Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKUNTANSI PERPAJAKAN
“ Perpajakan dan Akuntansi Pajak”

Oleh

Shinta Chyntiani (0002.04.33.2022)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik
dan hidah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah tentang
“Perpajakan dan Akuntansi Pajak”. Adapun makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan pembuatan makalah
berikutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Polewali Mandar, 21 Maret 2023

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perpajakan dan akuntansi pajak..........................................2
B. Kewajiban dan pencatatan dalam perpajakan.....................2
C. Prinsip-prinsip akuntansi pajak ............................................3
D. Hubungan akuntansi komersial dengan akuntansi pajak ....7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................... 16
B. Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 17

iii
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia mulai memberlakukan pajak dengan self assessment
system atau kepercayaan untuk melakukan penghitungan pajak terutang,
melunasi kekurangan pajak, menghitung pajak yang telah dibayarkan, dan
melaporkan sendiri ke Dirjen Pajak.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perpajakan dan akuntansi pajak ?
2. Jelaskan kewajiban dan pencatatan dalam perpajakan !
3. Jelaskan prinsip-prinsip akuntansi pajak !
4. Jelaskan hubungan akuntansi komersial dengan akuntansi pajak !

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang definisi perpajakan dan akuntansi pajak.
2. Untuk mengetahui kewajiban dan pencatatan dalam perpajakan.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip akuntansi pajak.
4. Untuk mengetahui hubungan akuntansi komersial dengan akuntansi pajak.

4
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perpajakan dan Akuntansi Pajak


Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan jika pajak merupakan
kontribusi yang harus dilaksanakan wajib pajak. Namun, siapakah wajib
pajak itu? Pasal 1 angka 2 UU KUP menjelaskan bahwa wajib pajak
adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Akuntansi perpajakan menurut Wikipedia adalah akuntansi yang
diterapkan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pajak yang harus
dibayarkan oleh wajib pajak. Dalam dunia perpajakan, sebenarnya tidak ada
yang namanya akuntansi, yang ada hanyalah pencatatan dan pembukuan
saja. Namun, dalam sistem era perpajakan modern dengan sistem self
assessment saat ini, akuntansi sangat dibutuhkan.

B. Kewajiban dan pencatatan dalam perpajakan


Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan membutuhkan sistem pencatatan
yang mencatat dan merekam semua aktivitas perusahaan secara rapi dan
teratur. Secara umum, sistem pencatatan aktivitas suatu usaha dinamakan
akuntansi, yaitu suatu sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi

5
6

perusahaan. Dengan demikian, pemimpin perusahaan dan pihak-pihak yang


berkepentingan dapat mengambil berbagai alternatif kebijakan untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Biasanya, suatu sistem akuntansi diawali dengan pencatatan dokumen-
dokumen suatu transaksi. Dokumen-dokumen tersebut dicatat ke dalam
jurnal harian hingga akhirnya menghasilkan neraca dan laporan rugi laba.
Berdasarkan neraca dan laporan rugi laba itu, pemimpin perusahaan dapat
menganalisis dan mengetahui sejauh mana kemajuan perusahaan yang
dipimpinnya.
Di Indonesia, pajak tidak dapat terlepas dari aktivitas bisnis. Dengan kata
lain, pajak dan bisnis saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti halnya
dunia bisnis, dunia pajak juga mengharuskan beberapa wajib pajak untuk
melakukan sistem pencatatan suatu aktivitas bisnis. Dalam pajak, sistem
pencatatan tersebut lebih dikenal dengan nama pembukuan. Pembukuan
yang disusun secara rapi dan teratur dapat menghasilkan informasi mengenai
pajak yang terutang atas jumlah seluruh objek pajak yang diterima, diperoleh,
diserahkan dan dilakukan selama masa pajak (bulanan/tahunan) tertentu.
Dengan demikian, pembukuan atau akuntansi dapat memudahkan wajib
pajak untuk melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya, antara lain
mempermudah wajib pajak dalam mengisi Surat Pemberitahuan Masa dan
Tahunan, mempermudah perhitungan besarnya Penghasilan Kena Pajak
(Dasar Pengenaan Pajak untuk PPN) dan menyajikan informasi tentang
posisi finansial dan hasil usaha untuk dianalisa oleh pengambil kebijakan
perusahaan.
Ketentuan pembukuan sebagaimana diatur dalam UU KUP dinyatakan
bahwa pada prinsipnya semua wajib pajak wajib menyelenggarakan
pembukuan, kecuali wajib pajak tertentu yang menurut undang-undang
perpajakan diperkenankan untuk tidak menyelenggarakan pembukuan, tetapi
harus menyelenggarakan pencatatan.
Pasal 28 ayat 1 UU KUP mewajibkan kepada wajib pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan

6
7

di Indonesia, wajib menyelenggarakan pembukuan. Jadi pada prinsipnya


semua wajib pajak wajib pembukuan.
Disadari bagi wajib pajak orang pribadi tertentu, penyelenggaraan
pembukuan menuntut tenaga dan biaya yang besar, sehingga dimaksudkan
agar tidak membebani masyarakat di luar kemampuannya maka ketentuan
pasal 28 ayat 2 UU KUP, mengatur kepada wajib pajak tertentu yang belum
mampu menyelenggarakan pembukuan, diberikan kelonggaran untuk tidak
menyelenggarakan pembukuan melainkan hanya menyelenggarakan
pencatatan.
Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan
pembukuan, tetapi wajib melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak orang
pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Hal yang menjadi tolak ukur mengenai kemampuan wajib pajak
didasarkan pada jumlah peredaran usahanya, karena peredaran usaha dapat
menggambarkan skala aktivitas usaha sehingga dianggap sebagai ukuran
yang paling dapat diterima untuk menentukan kemampuannya untuk
menyelenggarakan pembukuan.
Tujuan kewajiban menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan adalah
agar dapat digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang terutang,
jumlah pajak yang sudah dibayar sendiri atau melalui pemotongan dan atau
pemungutan pihak lain, penghasilan yang bukan objek pajak, penghasilan
yang merupakan objek pajak, tetapi telah dikenakan pajak bersifat final
maupun tidak final.
Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan
memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha
yang sebenarnya.

7
8

C. Prinsip-prinsip Akuntansi Pajak


Agar perusahaan tidak melakukan kesalahan dalam proses penghitungan
pajak, ada baiknya memahami prinsip-prinsip penting dalam akuntansi
perpajakan seperti yang dijelaskan berikut ini:
1. Kesatuan
Prinsip ini menyatakan bahwa sebuah perusahaan merupakan satu
kesatuan ekonomi yang tidak dapat disatukan dengan entitas ekonomi lain
yaitu pemilik perusahaan atau lembaga lain yang secara hukum tidak
memiliki hak.
2. Historis
Prinsip historis mengharuskan pencatatan keuangan secara real terhadap
pembiayaan sebuah barang atau aset. Misalnya, apabila perusahaan
membeli sebuah bangunan seharga Rp250.000.000 tetapi dalam proses
negosiasi akhirnya didapatkan harga Rp200.000.000 maka pencatatan yang
harus dibukukan adalah senilai Rp200.000.000 sesuai kesepakatan akhir
yang dibayarkan.
3. Pengungkapan Penuh
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, setiap pencatatan aktivitas keuangan
harus disajikan secara informatif dan detail. Bahkan kalau perlu, tambahkan
catatan kaki atau lampiran penting sebagai referensi.

Setelah memahami prinsip akuntansi perpajakan, diharapkan risiko


kesalahan dan ketidakakuratan pencatatan data pajak bisa diminimalkan,
bahkan dihilangkan.

D. Hubungan Akuntansi Komersial dengan Akuntansi Pajak


Akuntansi komersial bisa juga kita sebut sebagai akuntansi keuangan,
dimana laporan akuntansi tersebut dapat berguna bagi perusahaan dalam
menentukan keputusan yang akan diambil oleh perusahaan untuk ke
depannya. Informasi yang disediakan oleh suatu proses akuntansi diperlukan
oleh setiap satuan usaha untuk mengetahui posisi dan hasil usahanya. Jadi

8
9

tujuan akuntansi komersial antara lain untuk menyediakan laporan keuangan


kepada manajemen dan pihak-pihak eksternal yang memerlukamya.
Akuntansi pajak merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang
menekankan pada penyusunan surat pemberitahuan pajak (SPT) dan
pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan
perusahaan. Dengan kata lain akuntansi pajak dapat didefinisikan sebagai
berikut:
1. Akuntansi pajak secara khusus menyajikan laporan keuangan dan
informasi lain kepada administrasi pajak. Penyajian itu sebagai pemenuhan
kewajiban perpajakan (tax compliance). Walaupun secara teknis proses
penyajian laporan tidak diatur secara rinci dalam ketentuan perpajakan,
pengukuran dan penilaian atas suatu fakta sangat dipengaruhi oleh
ketentuan perpajakan.
2. Ketentuan perpajakan merupakan produk lembaga legislatif yang mengikat
semua anggota masyarakat (termasuk profesi akuntan). Dengan demikian,
apabila kurang sesuai antara ketentuan perpajakan dan praktek akuntansi
atau standar akuntansi yang berlaku umum, maka Undang-undang
Perpajakan mempunyai prioritas untuk dipatuhi di atas praktek dan
kelaziman akuntansi.
3. Secara umum, akuntansi komersial disusun dan disajikan berdasarkan
standar yang berlaku umum, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Namun, untuk kepentingan perpajakan, akuntansi komersial harus
disesuaikan dengan aturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Dengan
demikian, apabila terjadi perbedaan antara ketentuan akuntansi dengan
ketentuan pajak, maka untuk keperluan perhitungan, pembayaran dan
pelaporan pajak, Undang-Undang dan ketentuan perpajakan memiliki
prioritas untuk dipatuhi.

9
10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat sedangkan Akuntansi perpajakan
menurut Wikipedia  adalah akuntansi yang diterapkan dengan tujuan
untuk mengetahui besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh wajib
pajak.
Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan membutuhkan sistem
pencatatan yang mencatat dan merekam semua aktivitas perusahaan
secara rapi dan teratur. Secara umum, sistem pencatatan aktivitas suatu
usaha dinamakan akuntansi, yaitu suatu sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Adapun prinsip-prinsip akuntansi pajak yakni kesatuan, historis dan
pengungkapan penuh. Akuntansi komersial bisa juga kita sebut sebagai
akuntansi keuangan, dimana laporan akuntansi tersebut dapat berguna
bagi perusahaan dalam menentukan keputusan yang akan diambil oleh
perusahaan untuk ke depannya.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu saya
mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu
menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya saya berharap agar
dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan
khususnya dunia pendidikan.

10
11

DAFTAR PUSTAKA
https://www.pajakku.com/read/5dae9cb04c6a88754c088066/Pengetahuan-Umum-
Perpajakan
https://akuntansi.sari-mutiara.ac.id/2018/10/akuntansi-perpajakan/#:~:text=Akuntansi
%20perpajakan%20menurut%20Wikipedia%20adalah,hanyalah%20pencatatan%20dan
%20pembukuan%20saja.
https://repository.unikom.ac.id/61987/1/PERTEMUAN%202.pdf
https://www.online-pajak.com/tentang-pph21/akuntansi-perpajakan
https://www.krishandsoftware.com/blog/640/hubungan-akuntansi-pajak-dengan-
akuntansi-komersial/

11

Anda mungkin juga menyukai