Anda di halaman 1dari 8

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Konsep Dasar Akuntansi
Pajak” dengan baik dan tepat waktu.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
kelompok mata kuliah akuntansi pajak dengan merangkum materi dari berbagai sumber
sehingga dapat berguna bagi pembaca.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik
dari segi materi maupun penyusunan makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran untuk memperbaiki sehingga kedepannya menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat dijadikan referensi dan memberikan bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 14 September 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
ISI...............................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Akuntansi Perpajakan................................................................................3
2.2 Peran Akuntansi Perpajakan........................................................................................5
2.3 Prinsip-prinsip Akuntansi Perpajakan.........................................................................7
2.4 Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal..................................................9
BAB III.....................................................................................................................................13
KESIMPULAN & SARAN.....................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi menyajikan semua informasi terkait keadaan yang terjadi pada suatu
periode tertentu bagi manajemen maupun bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
rangka melihat kinerja perusahaan. Istilah akuntansi tidak ada dalam perpajakan,
perpajakan menggunakan istilah pembukuan atau pencatatan. Dimana pembukuan atau
pencatatan memiliki ruang lingkup yang lebih sempit jika dibandingkan dengan
akuntansi.
Akuntansi pajak itu sendiri merupakan sebuah bagian dari akuntansi yang tercipta
karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur dalam Undang-Undang Perpajakan. Jika
dilihat dari segi tujuan dibentuknya laporan keuangan, perpajakan memiliki tujuan untuk
menentukan besarnya pajak terutang dimana hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam
akuntansi.
Akuntansi pajak tidak memiliki standar dalam pembuatan laporan keuangan
seperti halnya akuntansi yang memiliki pedoman penyusunan laporan keuangan yang
disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang dituangkan dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Namun pada praktiknya pembayaran pajak terutang membutuhkan
sebuah laporan yang menunjukkan posisi laba/rugi yang disusun berdasarkan prinsip
perpajakan, sehingga akuntansi komersial harus disesuaikan dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku di Indonesia. Hal tersebutlah yang akhirnya menimbulkan
perbedaan-perbedaan yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Akuntansi Perpajakan?


2. Bagaimana peran Akuntansi Perpajakan?
3. Apa saja prinsip yang mendasari Akuntansi Perpajakan?
4. Bagaimana perbedaan laporan Keuangan Komersial dengan Fiskal?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Akuntansi Perpajakan.

1
2. Untuk mengetahui peran Akuntansi Perpajakan.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip yang mendasari Akuntansi Perpajakan?
4. Untuk mengetahui perbedaan laporan Keuangan Komersial dengan Fiskal?

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Akuntansi Perpajakan


Akuntansi pajak berasal dari dua kata yaitu akuntansi dan pajak. Akuntansi
menurut KMK Nomor 476/KMK/01/1991 adalah suatu proses pencatatan, klasifikasi,
meringkas transaksi keuangan dan berakhir dengan laporan keuangan. Terdapat 3 konsep
aktivitas dasar akuntansi yaitu, mengidentifikasi, merekam, dan mengkomunikasikan
kejadian-kejadian ekonomi yang terjadi pada suatu organisasi guna kepentingan para
pengguna laporan keuangan. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP),
dinyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Akutansi pajak merupakan bagian dalam akuntansi yang timbul dari unsur
spesialisasi yang menuntut keahlian dalam bidang tertentu menurut Rochmat Soemitro
yang dikutip oleh Mardiasmo (2003:1) “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat imbalan
jasa yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Akuntansi Pajak menurut Waluyo (2011:190) tercipta karena adanya suatu
prinsip dasar yang diatur dalam Undang-Undang perpajakan dan pembentukannya
terpengaruh oleh fungsi perpajakan dalam mengimplementasikan sebagai kebijakan
pemerintah. Oleh karena itu prinsip dasar akuntansi dapat digunakan atau berlaku bagi
akuntansi pajak, hanya memang terdapat karakteristik dan tujuan pelaporan keuangan
fiskal yang berbeda.
Jadi dengan demikian pembukuan perpajakan adalah proses mencatat,
mengklasifikasikan, dan meringkas transaksi ekonomi yang terkait dengan kewajiban
perpajakan wajib pajak serta diahkiri dengan pembuatan laporan keuangan fiskal sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan keuangan fiskal tersebut
akan digunakan sebagai dasar untuk membuat Surat Pemberitahuan Pajak (SPT).

