Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH FARMAKOLOGI

MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI BENTUK


OBAT YANG BEKERJA PADA
SISTEM TUBUH

DOSEN PEMBINA
ERPITA YANTI, A.Md. Keb, SKM,M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur marilah Perawat panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia-Nya, sehingga

kami berhasil menyelesaikan makalah Farmakologi. Makalah ini berisikan

tentang Mengidentifikasi Berbagai Bentuk Obat Yang Bekerja Pada Sistem

Tubuh, diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempura. oleh karena

itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi lebih

baiknya makalah ini.

Penyusunan makalah ini didasarkan untuk melaksanakan kewajiban

sebagai mahasiswa dan memenuhi tuntutan tugas yang diberikan oleh dosen

mata kuliah. Diakhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi bagi Perawat

semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha Perawat.

Amin.........

Padang, 25 April 2021


Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................

C. Tujuan ......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................

A. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Saraf ..........

B. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem ......................

Pernapasan Manusia...................................................................

C. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Endokrin

dan Ginjal .................................................................................

D. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Imun............

E. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Reproduksi

BAB III PENUTUP ..............................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................

B. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat tersedia dalam berbagai bentuk atau preparat. Bentuik obat


menentukan rute obat. Misalnya, kapsul diberikan peroral dan larutan diberikan
perintravena. Komposisi obat dibuat untuk meningkatkan absorpsi dan
metabolisme didalam tubuh. Banyak obat tersedia dalam beberapa bentuk
misalnya, suppositoria, spray, salep, ekstrak dll. Salep merupakan bentuk dari
obat luar untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan sensitifitas kulit
seperti panu. Kurap, gatal-gatal akibat bakteri (www.google.co.id)
Aerosol merupakan bentuk obat yang disemprot atau dihisap kedalam
saluran pernafasan dan paru-paru (www.google.co.id) bentuk ini terutama
digunakan untuk sakit pilek, batuk dan asma. Obat ini dirancang khusus agar
reaksinya cepat dan mudah atau praktis untuk digunakan
Ekstrak merupakan bentuk obat yang berasal dari alam berupa tanaman
obat, binatang maupun minereal (phapros). Ekstrak adalah sediaan kering / cair
dibuat untuk mencapai simplisia nabati / hewani menurut cara yang cocok diluar
pengaruh cahaya matahari langsung. Salah satu obat ekstrak yaitu obat
tradisional.
Suposituria Merupakan salah satu obat yang berbentuk padat.
Pemberian obat suppositoria ini bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat
menjadi lunak pada daerah feses atau merangsang buang air besar pemberian
obat suppositoria ini dapat diberikan pada pasien yang mengalami pandarahan
rektal.

A. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Bentuk Kemasan Obat Suppositoria

2. Apa Itu Bentuk Kemasan Obat Aerosol

3. Apa Itu Agens Antidiabetik


4. Apa Itu Agens tiroid dan Paratiroid

5. Apa Itu Hipotalamik dan hipofisis

6. Apa Itu Diuretik Dan Obat Yang Mempengaruhi Saluran Kemih

A. Tujuan

1. Untuk mengetahui Bentuk Kemasan Obat Suppositoria

2. Untuk mengetahui Bentuk Kemasan Obat Aerosol

3. Untuk mengetahui Agens Antidiabetik

4. Untuk mengetahui Agens tiroid dan Paratiroid

5. Untuk mengetahui Hipotalamik dan hipofisis

B. Untuk mengetahui Diuretik Dan Obat Yang Mempengaruhi Saluran

Kemih
BAB II
BENTUK KEMASAN OBAT DAN CARA PENYIMPANANNYA

A. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Saraf


Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus

dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf

mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan

lingkungan lainnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan

aktivitas system-system tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka

terjalin komunikasi antara berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh

berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah berasal segala

fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi

kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap

suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang

puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.

Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong)

serta Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan

dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai

satu unit.

Fungsi Sistem Saraf

Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf

mempunyai 3 fungsi utama yaitu :

1. Sebagai Alat Komunikasi


Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini

dilakukan oleh alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan

lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah

mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.

2. Sebagai Alat Pengendali

Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga

dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh

saraf, semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja

yang akurat.

3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan

Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubaha

atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf

sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan

saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.

Pengolongan Obat Yang Bekerja Sistem Saraf Pusat antara lain :


1. Amfetamin
2. Metilfenidat
3. Kafein
4. Niketamid
5. Doksapram

2.3 Bagian – Bagian Sel Saraf


Sel saraf terdiri dari Neuron dan Sel Pendukung
2.3.1 Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :

 Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti

konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol

dan tidak dapat bereplikasi.

 Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-

ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.

 Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat

melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.

b) Dendrit

Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta

berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.

c) Akson

Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite.

Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain

(sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson

Gambar 2.1 Stuktur Neuron


Klasifikasi Neuron

Berdasarkan Fungsi dan Arah transmisi Impulsnya, neuron

diklasifikasi menjadi :

 Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada

kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf

Pusat).

 Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat) ke

efektor.

 Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf Pusat)

Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau

menyampaikan informasi ke interneuron lain.

Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi :

 Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi

satu cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang

perifer yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan

neuron-neuron sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion

cerebrospinalis).

 Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson.

Jenis ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata dan

dalam telinga dalam.

 Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis

neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf
sentral (sel saraf motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla

spinalis, sel-sel ganglion otonom).

Gambar 2.2 Klasifikasi Neuron berdasarkan bentuknya

Gambar 2.3 Klasifikasi Neuron berdasarkan fungsinya


Sel Neuroglia

Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam se yang

secara keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pada

otak dan medulla spinalis, sedangkan sel Schwann merupakan pelindung dan

penyokong neuron-neuron diluar sistem saraf pusat. Neuroglia jumlahnya lebih

banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu.

Ada empat sel neuroglia yang berhasil diindentifikasi yaitu :

a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus

panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui

pedikel atau “kaki vascular”. Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi

neuron yang halus. Badan sel astroglia berbentuk bintang dengan

banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah sebagai

kaki perivaskular. Bagian ini juga membentuk dinding perintang antara

aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus mengadakan pertukaran

zat diantara keduanya. Dengan kata lain, membantu neuron

mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi

impuls dan transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel-sel saraf

terlindungi dari substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut

dalam darah, tetapi fungsinya sebagai sawar darah otak tersebut masih

memerlukan pemastian lebih lanjut, karena diduga celah endothel kapiler

darahlah yang lebih berperan sebagai sawar darah otak.

b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah

prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang
bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel

ini mempunyai lapisan dengan subtansi lemak mengelilingi penonjolan

atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung myelin.

c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya

memiliki peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf

pusat dan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.

d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga

serebral dan ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang

membatasi system ventrikel sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang

merupakan epithel dari Plexus Coroideus ventrikel otak.

Selaput Myelin

Merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang

mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran Natrium dan Kalium

melintasi membran neuronal dengan hamper sempurna. Selubung myelin tidak

kontinu di sepanjang tonjolan saraf dan terdapat celah-selah yang tidak

memiliki myelin, dinamakan nodus ranvier, Tonjolan saraf pada sumsum saraf

pusat dan tepi dapat bermielin atau tidak bermielin. Serabut saraf yang

mempunyai selubung myelin dinamakan serabut myelin dan dalam sistem saraf

pusat dinamakan massa putih (substansia Alba). Serabut-serabut yang tak

bermielin terdapat pada massa kelabu (subtansia Grisea).

Myelin ini berfungsi dalam mempercepat penjalaran impuls dari transmisi

di sepanjang serabut yang tak bermyelin karena impuls berjalan dengan cara
“meloncat” dari nodus ke nodus lain di sepanjang selubung myelin. Cara

transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.

Hal terpenting dalam peran myelin pada proses transmisi di sebaut saraf

dapat terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat myelin

disana. Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin yang

mengelilingi serabut saraf menjadi hilang. Sejalan dengan hal itu orang tersebut

mulai kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-otonya dan akhirnya

menjadi tidak mampu sama sekali.

Gambar 2.4 Struktur Myelin dan Nodus Ranvier

Neurotransmitter

Merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam

gelembung sinaptik pada ujung akson, Zat kimia ini dilepaskan dari ujung akson

terminal dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.

Neurotransmitter merupakan cara komunikasi antar neuron, setiap

neuron melepaskan satu transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan

permeabilitas sel neuron, sehingga neuron menjadi lebih kurang dapat

menyalurkan impuls. Diketahui terdapat 30 macam neurotransmitter,


diantaranya adalah Norephinephrin, Acetylcholin, Dopamin, Serotonin, Asam

Gama-Aminobutirat (GABA) dan Glisin.

Synaps

Synaps merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan

neuron lain atau dengan organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya

tempat dimana suatu impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya

atau efektor. Ruang antara satu neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan

celah sinaptik (Synaptic cleft). Neuron yang menghantarkan impuls saraf

menuju sinaps disebut neuron prasinaptik dan neuron yang membawa impuls

dari sinaps disebut neuron postsinaptik.

