Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KETUHANAN DAN TUHAN YANG MAHA ESA

Disusun Oleh:

Moh Riski Alfauzan_A31119042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................1

BAB II KAJIAN PUASTAKA................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Reproduksi..........................................................................................3

B. Organ Reproduksi Katak.......................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................6

BAB IV PENUTUP..................................................................................................8

A. Kesimpulan............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia secara fitrah, disadari maupun tidak selalu memiliki naluri

ketuhanan. Manusia menganggap keberadaan diri mereka juga keberadaan  alam

semesta yang sudah ada ketika mereka terlahir ke dunia adalah sebagai suatu

pertanda bahwa ada kekuatan Maha dahsyat, di luar nalar dan kemampuan

manusia,  yang sudah menciptakan dunia beserta isinya.

Dalam agama Islam, Fitrah bertuhan yang dibawa manusia sejak sebelum

lahir itu merupakan potensi dasar yang harus dipelihara dan dikembangkan agar

manusia tetap berada dalam keislamannya. Konsep Ketuhanan menurut Islam

perlu dipelajari lebih lanjut karena banyaknya konsep Ketuhanan yang ada di

dalam kehidupan manusia. Padahal dalam Islam, konsep ketuhanan yang benar

hanyalah yang berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah, bukan konsep ketuhanan

yang dibuat oleh manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana filsafat ketuhanan?

2. Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan?

3. Bagaimana konsep ketuhanan dalam islam?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulis membuat makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui filsafat ketuhanan

2. Untuk mengetahui sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan

3. Untuk mengetahui konsep ketuhanan dalam islam

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam masyarakat yang sudah maju, agama yang dianut bukan lagi

animisme, dinamisme, politeisme, atau henoteisme, tetapi agama monoteisme,

agama tauhid. Dasar ajaran agama monoteisme adalah Tuhan Satu, Tuhan Maha

Esa, dengan demikian Tuhan tidak lagi merupakan Tuhan Nasional akan tetapi

Tuhan Internasional, tuhan semua bangsa di dunia ini dan bahkan Tuhan alam

semesta. Disinilah Islam mengambil posisi sebagai agama tauhid yang hanya

mengakui adanya satu tuhan yaitu Allah SWT, yang merupakan inti dari ajaran

agama Islam yang terumuskan dalam kalimat tauhid “La ilaha illallah”. Dan

keyakinan atau keimanan yang merupakan pengembangan dari kalimat tauhid di

atas sering disebut dengan Aqidah.

Akidah Islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak Yang Maha Esa

yang disebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan wujud-Nya itu

disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman dan prima causa seluruh

keyakinan Islam. Secara sederhana, sistematikan akidah Islam, dapat dijelaskan

sebagai berikut. Kalau orang telah menerima tauhid sebagai prima causa yakni

asal yang pertama, asal dari segala-galanya dalam keyakinan Islam, maka rukun

iman yang lain hanyalah akibat logis (masuk akal) saja penerimaan tauhid

tersebut.

2
BAB III
PEMBAHASAN

A. Filsafat Ketuhanan (Teologi)

Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur’an

dipakai untuk menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan

manusia, misalnya dalam surat  al-Furqan ayat 43.

”Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya

sebagai Tuhannya ?”

Contoh ayat di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung

arti berbagai benda, baik abstrak. Perkataan ilah dalam al-Qur’an juga dipakai

dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan

banyak (jama’: aalihatun). Jadi dapat disimpulkan Bertuhan nol atau atheisme

tidak mungkin tidak ber-Tuhan.

Berdasarkan logika al-Qur’an Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang

dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga

manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya. Tercakup di dalamnya yang dipuja,

dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau

kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan

bahaya atau kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan defenisi Al-ilah yaitu: yang dipuja dengan

penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri dihadapannya, takut

dan mengharapkan-Nya, kepada-Nya tempat berpasrah ketika berada dalam

kesulitan, berdo’a, dan bertawakal kepada-Nya untuk kemashlahatan diri,

3
meminta perlindungan dari pada-Nya, dan menimbulkan ketenangan disaat

mengingat-Nya dan terpaut cinta kepada-Nya (M.Imaduddin, 1989 : 56).

B. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan

1. Pemikiran Barat

Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yg

menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama

kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tsb mula-mula dikemukakan oleh

Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock

dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tenteng Tuhan menurut teori

evolusionisme adalah :

a. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya

kekuatan yang berpengaruh dlm kehidupan. Mula-mula sesuatu yang

berpengaruh tersebut ditunjukkan pada benda.

b. Animisme

Disamping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga

mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap

benda baik mempunyai roh.

c. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan dinamisme lama-lama tidak memberikan

kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang

lebih dari yang lain kemudian disebut dewa.

d. Henoteisme

4
Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan.

Namun manusia masih mengakui Tuhan (ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu

Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan Henoteime (Tuhan tingkat Nasional).

e. Monoteisme

Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan, satu Tuhan untuk

seluruh bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari

filsafat Ketuhanan terbagi dalam 3 paham yaitu : deisme, panteisme dan teisme.

