PENDAHULIAN
3
Ada obat Yang dapat membahayakan jaringan permukan kulit.
Dalam hal ini, injeksi intramuscular atau intravens dilakukan. Ketika
pemberian obat apapun, penyedia medis harus ingat untuk mengelola
obat yang tepat kepada orang yang tepat, dengan dosis yang tepat,
melalui rute yang tepat dan situs pada waktu yang sempurna. Ketika
pemberian injeksi subkutan, jarum kecil dan tipis digunakan dan
dimasukan tepat di bawah kulit, dan kemudian obat ini disuntikan
perlahan-lahan. Obat ini kemudian akan bergerak langsung ke
pembuluh darah kecil pergi ke aliran darah. Individu dapat memiliki
reaksi yang berbeda untuk obat-obatan yang diberikan secara
subkutan. Itulah sebabnya tim kesehatan harus memantau reaksi pasien
terutama ketika obat diperkenalkan untuk pertama kalinya. Setiap
reaksi yang merugikan harus segera dilaporkan kepada staf medis. Jika
pasien memerlukan suntikan sering, obat harus disuntikan di lokasi
yang berbeda setiap kali. Jika Injeksi subkutan dilakukan dengan
benar, tidak aka nada komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan
baik pasien maupun penyedia layanan.
4
1.2.3. Indikasi dan kontra indikasi pemberian obat secara subkutan ?
1.2.4. Prosedur pelaksanaan tindakan subkutan ?
1.2.5. Kelebihan dan kekurangan pemberian obat secara subkutan ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mahasiswa dapat memahami definisi pemberian obat secara
subkutan
1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari tindakan pemberian
obat secara subkutan
1.3.3. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi dan kontra indikasi utuk
tindakan subkutan
1.3.4. Mahasiswa dapat mengerti bagaimana prosedur pelaksanaan
tindakan subkutan
1.3.5. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan
tindakan pemberian obat secara subkutan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
5
Pemberian obat secara subkutan adalah tindakan
pemberian obat kedalah tubuh dengan cara memasukan obat kedalam
jaringan di bawah kulit dengan menggunakan spuit (Ganda,2012).
2.2. Tujuan
6
2.2.1. Memasukan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subkutan di
bawah kulit untuk di absobsi.
7
2.3.1. Indikasi
8
2.4.1.3. Obat dalam ampul atau vial yang diresepkan.
9
2.4.1.5. Sarung tangan bersih.
2.4.1.6. Nierbekken.
10
2.4.2. Tindakan Keperawatan
2.4.2.1. Kumpulkan peralatan dan periksa instruksi dokter.
2.4.2.2. Identifikasi pasien dengan seksama.
2.4.2.3. Jelaskan prosedurnya pada pasien, obat yang akan
diberikan, lokasi penyuntikan dan apa yang harus
pasien lakukan.
2.4.2.4. Cuci tangan.
2.4.2.5. Tarik obat dari dalam ampul/vial sesuai yang
diinstruksikan.
11
2.4.2.8. Bantu pasien untuk berada dalam posisi sesuai lokasi
penyuntikan yang dipilih.
2.4.2.8.1. Bagian luar lengan atas – tangan
direlaksasikan dan berada di samping badan.
2.4.2.8.2. Paha anterior – duduk atau berbaring dengan
otot direlaksasikan.
2.4.2.8.3. Perut – pasien berada pada posisi setengah
berbaring.
12
tersebut mongering. Biarkan swab alcohol di dalam
nampan untuk digunakan kembali ketika menarik jarum.
2.4.2.12. Buka penutup jarum dengan menariknya secara cepat
dengan tangan yang tidak dominan.
2.4.2.13. Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi
penyuntikan atau renggangkan kulit pada lokasi
penyuntikan.
13
2.4.2.15. Setelah jarum disuntikkan, lepaskan jaringan dan
segera pindahkan tangan anda yang tidak dominan
untuk menstabilkan ujung bawah spuit. Geser tangan
anda yang dominan ke bagian atas tabung spuit.
14
mengulangnya kembali. Dan bila terdapat darah kita
harus mengganti spuit dan obat yang akan diberikan
kepada klien
2.4.2.17. Suntikkan obat secara perlahan bila tidak muncul darah.
2.4.2.18. Tarik jarum dengan cepat pada sudut yang sama seperti
ketika menyuntikkan pertama kali sambil memberikan
tarikan penetral di sekitar lokasi penyuntikan dengan
tangan yang tidak dominan.
15
Jika kita tidak menutup jarum maka kemungkinan akan
terjadi kejadian tidak diinginkan seperti tertusuk jarum,
tetapi positifnya jika kita tidak menutup jarum adalah
jarum yang telah dipakai tidak akan tertukar dengan
yang belum terpakai dan tidak akan terbakai dua kali
2.4.2.21. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman.
2.4.2.22. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.
2.4.2.23. Catat pemberian obat beserta tanggal, waktu, dosis,
rute, lokasi, dan tanda tangan perawat.
2.4.2.24. Evaluasi respons pasien terhadap pemberian obat.
2.5.2. Kekurangan
2.5.2.1. Perlu prosedur steril
2.5.2.2. Menimbulkan rasa nyeri
16
2.5.2.3. Obat yang digunakan lebih mahal dari pada obat oral
2.5.2.4. Hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis karena
tindakan
injeksi harus dikerjakan secara aman dan dikerjakan
oleh tenanaga medis yang sudah terlatih. Kebersihan
dalam perosedur tindakan juga wajib diperhatikan
karena jika digunakan berulang berpotensi menjadi
sumber transmisi virus
BAB III
17
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
18
Jacob, Annamma, Rekha R dan Jadhav Sonali Tarachnand.2014.Clinical Nursing
Procedure, Jilid Satu
Jakata : EGC
19