Gambar 2.5 Sinaps dari Neuron

Sinaps sangat rentan terhadap perubahan kondisi fisiologis :

1. Alkalosis
Diatas PH normasl 7,4 meningkatkan eksitabilitas neuronal. Pada PH 7,8

konvulsi dapat terjadi karena neuron sangat mudah tereksitasi sehingga

memicu output secara spontan.

2. Asidosis

Dibawah PH normal 7,4 mengakibatkan penurunan yang sangat besar

pada output neuronal. Penurunan 7,0 akan mengakibatkan koma.

3. Anoksia

Atau biasa yang disebut deprivasi oksigen, mengakibatkan penurunan

eksitabilitas neuronal hanya dalam beberapa detik.

4. Obat-obatan

Dapat meningkatkan atau menurunkan eksitabilitas neuronal.

o Kafein menurunkan ambang untuk mentransmisi dan mempermudah

aliran impuls.

o Anestetik local (missal novokalin dan prokain) yang membekukan

suatu area dapat meningkatkan ambang membrane untuk eksitasi

ujung saraf.

o Anastetik umum menurunkan aktivasi neuronal di seluruh tubuh.

Impuls Saraf

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan

menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan

tersebut adalah sebagai berikut.

a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena

disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan

melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

Impuls > Reseptor > Saraf Sensorik > Otak > Saraf Motorik > Efektor (Otot)

b. Gerak refleks

Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari.

Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat

singkat dan tidak melewati otak..

Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:

 Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.

 Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang

masuk ke mata.

 Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.

 Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.

 Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.

B. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Pernapasan Manusia

Fungsi sistem pernapasan Melansir Cleveland Clinic, sistem pernapasan

memiliki banyak fungsi. Tak hanya membantu Anda bernapas, fungsi sistem

pernapasan lainnya, yakni :

- Membuat Anda bisa bicara dan membaui sesuatu

- Mengalirkan udara sesuai suhu tubuh dan melembabkannya sesuai

kondisi tubuh
- Melindungi saluran udara dari zat berbahaya dan iritasi

Untuk menjalankan beragam fungsi sistem petnapasan, tubuh

membutuhkan sinergi organ-organ pernapasan. Bagian jaringan organ

pernapasan manusia tersebut terdiri atas :

- Mulut dan hidung,pintu masuk keluar udara ke tubuh

- Sinus, ruang sela di antara tulang kepala yang mengatur suhu dan

kelembaban udara yang dihirup

- Tenggorokan, tabung yang mengalirkan udara dari mulut dan hidung

ke batang trakea

- Trakea, bagian tubuh yang menghubungkan tenggorokan dan paru-

paru Tabung bronkial: tabung di bawah tenggorokan yang terhubung

ke paru-paru

- Paru-paru, organ yang mengeluarkan oksigen dan memasok ke

seluruh tubuh

- Diafragma, otot yang membanu paru-paru menarik dan

mengeluarkan udara

- Tulang rusuk, tulang yang mengelilingi dan melindungi paru-paru

Alveoli: kantong udara kecil di paru-paru sebagai tempat pertukaran

oksigen dan karbon dioksida

- Bronkiolus, cabang dari bronkial yang mengarah ke alveoli

- Kapiler, pembuluh darah di dinding alveoli yang menggerakkan

oksigen dan karbon dioksida Lobus paru-paru: bagian paru-paru

berbentuk bulat, tiga di paru-paru kanan dan dua di paru-paru kiri


- Pleura, kantung tipis yang mengelilingi lobus paru-paru Cilia: rambut

kecil yang berguna menyaring debu dan alergen dari saluran

- Pernapasan Laring, organ berongga yang dapat mengeluarkan suara

saat udara masuk dan keluar

Penggolongan Obat Sistem yang bekerja pada system Pernafasan antara lain

- Antihistaminika
- Mukolitik
- Antiasma dan Bronkodilator
- Antitusif
- Dekongestan
- Mucolitik

Alat-Alat Respirasi

                  Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring,

laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.

         Di dalam sel-sel tersebut gas oksigen menuju mitokondria untuk

melakukan respirasi seluler. Respirasi seluler adalah proses pemecahan

glukosa untuk menghasilkan energi melalui proses glikolisis, siklus krebs dan

transport elektron. Reaksi pemecahan glukosa membutuhkan glukosa dan

oksigen sehingga mampu menghasilkan energi, air, dan gas karbondioksida.

         Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat

pernafasan. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea,

bronkus, dan paru-paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu
berfungsi secara normal maka bisa mempengaruhi kerja sistem pernafasan

secara umum. Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan beserta

fungsinya.

1.Rongga Hidung

         Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Di

dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut yang berfungsi untuk

menahan kontaminasi benda-benda asing, misalnya debu dan kuman, yang ikut

masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu, rongga mulut manusia juga memiliki

konka yang mengandung banyak kapiler darah sehingga dapat menghangatkan

udara yang akan masuk ke dalam sistem pernapasan.

