Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULIAN

1.1. Latar Belakang


Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui
suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak
di bawah dermis (Aziz,2006).
Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan dibawah kulit
dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian
dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus
(abdomen). Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan
dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol
kadar gula darah. Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang
disuntikanakan diabsorbsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi
npanjang (slow and sustained absorption). Tujuan pemberian obat
secara subkutan agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-
lahan. Lokasi injeksi secara subkutan adalah lengan atas sebelah luar,
paha bagian depa, perut, area scapula, area ventrogluteal, area
dorsogluteal.
injeksi subkutan merupakan salah satu metode pemberian obat
dalam tubuh manusia.sampai dengan 2 ml larutan obat biasa langsung
disuntikan dibawah kulit. Dengan cara ini, obat dapat berlaku dalam
waktu 20 menit. Metode ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah
kecil cairan obat ke pasien yang tidak dapat mengambil obat-obatan
oral atau jika obat ini sensitif dan dapat dengan mudah dihancurkan
oleh sekresi usus. Tidak semua obat cair dapat diberikan melalui
subkutan.

3
Ada obat Yang dapat membahayakan jaringan permukan kulit.
Dalam hal ini, injeksi intramuscular atau intravens dilakukan. Ketika
pemberian obat apapun, penyedia medis harus ingat untuk mengelola
obat yang tepat kepada orang yang tepat, dengan dosis yang tepat,
melalui rute yang tepat dan situs pada waktu yang sempurna. Ketika
pemberian injeksi subkutan, jarum kecil dan tipis digunakan dan
dimasukan tepat di bawah kulit, dan kemudian obat ini disuntikan
perlahan-lahan. Obat ini kemudian akan bergerak langsung ke
pembuluh darah kecil pergi ke aliran darah. Individu dapat memiliki
reaksi yang berbeda untuk obat-obatan yang diberikan secara
subkutan. Itulah sebabnya tim kesehatan harus memantau reaksi pasien
terutama ketika obat diperkenalkan untuk pertama kalinya. Setiap
reaksi yang merugikan harus segera dilaporkan kepada staf medis. Jika
pasien memerlukan suntikan sering, obat harus disuntikan di lokasi
yang berbeda setiap kali. Jika Injeksi subkutan dilakukan dengan
benar, tidak aka nada komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan
baik pasien maupun penyedia layanan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Definisi Pemberian obat secara subkutan ?
1.2.2. Tujuan pemberian obat secara subkutan ?

4
1.2.3. Indikasi dan kontra indikasi pemberian obat secara subkutan ?
1.2.4. Prosedur pelaksanaan tindakan subkutan ?
1.2.5. Kelebihan dan kekurangan pemberian obat secara subkutan ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Mahasiswa dapat memahami definisi pemberian obat secara
subkutan
1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari tindakan pemberian
obat secara subkutan
1.3.3. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi dan kontra indikasi utuk
tindakan subkutan
1.3.4. Mahasiswa dapat mengerti bagaimana prosedur pelaksanaan
tindakan subkutan
1.3.5. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan
tindakan pemberian obat secara subkutan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

5
Pemberian obat secara subkutan adalah tindakan
pemberian obat kedalah tubuh dengan cara memasukan obat kedalam
jaringan di bawah kulit dengan menggunakan spuit (Ganda,2012).

Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat


melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau
lemak di bawah dermis (Aziz,2006).

Lokasi penyuntikan harus berbeda dari lokasi


penyuntikan sebelumnya karena menghindari risiko lipodistrofi akibat
terus-terusan menggunakan lokasi suntik insulin yang sama

Ada beberapa area tubuh yang dapat digunakan untuk memberi


obat dengan metode ini, antara lain lengan atas bagian luar, paha
bagian anterior, daerah abdomen, bunggung bagian atas dan pinggang
bagian posterior.

2.2. Tujuan

6
2.2.1. Memasukan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subkutan di
bawah kulit untuk di absobsi.

2.2.2. Dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan


untuk mengontrol kadar gula darah.

