Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Ekuitas (Modal Saham)


“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi”
Dosen Pengampu Ulfa Luthfia Nanda, S.E., M.S.Ak., Ak

Disusun Oleh :
1. Komalasari 203403004
2. Ayuni Annisa Putri 203403009
3. Arnetha Syifa Andrian 203403025
4. Arcela Putrina Dyla 203403026
5. Zamzam Muzammil 203403038

EA-A
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
KOTA TASIKMALAYA 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Ekuitas (Modal Saham)” sebagai salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi
di semester VI ini. Dalam penulisan makalah ini, kami mengalami banyak kesulitan
maupun hambatan. Namun berkat kerjasama yang cukup baik dan bantuan dari Dosen
pengampu kami yakni Ulfa Luthfia Nanda, S.E., M.S.Ak., Ak sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk senantiasa memberikan
masukan, kritik, dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami ini. Kami
mengharapkan makalah ini dapat membantu dan berguna baik bagi penyusun maupun
bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan mereka mengenai konsep
ekuitas dalam teori akuntasi

Tasikmalaya, 03 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep Ekuitas .............................................................................................. 3
B. Karakteristik Ekuitas ..................................................................................... 5
C. Jenis-Jenis Ekuitas ......................................................................................... 7
D. Modal Saham ................................................................................................. 10
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................................. 21

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan
sedemikianrupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara
jelas dan disajikan sesuaidengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang
berlaku. Ekuitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan mengurangi kewajiban
perusahaan dari total aset perusahaannya. Dengan kata lain, pemilik perusahaan
atau pemegang saham memiliki sisa aset setelah semua kewajiban dilunasi.
Ekuitas ini seringkali disebut sebagai modal, dan untuk lembaga non profit,
ekuitas ini sering disebut dengan aset bersih (net assset).
Karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan
pemilikan, informasi tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting
karena hal tersebutmenunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan
pemegang saham. dari sudutpemegang saham, ekuitas pemegang saham
merupakan hak atas kekayaan atau nilai yangtertanam dalam perseroan.
Ekuitas sebuah perusahan dapat berasal dari penambahan modal dari
pemilik (investasi dari pemilik) ataupun laba dari kegiatan usahanya. Ekuitas
pemegang saham adalah utang perseroan terhadap para pemegang saham. Oleh
sebab itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran
hubugan yuridis antara perseroan dan pemegang saham.
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham
adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan
kepengurusan manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi
tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya,
serta merupakan tanggung jawab yuridispemilik. Untuk memenuhi tujuan
tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentangekuitas pemegang
saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagiandividen
dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari Ekuitas?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik dari ekuitas?
3. Apa saja jenis – jenis dari ekuitas dalam teori akuntansi?
4. Bagaimana modal saham dalam konsep ekuitas ?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori
Akuntansi. Selain itu, makalah ini dibuat untuk memberikan pemahaman
mengenai ekuitas (modal saham) dalam teori akuntansi bagi para pembaca, serta
bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan bagaimana konsep dasar ekuitas
2. Memberikan penjelasan mengenai karakteristik dari ekuitas
3. Memberikan penjelasan mengenai jenis jenis ekuitas dalam teori akuntansi
4. Mendeskripsikan mengenai modal saham dalam konsep ekuitas

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Konsep Ekuitas
1. Pengertian Ekuitas
Pandangan akuntansi dalam PSAK No. 21 membahas tentang akuntansi
ekuitas dinyatakan bahwa ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam
perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada dan demikian tidak
merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) atau PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual
atau aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Berbagai sumber yang
lain mendefinisikan ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomi masa yang akan
datang.
Definisi ekuitas mengesahkan bahwa ekuitas adalah sumber pendanaan
dari berbagai sumber selain dari utang. Ekuitas adalah sejumlah uang yang akan
dikembalikan kepada pemegang saham suatu perusahaan, jika seluruh asset
perusahaan dicairkan dan seluruh utang perusahaan dibayar. Nilainya ditentukan
dari total pencarian seluruh asset perusahaan dikurangi dengan total utang
perusahaan yang harus dibayar.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, tujuan dari ditunjukkannya
ekuitas yakni sebagai nota kesepahaman. Ekuitas harus dilaporkan dengan sumber
yang dijelaskan secara rinci dan ditunjukkan ke pemilik perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan terkait yang relevan.
Selain itu, ekuitas juga bertujuan sebagai salah satu faktor penentu harga
saham perusahaan. Baik atau buruknya ekuitas akan mencerminkan seberapa
baiknya nilai buku perusahaan tersebut. Dan karena itulah, harga saham juga
sangat dipengaruhi oleh ekuitas
Walaupun demikian, tidak selalu nilai ekuitas per saham lebih tinggi dari
harga saham itu sendiri. Disaat para investor melihat adanya prospek yang baik
pada perusahaan di masa mendatang, maka bukan tidak mungkin harga saham
akan lebih tinggi dari nilai ekuitas

3
Karena hal-hal inilah, para pengusaha wajib memahami dasar-dasar
ekuitas dengan baik. Karena dengan begitu, seberapa besar nilai saham serta aset
yang sudah bersih dari hutang dan kewajiban dapat diketahui. Dari hal dasar
inilah, perusahaan bisa dianalisis kesehatan keuangannya.