2. Pangkal tenggorokan (Faring)

      Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings) di

bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) di bagian belakang. Saluran

nafas akan terbuka ketika manusia berbicara, oleh karena itu jika kita makan

sambil berbicara mungkinkan makanan masuk ke dalam saluran pernafasan.

      Jika makanan masuk ke dalam saluran pernafasan, biasanya saluran

pernafasan akan terangsang dan berusaha mengeluarkan makanan tersebut

lewat hidung. Bentuknya adalah peristiwa tersedak. Pada bagian belakang

farings terdapat laring (tekak). Pada laring terdapat pita suara (pita vocalis). Bila

pita suara bergetar karena masuknya udara pada faring, maka akan

menimbulkan suara.
3. Batang Tenggorokan (trakea)

        Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki silia-

silia pada dinding di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-

benda asing yang ikut masuk ke dalam saluran pernafasan. Sebagian trakea

terletak di leher dan sebagian lagi terletak di rongga dada. Batang tenggorokan

pada orang dewasa memiliki panjang sekitar 10 cm.

4. Paru-paru (Pulmo)

      Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di bagian bawah berbatasan

dengan diafragma, sedangkan di depan dan di samping dibatasi oleh tulang

rusuk. Diafragma adalah pembatas antara rongga perut dengan rongga dada.

Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3 lobus. Sedangkan paru-paru kiri

(pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus.

      Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura

visceralis) dan pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung

menyelimuti paru-paru, sedangkan pleura luar bersebelahan dengan tulang

rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga tulang rusuk. Antara

kedua pleura tersebut terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi

sebagai pelumas paru-paru.

      Paru-paru tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan

pembuluh darah. Alveolus adalah kantung udara yang terdapat pada ujung-

ujung bronkiolus. Alveolus memiliki selaput tipis dan pada permukaannya


banyak terdapat muara kapiler darah, oleh karena itu dapat berlangsung

pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida secara difusi.

4. Bronkus

        Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi

menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa

bronkus hampir sama dengan trakea. Bronkus kanan dan bronkus kiri masing-

masing bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus yang merupakan salah satu

bagian paru-paru.

5. Bronkiolus

       Bronchiolus berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus

menuju ke gelembung - gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus hampir

mirip dengan struktur yang menyusun bronchus tapi epitelium bersilianya

mengalami modifikasi menjadi sisik.

6. Alveolus

    Alveolus mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi

pertukaran gas antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang

dewasa bisa mencapai antara 97 sampai 194 m2


C. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Endokrin dan Ginjal

Sistem endokrin merupakan jaringan kelenjar dan organ yang memiliki

peran penting dalam mengatur banyak fungsi tubuh seperti pertumbuhan sel,

metabolisme, tumbuh kembang tubuh, dan proses reproduksi. Dalam sistem

endokrin terdapat beberapa kelenjar seperti kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,

kelenjar adrenal, dan kelenjar reproduksi yang memiliki fungsinya masing-

masing.

Sistem endokrin memiliki kemiripan dengan sistem saraf pada manusia

karena keduanya berperan dalam mengontrol dan memadukan satu sama lain.

Jika sistem endokrin mengontrol proses tubuh yang berlangsung lambat, sistem

saraf mengatur proses tubuh yang berlangsung cepat seperti pernapasan dan

metabolisme. Meskipun saling berpengaruh, kedua sistem ini memiliki

penghubung yang berbeda. Sistem saraf terhubung menggunakan implus saraf

dan neurotransmitter, sementara sistem endokrin dihubungkan oleh senyawa

kimia yang disebut hormon.

Secara umum sistem endokrin bertanggung jawab untuk mengatur

berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon seperti metabolisme, tumbuh

kembang, fungsi dan reproduksi seksual, tekanan darah, nafsu makan, dan

siklus tidur. Namun, setiap hormon yang dihasilkan dalam sistem endokrin

mempunyai fungsi yang berbeda tergantung dari kelenjar mana hormon

tersebut dihasilkan

Ginjal merupakan organ utama dari sistem ekskresi manusia. Organ ini

terletak di kedua sisi tulang belakang, tepatnya di rongga perut bagian


belakang. Ginjal memiliki bentuk menyerupai kacang merah dan berwarna

merah kecokelatan. Manusia memiliki sepasang ginjal yang berada di sisi

kanan dan kiri tubuh. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan

ginjal kiri karena berdekatan dengan hati. Setiap ginjal berukuran sekitar 10–12

cm atau kira-kira seukuran kepalan tangan orang dewasa.

