Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERPAJAKAN

DOSEN PENGAMPU

DISUSUN OLEH :

JULIUS HUTA JULU


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maryati
Rahayu, SE.,M.M selaku dosen mata kuliah Perpajakan yang telah memberikan tugas
makalah ini sehingga kami dapat memahami
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tebing Tinggi , Juni 2023

Julius Hutajulu

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...


ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...
iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang ……………………………………………………………. 4
1.2   Rumusan Masalah ……………………………………………………….... 4
1.3   Tujuan Penulisan ………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara perpajakan………………… 6
2.2 Kewajiban dan hak wajib pajak …………………………………………….. 8
2.5 Pembayaran, pemotongan dan pelaporan…………………………………. 11

BAB III PENUTUP


3.1    Kesimpulan ………………………………………………………………. 16

DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk
membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor
pajak ini diupayakan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penerimaan pajak
yang mengalami kenaikan diharapkan dapat membayar pembelanjaan negara demi
tercapainya kemakmuran rakyat. Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan pengenaan terhadap
objek pajak. Pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan pajak dengan upaya
ekstensifikasi dan intensifikasi. Hal ini dilakukan agar tercapainya target
penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap tahunnya. Selain tingkat
kesadaran, pemerintah mengharapkan tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak. Wajib
Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diharapkan dapat
memenuhi kewajibannya sebagai penerima penghasilan. Indonesia menganut self
assessment system atau sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan
Wajib Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan, penyetoran, dan pelaporan
terhadap pajak terutang sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.
Penentuan besarnya pajak terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak melalui
Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan. Tingkat Penerimaan pajak adalah
ukuran seberapa besar pajak yang diterima oleh negara dari pembayaran pajak
yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak
sebagai sumber penerimaan negara, perlu dilakukan reformasi perpajakan yang
dilakukan dari masa ke masa dengan tetap berdasarkan keadilan sosial. Reformasi
perpajakan tersebut dilakukan untuk dapat memperluas dan menambah Wajib
Pajak. Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia pada umumnya masih
didominasi oleh Pajak Penghasilan badan. Hal tersebut dikarenakan sebagai
instansi formal terdaftar, badan lebih mudah teridentifikasi jati dirinya, terpantau
kehadirannya, terdeteksi 2 kegiatannya dan transparan obyek pajaknya sehingga
pemungutan pajak atas badan lebih optimal daripada orang pribadi.

1.2Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara perpajakan?

4
2. Apa Kewajiban dan hak wajib pajak ?
3. Bagaimana Pembayaran, pemotongan dan pelaporan?

1.3Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara
perpajakan
2. Untuk mengetahui kewajiban dan hak wajib pajak
3. Untuk mengetahui Pembayaran, pemotongan dan pelaporan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dalam Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan


 Pajak menurut UU No. 28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada
Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar besarnya
kemakmuran rakyat
 Wajib Pajak (WP) yaitu orang pribadi atau badan meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
 Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun tidak meliputi; PT, CV, BUMN,
BUMD, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan,
Perkumpulan, Yayasan, Organisasi massa, Organisasi sosial politik,
Lembaga, dan bentuk usaha lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan
bentuk usaha tetap.
 Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,memanfaatkan
barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
 Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan barang kena pajakdan/atau jasa kena pajak yang dikenai pajak
sesuai undangundang pajak pertambahan nilai tahun 1983 dan
perubahannya. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang
diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak
dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan
kalender atau jangka waktu lain paling lama 3 bulan kalender yang

6
digunakan dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan
melaporkan pajak yang terutang.
 Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila WP
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwin
 Bagian Tahun Pajak bagian dari jangka waktu satu tahun pajak
 Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
 Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
 Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa
pajak.
 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak
 Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak
yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas Negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk
Menteri Keuangan.
 Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi surat
ketetapan kurang bayar, surat ketetapan kurang bayar tambahan, surat
ketetapan nihil, dan surat ketetapan lebih bayar.
 Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung
jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban WP menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
 Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak sesuai dengan UU No. 19/2000
 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca untuk periode tahun pajak
tersebut.

