Anda di halaman 1dari 113

PENGARUH WUDHU TERHADAP KECEMASAN

SAAT MENGHADAPI UJIAN PRAKTIKUM


PADA MAHASISWI KEPERAWATAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Oleh:
IQBAL MAULANA UTOMO
NIM: 1111104000005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan jiplakan dari

karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

015

DF 97

NIM. 1111104000005
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2015

Iqbal Maulana Utomo, NIM: 1111104000005

The Effect of Wudhu to Anxiety When Practical Examination on Nursing


Student UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xvii + 63 pages + 6 tables + 2 schemes +1 Picture+ 8 attachments

ABSTRACT

Practical examination is one stressor that can cause anxiety in students. Anxiety
can lead to failure in the exam. Anxiety can be treated with one of the non
Pharmacological therapy is ablution. Ablution is an integration of hydrotherapy
and deep breathing techniques that can provide a relaxing effect. However, the
effect of ablution to anxiety on the students when faced with practical exam in this
case needs to be proven. The purpose of this study was to determine the effect of
ablution to anxiety when practical examination on Nursing student UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. This research is a quantitative research using quasy-
experimental design with one group pre test and post test conducted on 15
respondents when going to perform practical examination injections of insulin in
the course of Medical Surgical Nursing Module II. The instrument used to assess
anxiety is the Visual Analogue Scale for Anxiety (VAS-A). Data were analyzed
with statistical test of paired t-test with a significance level of 0.05. The results
show the value (p = 0.000)
<0.05 can be concluded that there is to anxiety when practical examination on
Nursing student UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. It is recommended that ablution
can be used as therapy to deal with anxiety on the students prior to the practical
examination.

Keywords : Anxiety, Ablution


Reference : 72 (years 2003-2015)

iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Iqbal Maulana Utomo, NIM: 1111104000005

Pengaruh Wudhu Terhadap Kecemasan saat Menghadapi Ujian Praktikum


pada Mahasiswi Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xvii + 63 halaman + 6 tabel + 2 skema + 1 gambar+8 lampiran

ABSTRAK

Ujian praktikum merupakan salah satu stressor yang dapat menyebabkan


kecemasan pada mahasiswa. Kecemasan tersebut dapat mengakibatkan kegagalan
dalam ujian. Kecemasan dapat ditangani dengan salah satu terapi non
Farmakologi yaitu wudhu. Wudhu merupakan integrasi dari tehnik hidroterapi dan
napas dalam yang dapat memberikan efek relaksasi. Namun pengaruh wudhu
terhadap kecemasan pada mahasiswi saat menghadapi ujian praktikum dalam hal
ini perlu dibuktikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
wudhu terhadap kecemasan saat menghadapi ujian pada mahasiswi Keperawatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
menggunakan desain quasy-eksperimental dengan one group pre test and post test
yang dilakukan pada 15 responden saat akan melakukan ujian praktikum tindakan
penyuntikan insulin pada mata kuliah Modul Keperawatan Medikal Bedah II.
Instrumen yang digunakan untuk menilai kecemasan adalah Visual Analogue
Scale for Anxiety (VAS-A). Data penelitian dianalisis dengan uji statistik paired t-
test dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukan nilai (p=0,000)
< 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh wudhu terhadap kecemasan saat
ujian praktikum pada mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disarankan agar wudhu dapat dijadikan terapi untuk menangani kecemasan pada
mahasiswi sebelum melakukan ujian praktikum.

Kata Kunci : Kecemasan, Wudhu


Refrensi : 72 (tahun 2003-2015)

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

PENGARUH WUDHU TERHADAP KECEMASAN SAAT


MENGIIADAPI UJIAN PRAKTIKUM PADA MAHASISWI
KEPERAWATAN UIN SYARIF IIIDAYATULLAiI
JAKARTA

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing


skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta

Disusun Oleh:
Iqbal Maulana Utomo
NIM: 1111104000005

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Maulina Randavani, S. Kp, M. Ita Yuanita, S. Kp. M.Kep


Sc NIP. 197902102005012002 NSP.197001222008012005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

PENGARUH WUDBU TERHADAP KECEMASAN SAAT MENGBADAPI

UJIAN PRAKTIKUMPADA MAHASISWI KEPERAWATAN

UIN SYARIF ilIDAYATULLAB JAKARTA

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

IQBAL MAULANA UTOMO

NIM: 1111104000005

Pembimbing I Pembimbing II

MaulinaHandavani., S. Kp, M. ItaYuanita, S. Kti., M.Kep


Sc N&. 197902102005012002 N&. 197001222008012005

Pengujj II

Ns. Eniur amieustini., W Sc ItaYuanita S. K

NIP.19800802z006042001 N&. 197001222008012005

Penguji III

MaalinaRandayani, S. Ko, M. Sc

N&. 197902102005012002

vi
LEMBAR PEh'GESAHAN

Skripsi dengan judul

PENGARUH WUDHU TERHADAP KECEMASAN SAAT MENGHADAPI


UJIAN PRAKTIKUM PADA 3IAHASISWI KEPERAWATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Telah disusun dan dipertahankan diliadapan penguji oleh

IQBAL MAULANA UTOMO


NIM: 1111104000005

Mengetahui,
Ketua Prop’am Studi Ilmu Keperau atan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

blaulina Handavani, S. Kp, M. Sc

NIP. 197902102005012002

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


yarif Hidayatullah Jakarta

rif Sumantri. SKM II.Kes


NIP. 196508081988031002

VI I
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : IQBAL MAULANA UTOMO


Tempat, tanggal Lahir : Medan, 5 Mei 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama Status Alamat
: Islam
: Belum Menikah
Hp : Jl. Kol. Sugiono Kp. Kandang Sapi No. 19 Rt/Rw 012/011, Duren Sawit Jakarta Timur
E-mail Fakultas/Jurusan
: +6285695109761
:
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN
1. TK Kuncup Kencana Jakarta 1998-1999
2. SDN Pondok Bambu 14 Pagi Jakarta 1999-2005
3. SMP Negeri 165 Jakarta 2005-2008
4. SMA Muhammadiyah 23 Jakarta 2008-2011
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-sekarang
Pengalaman Organisasi
1. 2012-2013 : Staf Kementrian Kemahasiswaan BEMJ Ilmu Keperawatan
2. 2013-2014 : Presiden BEM Ilmu Keperawatan UIN Jakarta
3. 2014-2015 : Sekretaris Bidang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
FKIK
4. 2014-2015 : Ketua Departemen Pengembangan Mahasiswa Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Ciputat, Juli 2015

Iqbal Maulana Utomo

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, yang telah memberi kekuatan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelasaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis
curahkan kepada Rasul tercinta Nabi Muhammad saw yang telah membawa
kebenaran yaitu Islam dan telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.
Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Wudhu Terhadap Saat Menghadapi
Ujian Kecemasan Pada Mahasiswi Keperawatan Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta Praktikum” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan sebagai wadah latihan bagi penulis untuk belajar
berfikir kritis dan metodologis.

Pada ahirnya, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh


pihak yang telah membantu, mengarahkan, dan mendukung penyusunan
skripsi ini . Rangkaian terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S. Kp, M. Sc.,selaku Ketua Program Studi dan
sekaligus Dosen Pembimbing.
3. Ibu Ernawati. S. Kp., Sp. KMB sebagai Sekretaris Program Studi
4. Ibu Ita Yuanita, S. Kp, M.Kep selaku Dosen Pembimbing, yang selalu
memberikan semangat, arahan serta masukan untuk berusaha, dan selalu
setia mengoreksi dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap jajaran pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan masukan dan motivasi.
6. Kedua orang tua, Bpk. Toto Suprapto dan Ibu Sumiati. Bagaimanapun,
sejauhmanapun, setinggi apapun dari kalian berdualah saya belajar
ketabahan, keteguhan sikap, dan keikhlasan. Ridho Allah telah menunggu
kalian di depan pintu surga firdaus.
7. Adikku tercinta, Pritty Salsabila dan Rayhan Fahrezi Rasa-rasanya belum
bisa kakakmu ini menjadi uswatun hasanah untuk kalian berdua.
8. Segenap Staff bidang Akademik FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Sahabat-sahabat/i PSIK 2009-2014, BEM PSIK Periode 2013-2014 dan
DEMA FKIK 2015, HMI KOMFAKDIK dan PMII KOMFAKKES yang
telah memberikan inspirasi, do`a dan semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.

Segenap kesadaran, penulis mengakui, meskipun telah berusaha


maksimal dalam penyusunan skripsi ini, pasti masih terdapat hal-hal yang
kurang dan mesti diperbaiki, baik dari segi materi maupun metodologi,
oleh karena itu

ix
segala masukan dan komentar mengenai tulisan ini penulis terima sebagai
sebuah apresiasi.

Akhir kata semoga kita semua selalu diberikan rahmat, hidayah serta karunia dari
Allah SWT dan apa yang telah penulis peroleh selama pendidikan dapat
diamalkan dengan baik.

Wallahul Muwaffiq Illa AqwamithThariq

Wassalamu`alaikum Wr. Wb

.
Ciputat, Juli 2015

Iqbal Maulana Utomo

x
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul i

Pernyataan Keaslian Karya ii

Abstract iii

Abstrak iv

Pernyataan Persetujuan v

Lembar Pengesahan vi

Daftar Riwayat Hidup viii

Kata Pengantar ix

Daftar Isi xi

Daftar Tabel dan Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Pertanyaan Penelitian 7
1.4 Tujuan Penelitian 8
1.5 Manfaat Penelitian 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian 9

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Umum Kecemasan 10
2.1.1 Pengertian Kecemasan 10

xi
2.1.2 Teori Kecemasan 12
2.1.3 Klasifikasi Tingkat Kecemasan 13
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan 16
2.1.5 Skala Pengukur 17
2.2 Wudhu 19
2.2.1 Definisi 19
Jenis Air untuk wudhu 20
Rukun Wudhu 21
Tata cara wudhu 23
Manfaat Wudhu 23
Penelitian Terkait 25
Praktikum Keperawatan 25
Kecemasan Saat Praktikum 26
Pengaruh Kecemasan Pada Mahasiswa 27
Penanganan Kecemasan Mahasiswa 28
Kerangka Teori 33

BAB III KERANGKA KONSEP


Kerangka Konsep 34
Hipotesis Penelitian 34
Definisi Operasional 36

4. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian 38
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling 39
4.3 Kriteria Sampel 40
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 40
4.5 Instrumen Penelitian 41
4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 42
4.7 Prosedur Pengumpulan Data 43
4.8 Prosedur Pengolahan Data 46
4.9 Analisa Data 47

xii
4.10 Etika Penelitian 49

5. BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Karakteristik Responden 52
5.2 Hasil Analisis Univariat 52
5.3 Hasil Analisis Bivariat 54

BAB VI PEMBAHASAN
Pembahasan 56
Keterbatasan Penelitian 67

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan 68
Saran 69

Daftar Pustaka
Lampiran

xiii
DAFTAR GAMBAR, SKEMA DAN TABEL

Halaman

Gambar 2.1 Rentang respon Cemas 15

Skema 2.4 Kerangka Teori 33

Skema 3.1 Kerangka Konsep 34

Tabel 4.1 Definisi Operasional 36

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Usia 52

Tabel 5.2 Distribusi Persentase Tingkat Kecemasan Responden


Sebelum dan Setelah Intervensi Wudhu 52

Tabel 5.3 Distribusi Rata-rata Skor Kecemasan Responden Sebelum


dan Setelah dilakukan Intervensi Wudhu 53

Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Skor Kecemasan Responden Sebelum


dan Setelah Intervensi Wudhu 54

Tabel 5.4 Analisa Pengaruh Wudhu Terhadap Kecemasan saat


Menghadapi Ujian Pada Mahasiswi Keperawatan 55

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan


Lampiran 2. Penjelasan Penelitian
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Hasil studi pendahuluan
Lampiran5.Satuan Acara dan Modul Peatihan Wudhu Lampiran6.Rekapitulasi Statistik Responden Lampiran7.Analisa Uji Un
Lampiran8.Analisa Uji Bivariat

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh keadaan dan situasi (Videbeck, 2008). Cemas didefinisikan sebagai suatu pengalaman
Cemas dapat mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan fisik menunjukkan perubahan
Cemas dapat dilihat dalam berbagai tingkatan yaitu rentang ringan,

sedang, berat sampai panik. Setiap tingkat menyebabkan perubahan

fisiologis dan emosional pada individu (Videbeck, 2008). Kecemasan

tingkat tinggi dapat mengganggu ingatan, bahasa, organisasi, dan kontrol

keinginan (Begley,1995 dalam Meltzer, 2010).