2. Teori Ekuitas
Teori ini menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam akuntansi
berkaitan dengan pernyusunan dan penyajian laporan keuangan. Teori ekuitas
membahas pihak yang dianggap paling dominan dan menjadi sudut pandang
dalam pelaporan keuangan, pemakaian sudut pandang yang berbeda dapat
menghasilkan format pelaporan yang berbeda pula.

3. Teori Pemilikan (Propietary)


Pada awalnya teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem pembukuan
berpasangan. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Persamaan
akuntansi yang digunakan:

Ʃaset – Ʃliabilitas = Modal

Aset merupakan kekayaan pemilik, sementara hutang merupakan


kewajiban pemilik. Kepemilikan dianggap sebagai nilai bersih dari perusahaan
untuk pemilik. Selama berjalannya usaha maka nilai perusahaan sama dengan
investasi awal ditambah akumulasi laba bersih setelah dikurangi prive untuk
pemilik. Jadi teori proprietari menganut teori proprietary sangat cocok diterapkan
untuk organisasi perusahaan perseorangan dan firma oleh karena dalam bentuk
organisasi ini ada hubungan personal antara manajemen perusahaan denga
pemilikperusahaan. Hal ini disebabkan teori proprietary tidak dapat langsung
digunakan untuk bentuk perusahaan peseroan terbatas seperti halnya untuk
perusahaan perseorangan dan firma. Konsep laba komprehensif yang diadopsi
FASB juga menggunakan dasar teori proprietary yaitu memasukkan semua item
yang mempengaruhipemilik selama periode itu kecuali pengambilan dividen dan
transaksi modal.

4
4. Teori Entitas
Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan yang melekat pada teori
proprietary. Perkembangan saat ini kenyataannya kegiatan usaha menyebabkan
perusahaan menjadi unit usaha yang berdiri sendiriterpisah dari identitas pemilik.
Hal ini berarti terdapat pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan
perusahaan. Dengan demikian, transaksi/ kejadian yang dicatat dan dipertanggung
jawabkan adalah transaksi yang melibatkan perusahaan. Perusahaan dianggap
bertindak atas nama kepentingannya sendiri terpisahdari pemilik. Teori entitas
didasarkan atas persamaan akuntansi:
Ʃaset = Ʃutang +Ʃmodal

Teori entitas cocok diterapkan untuk organisasi yang berbentuk perseroan


terbatas, tetapi juga relevan untuk perusahaan lain yang memiliki eksistensi yang
terpisah dari individu pemilik. Ada dua versi teori entitas :

a. Versi Tradisional Menurut pandangan tradisional, perusahaan beroperasi


untuk pemegang ekuitas yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan harus melaporkan status investasi dan
konsekuensi investasi yang dilakukan pemilik. Melihat pemegang ekuitas
sebagai partner dalam kegiatan usaha yand dijalankan.
b. Versi Baru Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas
namanya sendiri dan berkepentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri.
Melihat pemegang ekuitas sebagai pihak di luar perusahaan.

B. Karakteristik Ekuitas
Ekuitas sama dengn aktiva neto, yaitu selisih antar aktiva perusahaan dengan
hutang perusahaan. Ekuitas dapat bertambah atau berkurang karena kenaikan atau
penurunan aktiva neto baik yang berasal dari sumber bukan pemilik (pendapatan dan
biaya) maupun investasi oleh pemilik atau distribusi pada pemilik. Ekuitas
menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan
kepengurusan manajemen. Menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek
investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Serta tanggungjawab yuridis
pemilik. Informasi yang harus disampaikan terkait tentang euitas pemegang saham

5
minimal dalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian deviden dan likuidasi.
Elemen-elemen ekuitas :
1. Modal Disetor
Modal disetor atau yang disebut juga modal dikontribusi terbagi menjadi dua
jenis, yaitu modal saham serta tambahan pembayaran (additional paid-in capital).
Modal disetor merupakan sejumlah uang yang diinvestasikan oleh pemiliknya
yang biasa disebut sebagai pemilik saham untuk mengembangkan operasi bisnis.
Modal disetor merupakan sumber modal yang pertama dari pemegang saham pada
suatu perusahaan. Sumber utama modal ini dari penerbitan saham, saham inilah
yang kemudaian akan dibagi menjadi lembaran dengan nilai tertentu berdasarkan
yang telah diterbitkan oleh pihak perseroan.
a. Modal saham: nilai total uang atau lembar saham yang diedarkan di perusahaan.

b. Tambahan pembayaran: terdapat agio dan disagio, agio merupakan selisih


antara jumlah setoran para pemegang saham dengan jumlah nilai saham
tersebut. Sementara disagio adalah sebaliknya.
2. Laba Ditahan (Retained Earnings)
Laba ditahan merupakan laba atau untung bersih kumulatif pada operasional
perusahaan di tahun sebelumnya. Dikatakan sebagai laba ditahan karena laba ini
tidak diambil oleh pemilik atau pemegang saham dan juga tidak dibagikan sebagai
dividen.
Maka, keuntungan yang tidak dibagi ini tetap ada di perusahaan. Namun, laba
ditahan bisa saja dibayarkan sebagian ke pemegang saham sebagai dividen dan
sebagian lagi ditahan. Keputusan seperti ini sepenuhnya ada pada tangan
pemegang saham.
3. Modal Penilaian Kembali
Modal penilaian kembali merupakan selisih antara buku lama dengan buku baru
atau selisih antara periode lama dengan periode saat ini. Penilaian kembali
dilakukan demi memenuhi prinsip keadilan yang ada pada perusahaan.
Tujuan penilaian kembali merupakan upaya untuk menjaga supaya aset
perusahaan tetap berada pada keadaan wajar. Karena penilaian ini mengeluarkan
biaya, maka semua akan ditanggung bersama oleh masing-masing anggota.

