Anda di halaman 1dari 16

PERPAJAKAN

DISUSUN OLEH:

Sriwi Bunga Cinang

D 101 19 798

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TADULAKO PALU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk

membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor

pajak ini diupayakan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penerimaan pajak

yang mengalami kenaikan diharapkan dapat membayar pembelanjaan negara demi

tercapainya kemakmuran rakyat. Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang

dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan pengenaan terhadap

objek pajak.

Pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan pajak dengan upaya

ekstensifikasi dan intensifikasi. Hal ini dilakukan agar tercapainya target

penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap tahunnya. Selain tingkat

kesadaran, pemerintah mengharapkan tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak.

Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

diharapkan dapat memenuhi kewajibannya sebagai penerima penghasilan.

Indonesia menganut self assessment system atau sistem pemungutan pajak yang

memberi kewenangan Wajib Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan,

penyetoran, dan pelaporan terhadap pajak terutang sesuai ketentuan peraturan

perpajakan yang berlaku.

Penentuan besarnya pajak terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak

melalui Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan. Tingkat Penerimaan pajak

adalah ukuran seberapa besar pajak yang diterima oleh negara dari pembayaran

1
pajak yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Untuk mengoptimalkan penerimaan

pajak sebagai sumber penerimaan negara, perlu dilakukan reformasi perpajakan

yang dilakukan dari masa ke masa dengan tetap berdasarkan keadilan sosial.

Reformasi perpajakan tersebut dilakukan untuk dapat memperluas dan

menambah Wajib Pajak. Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia pada

umumnya masih didominasi oleh Pajak Penghasilan badan. Hal tersebut

dikarenakan sebagai instansi formal terdaftar, badan lebih mudah teridentifikasi

jati dirinya, terpantau kehadirannya, terdeteksi 2 kegiatannya dan transparan

obyek pajaknya sehingga pemungutan pajak atas badan lebih optimal daripada

orang pribadi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara perpajakan?

2. Apa Kewajiban dan hak wajib pajak ?

3. Apa yang dimaksud NPWP?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara perpajakan

2. Untuk mengetahui kewajiban dan hak wajib pajak

3. Untuk mengetahui NPWP

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dalam Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan

 Pajak menurut UU No. 28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada Negara

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar besarnya

kemakmuran rakyat

 Wajib Pajak (WP) yaitu orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

 Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan

baik yang melakukan usaha maupun tidak meliputi; PT, CV, BUMN, BUMD,

Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,

Organisasi massa, Organisasi sosial politik, Lembaga, dan bentuk usaha

lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

 Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam

kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,

mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,memanfaatkan barang

tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau

memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

3
 Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan

barang kena pajakdan/atau jasa kena pajak yang dikenai pajak sesuai

undangundang pajak pertambahan nilai tahun 1983 dan perubahannya. Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak

sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda

pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakannya.

 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada

wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan

sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak

dan kewajiban perpajakannya

 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan

kalender atau jangka waktu lain paling lama 3 bulan kalender yang digunakan

dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak

yang terutang.

 Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila WP

menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwin

 Bagian Tahun Pajak bagian dari jangka waktu satu tahun pajak

 Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam

masa pajak, dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

 Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan

untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak

4
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

 Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa

pajak.

 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu

tahun pajak atau bagian tahun pajak

 Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak

yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan

dengan cara lain ke kas Negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk

Menteri Keuangan.

 Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi surat

ketetapan kurang bayar, surat ketetapan kurang bayar tambahan, surat

ketetapan nihil, dan surat ketetapan lebih bayar.

 Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab

atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi

kewajiban WP menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

 Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya

penagihan pajak sesuai dengan UU No. 19/2000

 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur

untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,

kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan

penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan

berupa laporan laba rugi dan neraca untuk periode tahun pajak tersebut.

5
B. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

1. Kewajiban Wajib Pajak

Ada kewajiban yang harus dipatuhi oleh wajib pajak, di antaranya:

 Kewajiban Mendaftarkan Diri

Wajib pajak harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) di kantor pajak pratama (KPP) atau kantor pelayanan,

penyuluhan dan konsultasi perpajakan (KP2KP). Saat ini, pendaftarakan NPWP

juga dapat dilakukan melalui online. Anda dapat membaca tata cara pendaftaran

NPWP online di artikel “Daftar NPWP Online, Ini 3 Syarat & Langkah

Mudahnya“.

Wajib pajak yang merupakan pengusaha, wajib dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak (PKP) oleh KPP atau KP2KP setelah memenuhi

persyaratan tertentu, di antaranya pengusaha orang pribad atau badan melakukan

penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak dengan jumlah omzet melebihi

Rp4.800.000.000 dalam setahun. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, tetap dapat

melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.

Setelah dikukuhkan sebagai PKP, maka wajib untuk memungut pajak

pertambahan nilai (PPN) dari setiap pembeli/pengguna jasanya dengan

menerbitkan faktur pajak. PPN tersebut kemudian dilaporkan dalam SPT Masa.