7
2.2 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak
1. Kewajiban Wajib Pajak
Ada kewajiban yang harus dipatuhi oleh wajib pajak, di antaranya:
 Kewajiban Mendaftarkan Diri
Wajib pajak harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) di kantor pajak pratama (KPP) atau kantor
pelayanan, penyuluhan dan konsultasi perpajakan (KP2KP). Saat ini,
pendaftarakan NPWP juga dapat dilakukan melalui online. Anda dapat
membaca tata cara pendaftaran NPWP online di artikel “Daftar NPWP
Online, Ini 3 Syarat & Langkah Mudahnya“.
Wajib pajak yang merupakan pengusaha, wajib dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP) oleh KPP atau KP2KP setelah memenuhi
persyaratan tertentu, di antaranya pengusaha orang pribad atau badan
melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak dengan
jumlah omzet melebihi Rp4.800.000.000 dalam setahun. Jika tidak
memenuhi syarat tersebut, tetap dapat melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP.
Setelah dikukuhkan sebagai PKP, maka wajib untuk memungut
pajak pertambahan nilai (PPN) dari setiap pembeli/pengguna jasanya
dengan menerbitkan faktur pajak. PPN tersebut kemudian dilaporkan
dalam SPT Masa. Jika ada yang harus disetorkan, wajib pajak perlu
menyetorkan PPN itu ke KPP tempat mendaftar, atau bisa secara online
melalui aplikasi OnlinePajak.

 Kewajiban Pembayaran, Pemotongan/Pemungutan, dan Pelaporan Pajak


Sesuai dengan sistem self assessment, wajib pajak harus melakukan
penghitungan, pembayaran dan pelaporan pajak terutangnnya sendiri.
Dalam melaksanakan kewajiban ini, dapat melakukannya secara mudah
dan cepat melalui aplikasi OnlinePajak.
Aplikasi OnlinePajak memudahkan Anda untuk hitung, setor, lapor
pajak. Semua pelaksanaan kewajiban pajak ini cukup dilakukan dalam
satu aplikasi, hanya dengan satu klik.

 Kewajiban dalam Hal Diperiksa


Ditjen Pajak dapat melakukan pemeriksaan pada wajib pajak untuk
menguji kepatuhannya dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menjalankan fungsi pengawasan

8
terhadap wajib pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak.
Kewajiban yang diperiksa di antaranya:
1) Memenuhi panggilan untuk menghadiri Pemeriksaan sesuai waktu
yang ditentukan, khususnya jenis Pemeriksaan Kantor.
2) Menunjukkan atau meminjamkan seluruh data yang menjadi dasar
serta berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan
usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak.
Untuk jenis Pemeriksaan Lapangan, wajib pajak harus memberikan
akses untuk melihat dan menyimpan data.
3) Memberikan izin untuk memasuki tempat atau ruang yang dianggap
perlu serta memberi bantuan untuk memperlancar proses
pemeriksaan.
4) Menyampaikan tanggapan secara tertulis atau surat pemberitahuan
hasil pemeriksaan.
5) Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan
Publik, khususnya untuk jenis Pemeriksaan Kantor.
6) Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan yang
diperlukan.

 Kewajiban Memberi Data


Data di sini adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang
dapat menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran usaha, penghasilan
dan/atau kekayaan yang bersangkutan, termasuk informasi mengenai
nasabah debitur, data transaksi keuangan dan lalu lintas devisa, kartu
kredit, serta laporan keuangan dan/atau laporan kegiatan usaha yang
disampaikan kepada instansi lain di luar Ditjen Pajak.

Kewajiban ini tidak hanya dipatuhi oleh wajib pajak, tetapi juga oleh
setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain. Jika sengaja
tidak memenuhi kewajiban ini, wajib pajak akan terkena pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000.

9
2. Hak Wajib Pajak
Hak wajib pajak disebutkan secara jelas dalam undang-undang, dan akan
dibahas secara singkat dan tuntas pada poin ini.
 Hak atas Kelebihan Pembayaran Pajak
Ketika besaran pajak terutang yang dibayar atau dipotong atau
dipungut ternyata lebih kecil daripada jumlah kredit pajak, wajib pajak
berhak menerima kembali kelebihan tersebut. Dengan kalimat sederhana,
Anda berhak menerima kembali kelebihan bayar ketika membayar pajak
lebih banyak daripada jumlah yang sebenarnya.
Anda dapat melakukan permohonan pengembalian kelebihan bayar
pajak dengan mengirimkan surat permohonan pada Kepala KPP (Kantor
Pajak Pratama) atau melalui SPT (Surat Pemberitahuan). Setelah
menerima surat permohonan, Ditjen Pajak akan mengembalikan
kelebihan bayar pajak dalam waktu 12 (dua belas) bulan terhitung sejak
surat permohonan diterima secara lengkap.
Jika wajib pajak termasuk dalam kriteria wajib pajak patuh,
pengembalian ini dapat dilakukan paling lambat 3 bulan untuk PPh dan 1
bulan untuk PPN sejak permohonan diterima.
Kalau Ditjen Pajak terlambat mengembalikan kelebihan bayar pajak,
wajib pajak berhak menerima bunga sebesar 2% per bulan dengan
maksimum 24 bulan.