Kecemasan merupakan bagian dari tiap pribadi manusia terutama

jika individu dihadapkan pada situasi yang tidak jelas dan tidak menentu,

sehingga kecemasan juga dapat meningkatkan kesiapan diri seseorang

1
2

dalam menghadapi suatu tantangan atau suatu ancaman (stressor)

(Satiadarma, 2001, dalam Zulkarnain, 2009).

Banyak pekerjaan, tantangan dan tuntutan yang harus dijalankan

oleh mahasiswa disetiap harinya. Tantangan dan tuntutan tersebut antara

lain pembuatan bermacam tugas, laporan, makalah maupun ujian


mbulkan stressor pada mahasiswa (Zulkarnain dan Ferry, 2009). Stressor yang didapatkan siswa menyebabkan kecemasan y
yang
iswa (Ward, 2008). Kecemasan merupakan penyebab umum dari buruknya penampilan akademik siswa keperawatan saat m

dialami siswa menimbulkan adanya penurunan motivasi belajar dan

menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai ujian, bukan pada

kemampuan belajar mereka (Mellincavage, 2008). Siswa yang mempunyai

kecemasan tinggi cenderung mendapat skor yang lebih rendah dari pada

skor siswa yang kurang cemas (Djiwandono, 2002 dalam Vavianti, 2011).

Hal ini sejalan dengan penelitian tentang kecemasan dan keberhasilan

belajar dilakukan Julie Floyd (2010) berjudul “Depression, anxiety and

stress among nursing student and relationship to GPA”. Dari penelitian


tersebut didapat hasil bahwa siswa yang memiliki indeks prestasi rendah

cenderung mengalami kecemasan lebih berat.

Berdasarkan hasil penelitian Abdillah (2014) yang dilakukan pada

50 mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebutkan

bahwa mahasiwa mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum

hasil penelitian Zulkarnain dan Ferry, 2009; Navianti, 2011; dan Boky dkk, 2013 pada subjek yang mengalami kecemasan ba

peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perbedaan ini bukan hanya

dipengaruhi oleh faktor emosi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor kognitif

(Gunadi, 2004, dalam Zulkarnain dan Novliadi, 2009).

Hidroterapi adalah sebuah teknik yang menggunakan air sebagai

media untuk menghilangkan mengobati penyakit (Stevenson, 2007).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa Hidroterapi memiliki efek

relaksasi bagi tubuh, sehingga mampu merangsang pengeluaran hormon

endorphin dalam tubuh dan menekan hormon adrenalin. Dengan demikian,

seseorang
yang menjalani treatment ini akan merasa tenang, relaks dan tidak ada

beban (Pranata dan Yuwanto, 2014). Ion-ion negatif yang timbul karena

butiran- butiran air yang dapat meredam rasa sakit, menetralkan racun

serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. (Gisymar, 2010

dalam Pranata dan Yuwanto, 2014). Sementara itu adanya ion negative
guan cemas (Prato dan Yucha, 2013).
tersebut
kung penelitian. Dalam sejarahnya, air juga pernah digunakan oleh Rasulullah saw untuk pengobatan. Saat itu Rasulullah saw

kulit (Muslimah, 2014).

Kata wudhu' berasial dari kata wadha' yang artinya kebersihan, dan

dalam terminologie hukum Islam, hal ini berarti membersihkan beberapa

bagian tubuh, sebelum mendirikan Sernbahyang (Abdullah, 2010). Berwudhu

merupakan hal yang diperintahkan Allah kepada manusia. Allah berfirman

dalam surat Al-Maidah: 6 sebagai berikut yang artinya: “Hai Orang-

orang beriman! Jika kamu hendak berdiri melakukan shalat, basuhlah

mukamu dan tanganmu sampai kesiku, lalu sapulah kepalamu dan basuh

kakimu
hingga dua-mata kaki” (QS. Al-Maidah:6). Rasululah barkata melalui

hadistnya “Dari Abu Huraira r.a. Bahwa Rasulullah bersabda: “Maukah

saya tunjukkan kepadamu hal-hal dengan nama Allah menghapuskan

dosa- dosamu serta mengangkat derajatmu?” “Mau ya Rasulullah”, ujar

mereka. “Meyempurnakan wudhu menghadapi segala kesusahan, dan


a mendekatkan diri kepada Allah berarti mendekat kepada Dzat Yang Maha Suci. Karena, Allah adalah pemilik nama Al-Qud
sering

diri-Nya, Insya Allah kesehatannya juga terpelihara. Bagian-bagian tubuh

yang dibasuh saat wudhu merupakan titik penting untuk peremajaan tubuh.

Media yang digunakan untuk berwudhu adalah air. Air bersifat

membersihkan, menyejukkan dan syifa` (terapis). Air dalam kaitannya

dengan kesehatan sangat banyak sekali manfaatnya baik sebagai media

pengobatan (Hasanudin, 2007). Dengan berwudhu, psikis kita yang semula

bergejolak dan tidak stabil akan menjadi tentram kembali sehingga dapat

berpikir tenang dan jernih. (Bantanie, 2010 dalam Muslimah, 2014).


Ketika seseorang berwudhu maka secara langsung akan merangsang

dan mengekfektifkan system kerja saraf. Rangsangan tadi akan

mempunyai dampak positif pada kinerja syaraf pusat yang berada di otak.

Hal inilah yang membuat sesorang ketika sehabis berwudhu tubuh akan

merasa segar dan dapat mengurangi ketegangan jiwa, stress, rasa khawatir,
Muslimah, 2014). marah dan
dan metode suatu penelitian (Gau, 2007). Dalam hal ini, peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk meng

Bedah dapat menimbulkan kecemasan tertinggi dari pada mata kuliah lain.

Untuk Mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah berada disemester empat

maka yang akan menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah angkatan tahun 2013.

1.2. Rumusan Masalah

Melihat berbagai hasil penelitian dan studi pendahuluan yang

menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum. Untuk


mata dapat menimbulkan kecemasan tertinggi dari pada mata kuliah lain

adalah mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Serta berlandaskan pada

teori kecemasan bahwa kecemasan harus segera ditangani, peneliti

menyimpulkan perlu dilakukan intervensi (perlakuan) untuk mengatasi

kecemasan pada mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum pada mata

berikan efek relaksasi, peneliti ingin membuktikan bagaimana pengaruh wudhu terhadap kecemasan saat menghadapi ujia

1. Bagaimana gambaran kecemasan saat menghadapi ujian praktikum

mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada mahasiswi keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?

2. Apakah wudhu dapat mempengaruhi kecemasan saat menghadapi ujian

praktikum pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada

mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?


1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan umum

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh wudhu sebagai terapi terhadap kecemasan

saat menghadapi ujian praktikum pada mata kuliah Keperawatan


iswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

masan mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang ujian praktikum pada mata kuliah Keperawatan M
hu terhadap kecemasan mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadapi ujian praktikum pada mata ku

Dengan mengetahui gambaran kecemasan pada mahasiswa ketika

menghadapi ujian Praktikum pihak dosen dapat menghimbau

mahasiswanya agar mempersiapkan diri sebelum menghadapi ujian

praktikum. Serta bagi mahasiswa keperawatan, tehnik relaksasi

wudhu dapat digunakan untuk penanganan kecemasan saat

menghadapi ujian praktikum.


1.5.2. Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan

oleh peneliti lain mengenai terapi wudhu sebagai penanganan

kecemasan pada mahasiswi saat menghadapii ujian praktikum.

1.5.3. Keperawatan
keperawatan jiwa untuk penanganan masalah keperawatan yaitu cemas dengan terapi non farmakologi salah satunya wud

Keperawatan Medikal Bedah pada mahasiswi keperawatan semester empat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi penel

diperoleh peneliti melalui pengukuran langsung kecemasan dengan

menggunakan kuesioner VAS-A pada saat beberapa menit menjelang ujian

praktikum.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Kecemasan

2.1.1. Pengertian Kecemasan

yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang artinya mencekik. Kecemasan merupakan perasaan emosional in

Cemas juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan tentang


sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2012). Cemas merupakan peng

tidak menyenangkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap

bahaya yang akan datang (DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam

Stein et al., 2009).

Cemas atau ansietas menurut diagnosis keperawatan NANDA

(2014) merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang

samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik

atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan

oleh antisipasi terhadap bahaya.

10
11

Pada dasarnya, cemas tidak dapat dibedakan dari takut karena

individu yang merasa takut atau cemas mengalami pola respons

perilaku, fisiologis, dan emosional dalam rentang yang sama.

Perbedaan nyata antara keduanya ialah bahwa rasa takut timbul

sebagai respon terhadap objek yang dapat diidentifikasi dan

spesifik

(Videbeck, 2008).

debeck, 2008). Dari beberapa penjelasan tentang definisi kecemasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan mer

seseorang meliputi tiga hal, yaitu perubahan fisik, mental, dan

perilaku

.
2.1.2. Teori Kecemasan

Videbeck (2008) dalam bukunya menjelaskan berbagai teori

yang menjelaskan tentang terjadinya kecemasan, yaitu teori biologi

dan teori psikodinamik.

mi peningkatan ansietas, insidennya mencapai 25% pada kerabat tingkat pertama dan wanita mempunyai resiko dua kali lip

en

ansietas alami tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel

sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron. Selain

itu beberapa senyawa lain ikut terlibat dalam proses

tersebut, diantaranya benzodiazepin dan serotonin (5-HT).

B. Teori Psikodinamik

a) Psikoanalitis

Freud memandang ansietas merupakan hal alamiah

seseorang sebagai stimulus untuk perilaku. Ia menjelaskan

bahwa respon cemas merupakan mekanisme pertahanan


manusia untuk mengendalikan kesadaran terhadap stimulus

tertentu.

b) Teori Perilaku

Teori ini memandang bahwa ansietas sebagai sesuatu yang

dipelajari melalui pengalaman individu. Individu dapat


nyebab perilaku tersebut. Perilaku yang berkembang dan mengganggu kehidupan individu dapat ditiadakan atau dibuang m

ri masalah-masalah dalam hubungan interpersonal dan ini erat kaitannya dengan kemampuan untuk berkomunikasi. Semak
ngan

dengan orang lain.

2.1.3. Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat, dan

panik. Tingkat atau level kecemasan yang dialami seseorang

tergantung pada tingkat stres dan durasi stres tersebut (Videbeck,

2008). Empat level tingkat kecemasan antara lain adalah:

kecemasan ringan, kecemasan ringan, kecemasan berat, dan panik

(Stuart & Laria, 2005 dalam Eka, 2012)


a) Mild Anxiety (kecemasan ringan)

Ansietas ringan merupakan kecemasan yang terjadi akibat

kejadian sehari-hari selama hidup. Pada level ini, seseorang

akan merasa waspada dan pandangan perseptual orang tersebut

meningkat. Seseorang itu lebih peka dalam melihat, mendengar


ewasa dan kreatif.

pit pandangan perseptual. Pada level ini juga seseorang akan berfokus pada seumber kecemasan yang dihadapi mulai mem

ketegangan otot meningkat, berbicara cepat dengan volume

tinggi, kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung,

tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.

c) Severe Anxiety (kecemasan berat)

Ditandai dengan pengurangan signifikan pada pandangan

konseptual. Seseorang akan menjadi fokus pada sumber

kecemasan yang dia rasakan dan tidak berpikir lagi tentang hal
lain. Semua perilaku muncul kemudian bertujuan untuk

mengurangi kecemasan.

Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh

pusing, sakit kepala, mual, tidak dapat tidu (insomnia), sering

kencing, diare, palpitasi, tidak dapat belajar secara efektif,


ung dan disorientasi.

g mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu meskipun diberi pengarahan. Tanda dan gejala yang muncul pada kead

halusinasi dan delusi.