Jika ada yang harus disetorkan, wajib pajak perlu menyetorkan PPN itu ke KPP

tempat mendaftar, atau bisa secara online melalui aplikasi OnlinePajak.

 Kewajiban Pembayaran, Pemotongan/Pemungutan, dan Pelaporan Pajak

6
Sesuai dengan sistem self assessment, wajib pajak harus melakukan

penghitungan, pembayaran dan pelaporan pajak terutangnnya sendiri. Dalam

melaksanakan kewajiban ini, dapat melakukannya secara mudah dan cepat

melalui aplikasi OnlinePajak.

Aplikasi OnlinePajak memudahkan Anda untuk hitung, setor, lapor pajak.

Semua pelaksanaan kewajiban pajak ini cukup dilakukan dalam satu aplikasi,

hanya dengan satu klik.

 Kewajiban dalam Hal Diperiksa

Ditjen Pajak dapat melakukan pemeriksaan pada wajib pajak untuk

menguji kepatuhannya dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Pemeriksaan ini

dilakukan untuk menjalankan fungsi pengawasan terhadap wajib pajak yang

bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Kewajiban yang diperiksa di antaranya:

1) Memenuhi panggilan untuk menghadiri Pemeriksaan sesuai waktu yang

ditentukan, khususnya jenis Pemeriksaan Kantor.

2) Menunjukkan atau meminjamkan seluruh data yang menjadi dasar serta

berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan

bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak. Untuk jenis Pemeriksaan

Lapangan, wajib pajak harus memberikan akses untuk melihat dan menyimpan

data.

3) Memberikan izin untuk memasuki tempat atau ruang yang dianggap perlu serta

memberi bantuan untuk memperlancar proses pemeriksaan.

7
4) Menyampaikan tanggapan secara tertulis atau surat pemberitahuan hasil

pemeriksaan.

5) Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik,

khususnya untuk jenis Pemeriksaan Kantor.

6) Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan yang diperlukan.

 Kewajiban Memberi Data

Data di sini adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang dapat

menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran usaha, penghasilan dan/atau

kekayaan yang bersangkutan, termasuk informasi mengenai nasabah debitur, data

transaksi keuangan dan lalu lintas devisa, kartu kredit, serta laporan keuangan

dan/atau laporan kegiatan usaha yang disampaikan kepada instansi lain di luar

Ditjen Pajak.

Kewajiban ini tidak hanya dipatuhi oleh wajib pajak, tetapi juga oleh

setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain. Jika sengaja tidak

memenuhi kewajiban ini, wajib pajak akan terkena pidana kurungan paling lama 1

(satu) tahun atau denda paling banyak Rp1.000.000.000.

2. Hak Wajib Pajak

Hak wajib pajak disebutkan secara jelas dalam undang-undang, dan akan

dibahas secara singkat dan tuntas pada poin ini.

 Hak atas Kelebihan Pembayaran Pajak

Ketika besaran pajak terutang yang dibayar atau dipotong atau dipungut

ternyata lebih kecil daripada jumlah kredit pajak, wajib pajak berhak menerima

kembali kelebihan tersebut. Dengan kalimat sederhana, Anda berhak menerima

8
kembali kelebihan bayar ketika membayar pajak lebih banyak daripada jumlah

yang sebenarnya.

Anda dapat melakukan permohonan pengembalian kelebihan bayar pajak

dengan mengirimkan surat permohonan pada Kepala KPP (Kantor Pajak Pratama)

atau melalui SPT (Surat Pemberitahuan). Setelah menerima surat permohonan,

Ditjen Pajak akan mengembalikan kelebihan bayar pajak dalam waktu 12 (dua

belas) bulan terhitung sejak surat permohonan diterima secara lengkap.

Jika wajib pajak termasuk dalam kriteria wajib pajak patuh, pengembalian

ini dapat dilakukan paling lambat 3 bulan untuk PPh dan 1 bulan untuk PPN sejak

permohonan diterima.

Kalau Ditjen Pajak terlambat mengembalikan kelebihan bayar pajak, wajib

pajak berhak menerima bunga sebesar 2% per bulan dengan maksimum 24 bulan.

 Hak dalam Hal Wajib Pajak Dilakukan Pemeriksaan

Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak pada wajib pajak,

wajib pajak berhak untuk:

1) Meminta Surat Perintah Pemeriksaan.

2) Melihat Tanda Pengenal Pemeriksa .

3) Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan.

4) Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT.

5) Hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang

ditentukan.

Berdasarkan ruang lingkupnya, jenis pemeriksaan terbagi menjadi dua

jenis, yaitu pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan kantor

9
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan paling lama 6

(enam) bulan, terhitung dari tanggal wajib pajak memenuhi surat panggilan untuk

melakukan pemeriksaan kantor sampai dengan tanggal laporan hasil pemeriksaan.

Sedangkan pemeriksaan lapangan dilakukan dalam jangka waktu paling

lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang menjadi 8 (delapan) bulan, terhitung

sejak tanggal surat perintah pemeriksaan sampai dengan tanggal laporan hasil

pemeriksaan.