Ginjal berfungsi untuk menyaring zat sisa dari makanan, obat-obatan,

atau racun yang terdapat di darah. Selain itu, ginjal juga berperan

mengendalikan keseimbangan cairan dan kadar elektrolit dalam tubuh. Jika

tubuh Anda kelebihan garam atau mineral, ginjal pun akan membuangnya.

Zat sisa yang terkumpul, kemudian akan diubah menjadi urine. Urine

akan mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui saluran yang disebut ureter.

Urine tersebut berisi zat sisa dari ginjal yang akan terbuang saat Anda buang

air kecil.

Anatomi Ginjal

Gambar 2.1 System Urogenital Tubuh

Gambar 2.2 Anatomi Ginjal


Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang

peritoneum, di depan dua iga terakhir, dan tiga otot besar-transversus

abdominsalis, kuadratus lumborum,dan psoas mayor. Ginjal sebelah kanan

lebih rendah dibandingkan dengan gijal kiri karena tertekan kebawah oleh hati.

Kutub atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan kutub atas ginjal

kiri terletak setinggi iga kesebelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan

lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam

goncangan.

Ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian

paling tebal dan berbentuk seperti kacang. Terletak pada bagian belakang

abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar di

sisi kanan. Ginjal memiliki tiga bagian penting yaitu korteks, medulla dan pelvis

renal.

Bagian paling superfisial adalah korteks renal, yang tampak bergranula.

Di sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla renal, yang

berbentuk seperti kerucut disebut piramid renal, dengan dasarnya menghadap

korteks dan puncaknya disebut apeks atau papilla renal. Di antara piramid

terdapat jaringan korteks, disebut kolum renal (Bertini).

Ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut

pelvis renal. Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor yang

masing-masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor, yang langsung

menutupi papilla renal dari piramid. Kaliks minor ini menampung urin yang
terus-menerus keluar dari papila. Dari kaliks minor, urin masuk ke kaliks mayor,

ke pelvis renal kemudian ke ureter, sampai akhirnya ditampung di dalam

kandung kemih.

Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing nefron

terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas

pembuluh-pembuluh darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubuler, yang

mengitari tubuli. Komponen tubuler berawal dengan kapsula Bowman

(glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal, ansa Henle dan tubuli

kontortus distal. Dari tubuli distal, isinya disalurkan ke dalam duktus koligens

(saluran penampung atau pengumpul). Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125

ml filtrat per menit; dari jumlah ini, 124 ml diabsorpsi dan hanya 1 ml

dikeluarkan ke dalam kaliks-kaliks sebagai urin.

Pengolongan Obat bekerja pada endokrin dan ginjal

1. Diuretik

2. Antihipertensi

3. Agen Hipoglikemik

4. Analgesik

5. Golongan Statin
D. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Imun

Sistem imunitas merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh yang

memiliki peran dalam mengenali dan menghancurkan benda-benda asing atau

sel abnormal yang merugikan tubuh kita. Sistem imunitas kita ini tidak memiliki

tempat khusus di tubuh kita dan tidak dikontrol oleh otak, temen-temen. Sistem

imunitas ini berbentuk sel-sel tertentu yang berfungsi sebagai pasukan

pertahanan tubuh kita dalam memerangi patogen yang sudah disebutkan di

atas tadi, yang berpotensi menyebabkan gangguan pada tubuh kita. Saat

Patogen masuk ke tubuh kita, antigen atau molekul yang terletak pada dinding

sel bakteri atau lapisan organisme, merangsang sistem imunitas kita untuk

menghasilkan antibodi untuk melawan dan melindungi tubuh kita. Nah, sistem

imunitas tubuh kita ini berlapis-lapis dan dibagi menjadi dua jenis, temen-

temen. Pertama, sistem imunitas nonspesifik dan sistem imunitas spesifik.

Sistem Imunitas Nonspesifik

Sistem imunitas nonspesifik seringkali disebut juga sebagai pertahanan

tubuh bawaan. Disebut pertahanan tubuh bawaan karena sistem imunitas

nonspesifik ini merupakan garis utama tubuh yang pertama dalam melawan

semua patogen yang masuk ke tubuh kita. Sistem pertahanan tubuh bawaan ini

berfungsi untuk mencegah terjadinya peradangan setelah adanya luka atau

infeksi pada tubuh kita.

Terus kenapa disebut sebagai sistem imunitas nonspesifik? Itu karena sistem

pertahanan pertama tubuh kita ini tidak bisa membedakan patogen yang masuk
ke tubuh kita. Semua patogen yang terdeteksi oleh sistem imunitas lapis

pertama ini akan dianggap sebagai benda asing yang berpotensi mengganggu

tubuh kita. Anggota sistem imunitas nonspesifik tubuh kita ini ada kulit,

membran mukosa, sel-sel fagosit, protein antimikroba, dan inflamasi.

Kulit merupakan garis pertahanan pertama tubuh kita karena susunan

sel epidermisnya yang sangat rapat, sehingga menyulitkan patogen masuk ke

tubuh kita. Kalau patogen berhasil menembus kulit, kita memiliki membran

mukosa, sel-sel fagosit, protein antimikroba, dan inflamasi sebagai garis

pertahanan kedua tubuh kita. Mereka berperan sebagai pertahanan kimiawi

dan mekanis. Mereka akan mengeluarkan bahan kimia dan, kalau diperlukan,

mereka juga bisa memakan patogen yang masuk ke tubuh kita. Kalau kulit kita

gatal, bentol-bentol, bengkak, memerah, dan demam, itu merupakan tanda

bahwa sedang terjadi perang antara patogen dengan sistem imunitas

nonspesifik dalam tubuh kita, temen-temen. Sistem imunitas kita sedang

berperang melawan patogen yang berhasil masuk ke tubuh kita.

Sistem Imunitas Spesifik

Kalau patogennya ternyata kuat banget dan berhasil menembus

pertahanan kedua tubuh kita, patogen ini harus melewati garis pertahanan

ketiga tubuh kita, yaitu sistem imunitas spesifik. Anggota sistem imunitas

spesifik ini terdiri dari sel limfosit B, limfosit T, makrofag, dan juga antibodi.

Mereka ini akan beredar di seluruh tubuh kita untuk mengatasi patogen-
patogen yang berhasil masuk ke tubuh kita, temen-temen. Mereka udah kayak

tentara yang patroli dan siap berperang di dalam tubuh kita.

Masing-masing sel yang disebutkan tadi itu punya lawannya sendiri, sesuai

dengan jenis patogen yang masuk ke tubuh kita. Meskipun patogen dan antigen

yang masuk ke tubuh kita beragam bentuknya, sistem imunitas spesifik dalam

tubuh kita bisa langsung mengenali dan menghancurkan patogen dan antigen

tersebut sampai habis tak bersisa. Uniknya lagi, sistem imunitas spesifik ini

punya ingatan yang tajam, temen-temen. Sistem imunitas spesifik bisa

mengingat patogen dan antigen yang pernah masuk ke tubuh kita dan mereka

ingat bagaimana cara mengalahkan patogen dan antigen ini sepanjang hidup

kita. Jadi, saat patogen dan antigen kalah di serangan pertama dan melakukan

serangan kedua, maka respon dari sistem pertahanan imunitas spesifik ini akan

menjadi lebih cepat. Ini terjadi karena sel-sel dalam tubuh kita sudah tahu

bagaimana taktik membunuh patogen dan antigen tadi.

Misalnya, kalau kita pernah terserang cacar air dan sembuh, terus virus

cacar mau menyerang tubuh kita lagi untuk yang kedua kalinya, sistem imunitas

spesifik dalam tubuh kita udah tau gimana caranya ngalahin si virus cacar air

tadi. Jadi kita gak bakalan, tuh, kena cacar air lagi karena virusnya udah

dibunuh duluan sebelum gejala cacarnya muncul. Ingatan yang kuat ini

kemudian dimanfaatin sama ilmuan buat bikin imunisasi yang berguna untuk

meningkatkan kekebalan tubuh kita. Imunisasi ini juga sering disebut sebagai

peningkatan kekebalan tubuh buatan.

Antibiotik
Namun, kita mesti inget juga, temen-temen, sekuat apapun imunitas kita,

tidak semua patogen dan antigen dapat ditaklukkan oleh sistem imunitas tubuh

kita. Inilah yang membuat kita bisa sakit berkepanjangan atau bahkan

meninggal. Oleh karena itu, terkadang sistem imunitas tubuh kita membutuhkan

bantuan untuk melawan patogen dan antigen yang kuat tersebut.

Salah satu bentuk bantuan tersebut bernama antibiotik. Antibiotik ini digunakan

oleh tubuh kita sebagai bala tentara bantuan untuk melawan patogen dan

antigen, khususnya yang berjenis bakteri. Saat kita sakit dan Dokter ngasih kita

antibiotik, kita mesti menghabiskan antibiotik tersebut, ya, temen-temen. Ini

penting supaya bakteri yang masuk ke tubuh kita pada mati. Kalau tidak

dihabiskan, bakteri bisa bermutasi, yang membuat dia menjadi semakin kuat.

Jadi bukan cuma sistem imunitas kita aja yang punya strategi perang, tapi

patogen juga punya strategi perang dengan memutasikan diri. Nah, kalau

patogennya udah bermutasi, dia akan jadi lebih kuat dan sistem imunitas tubuh

kita bakalan kalah. 

Kalau patogen sudah bermutasi, patogen bisa menyerang berbagai spesies

makhluk hidup, temen-temen. Dia bisa berpindah-pindah dari manusia ke

hewan atau sebaliknya. Contohnya kayak virus flu burung. Patogen yang

tadinya cuma menyerang unggas, tapi karena udah bermutasi, jadi bisa

menyerang manusia juga.

Penggolongan Obat yang bekerja pada Sistem Imun

 Antibodi monoklonal, contohnya basiliximab.


 Biologi, contohnya adalimumab, etanercept, golimumab, infliximab,
secukinumab, dan rituximab.
 Kortikosteroid, contohnya budesonide, prednison, dan prednisolone.
 Penghambat mammalia target of rapamycin (mTOR), contohnya
everolimus.
 Penghambat calcineurin, contohnya ciclosporine dan tacrolimus.
 Penghambat enzim inosine monofosfat dehydrogenase, contohnya
azathioprine dan mycophenolate.

E. Penggolongan Obat Yang Bekerja Pada Sistem Reproduksi

Terdapat dua modus utama reproduksi hewan, yaitu reproduksi aseksual

dan seksual. Reproduksi aseksual adalah penciptaan individu baru yang semua

gennya berasal dari satu induk tanpa peleburan sel telur dan

sperma. Reproduksi seksual adalah penciptaan keturunan melalui peleburan

gamet haploid untuk membentuk zigot yang diploid. Sel-sel yang terspesialisasi,

yakni gamet, bersatu dalam penyatuan seksual dan menghasilkan zigot.

Pada tumbuh-tumbuhan dan hewan tingkat tinggi, gamet-gametnya telah

mencapai spesialisasi berderajat tinggi menjadi sperma yang motil dan sel telur

yang biasanya pasif dan memiliki cadangan makanan.

Mekanisme fertilisasi memainkan peranan penting dalam reproduksi

seksual. Beberapa spesies melakukan fertilisasi eksternal, dan spesies lain

melakukan fertilisasi internal. Fertilisasi internal memerlukan perilaku kooperatif,

yang mengarah ke kopulasi. Fertilisasi internal juga memerlukan sistem

reproduksi yang canggih, termasuk organ kopulasi yang mengirimkan sperma

dan reseptakel atau penyangga untuk penyimpanan dan pengangkutannya

menuju telur yang matang. Karena fertilisasi eksternal memerlukan suatu

lingkungan di mana sebuah telur dapat berkembang tanpa kekeringan atau


cekaman panas, maka fertilisasi jenis ini terjadi hampir secara eksklusif di

habitat yang lembap.

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam

organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat

non-hidup seperti cairan, hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris

penting untuk sistem reproduksi.  Tidak seperti kebanyakan sistem organ, jenis

kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan yang

signifikan. Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara

dua individu, yang memungkinkan untuk kemungkinan kebugaran genetik yang

lebih besar dari keturunannya. Sistem reproduksi yang melibatkan organ-organ

reproduksi pada makhluk hidup digunakan untuk berkembang biak atau

melakukan reproduksi, dengan tujuan untuk melestarikan jenisnya agar tidak

punah

Sistem reproduksi pria

Pria memiliki beberapa bagian organ yang terkait dengan proses reproduksi.

Bagian-bagian tersebut ada yang berada di dalam tubuh, dan ada pula yang

terletak di dalam. Berikut penjelasannya seperti dilansir laman kemdikbud.go.id:

 Penis adalah organ reproduksi yang berada di luar tubuh, berfungsi juga

sebagai saluran kecing dan saluran keluarnya sperma.

 Skrotum memiliki fungsi menjaga agar suhu testis ideal bagi proses

produksi sperma di sana. Terdapat dua buah testis di dalam skrotum.

 Testis terletak di bagian dalam skrotum, berfungsi untuk memproduksi

hormon testosteron serta sperma.


 Epididimis merupakan saluran dimana sperma disimpan sementara

waktu usai diproduksi dalam testis.

 Uretra adalah saluran tempat urine atau kencing keluar. Juga menjadi

saluran keluarnya sperma. Letaknya ada di dalam penis

 Vesikula seminalis adalah kelenjar dimana zat basa (alkali), fruktosa,

hormon prostaglandin dan protein pembekuan dihasilkan.

 Kelenjar prostat berfungsi untuk menghasilkan cairan yang bersifat

asam.

 Kelenjar cowper berfungsi melepaskan lendir dan cairan yang bersifat

basa, agar dapat menetralkan urine yang ber pH asam. Dengan begitu

sperma bisa hidup saat melewati uretra.