RENTANG RESPON CEMAS

Respon adaptif Respon maladaptif

AntisipasiRingan Sedang Berat Panik

Gambar 2.1 : Rentang Respon Kecemasan Sumber: Stuart & Sundeen (2006)
2.1.4. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan (Stuart

& Laria, 2005)

a. Usia dan tingkat perkembangan

Semakin tua seseorang atau semakin tinggi tingkat perkembangan


hidup yang dimilikinya. Pengalaman hidup yang banyak inilah, dapat mengurangi kecemasan.

ak bebas dalam tubuh. Wanita mempunyai produksi asam lemak bebas lebih banyak dibanding pria sehingga wanita beresik

nggunakan koping lebih baik sehingga kecemasan lebih baik sehingga tingkat

kecemasan lebih rendah dibandingkan dengan yang berpendidikan

rendah.

d. Sistem pendukung

Sistem pendukung dalam hal ini adalah satu kesatuan antara

individu, keluar, lingkungan dan masyarakat sekitar yang

memberikan pengaruh ada individu dalam melakuakn sesuatu.

Sistem pendukung tersebut akan mempengaruhi mekanisme

koping
individu sehingga mampu memberi gambaran kecemasan yang

berbeda.

2.1.5. Skala Pengukur Kecemasan

Ada banyak instrumen yang sering digunakan untuk mengkaji

dan mendiagnosa kecemasan. Dalam pengkajian klinis, area yang perlu


wayat perkembangan sosial, dan pengkajian status mental (Tusaie dan Joyce, 2013).

m dengan penilaian dari garis ujung sebelah kiri yang mengindikasikan “tidak ada kecemasan” hingga ujung sebelah kanan y

dialami saat itu (Susilawati & Misgianto, 2014). VAS-A

juga merupakan alat ukur yang cukup reliable untuk

digunakan pada pengukuran cemas (Davey et al, 2007).

b) Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

Mengetahui sejauh mana drajat kecemasan seseorang

apakah ringan, sedang, berat atau panic dengan

menggunakan ukur kecemasan, yaitu Hamilton Rating

Scale For Anxiety (HRS-A). HAR-S terdiri atas 14 item


penilaian (Hidayat, 2007). Setiap item bernilai 0, 1, 2, 3, 4.

Nilai 0 menunjukan tidak ada gejala yang tampak, dan

nilai 4 menunjukkan gejala-gejala dominan dan sangat

menggangu. Total nilai diperoleh menunjukkan tingkat

keparahan: tidak ada gejala kecemasan dengan nilai skor


14-20, gejala sedang dengan nilai skor 21-27, gejala berat nilai skro 24-42, gejala berat sekali/panic dengan nilai skor 43-56
)

nyaan untuk mengkaji karakteristik dari kecemasan yang dialami. Diperkenalkan oleh Meyer, Miller, Metzger, dan Borkovec
ory (STAI)
orang yang terdiri dari 40 pertanyaan yang mengukur tingkat kecemasan saat ini

dan selama ini. Diperkenalkan oleh Speilberger (1983).


2.2. Wudhu

2.2.1. Definisi

Wudhu, secara bahasa berasal dari kata al-wadha`ah, yang

berarti bersih, cerah, dan indah. Sedangkan menurut istilah syarak,

wudhu adalah menyengaja membasuh dan mengusap bagian tubuh


elakukan shalat diterangkan dalam surat Al-Maidah ayat 6 yang artinya “Hai Orang-orang beriman! Jika kamu hendak berdi
yang

menyucikan diri. Jika kita sudah dekat dengan Allah, maka hidup ini

akan berjalan indah, damai, berkah dan bahagia. Tidak aka nada

masalah apapun yang membuat diri ini risau dan cemas. Karena

merasa yakin Allah SWT senantiasa bersama kita. Olehkarena itu

penting sekali untuk mendekatkan dir kepada Allah (Bantanie, 2010).


2.2.2. Jenis Air untuk Berwudhu

Wudhu yang dilakukan dengan benar dapat menyucikan diri, yang

tidak sekedar mencuci anggota badan, namun ada empat tahap yang

dapat diperoleh:

a. Membersihkan jasmani dari hadas

Membersihkan anggota badan dari kejahatan dan perbuatan dosa

Membersihkan hati dari akhlak yang tercela

Membersihkan batin dari selain Allah Swt.

h digunakan untuk berwudhu, haruslah air yang termasuk kategori air suci yang mensucikan. Secara ringkas air yang sah unt

sumur, dan air es (Kardjono, 2009).


2.2.3. Rukun Wudhu

Rukun/Fardhu adalah sesuatu yang diberikan pahala bagi orang

yang melakukannya dan berdoasa bagi orang yang meninggalkannya.

Dalam berwudhu, apabila rukunnya ditinggalkan maka wudhunya

tidak sah atau batal (Hasanudin, 2007). Menurut (Bantanie, 2010)

dalam

arena itu, seseorang yang akan menunaikan wudhu, kemudian berjalan menuju tempat wudhu, hal ini belum dinamakan ni

al-wudhu`a lirof`ial-adasi al-asghori fardhon lillahi ta`ala.”

Artinya, “Aku niat brwudhu untuk menghilangkan hadas kecil

fardhu karena Allah swt.”

b. Membasuh muka atau wajah

Perintah mambasuh (ghosala) dalam wudhu mempunyai arti

mengalirkan atau mengenakan air ke seluruh anggota wudhu.

Dan wajah merupakan salah satu anggota wudhu yang wajib

dibasuh keseluruhannya. Adapun yang dimaksud dengan wajah


adalah dari ujung tempat tumbuhnya rambut kepala sampai

keujung dagu dan diantara kedua telinga. Jika perlu lakukan

pijatan ringan di sekitar kulit wajah agar mendapatkan hasil

yang baik.

c. Membasuh tangan sampai siku


yang wajib ujung jari sampai ke siku. Saat membasuh tangan, disertai menggosok-gosok bagian lengan.

gus dengan telinga dalam wudhu didsarkan hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Zaid bahwa Rasulullah SAW bersabda “T
sampai mata kaki

mbasuh kaki beserta mata kakinya dalam wudhu, tidak cukup hanya dengan menyapu saja.

khir dalah tertib. Artinya, mengerjakan

wudhu sesuai dengan urut-urutannya. Sebuah Hadis

menerangkan, “Rasulullah saw, melihat seseorang sedang

shalat, sementara di bagian atas kakinya terdapat bagian yang

belum terbasuh air wudhu sebesar dirham. Maka, Rasulullah

saw, memerintahkan orang itu untuk mengulangi wudhu dan

shalatnya.
2.2.4. Tata cara berwudhu (Sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah

dalam Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah Tahun 2003)

1. Membaca Bismillahirrahmanirrahim

2. Mengikhlaskan niatnya karena Allah SWT

3. Basuhlah telapak tanganmu tiga kali


dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah tiga kali

muka tiga kali dengan mengusap kedua sudut mata dan lebihkanlah membasuhnya.
dua tangan beserta dua siku dengan digosok tiga kali dan selah-selah jari mulai dengan sebelah kanan
ubun-ubun kepala dengan menjalankan kedua telapak tangan dari ujung muka kepala hingga tengkuk dan dikembalikan lagi
saplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua ibujari dan sebelah dalamnya dengan kedua telunjuk.
a kakimu beserta kedua mata kaki, dengan digosok tiga

kali dan selah-selah jari kaki. Mulailah dari yang kanan dan

sempurnakan dengan membasuhkedua kaki itu.

10. Kemudian ucapkan “Ashadualla-ila-ha illalla-h wahdahu-la- syari-

kalah, wa asyahadu anna Muhammadan `abduhu-wa rasuluh.

2.2.5. Manfaat Wudhu

Ajaran Islam telah melakukan proteksi melalui ritual wudhu

setiap waktu, yaitu minimal setiap akan menjalankan ibadah shalat.

Air wudhu kita menjadi pembersih yang baik setiap saat. Tuntunan ini
sesuai dengan ilmu kesehatan. Allah Swt. Berfirman dalam Surah At

Taubah ayat 108 (artinya) “…Di dalamnya terdapat orang-orang yang

ingin bersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih”.

Air wudhu yang meresap masuk ke dalam tubuh kita akan

mempengaruhi dan memperbaiki air-air tubuh (termasuk air dalam


mengalirkan rasa sejuk sampai pada pikiran kita, sehingga pikiran bisa menjadi tenang. Dengan pikiran tenang, kita lebih ma

pijatan ketika melakukan wudhu. Stimulus tersebut akan dihantarkan

melalui jaringan menuju sel, organ, dan system organ yang bersifat

terapi. Hal ini terjadi karena adanya system saraf dan hormon bekerja

untuk menciptakan homeostasis (keseimbangan) dalam tubuh

(Bantanie, 2010). Dengan berwudhu, psikis kita yang semula

bergejolak dan tidak stabil akan menjadi tentram kembali sehingga

dapat berpikir tenang dan jernih. (Bantanie, 2010 dalam Muslimah,

2014).
2.3. Penelitian terkait

2.3.1. Praktikum Keperawatan (Skill-lab)

Praktikum (simulasi) merupakan metode pembelajaran dalam

pendidikan keperawatan yang relatif baru digunakan untuk membantu

siswa dalam berlatih berbagai penilaian dan keterampilan klinis


ulasi didefinisikan sebagai upaya untuk meniru beberapa atau hampir semua aspek penting dari situasi klinis sehingga situa
klinik. Penggunaan simulasi dalam pendidikan keperawatan terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan kognitif dan

memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proses kritis dalam

pengambilan keputusan klinis yang dibutuhkan saat praktek (Cato,

2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan praktikum

membantu dalam transformasi pengetahun dari kelas ke bed-side dan

terus mengarah pada pengembangan penilaian klinis (Horsley, 2012).

Liga Perawat Nasional (National League of Nurse/NLN) Amerika

mendukung akan penggunaan praktikum dalam rangka

mempersiapkan
siswa dalam berpikir kritis dan mempersiapkan siswa untuk

menghadapi lingkungan klinis yang kompleks (Sanford, 2010). Dalam

sebuah survei nasional di Amerika tahun 2010 menunjukkan bahwa

1.060 program RN menggunakan simulasi laboratotium, dan 87%

siswa yang terlibat dalam aktif dalam program tersebut (Gosselin,

2013).
alami gejala kecemasan berat saat melakukan simulasi pada semua mata kuliah (Cato, 2013). Kecemasan sering dikaitkan de

keperawatan mengalami kecemasan terutama saat ujian, pemeriksaan,

dan presentasi.

Hasil penelitian Abdillah (2014) yang dilakukan pada 50

mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga

menyebutkan bahwa mahasiwa mengalami kecemasan saat

menghadapi ujian praktikum dengan berbagai tingkat kecemasan yaitu

4% mahasiswa tidak mengalami kecemasan, 55% pada kecemasan

ringan, 38% kecemasan sedang dan 8% pada kecemasan berat.


Para peneliti mengemukakan bahwa kecemasan pada siswa

dapat mempengaruhi kinerja akademik siswa (Horsley, 2012).

Meskipun sindrom kecemasan saat simulasi atau praktikum tidak

nyata benar- benar ada, namun gejala dan hasil negatif memang ada

dan harus diatasi. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk

mengurangi resiko

pembelajaran dan kemampuan klinis siswa (Cook, 2005). Stress yang dialami siswa tidak selamanya menjadi pengalaman n

t menghambat memori

dan kemampuan untuk memecahkan masalah, yang pada gilirannya

daat mempengaruhi kinerja akademik dan belajar siswa (Beddoe dan

Murphy, 2004 dalam Moscaritolo, 2009).

Afolayan et al. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan

bahwa kecemasan merupakan penyebab umum dari buruknya

penampilan akademik siswa keperawatan saat melakukan ujian.

Kecemasan yang dialami mempengaruhi siswa secara fisiologis dan

psikologis. Beberapa
siswa tidak dapat melakukan tindakan secara lengkap saat mereka

dalam keadaan cemas. Evaluasi terhadap kecemasan yang dialami

siswa perlu dilakukan. Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa

kecemasan yang dialami siswa berdampak pada penurunan motivasi

belajar siswa dan menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai ujian,

urunkan kecemasan mahasiswa melalui dukungan dan mempromosikan lingkungan belajar yang positif. Bahkan lebih baik

kecemasan.

a. Pelatihan Autogenik

Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah

pernyataan positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi

(Barnabas, 2008). Asmadi menyatakan bahwa tehnik relaksasi

autogenik mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsipnya

seseorang harus mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra,

doa, atau zikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru
(Asmadi, 2008 dalam Abdilah, 2014). Pelatihan autogenik

memberikan efek menenangkan pada pikiran dan tubuh dan dapat

digunakan untuk mengobati kondisi medis terkait stres, misalnya

angina pektoris, hipertensi, dan dispepsia (Kanji, White, dan Ernst,

2004). Prato dan Carolyn (2013) dalam penelitiannya terkait


tuk menurunkan respiratory rate, nadi, dan suhu perifer.

manajemen stres konvensional dalam menurunkan gejala kecemasan pada mahasiswa menunjukkan bahwa bahwa tindaka

c. Pernafasan Dalam dan Santai

Busch et al. (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh nafas

dalam terhadap nyeri, aktifitas autonomik, dan mood menunjukkan

bahwa tehnik nafas dalam dapat mempengaruhi proses autonomik

dan respon terhadap nyeri.

d. Meditasi

Jurnal Biological Psychological mendefiniskan meditasi sebagai

sebuah proses psikologi yang mendemonstrasikan penurunan


aktifitas metabolik untuk merelaksasikan fisik dan mental untuk

mencapai keseimbangan emosi (Eifring, 2013). Studi komperatif

yang dilakukan Burns et al. (2011) menunjukkan bahwa meditasi

dapat menurunkan secara signifikan tingkat stres dan kecemasan

seseorang (Burns et al., 2011, dalam Masterman, 2012).

r dan Neuwrith (2002) mengembangkan model pembelajaran laboratorium klinis dengan melibatkan level senior untuk me

Sebuah studi yang dilakukan oleh Kim dan Yun (2010) mengenai

pengaruh penggunaan aroma tertentu secara inhalasi

menyimpulkan bahwa penggunaan aroma terapi dapat

menurunkan kecemasan siswa saat praktek pemberian injeksi

intravena.

g. Humor

Humor sebagai strategi pengajaran memiliki banyak manfaat,

diantaranya membuat proses belajar menjadi menyenangkan,

memfokuskan perhatian, menguatkan hubungan sosial,


meningkatkan harga diri, dan meringankan stres dan kecemasan

(Moscaritolo, 2009).

h. Relaksasi Otot

Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh

relaksasi otot dalam menurunkan skor kecemasan TMAS


mempunyai pengaruh dalam menurunkan kecemasan mahasiswa.

ta-rata skor kecemasan kelompok perlakuan pada pre-test adalah 16,71 dan 11,17 pada post-test. Perbedaan rata-rata skor

disimpulkan zikir dapat menurunkan tingkat kecemasan

mahasiswa keperawatan dalam menghadapi ujian praktikum

(Abdillah, 2014). Hal ini senada degan penilitan Abdullah et al.

(2013) tentang efektifitas intervensi psikoterapi Islami terhadap

kecemasan pada mahasiswa. penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menemukan bahwa metode

intervensi psikoterapi Islami memberikan pengaruh positif untuk

membantu menurunkan kecemasan pada mahasiswa.


j. Terapi Air (hidroterapi)

Hidroterapi meningkatkan efek kenyamanan dan relaksasi pada

tubh sehingga mampu menurunkan intensitas kecemasan

seseorang. Kecemasan pada manusia tidak bisa dihindari karena

merupakan alarm alamiah tubuh terhadap ancaman baik internal

on farmakologis dengan mengutamakan kping adaptif yaitu meningkatkan kenyamanan. Berdasarkan hasil penelitian denga
maupun
urunan tingkat kecemasan pada lansia di Desa Sumbersari Kecamatan Maesan Kabupateb Bondowoso. Treatment hidro

memberikan efek relaksasi dengan meningkatkan kenyamanan

melalui sensasi hangat pada permukaan telapak kaki. Konsep ini

akan meningkatkan pelepasan hormone endorphin, sehingga tubuh

merasa lebih rileks dan menekan tingkat stress. Oleh karena itu,

hidroterapi (rendam kaki air hangat) mampu memberikan

penurunan pada tingkat kecemasan.


2.4. Kerangka Teori

Sumber Stressor (ancaman)

Ujian Paktikum

Faktor yang mempengaruhi


Stressoor Dampak jika
Usia dan Tingkat tidak ditangani
perkembangan
Kecemasan saat Kegagalan saat
Jenis kelamin
Ujan Praktikum ujian Praktikum
Pendidikan

Sistem pendukung
Strategi Penanganan
Non Farmakologi

Mentoring Aroma Terapi Humor Relaksasi Otot


Pendekatan Perilaku Kognitif
Dzikir

Penurunan Kecemasan

Napas Dalam
Wudhu
Hidroterapi

Skema 2.4 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi dari (Stuart dan Michele, 2005; Asmadi, 2008; Barnabas,
2008; Moscaritolo, 2009; Kardjono, 2009; Suyamto et al., 2009; Kim dan Yun,
2010; Purfeerst, 2011; Busch et al., 2012; Masterman, 2012; Afolayan et al.,
2013; Eifring, 2013; Abdullah et al., 2013; Abdillah, 2014; Pranata et al 2014).
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pre Test Post test


Intervensi
Skor Kecemasan mahasiswi setelah diberikan
Skor Kecemasan Mahasiswi sebelum diberikan Intervensi

WUDHU

tesis Penelitian

s penelitian adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau masalah penelitian yang digunakan untuk menerangkan fe
atau suatu pernyataan tentang hubungan yang diharapkan terjadi

antara dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk dibuktikan secara

empiris atau perlu diuji kebenaran atas jawaban pertanyaan tersebut

(Budiharto, 2008). Adapun hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini

adalah:

Hipotesis negative (H0): Tidak terdapat pengaruh wudhu terhadap

kecemasan saat menghadapi ujian praktikum pada mahasiswi keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

34
35

Hipotesis Positif (Ha): terdapat pengaruh wudhu terhadap kecemasan saat

menghadapi ujian praktikum pada mahasiswi keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

.
3.3. Definisi Operasional

Tabel 3.3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara ukur Hasil Skala

Independen

Wudhu Wudhu adalah Menggunakan Observasi Mahasiswi -

menyengaja lembar melakukan

membasuh dan petunjuk gerakan

mengusap (Check List) wudhu sesuai

bagian tubuh berisi tata cara dengan

yang menjadi berwudhu petunujuk

anggota wudhu sesuai dengan (Check list)

yang suci dan pemaparan yang buat

mensucikan teori, nass oleh peneliti

untuk (ayat al-Quran

menghilangkan dan Sunnah)

hadast kecil

Dependen Respon Lembar Respnden Rasio


Skoring
Skor emosional kuesioner diminta
Kecemasan
kecemasan yang tidak baik Visual memberi

mahasiswi muncul pada Analog tanda pada


menghadapai mahasiswi Scale garis

ujian yang akan For horizontal

praktikum menghadapi Anxiety yang berupa

ujian (VAS-A) skala

prektikum sepanjang

100 mm

dengan

penilaian

dari garis

ujung

sebelah kiri

yang

mengindika

sikan “tidak

ada

kecemasan”

hingga

ujung

sebelah

kanan yang

menyatakan

“kecemasan

luar biasa
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

dak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variable yang relevan (Suryabrata, 2010). Dengan

X Intervensi T2 Posttest
T1 Pretest

Prosedur:

a. T1 pretest untuk mengukur mean dari kecemasan mahasiswi

sebelum diberikan intervensi.

b. X , treatment yang diberikan pada kecemasan mahasiswi untuk

jangka waktu tertentu.

38
39

c. Berikan T2 yaitu posttest untuk mengukur mean kecemasan

mahasiswi setelah diberikan intervensi variable eksperimental X

d. Bandingkan T1 dan T2 untuk menentukan seberapakah perbedaan

yang timbul, jika sekiranya ada, sebagai akibat dari digunakannya

veriabel eksperimental X.

ri dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004 dalam Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh m

penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 2010).

Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara purposive sample

atau sampel bertujuan yaitu peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan

tujuan tertentu. Besar sampel minimal menurut Gay Metode penelitian

eksperimental, minimal 15 subyek perkelompok (Umar, 1997).

Maka didapatkan responden berjumlah 15 (lima belas) orang

mahasiswi keperawatan angkatan tahun 2013 Universitas Islam Negeri

Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahap akademik yang mengalami kecemasan saat

menghadapi uijan praktikum sebagai sampel penelitian ini.

4.3. Kriterai Sampel

Kriterai sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.3.1. Kriteria Inklusi


Mahasiswi aktifPSIK UIN Jakarta 2013 yang mengamami kecemasan tingkat ringan sampai dengan sedang
Bersedia menjadi responden.

Kriteria Eksklusi

Mahasiswa PSIK UIN Jakarta program profesi

Mahasiswa PSIK UIN Jakarta angkatan 2011, 2012, dan 2014

Mahasiswa PSIK UIN Jakarta angkatan 2013 yang mengalami tingkat kecemasan berat sampai dengan panik.
Tidak bersedia menjadi responden.

4.4.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Gedung Program Studi Ilmu Keperawatan

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada ujian praktikum mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah II tahun ajaran 2014-2015, ini berdasarkan

hasil studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa ujian praktikum mata

kuliah Keperawatan Medikal Bedah menimbulkan kecemasan tertinggi dari

pada mata kuliah lain. Modul Keperawatan Medikal Bedah merupakan

modul yang diselenggarakan di semester empat selama 4 minggu dengan

fokus bahasan meliputi asuhan keperawatan pada gangguan sistem

endokrin, sistem hematologi, sistem kardiovaskuler, sistem imunologi, dan

gangguan sistem
pencernaaan yang diitegrasikan ke dalam konsep islami. Kegiatan modul ini

meliputi kuliah interaktif, diskusi kelompok, praktikum laboratorium, dan

kuliah pakar. Pembelajaran dilakukan berdasarkan problem based learning

(PBL) dengan menggunakan scenario sebagai trigger untuk meningkatkan

pengetahuannya (Ernawati dan Yuanita, 2015 untuk kalangan sendiri).


em dua mahasiswa saat ujian Untuk
diawasi oleh satu penguji dengan waktu 15 menit .
eneliti merupakan mahasiswa aktif pada Universitas tersebut, sehingga akan mempunyai nilai manfaat yang lebih, baik bagi

ehnik pengumpulan data primer yaitu didapatkan secara langsung dari responden mengenai permasalahan yang diteliti mel

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi, 2007).

Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat perhatian

pula. Apabila menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan barang kali

tidak kita peroleh secara maksimal (Arikunto, 2010).

Penelitian ini menggunakan kuesioner Visual Analog Scale for

Anxiety (VAS-A) merupakan mengetahui tingkat kecemasan. Pada kusioner

kecemasan Visual Analog Scale for Anxiety. Dengan menggunakana sebuah


garis horizontal yang berupa skala sepanjang 10 cm atau 100 mm dengan

penilaian dari garis ujung sebelah kiri yang mengindikasikan “tidak ada

kecemasan” hingga ujung sebelah kanan yang menyatakan “kecemasan luar

biasa”. Penederita diminta memberi tanda pada garis yang menggambarkan

perasaan cemas yang dialami saat itu (Susilawati & Misgianto, 2014).
ati, 2014), Dismenore dan kecemasan pada remaja (Handayani, 2012) dan Efektifitas relaksasi Benson terhadap nyeri pasca

Analog Scale for Anxiety (VAS-A). Skala Analog Scale for Anxiety (VAS-A)

telah memiliki validitas dan reabilitas cukup tinggi untuk melakukan

pengukuran kecemasan yaitu 0,90 dan 0,968 (Appukuttan et al, 2014).

Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan

menggunakan sakala VAS-A akan diperoleh hasil yang valid dan reliable

(Appukuttan et al, 2014).


4.7. Prosedur pengumpulan data

4.7.1. Prosedur Administratif

a. Mendapatkan ijin melakukan penelitian dari Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Mendapatkan ijin melakukan penelitian dari Komite Etik

rlu melakukan random (acak) unsur pertama saja dari populasi. Unsur selanjutnya tinggal mengikuti deret atau sistematika

hasil survei terdapat 46 orang dan sampel yang dipakai 15, berarti

interval sampel adalah 46/15 = 3. Berarti dalam menentukan

sampel nanti secara sistematis akan bergerak tiap 3 langkah pada

daftar nama mahasiswa angkatan tahun 2013. Awalnya untuk

mencegah terjadinya drop out peneliti menambahkan empat

responden menjadi 19 namun setelah semua responden diukur

kecemasannya terdapat empat orang yang tidak termasuk ke

dalam
kriteria inklusi. Maka didapatkan jumlah responden adalah 15

orang merupakan jumlah yang sesuai pada penelitian ini.

c. Kemudian peneliti menjelaskan tahapan penelitian setelah calon

responden menandatangani persetujuan menjadi responden dalam

penelitian. Tahapan yang dipaparkan oleh peneliti kepada

k atau wudhu yang sesuai dengan tuntunan agama. Untuk materinya diberikan oleh orang yang ahli dibidang ibadah. Tidak

diawasi oleh pemateri atau fasilitator untuk melihat apakah wudhu

yang dipraktikkan sesuai dengan yang diajarkan atau tidak..

e. Setelah dinyatakan dapat melanjutkan penelitian barulah responden

bisa ke tahap selanjutnya yaitu pengambilan data. Teknis

pengambilan pada hari ujian berlangsung, semua responden

diisolasi dari peserta ujian lainnya. Pertama-tama responden

mengisi kuesioner pengukuran kecemasan di tempat yang telah

disediakan tidak jauh dari tempat wudhu. Pengisian kuesioner

dilakukan selama
3 menit kemudian dilanjutkan intervensi wudhu selama 8-10 menit.

Untuk intervensi (perlakuan) diobservasi oleh observer yang terdiri

dari:

1. Membaca Bismillahirrahmanirrahim

2. Mengikhlaskan niatnya karena Allah SWT


lapak tanganmu tiga kali

dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah tiga kali

muka tiga kali dengan mengusap kedua sudut mata dan lebihkanlah membasuhnya.
dua tangan beserta dua siku dengan digosok tiga kali dan selah-selah jari mulai dengan sebelah kanan
ubun-ubun kepala dengan menjalankan kedua telapak tangan dari ujung muka kepala hingga tengkuk dan dikembalikan lagi
saplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua

sebelah dalamnya dengan kedua jari telunjuk.

9. Basuh kedua kakimu beserta kedua mata kaki, dengan digosok

tiga kali dan selah-selah jari kaki. Mulailah dari yang kanan

dan sempurnakan dengan membasuhkedua kaki itu.

10. Kemudian ucapkan “Ashadualla-ila-ha illalla-h wahdahu-la-

syari-kalah, wa asyahadu anna Muhammadan `abduhu-wa

rasuluh.

f. Setelah intervensi wudhu responden kembali mengisi kuesioner

pengukuran kecemasan di tempat yang telah disediakan selama 2


menit pasca intervensi. barulah setelah selesai itu responden

diperbolehkan untuk mengikuti ujian praktikum. semua tahapan

tahapan tadi dilakukan satu persatu oleh responden jadi, responden

benar-benar tidak terpapar oleh hal lainnya kecuali intervesi wudhu

yang dilakukan peneliti untuk menangani kecemasan

si. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian

, kejelasana dan kekonsistenan

jawaban.

4.8.2. Coding

Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer.
4.8.3. Sorting

Sorting adalah proses memilih atau mengelompokkan data menurut

jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).

4.8.4. Entri Data

Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudain


an komputer.

an yang akan dianalisis. Tehnik analisa yang digunakan adalah penghitungan statistika inferensial, yaitu statistika yang digun

Peneliti melakukan pengecakan kembali data yang telah dimasukkan.

Setelah dipastikan telah lengkap dan tidak ada kesalahan, dilakukan

analisa data.

4.9. Analisis Data

4.9.1. Analisis Univariat

Dilakukan dengan menyatakan hasil analisa tiap variabel dari hasil

penelitian. Analisis dilakukan berdasarkan frekuensi maksimal,

frekuensi minimal, mean, standar deviasi, dan distribusi frekuensi.


1) Dimana mean didapatkan dari jumlah nilai yang diperoleh

dari seluruh responden dibagi jumlah respoden.

2) Dimana rumus untuk simpangan baku/standar deviasi (Sd)

adalah (Riwidikdo, 2007):

Keterangan:

di = prebedaan pre dan post (di = X2-X1)

d = rata-rata dari beda antara nilai pre dan post test N = banyaknya sampel
4.9.2. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati dis
mengetahui suatu set data memliki distribusi normal atau tidak karena

penelitian ini termasuk penelitian analitik maka menggunakan Shapiro-Wilk

untuk sampel kecil (≤50) dengan masing-masing kemaknaan (p) > 5

(Dahlan, 2011). Setelah hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan

bahwa set data berdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan uji

bivariat menggunakan statistik parametrik uji t sampel berpasangan (Paired t

Test).
4.9.3. Analisis Bivariat

Karena data pada penelitian ini berdistribusi normal maka analisis

bivariat menggunakan statistik parametrik uji t sampel berpasangan (Paired t

Test), dengan rumus (Riwidikdo, 2007):

𝑑̅
t = 𝑆𝑑⁄
√6

Keterangan:

t = hasil uji t

d = rata-rata dari beda antara nilai pre dan post test

Sd = simpangan baku dari d

g sangat penting dalam penelitian, karena penilitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain:

4.10.1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Lembar persetujuan tersebut diberikan sebelum

penilitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek

mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.


4.10.2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data


penelitian yang akan disajikan. atau
3. Confidentiality (Kerahasiaan)

a informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan dilaporkan sebaga
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan menaparkarkan secara lengkap hasil penelitian tentang pengaruh

atan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada Mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II dengan tinda

ata-rata skor kecemasan responden sebelum dan setelah dilakukan intervensi wudhu. Sedangkan analisa bivariat digunakan

51
52

5.1. Karakteristik responden menurut usia

Tabel 5.1
Karakteristik responden menurut usia
Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

18 1 6,7

19 7 46,7

20 6 40,7

21 1 6,7

Total 15 100

sia 19 tahun yaitu sebesar 46,7%.

nden. Untuk nilai kecemasan ditampilkan dengan menghitung mean, median, simpangan baku (Standar Deviasi/SD), nilai mi

5.2.1. Distribusi persentase tingkat kecemasan responden sebelum dan

setelah dilakukan intervensi wudhu

Tabel 5.2
Tingkat kecemasan responden saat kondisi sebelum dan setelah dilakukan
intervensi

Kondisi Frekuensi Persentase Tingkat


Kecemasan
Sebelum 7 46,7 Ringan
Intervensi
8 53,3 Sedang
Total 15 100

Setelah 13 86,7 ringan


intervensi
2 13,3 sedang

Total 15 100

3,3% untuk kecemasan sedang dan kecemasan ringan sebesar 46,7%. Kemudian setelah dilakukan intervensi terjadi pening

si Rata-rata Skor Kecemasan Responden Sebelum Dan Setelah Dilakukan Intervensi Wudhu
ibusi rata-rata skor kecemasan responden sebelum dan seletah dilakukan intervensi wudhu pada mahasiswi saat menghada

Waktu Mean Standar Min-


Deviasai Maks
(SD)
Sebelum 46,00 13,522 30 – 70

Intervensi

Setelah 30,00 11,952 10 – 50

Intervensi

Sebaran nilai skor kecemasan mahasiswi saat menghadapi ujian

sebelum dilakukan intervensi rata-ratanya 46,00 dengan Standar

Deviasi 13,522 dengan nilai minimum 30 dan nilai maksimal

berada
pada angka 70. Sedeangkan sebaran nilai skor kecemasan

mahasiswi saat menghadapi ujian setelah dilakukan intervensi rata-

ratanya 30,00 dengan Standar Deviasi 11,952 dengan nilai

minimum adalah 10 dan nilai maksimal berada pada angka 50.

5.3. Analisa Bivariat


kecemasan mahasiswa sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan dan juga perbedaan rerata kelompok per

Saat Menghadapi Ujian Praktikum

Sebelum dilakukan analisis bivariat dilakukan uji normalitas terlebih

dahulu terhadap data yang ada. Hasil uji normalitas didapatkan nilai

p sebelum intervensi = 0,061 dan nilai p setelah intervensi = 0,181

karena nilai p keduanya > 0,05 maka disimpulkan bahwa distribusi

sebelum dan setelah Intervensi adalah normal. Maka dapat

menggunakan parametrik dengan uji paired t-test.


5.3.2. Analisa Pengaruh Wudhu Terhadap Kecemasan Saat

menghadapi Ujian Praktikum Pada Mahasiwi Keperawatan

Tabel 5.5: analisa pengaruh wudhu terhadap kecemasan saat


menghadapi ujian praktikum pada mahasiswi Keperawatan
(n=15)

Kondisi Mean±SD Mean±SD t Sig.

Pre 46,00±13,522
Intervensi
16,00 ±7,368 8, 411<0,001

Post 30,00±11,952
Intervensi

01) dengan nilai taraf signifikan (α) 0,05. Karena nilai sig. atau p < (α). Maka kesimpulannya yaitu terdapat pengaruh wudhu
BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini dirancang untuk mengidentifikasi pengaruh berwudhu terhadap

kecemasan saat ujian praktikum pada mahasiswi keperawatan UIN Syarif


l penelitian yang telah didapatkan akan dibandingkan dengan teori atau hasil penelitian terkait yang relevan. Keterbatasan

yak 6,7% , proporsi responden yang berusia 19 tahun sebanyak 46,7%, proporsi responden

21 tahun sebanyak 6,7%. Dari hasil data, diketahui bahwa usia responden

penelitian berada di tahap dewasa awal atau kategori usia muda yaitu 18-

21 tahun. Menurut teori umur muda lebih rentan mengalami gangguan

kecemasan akibat stres dan kurangnya pengalaman hidup dari pada yang

berumur lebih tua (Stuart et al, 2005).

56
57

6.1.2. Gambaran Kecemasan saat praktikum pada Mahasiswi

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kegiatan praktikum merupakan salah satu sumber stressor dan

menjadi masalah bagi mahasiswa keperawatan (Martos et al., 2011; Cato,

2013). Kecemasan sering dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran


an dapat menurunkan kemampuan koping dan mempengaruhi kinerja akademik dan motivasi belajar siswa (Moscaritolo, 2
simulasi
n Medikal Bedah II dengan presentase 46,7% pada tingkat kecemasan ringan dan tertinggi berada pada tingkat kecemasan s

menghadapi ujian praktikum.

Pada penelitian Suyamto et al (2009) mengenai pengaruh relaksasi

otot dalam menurunkan kecemasan mahasiswa didapatkan hasil bahwa

mahasiswa mengalami kecemasan sedang saat menghadapi ujian.

Sedangkan hal yang berbeda disampaikan Eka (2012) bahwa mahasiswa

keperawatan saat ujian praktikum mengalami kecemasan mengalami

kecemasan saat menghadapi ujian praktikum dengan rata-rata tertinggi

pada tingkat kecemasan ringan 93,7% (n=36). Namun secara keseluruhan

dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya yang

dilakukan oleh Kanji et al. (2004); Mellincavage, (2008); Blazeeck (2010);

Mlek, (2011); Horsley, (2012); Souto et al., (2012); Afolayan et al.,

(2013); Cato, (2013); dan Gosselin, (2013) yang menyatakan bahwa

mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat menghadapi ujian

praktikum
h Keperawatan Medikal Bedah. Hal tersebut berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, bahwa mata kuli
enggarakan di semester empat selama 4 minggu dengan fokus bahasan meliputi asuhan keperawatan pada gangguan sistem

modul ini meliputi kuliah interaktif, diskusi kelompok, praktikum

laboratorium, dan kuliah pakar. Pembelajaran dilakukan berdasarkan

problem based learning (PBL) dengan menggunakan scenario sebagai

trigger untuk meningkatkan pengetahuannya (Ernawati dan Yuanita, 2015).