2.2.3. Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan


(contoh : Vaksin BCG, uji tuberculin)

Vaksin BCG aman dan jarang menimbulkan efek


samping, namun tetap berisiko. Efek samping yang dapat
terjadi setelah menerima vaksin ini meliputi demam, dan
terbentuknya benjolan serta jaringan parut pada lokasi
suntikan.

2.3. Indikasi Dan Kontra Indikasi

7
2.3.1. Indikasi

Bisa diberikan kepada pasien yang tidak bisa meminum


obat secara oral seperti tidak sadarkan diri dan vomitus, pasien
yang tidak memiliki alergi kulit terhadap jarum suntuk dan obat
yang diresepkan.

2.3.2. Kontra Indikasi

Klien memiliki luka di daerah tubuh yang akan


dilakukan prosedur subkutan (seperti luka bakar), pasien
memiliki alergi dan infeksi kulit.

2.4. Prosedur Pelaksanaan

2.4.1. Perangkat Alat

2.4.1.1. Kartu obat.


2.4.1.2. Spuit 2ml dan jarum steril.

8
2.4.1.3. Obat dalam ampul atau vial yang diresepkan.

2.4.1.4. Swab alcohol.

9
2.4.1.5. Sarung tangan bersih.

2.4.1.6. Nierbekken.

10
2.4.2. Tindakan Keperawatan
2.4.2.1. Kumpulkan peralatan dan periksa instruksi dokter.
2.4.2.2. Identifikasi pasien dengan seksama.
2.4.2.3. Jelaskan prosedurnya pada pasien, obat yang akan
diberikan, lokasi penyuntikan dan apa yang harus
pasien lakukan.
2.4.2.4. Cuci tangan.
2.4.2.5. Tarik obat dari dalam ampul/vial sesuai yang
diinstruksikan.

2.4.2.6. Kumpulkan semua peralatan termaksuk obat yang


sudah dimasukkan ke dalam spuit di dekat tepi ranjang
pasien.
2.4.2.7. Tutup tirai.

11
2.4.2.8. Bantu pasien untuk berada dalam posisi sesuai lokasi
penyuntikan yang dipilih.
2.4.2.8.1. Bagian luar lengan atas – tangan
direlaksasikan dan berada di samping badan.
2.4.2.8.2. Paha anterior – duduk atau berbaring dengan
otot direlaksasikan.
2.4.2.8.3. Perut – pasien berada pada posisi setengah
berbaring.

2.4.2.9. Periksa area penyuntikan. Periksa apakah ada benjolan,


nodul, nyeri tekan, kekerasan, pembengkakakn,
jaringan parut, gatal, sensasi terbakar, dan inflamasi
terlokalisir atau tidak.
2.4.2.10. Pakai sarung tangan.
2.4.2.11. Bersihkan area di sekitar lokasi penyuntikan dengan
swab alcohol. Gunakan gerakan melingkar sambil terus
mengarah ke luar (diameter 5 cm). biarkan lokasi

12
tersebut mongering. Biarkan swab alcohol di dalam
nampan untuk digunakan kembali ketika menarik jarum.
2.4.2.12. Buka penutup jarum dengan menariknya secara cepat
dengan tangan yang tidak dominan.
2.4.2.13. Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi
penyuntikan atau renggangkan kulit pada lokasi
penyuntikan.

2.4.2.14. Pegang spuit dengan tangan yang dominan di antara ibu


jari dan jari telunjuk. Suntikkan jarum secara cepat
pada sudut 45-90 derajat, tergantung jumlah jaringan,
turgor jaringan dan panjang jarum. Pada orang yang
kurus, lebih disukai sudut 45 derajat. Ketika
menggunakan spuit insulin dengan jarum 26 G, dapat
digunakan sudut 90 derajat pada orang normal dan
obesitas.

13
2.4.2.15. Setelah jarum disuntikkan, lepaskan jaringan dan
segera pindahkan tangan anda yang tidak dominan
untuk menstabilkan ujung bawah spuit. Geser tangan
anda yang dominan ke bagian atas tabung spuit.