6
Misalnya, suatu bisnis menilai kembali naiknya harga aset tanah. Dan karena
sebab itu, peningkatan nilai aset ini tadi juga akan meningkatkan nilai ekuitas pada
perusahaan. Sebuah perusahaan bisa memasukkan sisa modal buku lama ke buku
yang baru dengan tujuan memaksimalkan modal yang ada.
4. Modal Sumbangan
Modal sumbangan dalam ekuitas adalah aktiva yang didapat dari sumbangan dari
luar perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan modal sumbangan, maka hal
tersebut tidak perlu dijurnalkan melainkan cukup dicatat memorial saja.
Modal sumbangan yang diterima untuk menutup risiko kerugian maka dapat
diakui sebagai ekuitas. Sementara itu, apabila modal sumbangan yang berupa
pinjaman, maka terdapat kewajiban bagi perusahaan untuk membayarnya.
Karena modal sumbangan dapat otomatis menambah modal perusahaan, maka hal
ini bisa menjadi aset tambahan tanpa adanya pengeluaran modal untuk tambahan
aset yang baru.
5. Modal Lain
Selain dari empat modal di atas, maka modal bisa dikategorikan pada modal lain.
Modal dari sumber lain ini bisa berasal dari cadangan potongan harga, modal yang
diperluas, cadangan obligasi, modal ekspansi, dan lain sebagainya.
Modal yang terdapat pada cadangan laba juga termasuk dalam modal lain. Hal ini
tidak dapat dibagikan tetapi bisa dimiliki lagi oleh para pemilik saham dalam
bentuk dividen.
C. Jenis – Jenis Ekuitas
Pada umumnya terdapat empat pembagian jenis ekuitas yang sering dipelajari.
Adapun keempat jenis ekuitas adalah sebagai berikut ini:
1. Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham biasanya digunakan untuk bisnis atau perusahaan
berskala besar. Berbeda dengan ekuitas saham biasa adalah dipegang oleh
pemilik, pada ekuitas jenis ini kepemilikan perusahaan dipegang oleh banyak
orang dengan masing-masing memiliki saham tersendiri. Ekuitas pemegang
saham merupakan nilai sewa aset pada perusahaan yang jika nantinya aset itu
terlikuidasi maka akan dikembalikan pada pemegang saham. Meskipun begitu,
kewajiban perusahaan harus terlebih dahulu dibayarkan.

7
Ekuitas jenis inilah yang bisa menjadi nilai tersendiri serta penentu kondisi
keuangan di perusahaan. Jika didasarkan pada segi sumber dan riwayatnya,
ekuitas pemegang saham terbagi menjadi dua, yaitu modal setoran serta laba
ditahan.
2. Ekuitas Pemilik Perusahaan
Jenis ekuitas ini adalah ekuitas dengan aset atau kekayaan bersih. Ekuitas ini
mengacu ke investasi dari pemilik yang terdapat dalam aset perusahaan setelah
dikurangi oleh semua kewajiban. Adapun komponen dari ekuitas pemilik
perusahaan adalah aset dan juga kewajiban.
Selain itu, ekuitas jenis ini terdiri dari laba ditahan dan modal yang diinvestasikan.
Jika laba ditahan serta modal yang diinvestasikan digabung, maka akan
menghasilkan apa yang disebut sebagai ekuitas pemilik perusahaan.
3. Ekuitas Rumah
Jenis selanjutnya dari ekuitas adalah ekuitas rumah atau yang sering juga disebut
sebagai nilai rumah. Ekuitas ini merupakan salah satu cara kepemilikan yang
berupa sebuah cara menilai suatu rumah setelah dikurangi total hipotiknya.
Ekuitas jenis ini sangat penting dan cocok untuk seseorang yang ingin menjual
ataupun membeli rumah.
Ada dua cara utama ekuitas rumah Anda dapat bertumbuh. Seiring berjalannya
pembayaran KPR, nilai porsi kepemilikan Anda akan naik. Nilai ekuitas Anda
juga akan ikut naik jika harga jual pasaran rumah Anda melonjak. Ekuitas Anda
juga dapat turun, yaitu jika nilai properti Anda turun secara tidak seimbang
dibandingkan dengan laju pembayaran cicilan KPR.
Jika harga Anda membeli rumah tersebut adalah harga pasaran, maka ekuitas
Anda atas rumah tersebut adalah 20 juta rupiah (100 juta harga rumah dikurangi
80 juta pinjaman KPR).
Setelah 2 tahun menjalani KPR, Anda rutin membayar cicilan beserta bunganya
dan sisa KPR Anda adalah 70 juta. Di waktu yang sama, nilai rumah Anda
mengalami apresiasi menjadi 110 juta rupiah. Dari kondisi ini, ekuitas Anda atas
rumah tersebut telah bertumbuh menjadi 40 juta rupiah (110 juta harga jual rumah
terapresiasi dikurangi 70 juta sisa KPR).