 Hak dalam Hal Wajib Pajak Dilakukan Pemeriksaan


Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak pada wajib pajak,
wajib pajak berhak untuk:
1) Meminta Surat Perintah Pemeriksaan.
2) Melihat Tanda Pengenal Pemeriksa .
3) Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan.
4) Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT.
5) Hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu
yang ditentukan.
Berdasarkan ruang lingkupnya, jenis pemeriksaan terbagi menjadi dua
jenis, yaitu pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan
kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan
paling lama 6 (enam) bulan, terhitung dari tanggal wajib pajak memenuhi
surat panggilan untuk melakukan pemeriksaan kantor sampai dengan
tanggal laporan hasil pemeriksaan.

10
Sedangkan pemeriksaan lapangan dilakukan dalam jangka waktu paling
lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi 8 (delapan) bulan,
terhitung sejak tanggal surat perintah pemeriksaan sampai dengan
tanggal laporan hasil pemeriksaan.

 Hak untuk Mengajukan Keberatan, Banding dan Peninjauan Kembali


Setelah dilakukan pemeriksaan, umumnya akan terbit suatu surat
ketetapan pajak yang menunjukkan kalau wajib pajak kurang bayar, lebih
bayar, atau nihil perpajakannya. Jika wajib pajak tidak sependapat
dengan surat tersebut, dapat mengajukan keberatan. Lalu bila belum puas
dengan keputusan keberatan, selanjutnya wajib pajak dapat mengajukan
banding. Langkah terakhir dalam sengketa pajak, wajib pajak dapat
mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

2.3 Pembayaran, pemotongan dan pelaporan


Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
sistem self assessment wajib melakukan sendiri perhitungan, pembayaran, dan
pelaporan pajak terutang.

Pembayaran Pajak

Pembayaran pajak dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.

1. Membayar sendiri pajak yang terutang


a. Pembayaran angsuran setiap bulan (PPh Pasal 25) yaitu pembayaran
pajak penghasilan secara angsuran. Hal ini dimaksudkan untuk
meringankan wajib pajak dalam melunasi pajak yang terhutang dalam
satu tahun pajak. Wajib pajak diwajibkan unuk mengangsur pajak yang
akan terhutang pada akhir tahun dengan membayar sendiri angsuran
pajak setiap bulan.
b. Pembayaran PPh Pasal 29 setelah akhir tahun, yaitu pelunasan pajak
penghasilan yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak pada akhir tahun
pajak apabila pajak terhutang untuk suatu tahun pajak lebih besar dari
jumlah total pajak yang dibayar sendiri dalam pajak yang dipotong
atau dipungut pihak lain sebagai kredit pajak.
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain (PPh pasal 4 (2),
PPh pasal 15, PPh pasal 21, 22, dan 23, serta PPh pasal 26). Pihak lain

11
yang dimaksud adalah pemberi penghasilan, pemberi kerja, dan pihak lain
yang ditunjukan atau ditetapkan oleh pemerintah.
3. Melalui pembayaran pajak di luar negeri (PPh Pasal 24).
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk
pemerintah (misalnya bendaharawan pemerintah).
5. Pembayaran pajak-pajak lainnya.
a. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu pelunasan
berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). Untuk
daerah Jakarta, pembayaran PBB sudah dapat dilakukan dengan
menggunakan ATM di bank-bank tertentu.
b. Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), yaitu pelunasan pajak atas perolehan hak atas tanah dan
bangunan.
c. Pembayaran Bea Materai, yaitu pelunasan pajak atas dokumen
yang dapat dilakukan dengan cara menggunakan benda materai
berupa materai tempel atau kertas bermaterai atau dengan cara lain
seperti menggunakan mesin teraan.
Pelaksanaan pembayaran pajak dapat dilakukan Kantor
Penerima Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP) yang dapat diambil di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau KP4
terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara
elektronik (e-payment).
Pemotongan/Pemungutan
Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, atau pembayaran bulanan
yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan / pemungutan yang dilakukan
oleh pihak ketiga. Adapun jenis pemotongan / pemungutan adalah PPh Pasal 21,
PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, dan PPN dan PPnBM.

1. PPh Pasal 21 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke 3


sehubungan dengan penghasilan yang diterima oleh WP orang pribadi
dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
(seperti gaji yang dietrima oleh pegawai dipoton oleh persahaan dimana
dia bekerja).
2. PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang, impor barang
dan kegiatan usaha di bidang-bidang tertentu (seperti penyerahan barang
oleh rekanan kepada bendaharawan pemerintah).

12
3. PPh Pasal 23 adalah pemotongan pajak dilakukan oleh pihak ke-3
sehubungan dengan penghasilan tertentu : dividen, bunga, royalty, sewa
dan jasa yang diterima oleh WP badan dalam negeri, dan BUT.

4. PPh Pasal 26 adalah pemotongan yang dilakukan oleh pihak ke -3


sehubungan dengan penghasilan yang diterima oleh WP luar negeri.

