PERPAJAKAN
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maryati
Rahayu, SE.,M.M selaku dosen mata kuliah Perpajakan yang telah memberikan tugas
makalah ini sehingga kami dapat memahami
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Julius Hutajulu
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………….... 4
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara perpajakan………………… 6
2.2 Kewajiban dan hak wajib pajak …………………………………………….. 8
2.5 Pembayaran, pemotongan dan pelaporan…………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk
membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor
pajak ini diupayakan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penerimaan pajak
yang mengalami kenaikan diharapkan dapat membayar pembelanjaan negara demi
tercapainya kemakmuran rakyat. Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan pengenaan terhadap
objek pajak. Pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan pajak dengan upaya
ekstensifikasi dan intensifikasi. Hal ini dilakukan agar tercapainya target
penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap tahunnya. Selain tingkat
kesadaran, pemerintah mengharapkan tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak. Wajib
Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diharapkan dapat
memenuhi kewajibannya sebagai penerima penghasilan. Indonesia menganut self
assessment system atau sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan
Wajib Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan, penyetoran, dan pelaporan
terhadap pajak terutang sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.
Penentuan besarnya pajak terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak melalui
Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan. Tingkat Penerimaan pajak adalah
ukuran seberapa besar pajak yang diterima oleh negara dari pembayaran pajak
yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak
sebagai sumber penerimaan negara, perlu dilakukan reformasi perpajakan yang
dilakukan dari masa ke masa dengan tetap berdasarkan keadilan sosial. Reformasi
perpajakan tersebut dilakukan untuk dapat memperluas dan menambah Wajib
Pajak. Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia pada umumnya masih
didominasi oleh Pajak Penghasilan badan. Hal tersebut dikarenakan sebagai
instansi formal terdaftar, badan lebih mudah teridentifikasi jati dirinya, terpantau
kehadirannya, terdeteksi 2 kegiatannya dan transparan obyek pajaknya sehingga
pemungutan pajak atas badan lebih optimal daripada orang pribadi.
1.2Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara perpajakan?
4
2. Apa Kewajiban dan hak wajib pajak ?
3. Bagaimana Pembayaran, pemotongan dan pelaporan?
1.3Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara
perpajakan
2. Untuk mengetahui kewajiban dan hak wajib pajak
3. Untuk mengetahui Pembayaran, pemotongan dan pelaporan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
digunakan dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan
melaporkan pajak yang terutang.
Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila WP
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwin
Bagian Tahun Pajak bagian dari jangka waktu satu tahun pajak
Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa
pajak.
Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak
Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak
yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas Negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk
Menteri Keuangan.
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi surat
ketetapan kurang bayar, surat ketetapan kurang bayar tambahan, surat
ketetapan nihil, dan surat ketetapan lebih bayar.
Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung
jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban WP menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak sesuai dengan UU No. 19/2000
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca untuk periode tahun pajak
tersebut.
7
2.2 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak
1. Kewajiban Wajib Pajak
Ada kewajiban yang harus dipatuhi oleh wajib pajak, di antaranya:
Kewajiban Mendaftarkan Diri
Wajib pajak harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) di kantor pajak pratama (KPP) atau kantor
pelayanan, penyuluhan dan konsultasi perpajakan (KP2KP). Saat ini,
pendaftarakan NPWP juga dapat dilakukan melalui online. Anda dapat
membaca tata cara pendaftaran NPWP online di artikel “Daftar NPWP
Online, Ini 3 Syarat & Langkah Mudahnya“.
Wajib pajak yang merupakan pengusaha, wajib dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP) oleh KPP atau KP2KP setelah memenuhi
persyaratan tertentu, di antaranya pengusaha orang pribad atau badan
melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak dengan
jumlah omzet melebihi Rp4.800.000.000 dalam setahun. Jika tidak
memenuhi syarat tersebut, tetap dapat melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP.
