Disusun Oleh:
Indri Andriani 203403002
Nurul Asyiah R. 203403012
Adisa Nuraisya 203403018
Nurmalasari 203403029
Salwa Aulia S. 203403037
Kelas A
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Akuntansi Pajak dan Pendapatan Perusahaan” ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Teori Akuntansi sekaligus untuk menambah pengetahuan serta wawasan
tentang Akuntansi secara lebih mendalam baik bagi para pembaca dan khususnya bagi
kami sebagai penulis.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada para anggota yang telah
berkontribusi membagikan tenaga, pikiran, dan waktunya sehingga dapat
memperlancar penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dikarenakan masih adanya keterbatasan kemampuan,
sehingga dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi memiliki peran penting dalam setiap perusahaan, karena dengan
akuntansi kita dapat mengukur kinerja sebuah perusahaan dalam bentuk angka
apakah dapat memperoleh keuntungan atau kerugian. Dengan adanya akuntansi
kita juga dapat serta dapat digunakan sebagai informasi oleh pemakainya baik itu
dari pihak eksternal maupun internal. Selain itu dengan adanya akuntansi juga
dapat membantu dalam menghitung berapa pajak yang harus kita bayar kepada
pemerintah.
Pajak merupakan kewajiban terhadap pemerintah yang harus disetor dalam
waktu tertentu dan dengan demikian berpengaruh terhadap arus kas. Entitas
memiliki kewajiban untuk membayar pajak atas penghasilan yang diperoleh. Atas
penghasilan yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk jasa, sewa akan
dipotong pajak. Entitas akan mencatat pajak dibayar dimuka atas pemotongan
pajak yang telah dilakukan pihak lain pada saat entitas menerima penghasilan.
Setiap bulan entitas wajib membayar angsuran pajak (PPh 25) yang jumlahnya
dihitung berdasarkan pajak tahun sebelumnya dibagi dua belas atau dengan cara
penghitungan tersendiri jika penghasilan tahun sebelumnya diperkirakan berbeda.
Dalam dunia perpajakan, akuntansi sebenarnya bukan istilah yang resmi.
Istilah yang lebih tepat sebenarnya adalah pembukuan atau pencatatan. Tetapi
karena sistem pajak yang ditetapkan pemerintah saat ini, sebuah lembaga atau
badan usaha diharuskan untuk menerapkan sistem akuntansi. Pada dasarnya, baik
akuntansi komersial maupun perpajakan memiliki cara kerja yang serupa.
Bedanya, jika akuntansi komersial menghasilkan laporan keuangan, akuntansi
perpajakan menghasilkan laporan pajak.
Perusahaan harus menyusun laporan keuangan fiskal untuk kepentingan
pembayaran pajak. Tujuan utama dari laporan keuangan fiskal adalah untuk
menghitung penghasilan kena pajak. Secara umum terdapat beberapa perbedaan
antara prinsip akuntansi komersial dengan prinsip akuntansi pajak, terutama
dalam hal pengakuan pendapatan dan beban. Laporan keuangan komersial yang
telah disusun oleh perusahaan dapat diubah menjadi laporan keuangan fiskal
dengan cara melakukan koreksi seperlunya atau penyesuaian dengan peraturan
perpajakan melalui proses rekonsiliasi fiskal (Iswahyudi, 2005). Sesuai dengan
selfassessment system yang dianut oleh Undang-undang Pajak Penghasilan, maka
koreksi fiskal harus dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak.
Pendapatan adalah sesuatu yang penting dalam setiap perusahaan. Tanpa
adanya pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings. Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan dengan kata lain disebut
penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti dan sewa. Menurut PSAK No
23 paragraf 6 pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus kas masuk
1
2
itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal.
B. Rumusan Masalah
a) Apa itu Akuntansi Pajak?
b) Apa Pengertian Pendapatan Perusahaan?
c) Apa Pengertian Pendapatan Menurut Perpajakan?
C. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui penjelasan tentang Akuntansi Pajak.
b) Mengetahui penjelasan dtentang Pendapatan Perusahaan.
c) Mengetahui pengertian dari pendapatan menurut perpajakan.
