Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMASETIK

OLEH:

1. AYU FITRIA 9. LD. SUJANA RAMADHAN


2. DISSA ARYASANINDYA 10. LD. MUH. WIDODO
3. EGARINA 11.MISRA FEBRIYANI
4. FILDA RUSTAM 12. RAHMI ARDANI
5. IIN PRISKA 13. RIZKY AUDINA S
6. INTAN NUR CAHYANI 14.SATRIANA NASRUN
7. KARMILAWATI 15. SYAHRIR
8. KARTINI KULUHU 16. TESSA AYUNI HASAN

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan

Petunjuk-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul

DOSIS.

Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan

informasi dan gambaran tentang Dosis.

Penyusun makalah dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih

kepada Dosen Mata Kuliah FARMASETIKA DASAR II yang telah mengarahkan

kami untuk menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah

Dosis ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis dimiliki baik dari

pengumpulan, penyusunan maupun penulisan makalah ini. Untuk itu penulisan

sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan dan kemajuan penulis

kedepannya. Namun besar harapan dari penulis semoga makalah ini dapat

bermanfaat.

Kendari, Maret 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ..

BAB I

PENDAHULUAN ..

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PARTISIPASI .....


B. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU SULTRA .....
C. PERANAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU ..

BAB III

PENUTUP ....

A. KESIMPULAN ....

DAFTAR PUSTAKA ..

BAB I

PENDAHULUAN
a. Latarbelakang
Peran Apoteker dalam pemberian obat dan pengobatan telah

berkembang dengan cepat dan luas seiring dengan perkembangan

pelayanan kesehatan. Apoteker diharapkan terampil dan tepat saat

melakukan pemberian obat. Tugas apoteker tidak sekedar memberikan pil

atau suntikan injeksi tetapi menentukan dosis.


Setiap obat memiliki aturan pakai atau dosis tersendiri. Jangan

mereka-reka dosis jika tak ingin anak sakit berlarut-larut atau bahkan

mendapat efek sampingnya. Dosis diukur dari miligram per kilogram berat

badan pasien. Dosis obat yang diberikan memiliki rentang minimal dan

maksimalnya. Misal, INH (isoniazid) yang merupakan obat untuk penyakit

Tuberkulosis (TBC) diberikan kepada anak-anak dengan dosis antara 5

sampai 10 miligram per kilogram berat badan. Jadi kalau BB anak 10 kg,

dosisnya berkisarantara 50 miligram sampai 100 miligram. Boleh juga

mengambil dosis tengahnya, 75 miligram.

b. Rumusanmasalah
1. Apa yang dimaksud dengan dosis?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi dosis?
3. Bagaimana cara menghitung dosis?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dosis
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dosis
3. Untuk mengetahui cara menghitung dosis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dosis

Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat
digunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam
maupun obat luar. Dosis obat adalah jumlah atau ukuran yang diharapakan dapat
menghasilkan efek terapi pada fungsi tubuh yang mengalami gangguan. Dosis
obat harus diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek yang diharapkan
tergantung dari banyak faktor, antara lain usia, bobot badan, kelamin, luas
permukaan tubuh, berat penyakit dan keadaan daya tahan tubuh.

Ketentuan umum FI ed. III tentang Dosis, yaitu terdapat Dosis Maksismum
dan Dosis Lazim. Dosis Maksimum berlaku untuk pemakaian satu kali dan satu
hari. Penyerahan obat yang dosisnya melebihi dosis maksismum dapat dilakukan
dengan cara membubuhkan tanda seru dan paraf dokter penulis resep, memberi
garis bawah nama obat tersebut; dan menuliskan banyak obat dengan huruf secara
lengkap.
Dosis Lazim, dosis ini merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi
digunakan sebagai pedoman umum. Misalnya, obat CTM (4mg/tablet) disebutkan
dosis lazimnya 6-16 mg/hari dan dosis maksimumnya 40 mg/hari; bila seseorang
minum 3x sehari 2 tablet, berarti dosis maksimunya belum dilampaui. Akan
tetapi, ini dianggap tidak lazim karena hanya dengan 3x sehari 1 tablet sudah
dapat mencapai efek terapi yang optimal.