Untuk ujian praktikum khususnya pada penyuntikan insulin menggunakan

sistem dua mahasiswa saat ujian diawasi oleh satu penguji dengan waktu 15

menit.

Metode pembelajaran yang dipergunakan pada mudul atau mata

kuliah ini adalah pengajaran aktif mandiri. Mahasiswa dianggap telah

mampu
mencapai tingkat pengetahuan yang telah ditetapkan dalam kompetensi,

tujuan dan sasaran pembelajaran modul secara aktif dan mandiri. Terkait

penilaian hasil belajar mahasiswa akan disatukan menjadi nilai akhir mata

kuliah atau modul, yang menjadi tingkat kelulusan mahasiswa. Penilaian

hasil belajar meliputi penilaian proses, ujian praktikum dan sumatif

(Ernawati dan
asannya yaitu asuhan keperawatan pada gangguan sistem endokrin, sistem hematologi, sistem kardiovaskuler, sistem imun

Hidayatullah Jakarta bahwa mata kuliah atau modul Keperawatan Medikal

Bedah dianggap sebagai mata kuliah yang paling menyebabkan kecemasan

yang dialami mahasiswa.

Kecemasan yang dialami responden pada penelitian ini, masuk ke

dalam level kecemasan sedang. Seseorang yang mengalami kecemasan

pada level ini hanya fokus pada urusan yang akan dilakukan dengan segera

termasuk mempersempit pandangan perseptual tetapi masih dapat


melakukan hal lain jika menginginkan untuk melakukan hal lain tersebut

(Stuart et al 2005).

Seseorang yang mengalami kecemasan pada umumnya akan

mengakibatkan berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis (Videbeck,

2008). Hyman dan Pedrick (2012) mengemukakan bahwa kecemasan


sistem saraf simpatis generalisata dan secara bersamaan sistem simpatis mengaktifkan penguatan hormon epinefrin dari me

dan bersama norepinefrin mengurangi aktifitas pencernaan dan

menghambat pengosongan kandung kemih (Sherwood, 2012), selain

meningkatkan kadar epinefrin, kecemasan juga mengaktifasi sistem CRH-

ACTH-kortisol dan sistem renin-angiotensin-aldosteron pada tubuh

sehingga menimbulkan gejala ketegangan fisik, perubahan sistem

kardiovaskular, sistem urogenital, dan gejala gastrointestinal (Goodman,

2010; Sherwood, 2012; Bolen, 2014). Stres dan kecemasan juga

meningkatkan kinerja retikular neuron dalam batang otak dan medulla


spinalis yang mengontrol fungsi vital dalam tubuh (Potter dan Perry, 2005)

sehingga menyebabkan gejala somatik dan autonom. Seseorang yang

mengalami kecemasan tinggi menunjukkan gejala respiratorik seperti

hiper- atau hipoventilasi, semakin tinggi kecemasan semakin tinggi pula

frekuensi pernafasan (Giardino et al., 2008; Homa dan Yuri, 2008).


ri bagian depan dan bawah serta penurunan aktivasi cortex rostral-ventral anterior cingulate yang dapat menurunkan kiner
6.1.3. Pengaruh Wudhu terhadap kecemasan saat ujian praktikum pada

mahasiswi keperawatan

Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu masalah dalam

keperawatan. Cemas atau ansietas menurut diagnosis keperawatan

NANDA (2014) merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran


a dan memampukan individu untuk bertindank menghadapi ancaman. Kecemasan dapat ditangani dengan salah satu terap

wudhu terhadap kecemasan saat menghadapi ujian praktikum pada

mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

(p<0,001) atau p < (α). Selama proses intervensi wudhu responden

mengalirkan atau membasuh tubuh dengan media air yang termasasuk

anggota wudhu. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa berwudhu

menggunakan media air (hidroterapi) dengan mengalirkan air tersebut ke

bagian tubuh tertentu dan mengenai rambut dan kulit yang termasuk

anggota tubuh dalam wudhu (Muslimah, 2014). Penggunaan hidroterapi


untuk penanganan kecemasan sejalan dengan penelitian Pranata et al

(2014) yang menyatakan hidroterapi meningkatkan relaksasi pada tubuh,

sehingga mampu menurunkan intensitas kecemasan seseorang.

Penelitian yang dilakukan Pranata et al (2014) membahas pengaruh

hidoterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan pada lansia di desa


en yang digunakan adalah lansia angka signifikansi perubahan kecemasanpun (p=0,021), jenis hidroterapi yang digunakan y

sesuai dengan teori bahwa air yang boleh digunakan untuk berwudhu

haruslah air yang termasuk kategori air suci yang mensucikan. Secara

ringkas air yang sah untuk bersuci ada dua macam, yaitu air turun dari

langit dan air keluar dari perut bumi (Kardjono, 2009).

Sejak zaman dahulu manusia sebetulnya sudah mengetahui khasiat

air walaupun belum didukung penelitian. Menurut Stevenson (2007) dalam

Pranata et al (2014), hidroterapi memiliki efek relaksasi bagi tubuh, karena


mampu merangsang pengeluaran hormon endorphin dalam tubuh dan

menekan hormon adrenalin.

Wudhu juga akan memberikan efek sejuk secara langsung pada

kepala yang akan terus mengalirkan rasa sejuk sampai pada seseorang

yang melakukannya, sehingga pikiran bisa menjadi tenang. Dengan


memiliki pengaruh untuk memantapkan
pikiran konsentrasi pikiran (Kardjono, 2009).
dap stimulus berupa basuhan, gosokan, usapan, atau pijatan ketika melakukan wudhu. Stimulus tersebut akan dihantarkan m

Dasar kewajiban berwudhu diterangkan dalam surat Al-Maidah

ayat 6 yang artinya “Hai Orang-orang beriman! Jika kamu hendak berdiri

melakukan shalat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai kesiku, lalu

sapulah kepalamu dan basuh kakimu hingga dua-mata kaki”. Allah

menyukai orang-orang yang menyucikan diri. Serta Rasululah barkata

melalui hadistnya “Dari Abu Huraira r.a. Bahwa Rasulullah bersabda:

“Maukah saya tunjukkan kepadamu hal-hal dengan nama Allah

menghapuskan dosa-dosamu serta mengangkat derajatmu?” “Mau ya


Rasulullah”, ujar mereka. “Meyempurnakan wudhu menghadapi segala

kesusahan, dan sering melangkah menuju masjid, serta menunggu shalat

demi shalat. Nah itulah dia perjuangan. Perjuangan sekali lagi

perjuangan!” (H.r. Malik, Muslim, Turmudzi dan Nasa`i).

Sebagaimana yang dijelaskan dengan dalil diatas menerangkan


). Intervensiwudhuyangdilakukanolehresponden,selain mengandung unsur hidroterapi, juga memuat unsur relaksasi, sehin

kecemasan mahasiswi saat menghadapi ujian praktikum dengan signifikan

(p=0.000). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ghofur dan

Eko (2007) mengemukakan hasil dalam penelitiannya tentang pengaruh

tehnik napas dalam terhadap kecemasan pada ibu persalinan kala I yang

menemukan adanya perbedaan yang signifikan (p=0.000) antara

kecemasan sebelum dan setelah pelakuan. Seperti halnya relaksasi, tehnik

napas dalam dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, menurunkan

frekuensi jantung dan tekanan darah, mengurangi konsumsi

oksigen, dan
meningkatkan fungsi pernafasan dan sistem kardiovaskular (Brody dan

Paula, 2009; Seaward, 2012). Tehnik napas dalam disebut juga tehnik

pernafasan diafragma (difraghmatic breathing) yaitu dengan mengurangi

frekuensi nafas menjadi 4-6 kali permenit (Seaward, 2012).

Pada penelitian inipun mengintegrasikan keislaman dengan


u terapi non farmakologi melalui pendekatan islami yang mengintegrasikan realaksasi napas dalam dan hidroterapi (Muslim

responden pada penelitian ini.

Visi dari institusi pendidikan Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu menjadikan program studi ilmu Keperawatan

sebagai program studi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek

keilmuan, keislaman dan keindonesiaan. Disinilah terlihat bahwa sangatlah

tepat jika penelitian terkait pendekatan keislaman dan keilmuan

keperawatan salah satunya yaitu pada hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai salah satu cara untuk menangani kecemasan pada mahsiswa.

Ketika model pengintegrasian


keislaman dan keilmuan keperawatan berhasil diterapkan maka mahasiswa

dalam hal ini mahasiswa memiliki modal dasar sebagai calon perawat

yaitu keislaman dan keperawatan yang nantinya mampu menangani

masalah pelayanan kesehatan melalui pendekatan islami (Ernawati, 2014

tidak dipublikasikan).

terbatasan Penelitian

penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang diakui belum dapat dipenuhi dan menjadi kekurangan dala
ai kekurangan tersebut terdapat pada isi penelitian ini yaitu.

maksudnya adalah subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang menjadi responden penelitian sehingga dapat mem
ya variabel nilai hasil ujian praktikum sebagai dampak

ang dialami mahasiswa.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan

awal atau usia muda, rentang mengalami kecemasan karena minimnya pengalaman hidup.
ponden paling banyak merasakan kecemasan sedang yaitu sebanyak 53,3% dari 15 orang jumlah responden. Seseorang yan

lain jika menginginkan untuk melakukan hal lain tersebut.

3. Ada pengaruh wudhu terhadap kecemasan saat menghadapi ujian

praktikum pada mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun ajaran akademik 2014-2015.

68
69

7.2 Saran

7.2.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Kecemasan saat mengahadapi ujian praktikum dapat menganggu

penampilan mahasiswa saat ujian, bahkan dapat menurunkan

kemampuan siswa sehingga tidak dapat melakukan tindakan

pendekatan religi serta pengintegrasiandengan


teknik relaksasi napas dalam dan hidroterapi. Dengan melihat hasil penelitian ini dih

7.2.2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini disarankan kepada

institusi pendidikan Keperawatan agar terapi religi dimasukkan ke

dalam rangkaian ujian kemudian dijadikan Standar Operasional

Prosedur pada praktikum tindakan keperawatan. Bukan hanya itu

penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi untuk

pengembangan keilmuan keperawatan berlandaskan keislaman.

7.2.3. Bagi Keilmuan Keperawatan

Dalam hal ini wudhu merupakan salah satu terapi non Farmakologi

melalui pendekatan religi dengan mengintegrasikan hidroterapi dan


relaksasi napas dalam. Sehingga diharapkan dari hasil penelitian ini

dapat menjadi informasi tambahan untuk pengembangan keilmuan

bodang Keperawatan Jiwa untuk penangan masalah keperawatan

yaitu kecemasan.

7.2.4. Bagi Penelitian Selanjutnya

el nilai hasil ujian praktikum sebagai dampak dari kecemasan yang dialami mahasiswa.
nden lain selain mahasiswa, seperti pasien yang akan dioperasi, pasien yang sedang mengikuti program kemoterapi, pasien
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Mohammad Fanshuri. Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan


Mahasiswa Keperawatan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi
Ujian Skill-Lab. Skripsi S1 Keperawatan. Tangerang Selatan: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

elationship betwen anxiety and accademic performance of nursing students, Niger Delta University, Bayelsa State, Nigeria.

et al. y. Asian Social Science , 9 (13), 2013.

nship betwen anxiety and accademic performance of nursing students, Niger Delta University, Bayelsa State, Nigeria. Pelag
ajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, (2010). Asmadi. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuha
uku Kedokteran EGC, 2008.

afi`ie el. Dahsyatnya Terapi Wudhu. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2010.

Anxiety Syndrome: Presentation and Treatment.


ing, 4, 2010.

When Stress Goes to Your Stomach. Data diakses dari

http://ibs.about.com/od/diarrhea/a/Anxiety-and--Diarrhea.htm pada 15
Juni 2015, (2014).

Brenes, Gretchen A. et al. Insomnia in Older Adult with Generalized Anziety


Disorder. Am J Geriatr Psychiatry, 17 (465-472), 2009.

Brody, Lori Thein, dan Paula Richley Geigley. Aquatic Exercise for
Rehabilitation and Training. Canada: Human Kinetics, 2009.

Busch, Volker et al. The Effect Of Deep And Slow Breathing On Pain Perception,
Autonomic Activity, And Mood Processing. Pain Medicine Wiley
Periodicals Inc, 1, 215-228, 2012.

Budiharto. Metodelogi Penelitian Kesehatan Dengan Bidang Ilmu Kesehatan Gigi.


Jakarta: EGC, 2008.
Cato, Mary Louise. Nursing Student Anxiety In Simulation Setting: A Mixed
Methods Study. Disertasi Doktoral Pendidikan. Portland State University,
2013.

Cook, Linda J. Inviting Teaching Behavior of Clinical Faculty and Nursing


Students’ Anxiety. Journal of Nursing Education , 44, 4, 2005.

Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:


Salemba Medika, 2011.

masan Orang Tua Dari Bayi Yang Dirawat di Ruang NICU RSUP Fatmawati Jakarta. Skripsi S1 Keperawatan. Depok: Universit

dap Nyeri Pasca Bedah Pada Pasien The Transurethal Resection Of The Prostate di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jak

nsequences, and Therapeutics: An Overview. Depression and Anxiety, 18 (163-176), 2003.

masan Dengan Keberhasilan Memberikan Obat Melalui Infus Pada Mahasiswa FIK UI Angkatan 2010. Skripsi S1 Keperawatan

k. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2010

ul Keperawatan Medikal Bedah I Cetakan ke-2 Tangerag Selatan: FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak dipublikasikan,

Giardino, Nicholas D. et al. Anxiety, Respiration and Cerebral Blood Flow:


Implications Functional Brain Imaging. Comprehensive Psychiatry, 48
(103-112), 2007.

Ghofur, Abdul dan Eko Purwoko. Pengaruh Teknik Napas Dalam Terhadap
Perubahan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Persalinan Kala I di Pondok
Bersalin Ngudi Saras Trikilan Kali Jambe Sragen. Jurnal Kesehatan
Surya Medika Yogyakarta, 2007.

Goodman, H. Goodman. Basic Medical Endocrynology, Fourth Edition.


California: Elseiver Inc, 2010.

Gosselin, Ashley M. Nursing Simulation Experience: Self-Eficacy, State Anxiety,


Locus Of Control, And Simulation Effectiveness. Tesis Keperawatan.
University of New Hampshire, 2013.

Handayani. Dismenore dan Kecemasan Pada Remaja. Tesis S2. Yogyakarta:


Universitas Gajah Mada, 2012.
Hasanudin, Oan. Mukjizat Berwudhu. Jakarta: Qultum Media, 2007.
Hastono, Sutanto Priyo dan Luknis Sabri. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali
Pers, 2011.

Herdman, T. Heather. Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC, 2012

Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data.
Jakarta; Penerbit Salemba Medika, 2007.

Homma, Ikuo dan Yuri Masako. Breathing Rhythms and Emotions. Exp Physical, 93 (1011-1021), 20

Horsley, Trisha Leann. The Effect Of Nursing Faculty Presence On Students’ Level Of Anxiety, Self-Co

Hyman, Bruce M., dan Cherry Pedrick. Anxiety Disorders. Minneapolis: Lerner Publishing Group, Inc

Jacobs, Madeline et al. Association Between Level of Emotional Intelligence and Severity of Anxiety

Kanji, N dan E. Ernest. Autogenic Training Reduces Anxiety After Coronary Angioplasty: A Randomize

Kusumadewi, Sri. Aplikasi Fuzzy Total Integral Pada Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Seminar N

Yogyakarta, 2008.

Kardjono, Moehari. Kedahsyatan Wudhu Penghapus Dosa. Yogyakarta: Penerbit


Best Publisher, 2009.

Macdougall, Rovert C. Drugs & Media: New Perspectives on Communication,


Consumption, and Consciousness. New York: Bloomsburry Publishing
USA, 2011.

Martos, M Pulido et al. Sources of Stress in Nursing Student: A Systematic


Review of Quantitative Studies. International Nursing Review,59 (15-
25), 2011.

Masterman, Heather. Anxiety Allevating Intervention Strategies: Applicability For


Nursing Students. Tesis Megister Pendidikan Keperawatan. St. Catherine
University, 2012.
Mellincavage, Sharon Maric. Anxiety in Student Nurses in The Clinical Setting; A
Phenomenological Study. Disertasi Doktoral Pendidikan. Pennsylvania:
The Pennsylvania State University, 2008.

Meltzer, Lynn. Promoting Executive Functioning in The Classroom. New York:


The Guildford Press, 2010.

Mlek, Magdalena. Nursing Students’ Learning Experiences in Clinical Setting:


Stress, Anxiety and Coping. Tesis Master Pendidikan. Canada:
Universitas Concordia, 2011.

Anxiety in the Clinical Learning Environment. Journal of Nursing Education, 48 (1), 2009.

l- Qodir Cangkringan Sleman Yogyakarta. Skripsi S1 Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Su

g Tua di Ruang Rawat Anak RSAB Harapan Kita Jakarta. Tesis S2 Keperawatan. Depok: Universitas Indonesia, 2012.

Edisi

m Kaki Air Hangat) Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Sumbersari Kecamatan Maesan Kabupaten

Purfeerst, Christina R. Decreasing Anxiety in Nursing Students. Tesis Pendidikan


Keperawatan. St. Ctehrine University, 2011.

Rice, Crist Lynn. Reducing Anxiety in Middle Scholl and High School Student: a
Comparison of Cognitive Behavioral Therapy and Relaxation Training
Approaches. Phoenix: The University of Arizona, 2008.

Riwidikdo. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bina Pustaka, 2007.

Sanford, Pamela G. “Simulation in Nursing Education: A Review Research,” The


Qualitative Report,15 (4), 2010.

Seaward, Brian Luke. Managing Stress: Principles and Strategies for Health and
Well-Being, 7rd Ed. Jones & Bartlett Learning, 2012.

Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta; Graha Ilmu.


Persada, 2007.
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Ed. 6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2012.

Shin, Lisa M. dan Israel Liberzion. The Neurocircuitry of Fear, Stress, and
Anxiety Disorders. Neuropsychopharmacology Review, 35 (169-191),
2010.

Stein, Dan J., et al. Text Book of Anxiety Disorders. Arlington: American
Pshyciatric Publishing, Inc, 2009.
Stevenson, Angus. Definition Of Water Cure. Oxford: Oxford University Press,
2007.

Stuart, Gail Wiscarz, dan Micehele T.L. Priciples and Practice of Oshyciatric
Nursing (8th ed.). St. Louis: Mosby, 2005.

Sumanto, Rahmat, Marsito dan Ernawati. Hubungan Tingkat Nyeri Dengan


Tingkat Kecemasan Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Rsu
Pku Muhammadiyah Gombong. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan
7,2. Gombong: STIKes Muhammadiyah Gombong, 2011.

Souto, Etish Barbosa et al. Analysis of The Anxiety Level of The Nursing
Undergraduate Students. Journal of Nursing UFPE, 6 (5), 2012.

Stipanuk, Martha H. dan Marie A. Caudill. Biochemical, Physiological, and


Molecular Aspect of Human Nutrition. Canada: Elseiver Inc, 2013.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,


2010.

Suyamto, et al. Pengaruh Relaksasi Otot Dalam Menurunkan Skor Kecemasan T-


TMAS Mahasiswa Menjelang Ujian Akhir Program di Akademi
Keperawtan Notokusumo Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat,
25(3), 2009.

Tomb, David A. Buku Saku Psikiatri Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2004.

Tusaie, Kathleen R., dan Joyce J. Fitzpatrick. Advanced Practice Psychiatric


Nursing. NewYork: Springer Publishing Company, LLC, 2013.

Umar, Husein. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2006.

Videbec, Sheila L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta; Penerbit Buku


Kedokteran EGC, 2008.

Ward, Brandon Keith. Anxiety in Nurse Anesthesia Students. Ann Arbor: Mountain
State University, 2008.
Ward, Brandon Keith. Anxiety in Nurse Anesthesia Students. Ann Arbor:
Mountain State University, 2008.

Zulkarnain dan Ferry Novliadi. Sense of Humor Dan Kcememasan Menghadapi


Ujian Dikalangan Mahasiswa. Sumatera Utara; Majalah Kedokteran
Nusantara Vol. 42, 2009.
Lampiran 1
Lampiran 2

PENJELASAN PENELITIAN

am Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan NIM 1111104000005, bermaksud melakukan penelitian dengan judul ” Penga

Hidayatullah Jakarta”. Tujuan untuk mengetahui


pengaruh wudhu terhadap kecemasan mahasiswi ketika mengahadapi ujian
praktikum.

nelitian ini adalah untuk menerapkan metode psikoterapi islami relaksasi dengan media air (Hidroterapi) yang dapat menur
aat menghadapi ujian praktikum skill-lab.

Peneliti akan menjaga segala hal yang menyangkut kerahasiaan responden selama

dan setelah penelitian dilakukan..

Peneliti,

Iqbal Maulana Utomo

1111104000005
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian:

Pengaruh wudhu terhadap terhadap kecemasan saat menghadapi ujian


praktikum pada mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : .......................

Usia : ........................

Jenis kelamin : .......................

Semester : .......................

Nomor Hp : ........................

Menyatakan telah memahami penjelasan tentang tujuan , manfaat dan kegiatan


yang akan dilakukan dalam penelitian ini dan saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Ciputat, ... ..................... 20 ...

Saksi, Responden, Peneliti,

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Iqbal Maulana Utomo

1111104000005
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh wudhu terhadap terhadap kecemasan saat menghadapi ujian praktikum
pada mahasiswi keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

en

ual Analog Scale (VAS-A)


ah garis horizontal yang berupa skala sepanjang
laian dari garis ujung sebelah kiri yang mengindikasikan “tidak ada kecemasan” hingga ujung sebelah kanan yang menyatak

SKALA PENGUKURAN KECEMASAN DENGAN VISUAL ANALOG SCALE (VAS-A)

Petunjuk pengukuran ansietas: Mohon Saudara memberi tanda


dengan garis vertikal pada garis sesuai dengan rasa cemas yang dirasakan sekarang.

Tidak ada Kecemasan


kecemasan luar biasa

Sumber: Rocmayanti, 2011

Terimakasih atas kerjasamanya


Lampiran 4

HASIL Studi Pendahuluan

Tabel Mata Kuliah Yang Menyebabkan Kecemasan

NO MATA KULIAH JUMLAH PERSEN (%)

1 Fundamental of nursing 2 3
2 P2k2 10 17
3 Histologi 11 18
4 Anatomi 6 10
5 Biologi 1 2
6 Biokimia 4 7
7 Fisiologi 4 7
8 KGD 0 0
9 Maternitas 5 8
10 Keperawatan dasar 3 5
11 KMB 14 23
Total 60 100

Grafik Mata Kuliah Yang Menyebabkan Kecemasan

JUMLAH
3%
23%17%

5%
18%
8%
0%
7%
7% 2% 10%

Fundamental of nursing P2k2 Histologi


Anatomi Biologi Biokimia
Fisiologi KGD Maternitas
Keperawatan dasar KMB
SATUAN ACARA PELATIHAN

RELAKSASI HIDROTERAPI WUDHU

A. Topik

Latihan relaksasi hidroterapi wudhu

Sasaran

Kelompok perlakukan (intervensi) penelitian, yaitu 20 orang.