2.4.2.16. Aspirasi jika direkomendasikan, dengan menarik


pendorong spuit secara perlahan untuk menentukan
apabila jarum berada pada pembuluh darah atau tidak.
Jika muncul darah Tarik jarum dan buang. Siapkan obat
lagi. Jangan mengaspirasi heparin/insulin.
Aspirasi boleh dilakukan karna untuk kita mengetahui apakah
derajat jarum sudah sesuai atau belum dan untuk
memerika saat ditarik keuar darah atau tidak, karna kita
melakuakn tindakan subkutan berarti tidak boleh ada
darah, jika terdapat darah bearti kita salah melakukanya
sehingga harus mencari lokasi penyuntikan yan lain dan

14
mengulangnya kembali. Dan bila terdapat darah kita
harus mengganti spuit dan obat yang akan diberikan
kepada klien
2.4.2.17. Suntikkan obat secara perlahan bila tidak muncul darah.
2.4.2.18. Tarik jarum dengan cepat pada sudut yang sama seperti
ketika menyuntikkan pertama kali sambil memberikan
tarikan penetral di sekitar lokasi penyuntikan dengan
tangan yang tidak dominan.

2.4.2.19. Tekan area tersebut dengan lembut dengan swab


alcohol.
Jangan memijat lokasi penyuntikan heparin/insulin.
Alasannya adalah : a. Obat bisa saja tidak masuk kedalm
Jaringan
b. Karna dapat membat luka didalam
jaringan

2.4.2.20. Tutup kembali spuit yang telah dipakai untuk


menghindari kejadian tidak diinginkan karna kita juga
harus menjaga keselamatan petugas medis dan staff lain
yang mengurus limbah medis serta untuk mencegah
terjadinya infeksi nosokomial

15
Jika kita tidak menutup jarum maka kemungkinan akan
terjadi kejadian tidak diinginkan seperti tertusuk jarum,
tetapi positifnya jika kita tidak menutup jarum adalah
jarum yang telah dipakai tidak akan tertukar dengan
yang belum terpakai dan tidak akan terbakai dua kali
2.4.2.21. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman.
2.4.2.22. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.
2.4.2.23. Catat pemberian obat beserta tanggal, waktu, dosis,
rute, lokasi, dan tanda tangan perawat.
2.4.2.24. Evaluasi respons pasien terhadap pemberian obat.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan


2.5.1. Kelebihan
2.5.1.1. Dapat diberikan kepada pasien dalam kondisi tidak
sadar
2.5.1.2. Efek obat timbul lebih cepat dibanding pemberian
secara oral
2.5.1.3. Dapat diberikan kepada pasien yang sedang mengalami
vomitus dan diare

2.5.2. Kekurangan
2.5.2.1. Perlu prosedur steril
2.5.2.2. Menimbulkan rasa nyeri

16
2.5.2.3. Obat yang digunakan lebih mahal dari pada obat oral
2.5.2.4. Hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis karena
tindakan
injeksi harus dikerjakan secara aman dan dikerjakan
oleh tenanaga medis yang sudah terlatih. Kebersihan
dalam perosedur tindakan juga wajib diperhatikan
karena jika digunakan berulang berpotensi menjadi
sumber transmisi virus

2.6. Menghitung Insulin

BAB III

17
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Injeksi subkutan merupakan cara memberikan obat melalui


suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas
bagian luar, paha bagian anterior, daerah abdomen, bunggung bagian
atas dan pinggang bagian posterior

Prosedur kerja pemberian obat injeksi subkutan pada klient


harus dilakukan secara tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, dan tepat
waktu pemberian

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Alimun, Aziz.2006.Kebutuhan Dasar Manusia 1

Jakarta : Salemba Medika

18
Jacob, Annamma, Rekha R dan Jadhav Sonali Tarachnand.2014.Clinical Nursing
Procedure, Jilid Satu

Tangerang : BINARUPA AKSARA

Sigalingging, Ganda.2012.Buku Panduan Laboratorium Kebutuhan Dasar Manusia

Jakata : EGC

19

Anda mungkin juga menyukai