a. Macam-Macam Dosis
Terdapat macam-macam istilah dosis yang lain, yaitu:
1. Dosis terapi, takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita. Untuk mendapatkan ukuran dosis terapi yang
dapat memberikan efek terapi yang efektif, perlu dilakukan pengukuran
presentase efek terapi yang diharapkan pada penderita atau pada hewan
percobaan. Misalnya untuk mengukur dosis terapi obat tidur , obat
tersebut diberikan kepada sejumlah hewan percobaan dengan berbagai
ukuran dosis, kemudian dihitung jumlah hewan yang tertidur setengah
jam setelah obat diberikan. Dosis yang menyebabkan efek tidur pada
50% hewan percobaan disebut ED50. Dosis yang menyebabkan efek tidur
10% hewan percobaan disebut ED10 dan mungkin saja ED1, ED20, ED99,
ED100.
2. Dosis minimum, takaran obat terkecil yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi pada penderita.
3. Dosis maksimum, takaran obat terbesar yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan keracunan pada penderita.
4. Dosis toksik, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
keracunan pada penderita.
5. Dosis letalis, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan

kematian pada penderita.


Dosis Letalis terdiri atas
a) L.D 50: takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan
percobaan.
b) L.D 100: takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan
percobaan
B. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiDosisObat

Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa


factor yaitu factor obat, Cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama
faktor-faktor penderita seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual
terhadap respon obat tidak selalu dapat diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga
factor tersebut dibawah ini didapati sekaligus.

1. Faktor Obat:

a. Sifatfisika :dayalarutobatdalam air/lemak, kristal/amorf, dsb.

b. Sifatkimiawi :asam, basa, garam, ester, garamkompleks, pH, pKa.

c. Toksisitas :dosisobatberbandingterbalikdengantoksisitasnya.

2. Faktor Cara Pemberian Obat Kepada Penderita:

a. Oral :dimakan atau diminum

b. Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena, dan sebagai

c. Rektal, vaginal, uretral

d. Lokal, topikal

e. Lain-lain : implantasi, sublingual, intrabukal, dan sebagai

3. FaktorPenderita:
a. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatric
b. Beratbadan : biar pun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda

besar
c. Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormone
d. Ras : slow & fast acetylators
e. Toleransi
f. Obesitas : untuk obat-obat tertentu factor ini harus diperhitungkan
g. Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi

absorbs obat, penyakit hati mempengaruhi metabolism obat, kelainan

pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat

C. Kesalahandosis/overdosis

1. Akibat kelebihan dosis:


a. Pernapasan akan tertekan/sesak nafas
b. Mual-mual/muntah
c. Berkurangnya tingkat kesadaran
d. Pusing
2. Penanganan kelebihan dosis sesuai dengan gejala misalnya sesak

nafasdengan cara penambahan oksigen.


D. MenghitungDosisMaksimum

Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila
dikelompokkan bias dibagi :
1. Dosis Terapi (Therapeutical Dose), yaitu dosis obat yang dapat digunakan
untuk terapi atau pengobatan untuk penyembuhan penyakit.
2. Dosis Maksimum (Maximalis Dose), yaitu dosis maksimal obat atau batas
jumlah obat maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan.
Dalam buku buku standar seperti Farmakope atau Ekstra Farmakope Dosis
Maksimum (DM) tercantum diperuntukkan orang dewasa.
3. Dosis Lethalis (Lethal Dose), yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat
mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang
mengkonsumsikan over dosis (OD)
4. Dosis medicinalis yaitu dosis terapeutik = dosis lazim
5. Dosis permulaan yaitu initial dose
6. Dosis pemeliharaan yaitu maintenance dose
7. Dosistoxica = dosis sampai terjadi keracunan
8. Dosis Khusus. Dosis penderita yang obesitas: harus diperhitungkan lemak
dan persentase BB tanpa lemak (BBTL)
BBTL = BB x (100 - % lemak)