Setelah dikukuhkan sebagai PKP, maka wajib untuk memungut
pajak pertambahan nilai (PPN) dari setiap pembeli/pengguna jasanya
dengan menerbitkan faktur pajak. PPN tersebut kemudian dilaporkan
dalam SPT Masa. Jika ada yang harus disetorkan, wajib pajak perlu
menyetorkan PPN itu ke KPP tempat mendaftar, atau bisa secara online
melalui aplikasi OnlinePajak.
8
terhadap wajib pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak.
Kewajiban yang diperiksa di antaranya:
1) Memenuhi panggilan untuk menghadiri Pemeriksaan sesuai waktu
yang ditentukan, khususnya jenis Pemeriksaan Kantor.
2) Menunjukkan atau meminjamkan seluruh data yang menjadi dasar
serta berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan
usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak.
Untuk jenis Pemeriksaan Lapangan, wajib pajak harus memberikan
akses untuk melihat dan menyimpan data.
3) Memberikan izin untuk memasuki tempat atau ruang yang dianggap
perlu serta memberi bantuan untuk memperlancar proses
pemeriksaan.
4) Menyampaikan tanggapan secara tertulis atau surat pemberitahuan
hasil pemeriksaan.
5) Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan
Publik, khususnya untuk jenis Pemeriksaan Kantor.
6) Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan yang
diperlukan.
Kewajiban ini tidak hanya dipatuhi oleh wajib pajak, tetapi juga oleh
setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain. Jika sengaja
tidak memenuhi kewajiban ini, wajib pajak akan terkena pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000.
9
2. Hak Wajib Pajak
Hak wajib pajak disebutkan secara jelas dalam undang-undang, dan akan
dibahas secara singkat dan tuntas pada poin ini.
Hak atas Kelebihan Pembayaran Pajak
Ketika besaran pajak terutang yang dibayar atau dipotong atau
dipungut ternyata lebih kecil daripada jumlah kredit pajak, wajib pajak
berhak menerima kembali kelebihan tersebut. Dengan kalimat sederhana,
Anda berhak menerima kembali kelebihan bayar ketika membayar pajak
lebih banyak daripada jumlah yang sebenarnya.
Anda dapat melakukan permohonan pengembalian kelebihan bayar
pajak dengan mengirimkan surat permohonan pada Kepala KPP (Kantor
Pajak Pratama) atau melalui SPT (Surat Pemberitahuan). Setelah
menerima surat permohonan, Ditjen Pajak akan mengembalikan
kelebihan bayar pajak dalam waktu 12 (dua belas) bulan terhitung sejak
surat permohonan diterima secara lengkap.
Jika wajib pajak termasuk dalam kriteria wajib pajak patuh,
pengembalian ini dapat dilakukan paling lambat 3 bulan untuk PPh dan 1
bulan untuk PPN sejak permohonan diterima.
Kalau Ditjen Pajak terlambat mengembalikan kelebihan bayar pajak,
wajib pajak berhak menerima bunga sebesar 2% per bulan dengan
maksimum 24 bulan.
10
Sedangkan pemeriksaan lapangan dilakukan dalam jangka waktu paling
lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi 8 (delapan) bulan,
terhitung sejak tanggal surat perintah pemeriksaan sampai dengan
tanggal laporan hasil pemeriksaan.
Pembayaran Pajak
11
yang dimaksud adalah pemberi penghasilan, pemberi kerja, dan pihak lain
yang ditunjukan atau ditetapkan oleh pemerintah.
3. Melalui pembayaran pajak di luar negeri (PPh Pasal 24).
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk
pemerintah (misalnya bendaharawan pemerintah).
5. Pembayaran pajak-pajak lainnya.
a. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu pelunasan
berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). Untuk
daerah Jakarta, pembayaran PBB sudah dapat dilakukan dengan
menggunakan ATM di bank-bank tertentu.
b. Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), yaitu pelunasan pajak atas perolehan hak atas tanah dan
bangunan.
c. Pembayaran Bea Materai, yaitu pelunasan pajak atas dokumen
yang dapat dilakukan dengan cara menggunakan benda materai
berupa materai tempel atau kertas bermaterai atau dengan cara lain
seperti menggunakan mesin teraan.
