“IJTIHAD”
DOSEN PEMBINA
NURJANAH, SH.MA.Hk
DISUSUN OLEH
RIKA WULANDARI
(Nim : 20334100)
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, selalu kami
diberikan oleh dosen mata kuliah. Diakhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi bagi Perawat semua dan semoga Allah SWT senantiasa
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................
C. Tujuan .....................................................................................
A. Pengertian ijtihad....................................................................
C. Syarat-syarat mujtahid...........................................................
D. Tingkatan-tingkatan mujtahid................................................
F. Metode-metode ijtihad............................................................
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era modern saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan
Sunnah. Banyak umat islam yang mulai bertanya satatus hukum islam
tentang hal-hal baru tersebut. Sehingga, perlu yang namanya ijtihad untuk
sebagai dasar adanya penentuan hukum baru. Maka dari itu ijtihad sangat
diperlukan bagi umat islam pada kehidupan sekarang dan yang akan
datang.
B. Rumusan Masalah
I. Pengertian ijtihad
Secara etimologi, ijtihad diambil dari kata al-jahd atau al-juhd,
yang berarti al-masyaqat (kesulitan dan kesusahan) dan ath-thaqat
(kesanggupan dan kemampuan) , dalam al qur‟an disebutkan dalam
surat at taubah ayat 79 yang artinya :
“… dan (mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk
disedekahkan) selain kesanggupan”
Adapun definisi ijtihad secara terminology cukup beragam
dikemukakan oleh ulama-ulama ushul fiqih yang salah satunya yaitu
Ijtihad adalah aktifitas memperoleh pengetahuan (istimbath) hukum
syara’ dari dalil terperinci dalam syari’at.
1. Al-Qur’an
َ ِين ٰ َج َه ُدو ْا فِي َنا لَ َن ۡه ِد َي َّنهُمۡ ُس ُبلَ َن ۚا َوإِنَّ ٱهَّلل َ لَ َم َع ۡٱلم ُۡحسِ ن
٦٩ ِين َ َوٱلَّذ
2. Al-Hadits
) (بخارى و مسلم.ان َوا ِِن جْ َت َه َد َفا َ ْخ َطأ َ َفلَ ُه اَجْ ٌر َوا ِح ٌد
ِ اب َفلَ ُه اَجْ َر
َ صَ َ اَ ْل َحا ِك ُم ِا َذا اجْ َت َه َد َفا
bin Jabal, ketika Muadz diutus menjadi hakim di Yaman berikut ini:
ًاذاAث ُم َع
َ هللا َلمَّا أَ َرا َد أَنْ َيب َْع ِ س مِّنْ اَهْ ِل َح َمص مِنْ أَصْ َحا ُ
ِ ْو ُلAل إِنَّ َر ُسA
ِ Aْن َج َب
ِ ب ُم َعاذ ب ٍ َ َعنْ أنا
ِ ْو ِلA ْو َل َر ُسA اَ ْل َح ْم ُدهَّلِل ِ الَّذِيْ َو َّف َق َر ُس:ا َلAA ْد َرهُ َو َقA ص
هللا ِ ب َرس ُْو ُل
َ هللا َ َف.ْئ َواَل آلُ ْو
َ ض َر ِ اَجْ َت ِه ُد َراي
لَمَّا
Dawud)
K. Syarat-syarat mujtahid
sebagai berikut :
hukum itu tidak perlu dihafal oleh mujtahid, tetapi cukup jika ia
sahih, hasan, dan dha’if (lemah) yang disebut dengan ilmu diroyah
2. Mengetahui ijmak
melakukan ijtihad.
menggunakan metode dan cara yang benar pula. Dasar dan cara
usul fikih merupakan suatu hal penting dalam menggali hukum dari
ketetapan hukum.
dihapuskan).
hadits-hadits.
hukum..
7. Mengetahuimaksud-maksud hukum
Seorangmujtahidharusmengertitentangmaksuddantujuansya
masyarakat tersebut.
L. Tingkatan-tingkatan mujtahid
seperti itu adalah salah besar dan tidak sesuai dengan pendapat para
fatwa.
4. Mujtahid Muqayyad
Mujtahid muqayyad adalah mujtahid yang mengikatkan diri
5. Mujtahid fatwa,
2. Hukum-hukum yang tidak dibawa oleh sesuatu nas, dan tidak pula
1. Kedudukan yang dibawa oleh nas yang dhanni, baik dari segi
pengertiannya, dan nas seperti ini adalah hadits. Ijtihad dalam hal
dan Hadits juga: Obyek ijtihad disini ialah segi pengertiannya saja.
3. Kedudukan yang dibawa oleh nas yang dhannu kedudukannya,
Hadits. Obyek Ijtihad dalam hal ini ialah segi sanad, sahihnya
4. Kedudukan yang tidak ada nas-nya atau tidak iijma’kan dan tidak
kedudukan lain.
N. Metode-metode ijtihad
1. Ijma’
dengancaramenyamakan atau membandingkan hukumsesuatu
oleh para ulama’ bahwa hukum memukul dan memarahi orang tua
hati orang tua dan sama-sama berdosa. Adapun cotoh lainnya yaitu
haram.
3. Maslahah Mursalah
4. Istihsan
Yaitumemandangsesuatulebihbaiksesuaidengan tujuansyari
atdanmeninggalkandalilkhususdanmengamalkandalilumum.Contoh
nya, bolehmenjualhartawakafkarenadenganmenjualnyaakantercapa
beli yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi
5. Istishab
pada masa lalu dan tetap dipakai hingga sekarang, sampai ada
6. ‘Urf
acara tahlilan, bagian harta gono gini untuk istri yang ditinggal
suaminya.
7. Saddu adzari’ah
wajib pula segala hal yang menjadi sarana untuk tercapai usaha
menuntut ilmu, seperti membangun sekolah dan menyusun
Sementara sadd al-
dzarỉ‘ah sendiritidakdisepakatiolehseluruhulamasebagaimetode isti
dzarỉ‘ah dan fath al-dzarỉ‘ah masukdalambabpenerapankaedah.
yang membuatperbedaanpendapatulamaterhadapkedudukan sadd
danHambali, ternyatabagiulamaSyafi’iadalahsekadar muqaddimah.
persyaratan ijtihad di atas, ada lima hukum yang bisa dikenakan pada
hasil dari ijtihad-nua dan tidak boleh taqliq kepada orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah memahami, membuat dan mempelajari makalah ini maka
penyusun dapat menyimpulkan :
1. Ijtihad menurut pengertian etimologi, ijtihad diambil dari kata al-jahd
atau al-juhd, yang berarti al-masyaqat (kesulitan dan kesusahan)
dan ath-thaqat (kesanggupan dan kemampuan). Sedangkan ijtihad
menurut terminology adalah aktifitas yang menguras pikiran untuk
memperoleh pengetahuan (istinbath) hukum syara’ dari dalil
terperinci dalam syari’at.
2. Dasar hukum ijtihad
Firman Allah surat An-nisa' :59 dan 105, Al-Hasyr: 2,
Al-‘Ankabut:69, An-Nisa’ : 105.
Banyak juga hadits-hadits Rosulullah SAW yang
menyebutkan tentang dasar-dasar ijtihad.
3. Syarat melakukan ijtihad
Mengetahui al-Kitab (al-Qur’an) dan sunnah
Mengetahui ijmak
Mengetahui bahasa Arab
Mengetahui ilmu ushul fikih
Mengetahui nasikh (yang menghapuskan) dan mansukh
(yang dihapuskan).
Mengetahui maqashidu Asy-Syari’ah
Mengetahuimaksud-maksud hokum
Bersifat adil dan taqwa
mengenal manusia dan kehidupan sekitarnya
4. Tingkatan-tingkatan mujtahid
Mujtahid Fisy Syar’i (Mujtahid Mustaqi)
Mujtahid Fil Masa’il
Mujtahid Fil Mazhab ( Mujtahid mutlaq ghairu mustaqil)
Mujtahid Muqayyad
Mujtahid fatwa,
5. Objek kajian ijtihad
Perkara yang tidak ada nas (ketentuan) sama sekali
Perkara yang ada nasnya, tetapi tidak qath’i wurud dan
dalalahnya.
6. Metode-metode ijtihad
Ijma’
Qiyas
Maslahah Mursalah
Istihsan
Istishab
‘Urf
Saddu adzari’ah
7. Hukum melakukan ijtihad
fardu ain
fardu kifayah
sunah
haram
8. fungsi melakukan ijtihad
mengembangkan prinsip hukum yang terdapat dalam Al-Quran dan
Hadits seperti ijmak, qiyas, istihsan, dll. Serta sebagai sarana
menentukan hukum mengikuti perubahan zaman dan sosial namun
tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits.
B. Saran
Kita sebagai umat islam alangkah baiknya apabial memahami betul
masalah-masalah mengenai ijtihad karena dengan ijtihad seseorang
mampu menetapkan hukum syara’ namun tetap berpegang teguh
terhadap Al-Quran dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/22809322/makalah_ijtihad
https://www.academia.edu/9444411/ijtihad_fiqih_idia_prenduan_makalah_
ijtihad_dalam_bingkai_hukum_islam
https://www.academia.edu/3788171/Makalah_IJtihad
http://andikaputra803.blogspot.co.id/2014/01/makalah-ijtihad-
pengertianpengertian.html
http://sitiaminiharis31.blogspot.co.id/2016/01/makalah-ijtihad.html
http://hafizahrayani.blogspot.co.id/2016/05/makalah-ijtihad.html
http://ernilimsam.blogspot.co.id/2012/11/makalah-ijtihad.html
https://lzaieda.wordpress.com/2014/09/28/makalah-ijtihad-sebagai-
sumber-ajaran-islam/
https://fujiramadhoni.wordpress.com/2012/12/10/ijtihad-dan-ruang-
lingkupnya/
http://rumah-dakwah-indonesia.blogspot.co.id/2013/11/makalah-al-
dzariah-pengertian-kedudukan.html