9. Dosis penderita geriatrik (>65 tahun)

Dosis diturunkan( 75 % DD)


Perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan (cardivaskuler, ginjal, DM)

10. Dosis penderita ginjal:

Ekskresi obat terganggu obat lebih lama di peredarah darah. Dosis dan

interval obat harus diatur

11. Dosis dopamine

Salah satu indikasi penggunaan dopamine adalah pada TD sistolik<70mmHg

disertai dengan tanda-tanda syok.

Rumus dopamine yaitu: Dosis X BB(kg) X 60/4000

Contoh: Pasien dengan tekanan darah 80/50mmHg dan BB 50 kg. Dosis

dopamine dimulai dari 5 mikrogram/kgBB/menit. Kita gunakan rumus praktik

saja =5 X 50 X 60/4000 = 15000/4000=3.75 cc/jam

Cara MenghitungDosisMaksimumObatDalamResep:
a) DM tercantumberlakuuntuk orang dewasa, bilaresepmengandungobat yang

ber-DM, tanyakanumurnya.
b) Bilaadazat yang bekerjasearah, harusdihitung DM searah (dosisganda).
c) Urutanmelihatdaftar DM berdasarkanFarmakope Indonesia edisiterakhir

(FI. Ed.III, EkstraFarmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph. Ned. Ed.

V, CMN dan lain-lain).


d) Setelahdiketahuiumurpasien, kalaudewasalangsungdihitung,

yaituuntuksekaliminum :jumlahdalamsatutakarandibagidosissekalidikali

100%.Begitujugauntuksehariminum :jumlahseharidibagidosisseharidikali

100%.
e) DosisMaksimum (DM) searah :dihitunguntuksekalidansehari.
f) Cara menghitungDosisMaksimum (DM) untuk oral berdasarkan :

1). Rumus Young

Untukumur 1-8 tahundenganrumus :


(n/n + 12) x DM (dewasa) n = umurdalamtahun

2). RumusDilling

Untukumur di atas 8 tahundenganrumus :

(n/20) x DvgM n = umurdalamtahun

Contoh:R/ EkstrakBelladonce 0.12

Antipyrin 1,5

Lactosaq.s

m.f.pulv.No. XII

s.t.d.d.p.l.

Pro Ani (15)

Dengan DM:20mg/80mg

DM:1/4

Penyelesaian:

A. DM untukumur 15th:

Extr.Bellad 1 x p =15/20 x 20mg =15mg

1 hari=15/20 x 80mg=60mg

Antipyrin 1 x p =15/20 x 1 =0,75g=750mg

1 hari=15/20 x 4=3g=3.000mg

B. SetiapBungkusMengandung:Extr. Bellad =0,12/12=0,01=10mg

Antipyrin = 1,5/12 =0,125 =125mg


C. PemakaianMenurutResep :

Extr.Bellad : 1 x p =10mg<DM

1 hari = 3 x 10mg =30mg<DM

Antipyrin :1xp =125mg<DM

1 hari = 3 x 125mg=375mg<DM

3). Rumus Fried

Untukumur<1tahun

(n/150) x DM n = umurbayidalambulan

4). Biladalamberatbadan

a. Rumus Clark

(Beratbadandalam kilogram) / 70 kg x DM (dewasa)

b.RumusAugeberger: { (1 BB+10) / 100 } x DM

Keterangan: BB = BB anakdalam Kg
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam memberikan dosis obat harus sesuai dengan kondisi


dan usia pasien. Dengan menggunakan rumus yang telah
ditetapkan untuk menentukan dosis yang tepat. Agar pasien
merasa puas atas tindakan keperawatan yang kitaberikan.Dosis
obat adalah jumlah atau ukuran yang diharapakan dapat. Menghasilkan efek terapi
pada fungsi tubuh yang mengalami gangguan.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku


Kedokteran, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai