Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP KETUHANANAN DALAM ISLAM

DOSEN PENGAMPU:
Abdullah Zaky M.hum

DISUSUN OLEH:
Kurniawan 12422016
Indah Ayu Lestari 12422040
Syilvi Dwilaili Subagja 12121224

INSTITUT PENDIDIKAN DAN BAHASA


INVADA CIREBON
PRODI SASTRA JEPANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “ Konsep Ketuhanan
Dalam Islam “ dapat selesai dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula penyusun
mengucapkan terima kasih kepada bpk Abdullah Zaky M.Hum selaku dosne yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga yang ditulis di sini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan

Cirebon, Maret 2023.

Penulis
Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................... 1


BAB 1 ..................................................................................................................................... i
1.1 Pendahuluan .............................................................................................................. 1
BAB 2 .................................................................................................................................... 2
2.1 Identifikasi Masalah ................................................................................................... 2
2.2 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 2
2.3 Kegunaan Penelitian .................................................................................................. 2
2.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................................... 3
2.5 F. Langkah – langkah Penelitian................................................................................. 4

i
BAB 1
1.1 Pendahuluan

1.1.1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah dan
pengaruhnya telah sedemikian rupa merasuki jiwa generasi penerus. Pertanyaan
pertanyaan umum yang sering dipertanyakan seperti dimana tuhan,siapakah tuhan
itu,apakah benar tuhan itu ada,apakah smua agama mengajarkan kebenaran?
Pemikiran pemikiran seperti ini harus dibimbing agar tidak menjadi sesat dan
menjadi atheis.
Maka dari semua itu akan dibahas di makalah ini.

1
BAB 2

2.1 Identifikasi Masalah


1. Siapakah tuhan itu?

2. Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang tuhan?

3. Bagaimana pembuktian wujud tuhan?

2.2 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui siapa tuhan itu.

2. Mengetahui sejarah pemikiran manusia tentang tuhan.

3. Mengetahui pengertian tuhan menurut agama islam

4. Mengetahui pembuktian wujud tuhan.

2.3 Kegunaan Penelitian


1. Mempelajari konsep ketuhanan dalam islam

2. Meningkatkan keimanan kepada Tuhan

3. Untuk meningkatkan wawasan tentang Tuhan dalam aspek kehidupan

4. Agar terhindar dari pikiran dan ajaran sesat

5. Mendekatkan diri dengan Tuhan

2
2.4 Kerangka Pemikiran
Perkataan ilah, yang diterjemahkan “Tuhan”, dalam Al-Quran dipakai untuk menyatakan

berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS 45 (Al-

Jatsiiyah): 23, yaitu: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya….?” Dalam QS 28 (Al-Qashash):38, perkataan ilah dipakai
oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri: “. Dan Fir’aun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku
tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.”

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa

mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun
benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam Al-
Quran juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna:ilaahaini),
dan banyak (jama’: aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat
mengerti dengan definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran
sebagai berikut:

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia

sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Perkataan

dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja,


dicintai,diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau
kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut: Al-ilah ialah yang dipuja

dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya,


takut,dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam
kesulitan, berdoa,dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta
perlindungan dari padanya, dan

menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya


(M.Imaduddin,1989:56)

Atas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia.

Yang pasti, manusia tidak mungkin ateis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan
logika Al-Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan
begitu, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka
ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.

3
2.5 F. Langkah – langkah Penelitian

Langkah – langkah yang harus digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah
sebagai berikut :

1. Tipologi Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, menjawab dan menganalisi pertanyaan


pertanyaan yang terkait dengan penelitian.

2. Metode pendekatan

yang dilakuakan dalam penelitian ini adalah yuridis normative, yaitu pendekatan yang
menekankan pada hukum positif untuk menemukan hukum yang sesuai untuk
diterapakan guna menyelesaikan tindakan salah tembak.

3. Tahap Penelitian

Studi Kepustakaan Dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang maksudnya


untuk mencari data yang dibutuhkan bagi penelitian melalui literature kepustakaan atau
buku- buku atau pendapat para ahli yang ada kaitannya denagn objek penelitian.

2.6 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah

hasil pemikiran tentang Tuhan baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah dari

penelitian rasional, maupun pengalaman batin.

Max Muller berpendapat bahwa konsep pemikiran barat tentang Tuhan mengalami

evolusi yang diawali dengan Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme, dan

puncak tertingginya monoteisme (Nisbi). Pemikiran tentang Tuhan sebagaimana di

atas, hasil pendekatannya adalah budaya, Arnold Toynbe mengatakan: “Monoteisme

bukan hasil akhir dan proses pemikiran tentang Tuhan, sebab orang yang sudah maju

dalam intelektualitasnya sangat mungkin justru berputar mundur dalam bertuhan,

yakni animistis”.

•Pemikiran Islam

Pemikiran tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmu tauhid

atau ilmu ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw.

Aliran-aliran tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan ada aliran diantara

keduanya. Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan

4
(teologi) dalam Islam. Aliran-aliran tersebuut adalah:

1. Muktazilah, adalah kelompok rasionalis dikalangan orang Islam, yang sangat

menekankan penggunaan akal dalam memahami semua ajaran Islam. Dalam

menganalisis masalah ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika guna

mempertahankan keimanan.

2. Qodariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki

kebebasan berkehendak dan berbuat. Manusia berhak menentukan dirinya kafir

atau mukmin sehingga mereka harus bertanggung jawab pada dirinya. Jadi, tidak ada

investasi Tuhan dalam perbuatan manusia.

3. Jabariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak dan perbuatan

manusia sudah ditentukan Tuhan. Jadi, manusia dalam hal ini tak ubahnya seperti

wayang. Ikhtiar dan doa yang dilakukan manusia tidak ada gunanya.

4. Asy’ariyah dan Maturidiyah, adalah kelompok yang mengambil jalan tengah

antara Qodariyah dan Jabariyah. Manusia wajib berusaha semaksimal mungkin.

Akan tetapi, Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

•Islam, menyebutkan nama Tuhan dengan sebutan Allah. Nama allah dapat dilihat

pada surat Al Ikhlas ayat 1 dan 2. Dapat dilihat juga pada surat Al Fatihah ayat 1, Al

Hajj ayat 73 dan ayat-ayat lain

D. Pembuktian wujud tuhan

•Keberadaan Alam semesta, sebagai bukti adanya Tuhan

Ismail Raj’I Al-Faruqi mengatakan prinsip dasar dalam Teologi Islam, yaitu Khalik dan

makhluk. Khalik adalah pencipta, yakni Allah swt, hanya Dialah Tuhan yang kekal, abadi,

dan transeden. Tidak selamanya mutlak Esa dan tidak bersekutu. Sedangkan makhluk
adalah

yang diciptakan, berdimensi ruang dan waktu, yaitu dunia, benda, tanaman, hewan,
manusia,jin, malaikat langit dan bumi, surga dan neraka.

Adanya alam semesta organisasinya yang menakjubkan bahwa dirinya ada dan percaya

pula bahwa rahasia-rahasianya yang unik, semuanya memberikan penjelasan bahwa ada

sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya.

5
Setiap manusia normal akan percaya bahwa dirinya ada dan percaya pula bahwa alam
inijuga ada. Jika kita percaya tentang eksistensinya alam, secara logika kita harus
percaya tentang adanya penciptaan alam semesta. Pernyataan yang mengatakan
“Percaya adanya makhluk, tetapi menolak adanya khalik, adalah suatu pernyataan yang
tidak benar”.

Kita belum pernah mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa

diciptakan. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penciptanya, dan


pencipta itu tiada lain adalah Tuhan. Dan Tuhan yang kita yakini sebagai pencipta alam
semesta dan

seluruh isinya ini adalah Allah Swt.

•Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika

Ada pendapat dikalangan ilmuwan bahwa alam ini azali. Dalam pengertian lain alam ini

mencpitakan dirinya sendiri. Ini jelas tidak mungkin, karena bertentangan dengan
hukum kedua termodinamika. Hukum ini dikenal dengan hukum keterbatasan energi
atau teori pembatasan perubahan energi panas yang membuktikan bahwa adanya alam
ini mungkin azali.

Hukum tersebut menerangkan energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih

menjadi tidak panas, sedangkan kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak

mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas berubah menjadi panas. Perubahan
energi yang ada dengan energi yang tidak ada.

Dengan bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika terus
berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal ini membuktikan secara pasti bahwa
alam bukanlah bersifat azali. Jika alam ini azali sejak dahulu alam sudah kehilangan
energi dan sesuai hukum tersebut tentu tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini.

•Argumentasi Qur’ani

Allah Swt. berfirman, termaktub dalam surat Al-Fatihah ayat 2 yang terjemahya “Seluruh

puja dan puji hanyalah milik Allah Swt, Rabb alam semesta”.

Lafadz Rabb dalam ayat tersebut, artinya Tuhan yang dimaksud adalah Allah Swt. Allah
Swt

sebagai “Rabb” maknanya dijelaskan dalam surat Al-A’la ayat 2-3, yang terjemahannya

“Allah yang menciptakan dan menyempurnakan, yang menentukan ukuran-ukuran

ciptaannya dan memberi petunjuk”. Dari ayat tersebut jelaslah bahwa Allah Swt yang

6
menciptakan ciptaannya, yaitu alam semesta, menyempurnakan, menentukan aturan-
aturan dan memberi petunjukterhadap ciptaannya. Jadi, adanya alam semesta dan
seisinya tidak terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi, ada yang menciptakan dan
mengatur yaitu Allah Swt.

Didalam surat Al-A’raf ayat 54, termaktub yang “Tuhanmu adalah Allah yang telah

menciptakan langit dan bumi dalam enam hari”. Lafadz Ayyam adalah jamak dari yaum
yang berarti periode. Jadi, sittati ayyam berarti enam periode dan tentunya
membutuhkan proses waktu yang sangat panjang.

Dalam menciptakan sesuatu memang Allah tinggal berfirman Kun Fayakun yang artinya

jadilah maka jadi. Akan tetapi, dimensi manusia dengan Allah berbeda sampai kepada

manusia membutuhkan waktu enam periode. Hal ini agar manusia dapat meneliti dan

mengkaji dengan metode ilmiahnya sehingga muncul atau lahir berbagai macam ilmu

pengetahuan.

2.7 Daftar Pustaka

Makalah konsep ketuhanan dalam islam, Theresa Arum Viadollorosa

Anda mungkin juga menyukai