8
Namun jika harga jual rumah Anda turun, misalnya menjadi 95 juta, maka ekuitas
Anda pun ikut terpengaruh menjadi 25 juta (95 juta harga rumah turun dikurangi
70 juta sisa KPR).
Untuk mendapatkan nilai jual rumah yang akurat, dibutuhkan jasa appraisal atau
penaksiran rumah. Dari survey yang dilakukan appraiser atau juru taksir ini, maka
akan didapatkan harga wajar yang menjadi dasar perhitungan jika Anda ingin
mengajukan pinjaman atau melakukan penjualan.
4. Pembiayaan Ekuitas
Pembiayaan ekuitas merupakan salah satu cara yang dilakukan guna
meningkatkan modal. Ini bisa menjadi jalan keluar jika suatu perusahaan sudah
dikatakan sukses namun tidak menghasilkan keuntungan dengan signifikan.
Pembiayaan ini dilakukan karena perusahaan tersebut tidak memperoleh profit
walaupun termasuk sebagai perusahaan yang berhasil. Sehingga mau tidak mau,
uang yang masuk harus dialokasikan atau diputar dengan baik dan benar agar
tidak rugi.
Selain itu pembiayaan ini pada umumnya dilakukan saat harga per pangsa sedang
tinggi. Sehingga untuk saham yang kecil sekalipun, dengan begitu, dana yang
diperoleh bisa dipergunakan untuk pengembangan usaha tersebut.
Namun, pembiayaan ekuitas (equity financing) berbeda dengan pembiayaan
utang. Ini disebabkan karena perusahaan yang menerima modal tidak memiliki
kewajiban untuk membayar bunga serta pokok dari
Salah satu contoh proses pembiayaan ekuitas adalah dengan menjual atau
melepaskan saham perusahaan ke investor. Kemudian, dana yang didapatkan dari
hal ini bisa digunakan untuk mengembangkan usaha.
Laporan Perubahan pada Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah salah satu laporan keuangan yang dibuat untuk
menggambarkan peningkatan maupun penurunan aktiva bersih perusahaan. Hal
ini dilakukan selama periode tertentu dengan berdasar prinsip pengukuran yang
digunakan.
Walau sering dilewatkan oleh beberapa pihak, jenis laporan ini nyatanya
sangatlah penting. Karena dari laporan perubahan ekuitas inilah perusahaan bisa
mengetahui perubahan ekuitas yang terdapat di perusahaan.

9
Adapun laporan ini memiliki beberapa elemen yang membentuknya menjadi
sempurna, yaitu modal awal periode, pengurangan serta penambahan dalam satu
periode, dan modal akhir periode.
Laporan jenis ini sering dijumpai pada perusahaan publik. Hal ini karena sebagian
besar struktur kepemilikan yang dimiliki oleh perusahaan ini begitu kompleks.
Sehingga juga akan terdapat beberapa perubahan akun ekuitas pada tahun tertentu.
Dengan adanya laporan perubahan ekuitas, maka informasi perubahan ekuitas
yang kompleks bisa diketahui dengan mudah. Untuk lebih memiliki bayangan,
simak contoh laporan perubahan ekuitas yang terdapat dibawah ini.

D. Modal Saham
Modal saham dalam perusahaan perseroan terbatas merupakan bagian dari modal
sendiri. Modal sendiri ialah suatu ekuitas, dimana modal ekuitas adalah modal yang
dihimpun dengan menjual saham biasa yang mewakili kepemilikan perusahaan. Modal
saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas ( PT ) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan
saham - saham tersebut kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat umum.
Secara garis besar, ada beberapa jenis saham dalam ekuitas:
1. Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah surat berharga komersial dalam bentuk piagam atau sertifikat hak
milik yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban menyangkut
andil kepemilikan dalam hal laba suatu perusahaan tanpa batas. Saham biasa
mempunyai sifat kebalikan dari saham preferen dalam hal pengambilan suara,
pembagian dividen dan hak-hak yang lain. Saham biasa pada umumnya memiliki hak
untuk memilih. Pemegang saham biasa dapat memengaruhi kebijakan perusahaan
melalui proses pengambilan suara dalam pembuatan tujuan dan kebijakan, pemisahan
saham dan memilih direktur perusahaan. Pemegang saham biasa mempunyai
keuntungan dalam bentuk dividen dan keuntungan modal.
Saham biasa terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Saham unggulan, merupakan saham dari perusahaan yang secara nasional telah
diakui. Selain itu, perusahaan pemilik saham memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan
manajemen perusahaan yang berkualitas. Contoh saham unggulan ialah saham milik
International Business Machines Corporation dan DuPont.

