungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 : 1) Atas impor (Yang menggunakan Angka Pengenal
Impor  sebesar 2,5% dari nilai impor, kecuali atas impor kedelai, gandum dan tepung terigu
sebesar 0,5% dari nilai impor. Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor sebesar
7,5% dari nilai impor. Yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang). 2) Atas
pembelian barang sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN. 3) Atas
penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas. 4) Atas penjualan hasil produksi kepada
distributor dalam negeri oleh badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri
semen, industri kertas, industry baja, industri otomotif, dan industri farmasi. 5) Atas
penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang Merek, Agen
Pemegang Merek dan importir umum kendaraan bermotor sebesar 0,45% dari dasar
pengenaan PPN. 6) Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industry. 7) Atas
penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Besarnya tarif pemungutan yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP lebih tinggi 100% daripada
tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP
Dikecualikan dari Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 : 1) Impor barang atau
penyerahan barang berdasarkan peraturan UU tidak terutang Pajak Penghasilan. 2) Impor
barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk atau PPN. 3) Impor sementara, jika pada
waktu impornya ternyata dimaksudkan untuk diekspor kembali. 4) Impor kembali yang
meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang
sama. 5) Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak berkenaan dengan pembayaran
yang dilakukan oleh pemungut pajak yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,00 dan
tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah, pembayaran yang dilakukan oleh
BUMN yang jumlahnya paling banyak Rp10.000.000,00 dan tidak merupakan pembayaran
yang terpecah-pecah, pembayaran untuk pembelian bbm, bahan bakar gas, pelumas,
pemakaian air dan listrik. 5) Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang
perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor. 6) Pembayaran untuk pembelian barang
sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah
Pemotong PPh pasal 23 : 1) Badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap. 2) Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri
yang ditunjuk sebagai pemotong PPh 23, yakni Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat
Pembuat Akte Tanah, pengacara, dan konsultan.
Tarif dan objek PPH pasal 23 : 1) Sebesar 15% dari jumlah bruto atas dividen, bunga,
royalty, hadiah, penghargaan, bonus selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. 2) Sebesar
2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai
PPh Pasal 4 ayat 2,imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21.
Dikecualikan dari pemotongan PPH pasal 23 : 1) Penghasilan yang dibayar atau terutang
kepada bank. 2) Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha
dengan hak opsi. 3) Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 (dividen atau
bagian laba yang diterima perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi,
BUMN, atau BUMD. 4) Bagian laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif. 5) Sisa hasil usaha
koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya. 6) Penghasilan yang dibayar
atau terutang kepada badan usaha jasa keuangan

Anda mungkin juga menyukai