DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini akan dibahas hal hal yg berkaitan erat dengan
akutansi perpajakan yang meliputi pengertian akutansi perpajakan, sejarah
perkembangan akuntansi pajak, peran akuntansi pajak, prinsip akuntansi
pajak, self assessment system, perbedaan laporan keuangan komersial
dengan laporan keuangan fiskal dan pengakuan pendapatan dan biaya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah :
1. Apa definisi akuntansi perpajakan ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi pajak ?
3. Bagaimana peran akuntansi pajak ?
4. Apa saja prinsip yang mendasari akuntansi pajak ?
5. Bagaimana self assessment system akuntansi pajak ?
1
6. Bagaimana perbedaan laporan keuangan komersial dengan laporan
keuangan fiskal dan pengakuan pendapatan dan biaya dalam akuntansi
pajak ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi akuntansi perpajakan.
2. Mengetahui sejarah perkembangan akuntansi pajak.
3. Memahami peranan akuntansi pajak.
4. Mengidentifikasi prinsip yang mendasari akuntansi pajak.
5. Mengetahui self assessment system akuntansi pajak.
6. Membandingkan perbedaan laporan keuangan komersial dengan
laporan keuangan fiskal dan mengetahui pengakuan pendapatan dan
biaya dalam akuntansi pajak
2
BAB II
PEMBAHASAN
Stesel kas
Stesel akrual
4
Sejak tahun 1983, berlaku UU Nomor 6 Tahun 1983, UU Nomor 7
Tahun 1983, dan UU Nomor 8 Tahun 1983. Dalam undang-undang
perpajakan yang baru berlaku asas perpajakan Indonesia, yaitu:
1. Cost Participle
Prinsip biaya atau biaya historis yiatu dasar pencatatan perolehan
barang, jasa harga pokok, biaya maupun ekuitas sehingga paling
pokok adalah penilaian yang didasarkan harga pertukaran pada saat
perolehan.
2. Revenue Principle
Prinsip pendapatn lebih menjelaskan tentang sifat dan komponen,
pengukuran, dan pengakuan bahwa pendapatan sebagai komponen
penyusunan laba rugi.
3. Matching Principle
Prinsip pemadanan menjelaskan mengenai masalah pembebanan biaya
pada periode yang sama dengan periode pengakuan hasil sehingga
pengakuan hasil diakui pada saat periode pengakuan hasil sedangkan
pembebanan biaya diakui pada periode tersebut.
4. Objectivity Principle
Masalah objektivitas memiliki penafsiran berbeda. Objektivitas dapat
dianggap sebagai hasil konsesus kelompok yang mengukur atau
objektivitas diukur dengan batasan tertentu.
5. Consistency Principle
Prosedur dan prinsip akuntansi yang sama dilaporkan pada periode
yang bersangkutan sehingga peristiwa yang sama dicatat dan
dilaporkan secara komsisten.
6. Disclosure Principle
6
Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) mengharusakn laporan
akuntansi dibentuk dan disajikan berdasarkan peristiwa yang
mempengaruhi perusahaan dalam periode tersebut. Laporan keuangan
diharapkan jujur (fair), lengkap (full), dan memadai (adequate) agar
piahk internal maupun ekternal dapat mengambil manfaat dari
informasi yang disajikan oleh laporan keuangan .
7. Conservatism Principle
Prinsip konservatisme atau pengecualian umumnya digunakan untuk
hal yang tidak menentu atau dalam kondisi ketidakpastian. Prinsip
konservatisme kurang penekanannya karena semakin banyak pihak
yang mengutamakan jujur (fair) dan dapat diandalkan.(reliable) pada
setiap laporan keuangan yang disajikan.
8. Materiality Principle
Menurut APB Statement No 4 , prinsip materialitas mengandung arti
bahwa laporan keuangan hanyan menyangkut informasi yang
dianggap penting (material) dalam mempengaruhi penilaian.
9. Uniformity and Comparability Principle
Prinsip ini menekankan pada keseragaman dan dapat dibandingkan,
yang merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dalam
penyusunan prinsip akuntansi.
7
bukunya Perpajakan adalah sebagai berikut: “Self Assessment
System adalah system pemungutan pajak yang memberikan wewenang
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak terhutang setiap
tahunnya sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku”
(2003:27).
Sistem ini juga dapat memberikan biaya tambahan (dalam arti luas)
bagi Wajib Pajak karena Wajib Pajak akan mengorbankan lebih banyak
waktu dan usaha serta biaya untuk membayar jasa konsultan pajak. Selain
itu self assessment menunjukkan proporsi yang lebih kecil dari yang telah
ditetapkan sebelumnya, sehingga sesuai dengan kenyataan yang ada,
jumlah pajak yang dianggarkan akan menurun pula.
9
jawab para akuntan untuk melindungi pihak-pihak tersebut dari
informasi yang menyesatkan, sedangkan tujuan sistem akuntansi pajak
adalah pemungutan pajak yang adil dan merupakan tanggung jawab
Ditjen Pajak untuk melindungi para pembayar dari tindakan semena-
mena.
2. Pada laporan keuangan komersial biasanya menganut prinsip
konservatif, sehingga kemungkinan kesalahannya lebih cenderung
kepada understatement pelaporan penghasilan atas asetnya, sedangkan
pada laporan keuangan fiskal hal tersebut tidak dapat dipakai sebagai
dasar untuk menetapkan besarnya pajak terutang.
3. Prinsip Harga Perolehan : Laporan keuangan komersil, penentuan
harga perolehan untuk barang yang diproduksi sendiri boleh
memasukkan unsur biaya tenaga kerja yang berupa natura. Sedangkan
dalam laporan keuangan fiskal, pengeluaran dalam bentuk natura tidak
diakui sebagai pengurangan.
4. Prinsip pemadanan (matching) biaya dan manfaat : dalam Laporan
keuangan komersil mengakui biaya penyusutan pada saat aset tersebut
menghasilkan. Dalam laporan keuangan fiskal, penyusutan dapat
dimulai sebelum menghasilkan.
5. Metode Penyusutan dan amortisasi : dalam laporan keuangan
komersial membolehkan memilih metode penyusutan seperti straight
line method, sum of the years digits method, declining balance
method, double declining balance method, metode jam jasa, jumlah
unit produksi dll. Sedangkan pada laporan keuangan fiskal untuk asset
non bangunan, pemilihan metode penyusutan terbatas pada metode
garis lurus (straigth line method) dan Metode saldo menurun
(declining balance method). Sedangkan untuk asset bangunan hanya
metode garis lurus saja (straigth linemethod).
6. Metode Penghapusan Piutang : Dalam laporan keuangan komersial,
penghapusan piutang ditentukan berdasarkan metode cadangan.
10
Sedangkan pada laporan keuangan fiskal, penghapusan piutang
dilakukan pada saat piutang nyata-nyata tidak dapat ditagih.
11
m. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usahanya atau pekerjaan.
n. Tambahan kegiatan netto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak
12
j. Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksadana selama 5 tahun
pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha.
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali jumlahnya tidak lebih
dari 350 juta rupiah yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah,
termasuk:
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
“Self Assessment System adalah pemungutan pajak yang memberi
wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
DR. Gunadi, M.Sc., Akt.1997. Akuntansi Pajak Sesuai dengan Undang- Undang
Pajak . Baru. Jakarta : Grasindo 1997
file:///D:/DASAR%20AKUNTANSI%20PERPAJAKAN/Akuntansi%20Perpajak
an%20%20Sebuah%20Pengantar.htm