D. Manfaat
a) Menambah wawasan mengenai akuntansi pajak dan pendapatan perushaan.
b) Sebagai referensi pengetahuan mengenai akuntansi pajak dan pendapatan
perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKUNTANSI PAJAK
1. Pengertian Akuntansi Pajak
Akuntansi adalah ilmu mencatat, menganalisis dan mengkomunikasikan
transaksi atau kejadian ekonomi suatu entitas bisnis yang bertujuan untuj
menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi beberapa pihak
berkepentingan dalam mengambil sebuah kebutusan (IAI).
Pajak merupakan sebuah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pajak menjadi salah
satu sumber penerimaan utama yang diperoleh negara, selain itu pajak juga
digunakan untuk membiayai pengeluaran yang dilakukan oleh negara.
Akuntansi komersial merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan
serta pengikhtisaran transaksi keuangan yang berkaitan dengan kegiatan usaha
yang diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan komersial dengan mengacu
pada standar akuntansi keuangan yang berlaku. Laporan keuangan ini ditujukan
bagi pihak eksternal untuk membantu dalam pengambilan keputusan sesuai
dengan kepentingannya masing-masing.
Sedangkan akuntansi pajak merupakan sebuah sistem informasi yang
meyediakan informasi akuntansi yang mengacu pada standar akuntansi dan
peraturan perpajakan yang berlaku. Informasi yang diberikan dijadikan sebagai
landasan atau acuan bagi wajib pajak memenuhi kewajiban kewajiban perpajakan.
Akuntansi perpajakan berfokus pada dasar perhitungan kewajiban pajak yang
harus dibayar dan sebagai bahan pertimbangan konsekuensi yang timbul atas
suatu transaksi atau kegiatan perusahaan.
Akuntansi pajak timbul dari unsur spesialisasi yang menuntut keahlian
dalam bidang tertentu. Akuntansi pajak tercipta karena adanya suatu prinsip dasar
yang diatur dalam UU perpajakan dan pembukuannya terpengaruh oleh fungsi
perpajakan dalam mengimplementasikan sebagai kebijakan pemerintah. Tujuan
dari akuntansi pajak adalah menetapkan besarnya pajak terutang berdasarkan
laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan.
3
4
4. Rekonsiliasi Fiskal
Rekonsiliasi Fiskal adalah suatu proses penyesuaian-penyesuaian laporan
laba/rugi fiskal berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan di
indonesia sehingga diperoleh laba/ rugi fiskal sebagai dasar untuk perhitungan
pajak penghasilan untuk satu tahun tertentu. Berdasarkan pengertian di atas dapt
disimpulkan bahwa ada tiga unsur penting dari proses rekonsialisi fiskal
diantaranya adalah:
1. Laporan Laba Rugi Komersial
Dasar untuk membuat laporan rekonsiliasi fiskal adalah laporan
laba/rugi. Hal ini disebabkan karena pajak penghasilan adalah penghasilan,
sedangkan penghasilan biasanya dicatat di dalam laporan laba/rugi. Hasil
dari Laporan ini adalah laba/rugi yang menjadi dasar dalam perhitungan
besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.perbedaan pengakuan
pendapatan/biaya antara laporan keuangan komersial dengan laporan
keuangan fiskal.
2. Laba/Rugi Fiskal
Hasil dari proses koreksi/penyesuaian terhadap penghasilan atau biaya
di dalam laporan laba/rugi fiskal berdasarkan ketentuan perundang-undangan
adalah laba/rugi fiskal. Laba/ rugi fiskal ini yang menjadi dasar di dalam
perhitungan besar/ kecilnya pajak terutang bagi perusahaan.
B. PENDAPATAN PERUSAHAAN
1. Pengertian Pendapatan Perusahaan
Istilah pendapatan dan penghasilan sering ditafsirkan dengan arti yang sama,
sebab dalam bahasa Indonesia belum terdapat keseragaman dalam pemakaian
kedua istilah tersebut. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, istilah
pendapatan yang diterjemahkan dari kata revenue memiliki arti yang berbeda
dengan istilah penghasilan yang diterjemahkan dari kata income. Untuk lebih
jelasnya tentang pengertian pendapatan, maka ada beberapa definisi mengenai
pendapatan yang dikemukakan oleh para ahli di bidang akuntansi maupun
lembaga profesi akuntan, diantaranya:
1. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2010) dalam PSAK Nomor 23 tentang
pendapatan, menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu
periode jika arus masuk tersebut megakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal”.