Sistem reproduksi wanita

 Vagina adalah organ reproduksi wanita yang sebagian berada di luar,

dan sebagian berada di dalam tubuh. Pada vagina ada saluran dimana

penis dapat masuk dalam kegiatan seksual. Lewat saluran tersebut juga

janin keluar saat proses melahirkan.

 Serviks nama lainnya adalah leher rahim, yang menjadi pintu masuk dari

saluran vagina menuju rahim.

 Rahim atau uterus adalah tempat dimana zigot berkembang menjadi

janin yang terbentuk pada proses reproduksi. Bentuknya seperti buah pir

dengan ukuran yang lebih kecil namun dapat membesar jika ada janin di

dalamnya.
 Ovarium dikenal juga sebagai indung telur. Ini adalah organ yang terletak

di dua sisi rahim, berfungsi menghasilkan sel telur atau ovum. Selain itu

juga untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron.

 Tuba falopi atau saluran telur adalah saluran kecil yang terletak di bagian

atas rahim untuk tempat ovum lewat dari ovarium menuju ke rahim.

Proses fertilisasi ovum oleh sperma juga berlangsung di sini.

Penyakit yang bisa menyerang sistem reproduksi

Ada beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi

baik pria maupun wanita. Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau

jamur yang dipicu hubungan seks bebas dan tidak sehat. Berikut

penjelasannya:

Gonorhea

Gonorhea disebut juga penyakit kencing nanah karena adanya cairan kental

seperti nanah di saluran kencing, yang menimbulkan rasa sakit. Penyebabnya

adalah bakteri neisseria gonorrhea.

Chlamydia

Gejala penyakit ini adalah rasa nyeri dan panas saat buang air kecil, karena

adanya infeksi dari bakteri Chlamydia trachomatis.

Herpes genitalis
Penyebabnya adalah infeksi Herpes Simplex Viruses (HSV), dengan

gejala seperti melepuh di area kulit kelamin baik penis atau vagina. Rasa nyeri

dan panas akan dikeluhkan oleh penderitanya.

Sifilis

Penyebab penyakit adalah infeksi bakteri treponema pallidum. Gejala awal dari

penyakit ini adalah lesi kemerahan pada kulit area kelamin, disusul rasa gatal

yang sangat.

Kutil kelamin

Penyebabnya adalah infeksi Human papillomavirus (HPV), dengan

gejala munculnya semacam kutil atau benjolan di area kelamin.

Trichomoniasis

Tergolong Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh

infeksi parasit protozoa bersel tunggal, Trichomonas vaginalis. Gejalanya

adalah bau tak sedap dari vagina atau penis, keputihan pada vagina, rasa sakit

pada vagina atau penis.

Kanker ovarium

Adalah kanker yang muncul di jaringan indung telur. Kanker ovarium

banyak dialami saat wanita pascamenopause. penyebab kanker ini hingga saat

ini masih belum dapat dipastikan. Gejala yang umum dialami oleh wanita

adalah sakit perut, perut membesar, kembung, sakit saat berhubungan seksual,

menstruasi bermasalah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Obat merupakan satu zat kimia yang mempengaruhi proses hidup. Pada

kehidupan manusia pemberian obat menurut bentuk obat digunakan sebagai

obat luar dan dalam yang bekerja pada system tubuh. Bentuk obat terbagi

atgas bermacam-macam siantaranya suposituria, sray, salep dan ekstrak yang

masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Jalur Pemberian obat

dikelompokkan berdasarkan efeknya. Efek sistemis meliptuti; oral, sublingual,

injeksi, implantasi dan rectal. Sedangkan efek local meliputi; intranasal,

inhalasi, intravaginal dan topical. Setiap jalur pemberian memiliki keuntungan

dan kerugian, Enam tepat pemberian obat meliputi; tepat pasien, obat, waktu,

dosis, rute dan dokumentasi Setiap jalur pemberiann obat memiliki bentuk-

bentuk sediaan tertentu yang mendukung jalur pemberian tersebut.

B. Saran

Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir
kalinya kami berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi perawat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
tentang bentuk pengolongan obat terhadap system tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Howard C. Ansel. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed. 4. Jakarta : 2008

https://www.academia.edu/6040535/Rute_Pemberian_Obat

http://www.slideshare.net/4nakmans4/bentuk-sediaan-obat

http://www.slideshare.net/adriyailmiyya/bentuk-sediaan-obat-29538557

http://ffarmasi.unand.ac.id/RPKPS/Bahan_Ajar/Sofyan/Bentuk%20Sediaan
%20Obat.pdf

http://www.slideshare.net/idapartii/makalah-teknik-pemberian-obat

http://www.slideshare.net/Rukmana3reza/bentuk-dan-cara-pemberian-obat

Anda mungkin juga menyukai