10
b. Saham pertumbuhan, merupakan saham-saham yang memiliki peluang untuk
memberikan pertumbuhan laba yang lebih besar dibandingkan dengan rerata saham-
saham lain. Saham pertumbuhan mempunyai perbandingan harga saham yang tinggi.
c. Saham defensif, merupakan saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi
atau perekonomian yang tidak menentu. Saham defensif berkaitan dengan dividen,
pendapatan, dan kinerja pasar. Perusahaan yang mempunyai saham defensif
umumnya memiliki produk yang merupakan kebutuhan primer bagi publik. Jenis
perusahaan ini umumnya memiliki produk makanan dan minuman.
d. Saham siklis, merupakan sekuritas yang nilainya cenderung naik secara cepat ketika
kegiatan ekonomi sedang ramai. Sedangkan ketika kegiatan ekonomi sedang sepi,
nilai sekuritasnya juga menurun. Contoh saham siklis ialah pabrik mobil dan
perumahan. Saham yang bukan jenis saham siklis meliputi saham-saham perusahaan
yang memproduksi barang-barang kebutuhan primer yang tidak memperoleh dampak
dari perubahan kondisi ekonomi. Contohnya ialah makanan dan obat-obatan.
e. Saham musiman, merupakan saham perusahaan yang penjualannya beragam dan
mengikuti keadaan tiap musim. Jenis saham ini umumnya dipengaruhi oleh kondisi
cuaca dan liburan. Jenis saham ini umumnya pada produk mainan anak-anak dan pada
produk hari raya keagamaan.
f. Saham spekulatif, merupakan saham yang nilainya bergantung kepada spekulasi yang
sangat tinggi. Pada saham spekulatif, tingkat pengembalian sangat rendah dan bersifat
negatif. Jenis saham ini umumnya digunakan pada produk pertambangan.

2. Saham prioritas (saham preferen)


Saham preferen atau saham istimewa merupakan jenis saham yang memberikan
pendapatan tetap berbentuk dividen. Bentuk dari saham preferen adalah surat
berharga komersial yang dijual oleh perusahaan saham. Penerimaan pendapatan
dalam saham preferen menggunakan sistem kuartal dengan jarak triwulan. Saham
preferen dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu saham preferen yang dapat
dikonversikan ke saham biasa, saham preferen yang dapat ditebus, dan saham
preferen dengan tingkat dividen yang mengambang. Saham preferen memiliki
tambahan hak melebihi saham biasa, yaitu membayar dividen pada tingkat waktu
tertentu dan memiiki hak istimewa lain selain saham biasa seperti pada hal

11
pembayaran dividen serta saat terjadi likuidasi aset. Pemegang saham preferen akan
menerima dividen dan aset terlebih dahulu apabila terjadi perusahaan dilikuidasi.
Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:
a. Saham preferen partisipasi; saham preferen yang membagikan dividen kepada
pemegangnya; pemilik saham ini setelah menerima deviden tetap mempunyai hak
untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang
saham biasa.
b. Saham preferen nonkumulatif; saham preferen yang tidak mempunyai hak untuk
mendapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara
kumulatif.
3. Saham Treasury
Jenis saham ini umumnya akan digunakan untuk membeli kembali saham milik
pemegang saham biasa. Nilai dari saham satu ini biasanya negatif, dan didalam
pembukuan akan dipresentasikan sebagai pengurangang dari total nilai ekuitas.
Tujuan utama perusahaan melakukan saham treasuri adalah sebagai salah satu upaya
menjaga harga saham agar tidak turun terlalu dalam. Pembelian saham kembali itu
(buyback) biasanya turut didorong oleh otoritas terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dalam situasi tertentu seperti market crash. Saham treasuri bisa bersifat
sementara waktu atau selamanya. Namun, pada umumnya, saham ini bersifat
sementara. Saham treasuri ini sebenarnya tidak dipegang selamanya oleh perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan suatu saat akan melepas kembali saham treasuri tersebut
kepada public. Jadi, saat saham treasuri itu dilepas kepada publik, perusahaan akan
mendapatkan kas tambahan dari hasil penjualan saham treasuri. Bagi perusahaan,
penjualan itu akan meningkatkan kas yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Karakteristik Saham
❖ Hak pembagian proporsional :
❖ Atas laba dan kerugian.
❖ Dalam manajemen (hak voting).
❖ Atas aset saat likuidasi.
❖ Atas penerbitan saham baru untuk kelas saham yang sama the preemptive
right.
❖ Memiliki resiko kerugian terbesar.

12
❖ Memperoleh keuntungan atas keberhasilan perusahaan.
❖ Tidak ada jaminan memperoleh dividen dan aset atas pembubaran perusahaan.

Prosedur Penerbitan Saham


1. Tahap Persiapan:PersetujuanRUPSdan menunjuk penjamin emisi (underwriter)
2. Tahap PengajuandanPernyataanPendaftaran: Otorisasi BAPEPAM-LK
3. Tahap Penawaran/PenjualanSaham
4. Tahap PencatatanSahamDiBursaEfek
Semua biaya langsung yang terkait atas penerbitan saham (biaya penjamin emisi,
akuntansi, biaya hukum, percetakan, pajak, dsb.) mengurangi pendapatan atas
penjualan saham.

Nilai Par Saham


Nilai per saham yang ditentukan oleh pendiri perseroan dan dicantumkan dalam
perjanjian/akta perseroan. Nilai par menentukkan nilai nominal per saham dan
merupakan nilai minimum yang harus dibayar oleh setiap pemegang saham, jika
saham dibayar penuh pada saat penerbitannya
❖ Saham preferen atau saham biasa -> merefleksikan nilai par atas saham yang
diterbitkan
❖ Agio saham - > nilai lebih atas nilai par yang dibayarkan oleh pemegang saham.

