Disusun Oleh:
Candi Agusta Islami Ano E41212152
Hendrawan E41212361
Ivanka Ryski Aditya E41212362
Muhammad Mansyurul Umam E41212216
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam ilmu keagamaan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Basri Saifur Rahman, SHI, MHI.
selaku dosen pada Mata kuliah Agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..1
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..2
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….2
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………3
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..3
1.4 Manfaat……………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………4
2.1 Pemahaman Tuhan………………………………………………………...5
2.2 Perkembangan Pemikiran tentang Tuhan………………………...………..5
2.3 Konsep Tuhan dalam Islam dan Bukti adanya Tuhan……………………..6
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..6
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...7
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………….8
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi Tuhan.
2. Mengetahui perkembangan pemikiran tentang Tuhan.
3. Mengetahui konsep Tuhan menurut agama islam dan bukti bahwa Tuhan itu
ada.
1.4 Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang konsep ketuhanan dalam
islam.
2. Meningkatkan keimanan kepada Tuhan.
3. Untuk meningkatkan wawasan tentang Tuhan dalam aspek kehidupan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep atau paham dinamisme ini merupakan konsep dari pemikiran manusia
yang paling rendah atau primitive. Manusia sudah mulai meyakini ada kekuatan dari
luar manusia itu sendiri. Dari sini manusia mulai mempercayai benda-benda mati
dapat berpengaruh baik dan buruk. Konsep dinamisme juga dapat dipercayai sebagai
pengakuan manusia yang meyakini suatu benda adalah Tuhan yang harus mereka
hormati.
4
Animisme (Percaya Pada Roh)
Setelah melalui proses yang cukup panjang, manusia juga terus berfikir dan
kepercayaan mereka dengan roh mulai memudar atau tidak memberikan kepuasan.
Mereka menganggap ada yang mengendalikan roh dan alam. Maka kemudian
manusia mulai mempercayai adanya Dewa. Sementara itu dewa di yakini terdapat tiga
yaitu dewa yang menjaga cahaya, air dan juga angin.
Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa
(tauhid). Dia itu wahid dan Esa (hari pertama), Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut Al-
Quran terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling baik") yang
mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang beda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah,
nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di selang 99 nama Allah tersebut, yang paling
terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha
Penyayang" (ar-rahim).
Penciptaan dan penguasaan dunia semesta dideskripsikan sebagai suatu tingkah laku
yang dibuat kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-
5
Nya dan diwujudkan menjadi saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut nasihat Islam,
Tuhan muncul dimana pun tanpa wajib menjelma dalam bangun apa pun. Menurut Al-Quran,
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, masih Dia dapat melihat segala yang
kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS Al-'An'am:103).
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Luhur dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan
yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia.
Dia menjawab untuk yang membutuhkan dan memohon bantuan jika mereka berdoa pada-
Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada perlintasan yang lurus, “jalan yang
diridhai-Nya.”
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam pemikiran Islam merupakan Tuhan sama
yang disembah oleh kumpulan agama Abrahamik lainnya seperti Kristen dan Yahudi (29:46).
Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh kalangan non-Muslim.
Keberadaan Allah adalah pasti dan tidak bisa di perdebatkan lagi. Keberadaan Tuhan
inilah yang disebut para ulama sebagai "wajibul wujud", keberadaan yang pasti, harus, dan
tak bisa disangkal yang mana salah satu bukti adanya Allah adalah Alam semesta beserta
isinya itu sendiri. Adapun keberadaan selain Tuhan sifatnya hanya "mumkinul wujud", yakni
sesuatu yang keberadaannya relatif dalam arti bisa saja ada dan boleh juga tidak ada. Tak ada
alasan yang memastikan bahwa kita ini harus ada, planet ini harus ada, dan segala hal di
semesta harus ada. Tapi Tuhan harus ada sebab keberadaannya merupakan keniscayaan dari
seluruh keberadaan hal lain yang sudah ada ini. Inilah yang membedakan antara keberadaan
Tuhan dan keberadaan selain Tuhan. Meskipun semua sama-sama ada, tapi pada hakikatnya
keberadaan keduanya jauh berbeda. Lalu siapa yang mencipta Tuhan dan memberikan
karakter ketuhanan pada-Nya? Ini pertanyaan konyol yang hanya akan membuat lingkaran
tak berujung yang pasti mustahil. Ketika kita melihat orang lain, kita tahu bahwa dia punya
bapak, bapaknya punya bapak dan demikian seterusnya tapi haruslah ada ujung dari semua
rantai kebapakan itu di mana ujung rantai itu tak punya bapak lagi. Bapak paling tua itu yang
lewat bocoran wahyu kita kenal sebagai Adam. Demikian juga seluruh hal lainnya harus
punya ujung pertama di mana ujung pertama itu tak berasal dari apa pun. Yang paling ujung
dari semua penciptaan adalah Tuhan dan pastilah Tuhan itu sendiri tak diciptakan, tak
dirancang, tak disusun, tak dibentuk, dan memang sudah ada tanpa awal mula.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep tentang Ketuhanan, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep
Ketuhanan menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik
deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam
kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan
berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep
ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional.
Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran
Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya. Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat
Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi,
Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.
DAFTAR PUSTAKA
http://p2k.itbu.ac.id/en3/3055-2950/Allah_72650_allah-itbu.html#:~:text=Dalam
%20pemikiran%20Islam%2C%20Tuhan%20disebut,dan%20Maha%20Kuasa%20(tauhid).
7
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=2530
https://id.wikipedia.org/wiki/Allah_(Islam)