3
Sejarah perkembangan Akuntansi Perpajakan
Sejarah perpajakan di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa kurun waktu,
yaitu masa penjajahan Belanda, setelah merdeka sampai tahun 1979, 1979-1983, dan
1983-sekarang. Peranan akuntansi dalam perpajakan sejalan dengan sejarah perpajakan
di Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda, sistem perpajakan menekankan fungsinya pada
segi pemasukan keuangan untuk keperluan penjajah. Jumlah pajak terutang sepenuhnya
ditentukan oleh aparat pajak yang memiliki wewenang sangat besar. Dengan demikian
pada masa ini peranan akuntansi dalam perpajakan sangat lemah.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1967 diperkenalkan sistem pemungutan
pajak yang dikenal sistem Menghitung Pajak Sendiri (MPS) dan Menghitung Pajak
Orang Lain (MPO) mulai diperkenalkan melalui Undang-Undang Nomor 867 jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1967. Sistem pemungutan pajak dalam cara yang
baru ini termasuk sistem self-assessment (kepercayaan untuk melakukan perhitungan
pajak, melunasi kekurangan pajak, menghitung pajak yang telah dibayarkan, dan
melaporkan sendiri ke Dirjen Pajak). Melalui Inpres Nomor 6 Tahun 1979 yang dikenal
dengan Paket 27 Maret 1979 dan KMK-108/KMK/1979, wajib pajak diberikan
keringanan dalam penetapan pajak apabila yang bersangkutan menggunakan laporan
keuangan yang dibuat oleh akuntan publik tidak diperkenankan untuk dikoreksi, kecuali
apabila laporan tersebut ternyata tidak benar. Peraturan baru ini sekaligus membatasi
kewenangan aparat perpajakan dalam menetapkan jumlah pajak yang harus dibayarkan
oleh wajib pajak. Dengan demikian sejak tahun 1979 peranan akuntansi semakin
meningkat dalam perpajakan.
Sejak tahun 1983 berlaku Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983, Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983. Dalam
Undang-Undang perpajakan yang baru berlaku asas perpajakan Indonesia, yaitu:
1. Asas kegotongroyongan nasional terhadap kewajiban kenegaraan, termasuk
membayar pajak
2. Asas kepastian hukum, wajib pajak diberikan ketentuan yang sederhana dan mudah
dimengerti serta pelaksanaan administrasi pemungutan pajaknya tidak birokratis
3. Asas kepercayaan penuh, masyarakat diberikan kepercayaan penuh untuk
melaksanakan kewajiban pajaknya, termasuk keaktifan pelaksanaan administrasi
perpajakan.

4
Dengan berlakunya Undang-Undang tersebut, sistem perpajakan Indonesia secara
mutlak menganut sistem self-assessment, dan kewenangan aparat pajak tidak lagi seluas
sebelumnya. Dengan pemberian kepercayaan penuh kepada wajib pajak, peranan
pembukuan dan akuntansi dalam perpajakan menjadi sangat besar.

2.2 Peran Akuntansi Perpajakan


Akuntansi perpajakan bukan hanya bermanfaat untuk mengetahui besaran pajak
yang harus dibayarkan wajib pajak, tetapi juga mempunyai peran lain seperti berikut ini:
a. Strategi 
Akuntansi perpajakan memiliki peran untuk strategi perpajakan yang harus diambil
oleh perusahaan, tentunya dalam arti strategi positif bukan untuk penggelapan pajak.
Seperti dalam merencanakan perpajakan di masa mendatang berdasarkan data
pembayaran pajak dan sebagai bahan penilaian kinerja perusahaan dari periode
sebelumnya.
b. Analisis
Selain strategi, peran selanjutnya adalah bahan analisis guna mengetahui besaran
pajak sebagai tanggungan perusahaan di masa yang akan datang untuk memudahkan
perusahaan ketika mengurus perpajakan.
c. Publikasi
Akuntansi perpajakan memiliki peran sebagai salah satu laporan keuangan yang
dibutuhkan saat ada investor maupun keperluan publikasi yang lain. Dengan laporan
pajak yang baik, perusahaan pun dapat dinilai mempunyai performa yang baik juga.
d. Pembanding
Peran lainnya adalah sebagai dokumentasi perpajakan tahunan yang dapat dipakai
sebagai perbandingan dalam memahami riwayat perkembangan keuangan dan
menjadi sebuah bahan evaluasi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai