OLEH :
1. SULIKAH
2. ANIS FATIN N
3. DWI FAKHRUDIN
4. DIANITA WAHYU A
5. NUR AISYAH
6. PURBO PUTRA M
PROGRAM B S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas
berkat dan rahmatnya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH PADA PASIEN HEPATITIS” ini dalam rangka memenuhi persyaratan
mata kuliah keperawatan medikah bedah. Dalam penyusunan makalah ini
penyusun banyak mengalami kesulitan dan hambatan, akan tetapi semuanya bisa
dilalui berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam penyusunan makalah ini penulis
telah mendapatkan bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak baik
materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua rekan kelompok yang telah terlibat
Penyusun
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1 Definisi
akut dan kronik dibedakan atas lamanya penyakit dan pola kerusakan
dari darah dan cairan tubuh. Virus dapat menular melalui cairan atau
secret tubuh misalnya dari sperma, air liur, keringat, air mata, ASI, dan
Kum15 \l 1033 ].
obat-obatan toksin, atau patogen lain. Hepatitis dapat bersifat akut atau
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
1.1.2 Etiologi
merupakan hasil infeksi disebabkan oleh salah satu dari lima golongan
keringat, air mata, air susu ibu, air mani, dan cairan efusi. Penularan
lainnya dapat berasal dari aktivitas seksual, penggunaan narkoba
Afi11 \l 1033 ]
4 tahapan meliputi :
1) Fase Inkubasi
Fase inkubasi terjadi saat waktu antara masuknya virus dan timbulnya
3) Fase Ikterus
Fase ikterus muncul setelah 5-10 hari, namun dapat juga muncul
1.1.4 Patofisiologi
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini
terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karena itu, sebagian besar penderita klien yang mengalami hepatitis
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli
tersebut di dalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi.
And13 \l 1033 ]
1.1.5 Pathway
Gangguan suplai
Perasaan tidak nyaman
darah normal pada Hepatomegali
dikuadran kanan atas
sel-sel hepar
C
a. Fase Akut
hepatitis B pada fase akut. Tingkat SGPT biasanya lebih tinggi dari
SGOT.
3) Kadar albumin menurun dan serum kadar zat besi dapat meningkat.
prothrombin.
8) Pada fase akut juga dilakukan pemeriksaan USG, Ct scan atau MRI.
b. Hepatitis B kronis
HbsAg, IgG HBcAb dan HBeAb juga akan hadir dall]am serum.
2) HbsAg, HBcAb dari jenis IgG atau IgM dalam kasus reaktivai
HIV
1.1.7 Penatalaksanaan
a. Pengobatan oral
ginjal.
1.1.8 Komplikasi
Afi11 \l 1033 ]
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Identitas Klien Klien 1
Nama Tn. A
Tgl.lahir 02-03-1974
Umur 45 tahun
Suku/bangsa Jawa/Indonesia
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Wiraswasta
3. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit Klien
Keluhan utama Pasien mengatakan mual, sakit perut kanan atas, tidak nafsu makan.
Riwayat penyakit Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada penyakit melular maupun menurun.
dahulu Tidak ada penyakit yang sama seperti pada yang di derita pasien saat ini.
Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan :
laki-laki
perempuan
X meninggal
Klien
4. Perubahan Pola Kesehatan (Pola Gordon)
DS: pasien mengatakan BAK melalui selang kateter dan tidak ada nyeri ketika
BAK.
b. BAK DO: pasien terpasang kateter, jumlah output urin perhari sebanyak 1400 cc.
berwarna kuning pekat.
6. Pola kognitif DO: klien mengatakan masih mampu untuk merasakan sensasi seperti
perceptual pendengaran, penglihatan, pengecapan. Tidak ada gangguan sensasi apapun
7. Pola konsep DO: klien mengatakan ingin cepat sembuh dan melakukan aktifitas seperti biasa.
diri
8. Pola koping DO: klien mengatakan pasrah terhadap penyakitnya dan berusaha selalu
berusaha sabar di setiap masalah.
9. Pola seksual DO: klien mengatakan selama sakit tidak memiliki gairah seksual
reproduksi
10. Pola peran dan DS: Pasien mengatakan sudah menikah dengan satu istri, menikah selama 20
hubungan tahun dikaruniai sebanyak 2 anak, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan.
Berhubungan baik dengan keluarga dan masyarakat.
11. Pola nilai dan DO: klien mengatakan beragama islam, selama sakit ia melakukan ibadah
kepercayaan dengan diatas tempat tidur, sholat 5 waktu ditempat tidur.
6. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan Darah Parameter Hasil Unit Nilai normal
Klien SGPT (ALT) 61 U/L 15 – 40
SGOT (AST) 53 U/L 10 – 40
HBSAg Positif Negatif
Albumin 2,9 g/dL 3,4 – 4,8
7. Terapi Obat
Terapi Infus Injeksi Oral
Klien NaCL 0,9% Ceftazidime 3 x 1 gr ceftazidime Curcuma 3 x 20 mg
14 tpm Ranitidine 2 x 50 mg ranitidine HCI xanthorrhiza rhizome
(hydrochloride)
Furosemid 1 x 20 mg furosemida
Drip LOLA 2 x 20 mg L-ornithine L-asparte
2.1.6 Evaluasi
Evaluasi klien
Tanggal/waktu Evaluasi Paraf
25 April 2021 S: klien mengatakan jauh lebih baik dari kemarin, tidak mual dan muntah,
14.00 WIB tidak ada nyeri perut kanan atas, semalam tidur nyenyak.
O: klien tampak lebih segar, tidak ada kantung mata, klien makan habis
satu porsi. Peristaltic usus 23 x/menit. BB: 48 kg
A: deficit nutrisi teratasi
P: intervensi dihentikan, pasien rencana pulang. Klien dan keluarga di
edukasi tentang nutrisi, makan dengan posisi duduk, sebelum dan sesudah
makan lakukan oral hygine.
Edukasi : dirumah jika terasa mual dan muntah lagi sebaiknya diatasi
dengan menghindari pemicu mual dan muntah seperti bebauan yang tajam,
panas, kondisi lembab, ruangan pengap keributan, lampu yang berkelap
kelip, cahaya silau. Selain itu pasien juga perlu diedukasi untuk
memodifikasi diet.
Modifikasi diet : makan dalam jumlah sedikit dengan frekuensi sering,
hindari makanan pedas, berlemak dan makanan yang berbau tajam. Hindari
makanan kering dan tawar. Dianjurkan berupa makanan atau minuman
yang mengandung jahe dan peppermint, kaldu, serta biscuit.
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Identitas Klien Klien 1
Nama Tn. A
Tgl.lahir 02-03-1974
Umur 45 tahun
Suku/bangsa Jawa/Indonesia
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Wiraswasta
3. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit Klien
Keluhan utama Pasien mengatakan mual, sakit perut kanan atas, tidak nafsu makan.
Riwayat penyakit Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada penyakit melular maupun menurun.
dahulu Tidak ada penyakit yang sama seperti pada yang di derita pasien saat ini.
Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan :
laki-laki
perempuan
X meninggal
Klien
4. Perubahan Pola Kesehatan (Pola Gordon)
DS: pasien mengatakan BAK melalui selang kateter dan tidak ada nyeri ketika
BAK.
b. BAK DO: pasien terpasang kateter, jumlah output urin perhari sebanyak 1400 cc.
berwarna kuning pekat.
6. Pola kognitif DO: klien mengatakan masih mampu untuk merasakan sensasi seperti
perceptual pendengaran, penglihatan, pengecapan. Tidak ada gangguan sensasi apapun
7. Pola konsep DO: klien mengatakan ingin cepat sembuh dan melakukan aktifitas seperti biasa.
diri
8. Pola koping DO: klien mengatakan pasrah terhadap penyakitnya dan berusaha selalu
berusaha sabar di setiap masalah.
9. Pola seksual DO: klien mengatakan selama sakit tidak memiliki gairah seksual
reproduksi
10. Pola peran dan DS: Pasien mengatakan sudah menikah dengan satu istri, menikah selama 20
hubungan tahun dikaruniai sebanyak 2 anak, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan.
Berhubungan baik dengan keluarga dan masyarakat.
11. Pola nilai dan DO: klien mengatakan beragama islam, selama sakit ia melakukan ibadah
kepercayaan dengan diatas tempat tidur, sholat 5 waktu ditempat tidur.
6. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan Darah Parameter Hasil Unit Nilai normal
Klien SGPT (ALT) 61 U/L 15 – 40
SGOT (AST) 53 U/L 10 – 40
HBSAg Positif Negatif
Albumin 2,9 g/dL 3,4 – 4,8
7. Terapi Obat
Terapi Infus Injeksi Oral
Klien NaCL 0,9% Ceftazidime 3 x 1 gr ceftazidime Curcuma 3 x 20 mg
14 tpm Ranitidine 2 x 50 mg ranitidine HCI xanthorrhiza rhizome
(hydrochloride)
Furosemid 1 x 20 mg furosemida
Drip LOLA 2 x 20 mg L-ornithine L-asparte
2.1.6 Evaluasi
Evaluasi klien
Tanggal/waktu Evaluasi Paraf
25 April 2021 S: klien mengatakan jauh lebih baik dari kemarin, tidak mual dan muntah,
14.00 WIB tidak ada nyeri perut kanan atas, semalam tidur nyenyak.
O: klien tampak lebih segar, tidak ada kantung mata, klien makan habis
satu porsi. Peristaltic usus 23 x/menit. BB: 48 kg
A: deficit nutrisi teratasi
P: intervensi dihentikan, pasien rencana pulang. Klien dan keluarga di
edukasi tentang nutrisi, makan dengan posisi duduk, sebelum dan sesudah
makan lakukan oral hygine.
Edukasi : dirumah jika terasa mual dan muntah lagi sebaiknya diatasi
dengan menghindari pemicu mual dan muntah seperti bebauan yang tajam,
panas, kondisi lembab, ruangan pengap keributan, lampu yang berkelap
kelip, cahaya silau. Selain itu pasien juga perlu diedukasi untuk
memodifikasi diet.
Modifikasi diet : makan dalam jumlah sedikit dengan frekuensi sering,
hindari makanan pedas, berlemak dan makanan yang berbau tajam. Hindari
makanan kering dan tawar. Dianjurkan berupa makanan atau minuman
yang mengandung jahe dan peppermint, kaldu, serta biscuit.
DAFTAR PUSTAKA