5. PPh final (Pasal 4 ayat 2) merupakan pajak yang sifat pemungutannya


final. Yang dimaksud final disini adalah bahwa pajak yang dipotong,
dipungut oleh pihak ketiga atau dibayar sendiri tidak dapat dikreditkan
(bukan pembayaran dimuka) terhadap utang pajak pada akhir tahun dalam
penghitungan pajak penghasilan pada SPT Tahunan. Beberapa contoh
penghasilan yang dikenakan PPh final adalah bunga deposito, penjualan
tanah dan bangunan, persewaan tanah dan bangunan, hadiah dan bungan
obligasi dsb.

6. PPh Pasal 15 adalah pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh


wajib pajak tertentu yang menggunakan borma penghitungan khusus,
antara lain perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional,
perusahaan asuransi luar negeri, perusahaan pengeboran minyak, gas dan
panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yang melakukan
investasi dalam bentuk bangun guna serah.

7. Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas nilai
tambah suatu barang dan jasa.

8. Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) adalah pajak khusus


untuk barang-barang mewah.

Seperti halnya PPh pasal 25, pemotongan/pemungutan tersebut merupakan


angsuran pajak. Untuk PPh dikreditkan pada akhir tahun, sedangkan PPN
dikreditkan pada masa diberlakukannya pemungutan dengan mekanisme Pajak
Keluaran (PK) dan Pajak Masukkan (PM).

Apabila pihak-pihak yang diberi kewajiban oleh Ditjen Pajak untuk melakukan
pemotongan/pemungutan tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
maka dapat dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% dan kenaikan 100%.

Pelaporan

13
Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan sarana bagi Wajib Pajak untuk
melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan. SPT harus diisi
dengan benar, lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan
huruf latin dan angka arab, satuan mata uang rupiah dan menandatangani serta
menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak.

Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun
Pajak atau Bagian Tahun Pajak,
2. penghasilan yang merupakan Objek Pajak/bukan Objek Pajak;
3. harta dan kewajiban,
4. pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau
badan lain dalam 1 (satu) Masa pajak sesuai dengan ketentuan paraturan
perundang-undangan perpajakan berlaku.

Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya
terutang dan untuk malaporkan tentang;

1. pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran, dan


2. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
Pengusaha Kena Pajak dan/melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Bagi pemotong atau pemungutan pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah


sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

Surat pemberitahuan (SPT) dapat dibedakkan menjadi;

1. SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas
pembayaran pajak bulanan, SPT Masa terdiri atas;
a. SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26

14
b. SPT Masa PPh Pasal 22
c. SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26
d. SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2)
e. SPT Masa PPh Pasal 15
f. SPT Masa PPN dan PPnBM
g. SPT Masa PPN dan PPnBM bagi Pemungutan
2. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk
pelaporan tahunan, SPT tahunan terdiri atas;
a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771-Rupiah)
b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan yang diizinkan
menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata
uang dolar Amerika Serikat (1771-US)
c. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang
menyelenggarakan pembukuan atau norma penghitungan
penghasilan neto; dari satu atau lebih pemberi kerja; yang
dikenakan PPh final/bersifat final; dan dari penghasilan lain
(1770)
d. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja; dalam negeri
lainnya; dan yang dikenakan PPh final atau bersifat final (1770
S)
e. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai
penghasilan dari satu pemberi kerja dan tidak mempunyai
penghasilan lainnya kecuali bunga bank dan bunga koperasi
(1770 SS).

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan pajak merupakan kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh otang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pajak
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatannegara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Uang yang dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi
di dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi. Beberapa
fungsi tersebut antara lain untuk pembiataan perang, penegakan hukum, keamanan
atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik , subsidi, dan operasional negara itu
sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk membayar utang negara dan bunga atas utang
tersebut. Pemerintah juga menggunakan dana pajak untuk membiayai jaminan
kesejahteraan dan pelayanan publik. Pelayanan ini
termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi yang belum mendapat pekerjaan,
dan transportasi umum. Penyediaan listrik, air, dan penanganan sampah juga
menggunakan dana pajak dalam porsi tertentu. Pajak juga memiliki humum yang
mengaturnya. Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang
yang memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang itu
sendiri. 

16
DAFTAR PUSTAKA

https://nyomandarmayasa.com/files/BAB%202.pdf
https://www.online-pajak.com/hak-dan-kewajiban-wajib-pajak
http://makalahnpwpdannppkp.blogspot.com/
Resmi, siti. 2014. Perpajakan, Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
http://makalahkite.blogspot.com/2013/12/penagihan-pajak.html

https://www.academia.edu/RegisterToDownload#BulkDownload

Anda mungkin juga menyukai