 Hak untuk Mengajukan Keberatan, Banding dan Peninjauan Kembali

Setelah dilakukan pemeriksaan, umumnya akan terbit suatu surat ketetapan

pajak yang menunjukkan kalau wajib pajak kurang bayar, lebih bayar, atau nihil

perpajakannya. Jika wajib pajak tidak sependapat dengan surat tersebut, dapat

mengajukan keberatan. Lalu bila belum puas dengan keputusan keberatan,

selanjutnya wajib pajak dapat mengajukan banding. Langkah terakhir dalam

sengketa pajak, wajib pajak dapat mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah

Agung.

BAB III

10
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat kami simpulkan pajak merupakan kontribusi

wajib kepada negara yang terutang oleh otang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak

merupakan sumber pendapatannegara untuk membiayai

semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Uang yang dihasilkan

dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi di dalamnya sepanjang

sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi.

Beberapa fungsi tersebut antara lain untuk pembiataan perang,

penegakan hukum, keamanan atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik ,

subsidi, dan operasional negara itu sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk

membayar utang negara dan bunga atas utang tersebut. Pemerintah juga

menggunakan dana pajak untuk membiayai jaminan kesejahteraan dan pelayanan

publik. Pelayanan ini termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi yang

belum mendapat pekerjaan, dan transportasi umum.

Penyediaan listrik, air, dan penanganan sampah juga menggunakan dana

pajak dalam porsi tertentu. Pajak juga memiliki humum yang mengaturnya.

Hukum pajak merupakan hukum yang telah disusun dalam undang-undang yang

11
memiliki tujuan dan fungsi sebagaimana telah dirancang dalam undang-undang

itu sendiri. 

DAFTAR PUSTAKA

12
Resmi, siti. 2014. Perpajakan, Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Angkoso, Berly. 2010. Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan,

Pengetahuan Dasar Wajib Pajak Tentang Perpajakan, Dan Kesadaran

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jakarta: Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

Devano, Sony dan Rahayu. 2006. Perpajakan, Konsep, teori dan isu. Jakarta :

Kencana.

Efendy, Moh. Ardianto Refly. 2015. Pengaruh Biaya Kepatuhan, Sanksi

Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Jurnal Administrasi Bisnis Perpajakan (JAB) Vol. 5 No. 2 2015.

Fitri, Kurniawaty. 2014. Dampak Pengalihan Pengelolaan Pbb-P2 Terhadap

Penerimaan PBB Di Kelurahan Cinta Raja Kecamatan Sail Kota

Pekanbaru.Jurnal Ekonomi Volume 22, Nomor 1 Maret 2014.

Fitriandi, Primandita, dkk. 2011. Kompilasi Undang-Undang Perpajakan. Salemba

Empat.

Franklin, Bernama. 2008. Pengaruh Tingkat pemahaman, pengalaman,

penghasilan, administrasi perpajakan, kompensasi pajak, dan sanksi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB di Kecamatan

Padang Barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Padang.

Ghozali, I, 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Kelima,

Semarang: Universitas Diponegoro.

13
Hardiningsih, Pancawati, dkk. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Perbankan,

Nopember 2011, Hal: 126 - 142 Vol. 3, No. 1

Laily, Jannatul Poetry. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat

Kepatuhan Yayasan Pendidikan Swasta dalam Membayar Pajak

Penghasilan. Skripsi. Universitas Jember.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Muliari, N.K, dan Putu Ery Setiawan, 2011. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi

Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib

Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vol.6, No.1 Januari 2011.1-23.

Mutia, Sri Putri Tita. 2014. Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan,

Pelayanan Fiskus, Dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Pahala, Indra, dan Nuramalia. 2013.Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan

Persepsi Wajib Pajak Mengenai Beban Pajak Penghasilan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Badan.

Prosiding Simposium Nasional Pepajakan 4. Peraturan Daerah Kota Bukittinggi

Nomor 5 tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaandan

Perkotaan. 2012. Bukittinggi. Penerbit Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi.

Permatasari, Aprilia. 2012. Pengaruh Kesadaran WP Dan Sanksi Perpajakan Pada

Kepatuhan WP Dalam Membayar PBB. Bali:Universitas Udayana.

14
Poetry, Jannatul Laily, dkk. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Kepatuhan Yayasan Pendidikan Swasta Dalam Membayar Pajak

Penghasilan. Artikel Ilmiah.Universitas Jember.

Prabawa, Made Adi Mertha, dkk.Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sikap

Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP

Badung Utara. Bali: Udayana Denpasar.

Priyatno, Duwi. 2011. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS.

Yogyakarta: ANDI Qomaria, Siti. 2008. Analisis Pengaruh Pengetahuan Tentang

Pajak dan Tingkat Pendidikan Wajib Pajak Terhadap Kesadaran

Membayar Pajak. Skripsi strata-1. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah

15

Anda mungkin juga menyukai