Pelaksanaan pembayaran pajak dapat dilakukan Kantor
Penerima Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP) yang dapat diambil di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau KP4
terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara
elektronik (e-payment).
Pemotongan/Pemungutan
Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, atau pembayaran bulanan
yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan / pemungutan yang dilakukan
oleh pihak ketiga. Adapun jenis pemotongan / pemungutan adalah PPh Pasal 21,
PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, dan PPN dan PPnBM.
12
3. PPh Pasal 23 adalah pemotongan pajak dilakukan oleh pihak ke-3
sehubungan dengan penghasilan tertentu : dividen, bunga, royalty, sewa
dan jasa yang diterima oleh WP badan dalam negeri, dan BUT.
7. Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas nilai
tambah suatu barang dan jasa.
Apabila pihak-pihak yang diberi kewajiban oleh Ditjen Pajak untuk melakukan
pemotongan/pemungutan tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
maka dapat dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% dan kenaikan 100%.
Pelaporan
13
Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan sarana bagi Wajib Pajak untuk
melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan. SPT harus diisi
dengan benar, lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan
huruf latin dan angka arab, satuan mata uang rupiah dan menandatangani serta
menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak.
Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun
Pajak atau Bagian Tahun Pajak,
2. penghasilan yang merupakan Objek Pajak/bukan Objek Pajak;
3. harta dan kewajiban,
4. pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau
badan lain dalam 1 (satu) Masa pajak sesuai dengan ketentuan paraturan
perundang-undangan perpajakan berlaku.
Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya
terutang dan untuk malaporkan tentang;
1. SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas
pembayaran pajak bulanan, SPT Masa terdiri atas;
a. SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26
14
b. SPT Masa PPh Pasal 22
c. SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26
d. SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2)
e. SPT Masa PPh Pasal 15
f. SPT Masa PPN dan PPnBM
g. SPT Masa PPN dan PPnBM bagi Pemungutan
2. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk
pelaporan tahunan, SPT tahunan terdiri atas;
a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771-Rupiah)
b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan yang diizinkan
menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata
uang dolar Amerika Serikat (1771-US)
c. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang
menyelenggarakan pembukuan atau norma penghitungan
penghasilan neto; dari satu atau lebih pemberi kerja; yang
dikenakan PPh final/bersifat final; dan dari penghasilan lain
(1770)
d. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja; dalam negeri
lainnya; dan yang dikenakan PPh final atau bersifat final (1770
S)
e. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan dari satu pemberi kerja dan tidak mempunyai
penghasilan lainnya kecuali bunga bank dan bunga koperasi
(1770 SS).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan pajak merupakan kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh otang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pajak
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatannegara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Uang yang dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi
di dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi. Beberapa
fungsi tersebut antara lain untuk pembiataan perang, penegakan hukum, keamanan
atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi, dan operasional negara itu
sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk membayar utang negara dan bunga atas utang
tersebut. Pemerintah juga menggunakan dana pajak untuk membiayai jaminan
kesejahteraan dan pelayanan publik. Pelayanan ini
termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi yang belum mendapat pekerjaan,
dan transportasi umum. Penyediaan listrik, air, dan penanganan sampah juga
menggunakan dana pajak dalam porsi tertentu. Pajak juga memiliki humum yang
mengaturnya. Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang
yang memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang itu
sendiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://nyomandarmayasa.com/files/BAB%202.pdf
https://www.online-pajak.com/hak-dan-kewajiban-wajib-pajak
http://makalahnpwpdannppkp.blogspot.com/
Resmi, siti. 2014. Perpajakan, Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
http://makalahkite.blogspot.com/2013/12/penagihan-pajak.html
https://www.academia.edu/RegisterToDownload#BulkDownload