2. Menurut Harnanto (2019: 102) menyatakan bahwa “Pendapatan adalah
kenaikan atau bertambahnya set dan penurunan atau berkurangnya liabilitas
perusahaan yang merupakan akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan
barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen khusunya”.
3. Menurut Diana dan Setiawati (2017: 361) menyatakan bahwa “Pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
7
normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
4. Menurut Kieso, Warfield dan Weygant (2011: 955) menyatakan bahwa
“Pendapatan adalah arus kas masuk aktiva dan/ atau penyelesaian kewajiban
dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, dan aktivitas
pencarian laba lainnya merupakan operasi yang utama atau besar yang
berkesinambungan selama suatu periode”.
Dilihat dari beberpa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan hasil atau jumlah masukan yang didapat atas jasa yang
diberikan oleh perusahaan baik itu melalui penjualan produk atau jasa kepada
para konsumen dalam suatu aktivitas operasi perusahaan tersebut untuk
meningkatkan nilai asset serta menurunkan liabilitas yang timbul dalam
penyerahan barang atau jasa. Pengakuan pendapatan dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu:
1. Penjualan Barang
Penjualan barang yang diproduksi sendiri untuk dijual atau barang yang
dibeli untuk dijual. Penghasilan dari penjualan barang diakui jika semua
kondisi penjualan barang memenuhi syarat atau ketentua berikut:
a. Resiko dan manfaat kepemilikan telah dipindahkan secara signifikan dari
entitas kepada pembeli.
b. Pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang yang
dijual tidak dilanjutkan oleh entitas.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal.
d. Manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut kemungkinan
besar akan mengalir ke entitas.
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur secara handal.
2. Penyediaan Jasa
Pelaksanaan tugas yang telah disepakati ruang lingkup dan bentuk
penyerahannya oleh kedua belah pihak selama suatu periode waktu kerja.
Penjualan jasa dapat di estimasi secara handal jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.
b. Manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi penjualan jasa
kemungkinan besar akan mengalir ke entitas. Tetapi jika ketidakpastian
timbul atas kolektibilitas piutang maka jumlah tidak tertagih atau jumlah
pemulihan yang kemungkinannya tidak lagi besar diakui sebagai beban
piutang tak tertagih sebagai penyesuaian terhadap pendapatan dari
penjualan.
c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir pelaporan dapat
diukur secara handal.
8
3. Kontrak Kontruksi
Pendapatan kontrak dan biaya kontrak sehubungan dengan kontrak
konstruksi harus diakui oleh perusahaan sebagai pendapatan dan beban
sesuai dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak tersebut pada akhir
pelaporan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian.
paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan; dan
n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha, antara lain:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan;
e. kerugian selisih kurs mata uang asing;
f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
h. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau
instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya
perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang
antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan
dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari
debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk
penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k; yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
i. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
14
a. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas; dan
c. Wajib Pajak orang pribadi yang memenuhi kriteria tertent
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akuntansi pajak adalah sistem informasi berupa sebuah proses pencatatan,
penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi keuangan yang nantinya akan
dijadikan sebagai landasan atau acuan bagi wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakan. Perbedaan antara akuntansi pajak dan akuntansi
komersil terletak pada tujuannya, dimana akuntansi komersil menyediakan
laporan dan informasi keuangan kepada pihak pengambil keputusan yang
bersifat rahasia, sedangkan akuntansi pajak memberikan laporan keuangan dan
tax complinance untuk menentukan besarnya pajak terutang dan bersifat umum.
Pendapatan adalah hasil yang didapat atas penjualan oleh perusahaan baik
berupa produk ataupun jasa, pengakuan pendapatan dibagi menjadi 4 :
a. Penjualan barang
b. Penyediaan jasa
c. Kontrak kontruksi
d. Bunga, royalti, dan dividen
Pasal 4 (1) UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
mengemukakan bahwa “Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apapun”.
17
DAFTAR PUSTAKA
18