2. Pemikiran Islam

Pemikiran tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmu

tauhid atau ilmu ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi

Muhammad Saw. Aliran-aliran tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan

ada aliran diantara keduanya. Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah

pemikiran ilmu ketuhanan (teologi) dalam Islam. Aliran-aliran tersebut adalah:

a. Muktazilah, adalah kelompok rasionalis dikalangan orang Islam, yang

sangat menekankan penggunaan akal dalam memahami semua ajaran Islam.

Dalam menganalisis masalah ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu

logika guna mempertahankan keimanan.

b. Qodariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki

kebebasan berkehendak dan berbuat. Manusia berhak menentukan dirinya

kafir atau mukmin sehingga mereka harus bertanggung jawab pada dirinya.

Jadi, tidak ada investasi Tuhan dalam perbuatan manusia.

c. Jabariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak dan

perbuatan manusia sudah ditentukan Tuhan. Jadi, manusia dalam hal ini tak

5
ubahnya seperti wayang. Ikhtiar dan doa yang dilakukan manusia tidak ada

gunanya.

d. Asy’ariyah dan Maturidiyah, adalah kelompok yang mengambil jalan

tengah antara Qodariyah dan Jabariyah. Manusia wajib berusaha

semaksimal mungkin. Akan tetapi, Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

C. Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut Ketuhanan. Ketuhanan yang

Maha Esa menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Menurut pasal 29 ayat 1

undang-undang dasar 1945 negara berdasarkan atas tuhan yang maha esa.

S ebagai terjemahan kata-kata yang terhimpun dalam Allahu al wahidul

ahad ,yang berasal dari al-qur’an surat Al-Ikhlas

١﴿ ‫﴾قُلْ ه َُو هَّللا ُ َأ َح ٌد‬

Artinya “ Tuhan Yang Maha Esa ”, yang sebelum tahun 1945 perkataan itu tidak

ada dalam bahasa Indonesia (Muhammad Daud Ali;1997: 202).

Menurut akidah Islamiyah, konsepsi mengenai Ketuhanan Yang Maha

Esa disebut Tauhid, ilmunya adalah ilmu tauhid, ilmu kemahaesaan Tuhan

(Osman Raliby, 1980:8)

Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu

setiap yang menjadi penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi

oleh manusia. Orang yang mematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah

(tuhan) di dalam Al-Quran konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu  Allah, dan

selain Allah. Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi ilah (tuhan). Benda-benda

seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula berperan sebagai ilah.

6
Demikianlah seperti dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai

berikut:

ِ ‫اس َم ْن يَتَّ ِخ ُذ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َأ ْندَادًا ي ُِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ هَّللا‬


ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬

 Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan

terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.

Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut

konsep tauhid (monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari

ungkapan-ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-acara

ritual. Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam

dikemukakan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61 sebagai berikut;

َ‫س َو ْالقَ َم َر لَيَقُولُ َّن هَّللا ُ فََأنَّى يُْؤ فَ ُكون‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬
َ ‫ض َو َس َّخ َر ال َّش ْم‬ َ َ‫َولَِئ ْن َسَأ ْلتَهُ ْم َم ْن خَ ل‬
ِ ‫ق ال َّس َم َوا‬

Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan

bumi, dan menundukkan matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab

Allah.

Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum

tentu berarti orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru laik

dinyatakan bertuhan kepada Allah jika ia telah memenuhi segala yang dimaui

oleh Allah. Atas dasar itu inti konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam

adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan juga pengatur alam semesta.

Pernyataan lugas dan sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaimana

dinyatakan dalam surat Al-Ikhlas.

7
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau

sesuatu yang dianggap penting oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak

maupun konkret) sehingga manusia rela untuk dikuasai dan menghambakan

dirinya. Semua manusia mempunyai fitrah ketuhanan sejak lahir jadi manusia

tidak mungkin tidak bertuhan. Ajaran komunis yang diasumsikan sebagai orang-

orang Atheis yang tidak mempercayai adanya Tuhan bagaimanapun tetap

memiliki Tuhan mereka sendiri, tetapi Tuhan yang mereka yakini berbeda dengan

Tuhan yang diyakini penganut agama. Jika Tuhan yang diyakini penganut agama

adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya dan mengatur

seluruh kehidupan di dunia, maka Tuhan yang diyakini orang atheis adalah segala

sesuatu yang ia puja seperti ilmu pengetahuan, paham-paham yang dianutnya,

hal-hal keduniawian, dan lain – lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Soepriatno, Agung Soedrajat (2008). Konsep Ketuhanan Dalam Islam. [Online].

Widyanto, Arif, Rahmat Basuki (2011). " KONSEP KETUHANAN DALAM

ISLAM".

Yandi, Nur (2012). Filsafat Ketuhanan Dalam Islam. [Online]. Tersedia:

Abdiansyah,Septian.2010. Keimanan dan Ketaqwaan.

Abr26. 2011. Pengertian iman dan taqwa.   http:// tugas agama/imtaq.html

Nainayn Nurmala, 2012.  Implementasi iman dan taqwa.

Punya papinka. 2011. Implementasi iman dan  takwa. 

Tafany, 2009. Iman dan taqwa, http://pengertian-iman-dan-taqwa -----.html

Cholis. 2012. Konsep Al-Quran tentang taqwa

Nurdiansah, Danang. 2012. Identifikasi ayat-ayat yang berkaitan dengan

ketaqwaan

Anda mungkin juga menyukai