Saham Tanpa Nilai Par


Saham tanpa nilai pari (no-par stock) diterbitkan tanpa jumlah per saham yang tercetak
pada sertifikat saham. Alasan untuk penerbitan saham tanpa nilai pari bersifat dua arah.
Pertama, penerbitan saham tanpa nilai pari menghindari kewajiban kontinjen yang
mungkin timbul bila saham dengan nilai pari diterbitkan pada disagio. Kedua, masih ada
kerancuan dalam hubungan antara nilai pari dan nilai pasar wajar. Jika saham tidak
mempunyai nilai pari, maka perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam menggunakan
nilai pari sebagai dasar untuk nilai wajar tidak akan muncul. Situasi ini memiliki
keunggulan tertentu jika saham diterbitkan untuk pos-pos properti seperti aktiva tetap
berwujud atau tak berwujud.

13
Alasan penerbitan:
❖ Menghindari kewajiban kontinjensi.
❖ Menghindari kebingungan di dalam pencatatan nilai par vs nilai pasar (fair
market value).

Penerbitan Saham
Dalam penerbitan saham, prosedur berikut harus dilakukan. Pertama, saham harus
diotorisasi oleh negara, umumnya dalam suatu sertifikat atau akta perusahaan; kemudian,
saham ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak untuk menjual saham itu; lalu, dana
dari saham dikumpulkan dan saham diterbitkan.
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain :
• Saham yang diterbitkan dengan sekuritas lain harus dipisahkan komponen ekuitas
dan komponen lainnya.
• Misal convertible bond, saham diterbitkan dengan opsi / warrant.
• Metode untuk alokasi:
❖ Metode Proporsional
❖ Metode penambahan
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topik berikut:
❖ Akuntansi untuk saham dengan nilai par.
❖ Akuntansi untuk saham tanpa nilai par.
❖ Akuntansi untuk saham yang dijual atas pesanan (subscription)
Pembahasan sebelumnya mengasumsikan bahwa saham dijual secara tunai, tetapi
saham juga dapat dijual atas dasar pesanan (subscription). Penjualan saham atas dasar
pesanan (subscribed stock) umumnya terjadi apabila perusahaan kecil yang baru
melaksanakan go publik atau bila perseroan menawarkan saham kepada pegawainya agar
mereka berpartisipasi dalam pemilikan perusahaan. Jika saham dijual atas dasar pesanan,
maka harga penuh dari saham itu tidak diterima seluruhnya. Biasanya, hanya dilakukan
pembayaran sebagian dan saham tidak diterbitkan sampai harga pesanan penuh diterima.
Akuntansi untuk Saham yang Dipesan. Dua akun baru akan digunakan apabila saham
dijual atas dasar pesanan. Pertama, Saham Biasa atau Preferen yang Dipesan,
menunjukkan kewajiban perseroan untuk menerbitkan saham setelah pemesan
melakukan pembayaran akhir atas saldo pesanan. Akun ini menandakan suatu komitmen
terhadap modal saham yang belum diterbitkan.
Setelah harga pesanan dibayar penuh, akun Saham Biasa atau Preferen yang Dipesan lalu
didebet dan akun Saham Biasa atau Preferen dikredit. Saham Biasa atau Preferen yang

14
Dipesan harus disajikan pada kelompok ekuitas pemegang saham di bawah Saham Biasa
atau Preferen.
Akun kedua, Piutang Pesanan (subscription receivable), menunjukkan jumlah yang harus
ditagih sebelum saham pesanan diterbitkan. Di sini terjadi kontroversi sehubungan
dengan penyajian Piutang Pesanan di neraca. Beberapa orang mengemukakan bahwa
Piutang Pesanan harus dilaporkan pada kelompok aktiva lancar (tentu saja dengan asumsi
bahwa pembayaran piutang akan diterima dalam siklus operasi atau satu tahun, mana
yang lebih panjang). Mereka menyatakan bahwa hal ini sama dengan piutang dagang.
Piutang dagang terjadi dari pesanan yang berhubungan dengan transaksi penjualan pada
kegiatan bisnis biasa; sedangkan piutang pesanan berhubungan dengan penerbitan saham
sendiri dan merupakan kontribusi modal yang belum dibayarkan kepada perseroan.
Pihak lainnya berpendapat bahwa Piutang Pesanan harus dilaporkan
sebagai pengurangan dari ekuitas pemegang saham (yang sama dengan saham treasuri
yang dicatat pada biaya atau harga pokok). Mereka beralasan bahwa di banyak negara
tidak ada pertimbangan kekurangan yang dapat diperoleh dari kegagalan pelanggan
membayar saldo yang belum dibayar dari piutang pesanan. Dengan risiko ketertagihan
ini, SEC mensyaratkan perusahaan menggunakan pendekatan kontra ekuitas (contra
equity approach). Sebagai contoh, pada prospektus Morlan International, Inc., piutang
pesanannya dilaporkan sebagai kontra ekuitas dengan cara berikut (saham biasa yang
dipesan dimasukkan pada Saham Biasa, dan tidak diperlihatkan secara terpisah.

MORLAN INTERNATIONAL INC.