Tujuan

Tujuan Umum

Setelah diberikan pelatihan selama 20 menit seluruh anggota kelompok perlakuan mengerti cara melakukan hidoterapi wu
Tujuan Khusus

Setelah diberikan pelatihan selama 20 menit seluruh anggota kelompok perlakuan mampu;

a. Menjelaskan apa pengertian dan manfaat wudhu

b. Memperagakan kembali tehnik relaksasi hidroterapi wudhu dengan

benar

D. Materi

Materi pelatihan yang akan diberikan meliputi;

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil penelitian Kanji et al. 2004; Mellincavage, 2008;

Blazeeck 2010; Mlek, 2011; Horsley, 2012; Souto et al., 2012; Afolayan

et

al., 2013; Cato, 2013; Gosselin, 2013 dan Abdillah, 2014 menyatakan
bahwa mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat menghadapi

ujian praktikum dengan berbagai tingkat kecemasan yang dilakukan oleh

dan dapat mengganggu penampilan siswa saat ujian sehingga perlu

dilakukan penanganan.

2. Landasan Berfikir
an diri. Mendekat kepada Allah berarti mendekat kepada Dzat Yang Maha Suci. Karena, Allah adalah pemilik nama Al-Qudd

2010).

3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh wudhu terhadap

terhadap kecemasan saat menghadapi ujian praktikum pada mahasiswi

keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


4. Wudhu

Wudhu, secara bahasa berasal dari kata al-wadha`ah, yang berarti

bersih, cerah, dan indah. Sedangkan menurut istilah syarak, wudhu adalah

menyengaja membasuh dan mengusap bagian tubuh yang menjadi anggota

wudhu yang suci dan mensucikan untuk menghilangkan hadas kecil


nik dasar relaksasi dilakukan sebelum memulai zikir, yaitu dengan memposisikan tubuh pada kondisi senyaman mungkin. Se
n dengan benar dapat menyucikan diri, yang tidak sekedar mencuci anggota badan, namun ada empat tahap yang dapat dip
ni dari hadas

a badan dari kejahatan dan perbuatan dosa

ri akhlak yang tercela

dari selain Allah Swt.

Sedemikian pentingnya wudhu bagi kehidupan kaum muslim,

sehingga air yang digunakanpun tidak boleh sembarangan air. Air yang

boleh digunakan untuk berwudhu, haruslah air yang termasuk kategori air

suci yang mensucikan. Secara ringkas air yang sah untuk bersuci ada dua

macam, yaitu air turun dari langit dan air keluar dari perut bumi. Namun

secara lebuh luas ada tujuh macam air yang sah untuk bersuci yaitu: air

hujan, air embun, air laut, air sungai, air sumber (mata air), air sumur, dan

air es (Kardjono, 2009).


Tata cara berwudhu (Sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah

dalam Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah Tahun 2003)

11. Membaca Bismillahirrahmanirrahim

12. Mengikhlaskan niatnya karena Allah SWT

13. Basuhlah telapak tanganmu tiga kali


dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah tiga kali

muka tiga kali dengan mengusap kedua sudut mata dan lebihkanlah membasuhnya.
dua tangan beserta dua siku dengan digosok tiga kali dan selah-selah jari mulai dengan sebelah kanan
ubun-ubun kepala dengan menjalankan kedua telapak tangan dari ujung muka kepala hingga tengkuk dan dikembalikan lagi
saplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua ibujari dan sebelah dalamnya dengan kedua telunjuk.
a kakimu beserta kedua mata kaki, dengan digosok tiga

kali dan selah-selah jari kaki. Mulailah dari yang kanan dan

sempurnakan dengan membasuhkedua kaki itu.

20. Kemudian ucapkan “Ashadualla-ila-ha illalla-h wahdahu-la- syari-

kalah, wa asyahadu anna Muhammadan `abduhu-wa rasuluh.

E. Metode

Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah ceramah, simulasi dan

tanya jawab.
F. Media

Media yang digunakan pada pelatihan ini adalah air, prin-out materi dan

Lcd.

G. Waktu Pelaksanaan

Hari : Jum`at

Tanggal : 27 April 2015

Jam : 15.30 WIB

Alokasi waktu : 25 menit.

No Waktu Kegiatan pelatihan Kegiatan peserta

1 5 menit Pembukaan

 Salam pembuka  Menjawab salam

 Menjelaskan topik dan  Mendengarkan dan

tujuan pelatihan memeprhatikan

penyaji

2 5 menit Pelatihan

 Menjelaskan materi  Mendengarkan dan

tentang pengertian, memperhatikan

tujuan berwudhu. materi yang

 Menjelaskan materi dijelaskan

tentang Wudhu”.  Mengajukan

 Memberi kesempatan pertanyaan bila

peserta untuk bertanya kurang mengerti

3 10 menit Simulasi
 Memperagakan tehnik  Memperagakan

Berwudhu kembali tehnik

relaksasi napas dalam

 Memperagakan

kembali tehnik

dzikir
4 5 menit Penutupan

 Melakukan evaluasi  Menjawab pertanyaan

dengan memberikan pemateri

pertanyaan  Bertanya jika dirasa

 Menyimpulkan materi kurang jelas

yang telah  Menjawab salam

disampaikan

 Memberikan

kesemapatan kepada

peserta untuk bertanya

kembali jika dirasa

kurang jelas

 Menjawab pertanyaan

(jika ada)

 Salam penutup
H. Tempat Pelaksanaan

1. Tempat : Ruang 409 lantai 4 Gedung FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Setting tempat:

Keterangan:

Meja Pemateri Kursi Pemateri Layar LCD Kursi Pes


Pintu

I.Rencana Evaluasi

No Aspek Waktu Metode

1 Kognitif Segera saat pelatihan Tanya -jawab

2 Afektif segera saat pelatihan dan saat Observasi

post-test

3 Psikomotor Segera saat pelatihan dan saat Observasi

post-tes
Modul Pelatihan Wudhu

Oleh:
IQBAL MAULANA UTOMO NIM: 1111104000005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H
A. Wudhu
Wudhu, secara bahasa berasal dari kata al-wadha`ah, yang berarti
bersih, cerah, dan indah. Sedangkan menurut istilah syarak, wudhu adalah
menyengaja membasuh dan mengusap bagian tubuh yang menjadi anggota
wudhu yang suci dan mensucikan untuk menghilangkan hadas kecil
(Bantanie, 2010). Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 6 yang
artinya “Hai Orang-orang beriman! Jika kamu hendak berdiri melakukan shalat, basuhlah mukamu d
Mendekat diri kepada Allah berarti mendekat kepada Dzat Yang Maha Suci. Karena, Allah adalah pe
Allah, maka hidup ini akan berjalan indah, damai, berkah dan bahagia.

Tidak akan ada masalah apapun yang membuat diri ini risau dan cemas.
Karena merasa yakin Allah SWT senantiasa bersama kita. Oleh karena itu
penting sekali untuk mendekatkan dir kepada Allah (Bantanie, 2010).
Wudhu yang dilakukan dengan benar dapat menyucikan diri, yang
tidak sekedar mencuci anggota badan, namun ada empat tahap yang dapat
diperoleh:
1. Membersihkan jasmani dari hadas
2. Membersihkan anggota badan dari kejahatan dan perbuatan dosa
3. Membersihkan hati dari akhlak yang tercela
4. Membersihkan batin dari selain Allah Swt.
Sedemikian pentingnya wudhu bagi kehidupan kaum muslim, sehingga air
yang digunakanpun tidak boleh sembarangan air. Air yang boleh
digunakan untuk berwudhu, haruslah air yang termasuk kategori air suci
yang mensucikan. Secara ringkas air yang sah untuk bersuci ada dua
macam, yaitu air turun dari langit dan air keluar dari perut bumi. Namun
secara lebuh luas ada tujuh macam air yang sah untuk bersuci yaitu: air
hujan, air embun,
n air es (Kardjono, 2009). Tehnik dasar relaksasi dilakukan sebelum memulai wudhu, yaitu dengan memposisikan tubuh pad
Sunnah dalam Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah Tahun 2003)

kumurlah tiga kali


dut mata dan lebihkanlah membasuhnya.
sok tiga kali

dan selah-selah jari mulai dari sebelah kanan kemudian sebelah kiri
g. Mengusap ubun-ubun kepala dengan menjalankan kedua telapak
tangan dari ujung muka kepala hingga tengkuk dan dikembalikan
lagi pada permulaan,
h. Kemudian usaplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua
ibujari dan sebelah dalamnya dengan kedua telunjuk.
i. Basuh kedua kakimu beserta kedua mata kaki, dengan digosok tiga
kali dan selah-selah jari kaki. Mulailah dari yang kanan dan
sempurnakan dengan membasuhkedua kaki itu.
j. Kemudian ucapkan “Ashadualla-ila-ha illalla-h wahdahu-la- syari-
kalah, wa asyahadu anna Muhammadan `abduhu-wa rasuluh.
FORMAT PENILAIAN WUDHU

Nama Mahasiswi:

No URAIAN KEGIATAN NILAI

0 1 2

1. Membaca Bismillahirrahmanirrahim

2. Mengikhlaskan niatnya karena Allah SWT

3. Membasuh telapak tangan tiga kali

4. Hisaplah air dari telapak tangan melalui hidung dan


berkumurlah tiga kali

5. Membasuh muka tiga kali dengan mengusap kedua


sudut mata dan lebihkanlah membasuhnya

6. Basuhlah kedua tangan beserta dua siku dengan


digosok tiga kali dan selah-selah jari mulai dari
sebelah kanan kemudian sebelah kiri

7. Mengusap ubun-ubun kepala dengan menjalankan


kedua telapak tangan dari ujung muka kepala
hingga tengkuk dan dikembalikan lagi pada
permulaan
8. Mengusap kedua telingamu sebelah luarnya dengan
dua ibujari dan sebelah dalamnya dengan kedua
telunjuk.

9. Membasuh kedua kakimu beserta kedua mata kaki,


dengan digosok tiga kali dan selah-selah jari kaki.
Mulailah dari yang kanan kemudian sebelah kiri
dan sempurnakan dengan membasuh kedua kaki itu.
10. Kemudian ucapkan “Ashadualla-ila-ha illalla-h
wahdahu-la- syari-kalah, wa asyahadu anna
Muhammadan `abduhu-wa rasuluh”.

Skor nilai:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tapi kurang tepat 2 = dilakukan dengan tepat
Lampiran 6

REKAPITULASI STATISTIK RESPONDEN

No Responden Usia Sebelum Setelah


Intervensi Intervensi

1 A 20 70 50

2 B 20 50 40

3 C 20 60 40

4 D 21 30 20

5 E 19 60 50

6 F 19 40 30

7 G 19 40 20

8 H 20 40 10

9 I 20 40 30

10 J 20 30 20

11 K 18 30 20

12 L 19 30 20

13 M 19 60 30

14 N 19 50 30

15 0 19 60 40

Average - 19,467 46 30
A. Analisa Univariat

1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percent Percent
18 1 6,7 6,7 6,7
19 7 46,7 46,7 53,3

Valid 20 6 40,0 40,0 93,3

21 1 6,7 6,7 100,0

Total 15 100,0 100,0

2. Distribusi frekuensi rata-rata skor kecemasan sebelum dan setelah Intervensi

Statistics
usia sebelum tingkat_sebe setelah tingkat_setel
l um ah
Valid 15 15 15 15 15
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean 19,47 46,00 1,53 30,00 1,13
Median 19,00 40,00 2,00 30,00 1,00
Std. Deviation ,743 13,522 ,516 11,952 ,352
Minimum 18 30 1 10 1
Maximum 21 70 2 50 2
3. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan sebelum dan setelah
Intervensi

Tingkat_pre_intervensi

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percen Percent
t
ringan 7 46,7 46,7 46,7
Valid sedang 8 53,3 53,3 100,0

Total 15 100,0 100,0

Tingkat_post_intervensi

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percen Percent
t
ringan 13 86,7 86,7 86,7
Valid sedang 2 13,3 13,3 100,0

Total 15 100,0 100,0


Lampiran 8
B. Analisa Bivariat Kolmogorov-S

Statistic df
1. Uji Normalitas sebelum ,205 1
Tests of Normality
setelah ,199 1

Mean

sebelum 46,00
2. Uji Paired t-test Pair 1
Paired Samples Statistics setelah 30,00

Pair 1 sebelum & setelah

Paired Samples Correlations Paired


Samples Test

Pair 1 sebelum - setelah


Paired Samples Test

Paired t df Sig. (2-tailed)


Differences
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Upper

Pair 1 sebelum - setelah 20,080 8,411 14 ,000

Anda mungkin juga menyukai