DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
DOSEN PEMBIMIBING :
UNIVERSITAS JEMBER
2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai
waktu yang telah ditentukan.
Makalah dengan judul “Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan” kami susun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas
Jember.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak menerima bantuan baik berupa bimbingan
maupun dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnnya kepada :
1. Bapak Suwardi selaku dosen pembimbing dan pengampu mata kuliah Pendidikan
Agama Islam (PAI)
2. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan spiritual maupun materiil.
3. Dan seluruh teman-teman seperjuangan di Universitas Jember.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat memberi manfaat bagi seluruh umat Islam
di dunia, Khususnya mahasiswa muslim diUniversitas Jember. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Seperti peribahasa Tak ada gading yang tak retak.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 2
2.1 Filsafat Ketuhanan (Teologi)………………………………………………………….. 2
2.2 Keimanan dan Ketakwaan……………….......................................................................3
2.2.1 Keimanan.............................................................................................................3
2.2.2 Ketakwaan………………………………………………………........................3
2.3 Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern………………………...
………………………………………………………. 4
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………5
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..........5
3.2 Saran …………………………………………………………………….......................5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………....7
BAB I
PENDAHULUAN
Ilah dalam al-Qur’an ditafsirkan sebagai " Tuhan " kata tersebut digunakan untuk
menerangkan berbagai objek yang dimuliyakan atau dinomorsatukan manusia,
misalnya dalam surat al-Furqan ayat 43.
Ayat di atas menunjukkan kata ilah bisa mengandung arti berbagai entitas, baik
abstrak. Kata illah pada al-Qur’an juga digunakan sebagai bentuk tunggal (mufrad:
ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun). Jadi dapat
disimpulkan Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin tidak ber-Tuhan.
Islam mengajarkan kalimat “la ilaaha illa Allah”. Struktur kalimat tersebut
diawali dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan
penegasan “melainkan Allah”. Hal itu bermakna bahwa seorang muslim harus
membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam
hatinya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah.
2.2 Keimanan dan Ketakwaan
2.2.1 Keimanan
Dalam penafsiran Al-Qur'an Surah At-Taubah ayat 62 yang artinya “Dia
(Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada
para orang yang beriman,” merupakan salah satu ayat yang membuktikan bahwa kata
Iman memiliki makna “Membenarkan.” Dimana iman itu ditunjukkan kepada Allah,
kitab-Nya dan Rasul-Nya. Dalam islam ada dua bentuk Iman, yaitu Iman Hak dan Iman
Batil
Ibnu Majah mengatakn bahwa iman itu adalah tambatan hati yang menggema ke
dalam seluruh ucapan dan menjelma ke dalam segenap laku perbuatan. Berdasarkan
hadist diatas Iman memegang prinsip dasar, yakni segala isi hati, ucapan dan perbuatan
sama dalam satu keyakinan. Maka orang – orang beriman adalah mereka yang di dalam
hati nuraninya, disetiap lisannya dan segala tingkah - lakunya sama, maka orang
beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip.
Atau juga pandangan dan sikap hidup
2.2.2Ketakwaan
Dalam Islam istilah takwa merujuk pada keyakinan akan eksistensi Allah,
membenarkannya, dan takut akan Allah. Istilah ini sering didapati dalam Al-Quran.
Muttaqin : mengacu pada orang yang bertakwa, atau seperti ucapan Ibnu Abbas,
“orang-orang yang meyakini (Allah) dengan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan patuh
akan segala perintah-Nya."
Takwa menurut bahasa universal adalah Umat Islam yang beriman yang selalu
menjauhi SEGALA larangan Allah, dan melaksanakan SEGALA PERINTAH Allah. Nah, kenapa
saya mengatakan bahwa Orang beriman belum tentu bertakwa , sedangkan yang bertakwa
sudah jelas beriman?.
Karena masih banyak yang meng-imani Allah, Rasull dan lainnya itu masih enggan
melaksanakan perintah Allah, dan masih banyak pula orang yang dengan sengaja bertindak
melanggar larangan Allah. Sementara orang yang bertakwa sudah jelas ia mempercayai Allah
dengan melaksanakan perintah dan tidak melanggar larangannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika Tuhan yang diyakini pemeluk agama adalah Tuhan yang menciptakan
alam semesta beserta isinya dan mengatur seluruh aksi yang terjadi di jagat raya maka
Tuhan yang diyakini orang atheis adalah segala sesuatu yang ia puja seperti sains,
ideologi yang dianutnya , dan semua perihal keduniawian. Orang atheis dikategorikan
sebagai orang kafir karena penyangkalan mereka terhadap Tuhan Pencipta Alam
Semesta padahal mereka mengetahui bahwa alam semesta itu bukan semata-mata ada
begitu saja, tetapi diciptakan oleh tuhan.
Bentuk konkret dari iman tidak boleh hanya berupa ikrar atau pernyataan
tanpa makna didalam hati , melainkan sudah sepatutnya dilakukan dengan aksi nyata
berupa menjalankan perintah-Nya dan tidak melanggar laranga-Nya secara ikhlas
setulus hati, jiwa, dan raga.
Saran
1. sebagai seorang yang beragama Islam kita tidak hanya wajib untuk mempercayai
Allah SWT tetapi kita juga harus mengimplementasikan keimanan itu pada
kehidupan sehari-hari dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.
2. Selain itu, kita juga harus beramal kepada sesama, memperhatikan orang lain,
berkasih sayang dan mencintai sesama makhluk ( Hablum Minanas)
3. Manusia yang diciptakan sempurna dan dibekali akal pikiran seharusnya banyak
melakukan observasi (pengamatan) pada kejadian-kejadian di alam sekitarnya.
Dengan begitu, manusia akan merasakan kasih sayang Allah AWT dan lebih
mempercayai adanya keberadaan-Nya yang telah menciptakan alam semesta beserta
isinya serta memilih manusia sebagai khalifah di muka bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Zulfianto (2018). Iman dan Takwa. [Online]. Tersedia: Iman dan Takwa : Artinya, dan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. (zulfianto.com), 25 Agustus 2021, pukul 16.00
WIB.