Ekuitas pemegang saham
Saham biasa, nilai pari Rp90 per
saham
Diotorisasi 9.000.000 saham
Diterbitkan 3.547.638 saham Rp 319.500.000
Tambahan modal Rp19.321.191.000
Laba ditahan Rp34.907.400.000
Dikurangi: Piutang pesanan Rp
(1.336.500.000)
Total ekuitas pemegang saham Rp53.210.700.000

Kebanyakan negara menganggap saham biasa atau preferen yang dipesan sama
dengan saham biasa atau preferen yang beredar, yang berarti bahwa orang-orang yang

15
telah menandatangani kontrak pesanan yang sah biasanya memiliki hak dan keistimewaan
yang sama sebagai pemegang saham yang memiliki saham yang beredar.
Ayat jurnal untuk menangani saham yang dijual atas dasar pesanan diilustrasikan
oleh contoh berikut: PT SENADA. menawarkan saham atas dasar pesanan kepada
masyarakat tertentu yang memberinya hak untuk membeli 10 lembar saham (nilai pari
Rp45.000) pada harga Rp180.000 per saham. Sebanyak 50 orang menerima tawaran
perusahaan itu dan setuju membayar 50% uang muka serta membayar 50% sisanya pada
akhir bulan ke enam.

Pada tanggal penerbitan

Piutang Pesanan (10 x Rp180.000 x 50) 90.000.000


Saham Biasa yang Dipesan (10 x Rp45.000 22.500.000
x 50)
Agio Saham Biasa 67.500.000
(Untuk mencatat penerimaan pesanan 500
lembar saham)

Kas 45.000.000
Piutang Pesanan 45.000.000
(Untuk mencatat penerimaan angsuran
pertama sebesar 50% dari total jatuh tempo
saham yang dipesan)

Ketika pembayaran akhir diterima dan saham diterbitkan, ayat jurnalnya adalah:

Enam bulan kemudian

Kas 45.000.000
Piutang Pesanan 45.000.000
(Untuk mencatat penerimaan cicilan akhir
atas saham yang dipesan)

Saham Biasa yang Dipesan 22.500.000


Saham Biasa 22.500.000
(Untuk mencatat penerbitan 500 lembar
saham setelah penerimaan cicilan akhir dari
pesanan)

16
Akun Pesanan yang Tidak Terbayar. Kadangkala seorang pemesan tidak dapat
membayar semua angsuran dan melanggar persetujuan. Pertanyaannya dalam hal ini
adalah bagaimana dengan saldo akun pesanan serta jumlah yang sudah dibayar.
Jawabannya tergantung pada hukum negara yang berlaku. Beberapa
negara mengizinkan perseroan untuk menahan setiap jumlah yang dibayarkan pada
akun pesanan yang tidak membayar; sementara negara lainnya mensyaratkan bahwa
setiap jumlah direalisasikan atas penjualan kembali yang melebihi jumlah yang
terhutang kepada pemesan pertama harus dikembalikan.
❖ Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya
(penjual lump sum).
Pada umumnya, perseroan menjual kelompok saham yang terpisah satu sama lain
sehingga hasil relatif untuk setiap kelompok, dan bahkan relatif untuk setiap lot,
dapat diketahui. Kadangkala, dua atau lebih kelompok sekuritas diterbitkan untuk
suatu pembayaran tunggal atau sekaligus (lump sum). Sebagai contoh, sudah
menjadi hal yang umum bahwa sekuritas diterbitkan lebih dari satu jenis atau
kelompok pada saat mengakuisisi perusahaan lain. Masalah akuntansi dalam
penjualan lump sum seperti ini adalah mengalokasikan hasil di antara beberapa
kelompok sekuritas. Ada dua metode alokasi yang tersedia, yaitu (1) metode
proporsional dan (2) metode inkremental.
• Metode Proporsional. Jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya yang
baik untuk menentukan nilai relatif setiap kelompok sekuritas tersedia,
maka nilai lump sum yang diterima dialokasikan di antara kelompok-
kelompok sekuritas atas dasar proporsional, yaitu, rasio masing-
masing terhadap total. Sebagai contoh, jika 1.000 lembar saham biasa
dengan nilai ditetapkan Rp90.000 yang memiliki harga pasar
Rp180.000 per saham dan 1.000 lembar saham preferen dengan nilai
pari Rp90.000 yang memiliki harga pasar Rp108.000 per saham
diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar Rp270.000, maka alokasi
Rp270.000 ke dalam dua kelompok itu adalah sebagai berikut:
Nilai pasar wajar saham biasa (1.000 x Rp180.000) = Rp180.000.000

Nilai pasar wajar saham preferen (1.000 x Rp108.000) = Rp108.000.000

Nilai pasar wajar agregat = Rp288.000.000


Dialokasikan ke saham biasa:

= Rp168.750.000

17
Dialokasikan ke saham preferen:

= Rp101.250.000

Total alokasi = Rp270.000.000

• Metode Inkremental. Jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas


tidak dapat ditentukan, maka metode inkremental dapat dipergunakan
sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa
dari nilai lump sum dialokasikan ke kelompok di mana nilai pasar tidak
diketahui. Sebagai contoh, jika 1.000 lembar saham biasa dengan nilai
ditetapkan Rp171.000 memiliki nilai pasar Rp180.000 dan 1.000
lembar saham preferen dengan nilai pari Rp90.000 yang tidak memiliki
harga pasar ditetapkan diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar
Rp270.000.000, maka alokasi dari Rp270.000.000 itu untuk kedua
kelompok adalah sebagai berikut:

Penerimaan lump sum Rp270.000.000


Dialokasikan ke saham biasa (1.000 x Rp180.000) Rp180.000.000
Saldo yang dialokasikan ke saham preferen Rp 90.000.000

