KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Konsep Dasar Akuntansi
Pajak” dengan baik dan tepat waktu.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
kelompok mata kuliah akuntansi pajak dengan merangkum materi dari berbagai sumber
sehingga dapat berguna bagi pembaca.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik
dari segi materi maupun penyusunan makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran untuk memperbaiki sehingga kedepannya menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat dijadikan referensi dan memberikan bermanfaat bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
ISI...............................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Akuntansi Perpajakan................................................................................3
2.2 Peran Akuntansi Perpajakan........................................................................................5
2.3 Prinsip-prinsip Akuntansi Perpajakan.........................................................................7
2.4 Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal..................................................9
BAB III.....................................................................................................................................13
KESIMPULAN & SARAN.....................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Akuntansi menyajikan semua informasi terkait keadaan yang terjadi pada suatu
periode tertentu bagi manajemen maupun bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
rangka melihat kinerja perusahaan. Istilah akuntansi tidak ada dalam perpajakan,
perpajakan menggunakan istilah pembukuan atau pencatatan. Dimana pembukuan atau
pencatatan memiliki ruang lingkup yang lebih sempit jika dibandingkan dengan
akuntansi.
Akuntansi pajak itu sendiri merupakan sebuah bagian dari akuntansi yang tercipta
karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur dalam Undang-Undang Perpajakan. Jika
dilihat dari segi tujuan dibentuknya laporan keuangan, perpajakan memiliki tujuan untuk
menentukan besarnya pajak terutang dimana hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam
akuntansi.
Akuntansi pajak tidak memiliki standar dalam pembuatan laporan keuangan
seperti halnya akuntansi yang memiliki pedoman penyusunan laporan keuangan yang
disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang dituangkan dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Namun pada praktiknya pembayaran pajak terutang membutuhkan
sebuah laporan yang menunjukkan posisi laba/rugi yang disusun berdasarkan prinsip
perpajakan, sehingga akuntansi komersial harus disesuaikan dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku di Indonesia. Hal tersebutlah yang akhirnya menimbulkan
perbedaan-perbedaan yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
1
2. Untuk mengetahui peran Akuntansi Perpajakan.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip yang mendasari Akuntansi Perpajakan?
4. Untuk mengetahui perbedaan laporan Keuangan Komersial dengan Fiskal?
2
BAB II
ISI
3
Sejarah perkembangan Akuntansi Perpajakan
Sejarah perpajakan di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa kurun waktu,
yaitu masa penjajahan Belanda, setelah merdeka sampai tahun 1979, 1979-1983, dan
1983-sekarang. Peranan akuntansi dalam perpajakan sejalan dengan sejarah perpajakan
di Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda, sistem perpajakan menekankan fungsinya pada
segi pemasukan keuangan untuk keperluan penjajah. Jumlah pajak terutang sepenuhnya
ditentukan oleh aparat pajak yang memiliki wewenang sangat besar. Dengan demikian
pada masa ini peranan akuntansi dalam perpajakan sangat lemah.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1967 diperkenalkan sistem pemungutan
pajak yang dikenal sistem Menghitung Pajak Sendiri (MPS) dan Menghitung Pajak
Orang Lain (MPO) mulai diperkenalkan melalui Undang-Undang Nomor 867 jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1967. Sistem pemungutan pajak dalam cara yang
baru ini termasuk sistem self-assessment (kepercayaan untuk melakukan perhitungan
pajak, melunasi kekurangan pajak, menghitung pajak yang telah dibayarkan, dan
melaporkan sendiri ke Dirjen Pajak). Melalui Inpres Nomor 6 Tahun 1979 yang dikenal
dengan Paket 27 Maret 1979 dan KMK-108/KMK/1979, wajib pajak diberikan
keringanan dalam penetapan pajak apabila yang bersangkutan menggunakan laporan
keuangan yang dibuat oleh akuntan publik tidak diperkenankan untuk dikoreksi, kecuali
apabila laporan tersebut ternyata tidak benar. Peraturan baru ini sekaligus membatasi
kewenangan aparat perpajakan dalam menetapkan jumlah pajak yang harus dibayarkan
oleh wajib pajak. Dengan demikian sejak tahun 1979 peranan akuntansi semakin
meningkat dalam perpajakan.
Sejak tahun 1983 berlaku Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983, Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983. Dalam
Undang-Undang perpajakan yang baru berlaku asas perpajakan Indonesia, yaitu:
1. Asas kegotongroyongan nasional terhadap kewajiban kenegaraan, termasuk
membayar pajak
2. Asas kepastian hukum, wajib pajak diberikan ketentuan yang sederhana dan mudah
dimengerti serta pelaksanaan administrasi pemungutan pajaknya tidak birokratis
3. Asas kepercayaan penuh, masyarakat diberikan kepercayaan penuh untuk
melaksanakan kewajiban pajaknya, termasuk keaktifan pelaksanaan administrasi
perpajakan.
4
Dengan berlakunya Undang-Undang tersebut, sistem perpajakan Indonesia secara
mutlak menganut sistem self-assessment, dan kewenangan aparat pajak tidak lagi seluas
sebelumnya. Dengan pemberian kepercayaan penuh kepada wajib pajak, peranan
pembukuan dan akuntansi dalam perpajakan menjadi sangat besar.