Jika tidak ada nilai pasar wajar yang dapat ditentukan untuk setiap kelompok saham yang
terlibat dalam pertukaran lump sum, maka alokasi harus dilakukan secara arbitrer.
Penilaian para pakar dapat digunakan. Atau, jika diketahui bahwa satu atau lebih
kelompok sekuritas yang diterbitkan akan memiliki nilai pasar yang dapat ditentukan
pada waktu yang akan datang, maka dasar arbitrer itu dapat digunakan dengan maksud
membuat penyesuaian jika nilai pasar masa depan terbentuk.
➢ Pentingnya Ekuitas Dalam Suatu Perusahaan
Nilai ekuitas sebuah perusahaan mencerminkan nilai buku perusahaan tersebut. Nilai
ini merupakan salah satu faktor yang menentukan harga saham perusahaan tersebut.
Namun demikian, tidak jarang kita menemukan harga saham yang lebih tinggi dari
nilai ekuitas per saham suatu perusahaan. Harga saham yang lebih tinggi ini
mengindikasikan bahwa para investor meyakini bahwa perusahaan tersebut memiliki
prospek baik di masa yang akan datang.

18
Dalam menjalankan sebuah bisnis, setiap orang penting untuk memahami dasar-dasar
ekuitas perusahaan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai
saham serta aset total perusahaan setelah dikurangi dengan hutang usaha dan
kewajiban lainnya. Dengan cara ini kamu akan mengetahui sehat atau tidaknya
keuangan sebuah perusahan.
Tidak bisa dipungkiri jika semua orang yang menjalani bisnis invest ingin
memperoleh keuntungan. Maka dari itu sebelum terjun ke dunia bisnis atau membeli
saham pada perusahaan tertentu, pastikan kamu telah memahami tentang ekuitas
pemegang saham. Dengan cara seperti ini kamu akan bisa memprediksi untung atau
rugi jika menanam saham di perusahaan tersebut.

19
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dalam PSAK no.21 Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan
yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada dan tidak merupakan ukuran
nilai jual perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) atau PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atau aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban . Dengan demikian dapat kami
simpulkan bahwa Ekuitas adalah sejumlah uang yang akan dikembalikan kepada
pemegang saham suatu perusahaan, jika seluruh asset perusahaan dicairkan dan
seluruh utang perusahaan dibayar, yang nilainya ditentukan dari total pencarian
seluruh asset perusahaan dikurangi dengan total utang perusahaan yang harus
dibayar.
2. Lalu dalam konsep ekuitas ini terdapat juga beberapa teori yang telah dipaparkan
diatas yaitu :
• Teori ekuitas
• Teori pemilikan, dan
• Teori entitas
3. Adapun elemen elemen dalam ekuitas diantaranya adalah :
• Modal disetor
• Laba ditahan (Retained Earning)
• Modal penilaian kembali
• Modal sumbangan
• Modal lain
4. Jenis jenis ekuitas :
• Ekuitas pemegang saham
• Ekuitas pemilik perusahaan
• Ekuitas rumah
• Pembiayaan ekuitas
5. Modal saham yang terdiri dari saham biasa (Common Stock), saham preferen
(saham istimewa) dan saham treasury.

20
Dengan ke 5 poin diatas dapat kami simpulkan bahwa pada dasarnya ekuitas berasal
dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama
dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan
atau karena kerugian. Dari segi akuntansi, yang mendasarkan diri pada konsep dasar
substansi di atas bentuk, ekuitas pemegang saham adalah seluruh jumlah yang secara
ekonomik tertanam dalam perseoran termasuk laba ditahan

B. Saran
Bagi penulis selanjutnya yang akan melakukan pembuatan makalah yang sama
diharapkan melakukan pembuatan makalah dengan pembahasan yang lebih jelas dan
lengkap, misalnya saja dengan mencantumkan lebih banyak referensi dan
Berdasarkan penarikan kesimpulan yang didapatkan dari hasil pembahasan pada Bab
II, maka saran yang diberikan penulis adalah bagi para pengamat ekuitas dan manajer
perusahaan agar lebih paham mengenai teori akuntansi mengenai ekuitas, agar dalam
parktik nyata tidak ada kesalahan dalam penafsiran teroritis mengenai ekuitas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Atthariq, R. (2022). Pengertian Ekuitas: Tujuan, Peran, Unsur, dan Jenisnya. Retrieved
februari 3, 2023, from Gramedia Blog: https://www.gramedia.com/best-
seller/ekuitas

Fadhil, M. (2022). Ekuitas: Pengertian, Unsur, Tujuan, serta Contohnya. mekari


klikpajak, 1. Dipetik Februari 3, 2023, dari https://klikpajak.id/blog/ekuitas/

Nelly Ervina, S. M., Dr. Desak Nyoman Sri Werastuti, S.E., M.Si., Ak., , & dkk.
(2021). Teori Akuntansi. (S. M. Syaiful Bahri, Ed.) Bandung: CV. MEDIA
SAINS INDONESIA.

Drs. Nupikso Gunoro, M.Si., Dra. Suharwati Titi. Ekuitas Pemegang Saham: Modal
Kontribusi. Dipetik februari 3, 2023, dari

http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4313/ekma4313a/materi1_4.htm

Anda mungkin juga menyukai