Anda di halaman 1dari 89

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB INSOMNIA

PADA MAHASISWA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan


(S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:
MUHAMMAD FAJRIANSYAH KURNIAWAN
NIM: 201310420311005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
i
ii

LEMBAR PENGESAHAN
iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Fajriansyah Kurniawan

NIM : 201310420311005

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Insomnia pada

mahasiswa Keperawatan UMM

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Juli 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Muhammad Fajriansyah
Kurniawan
201310420311005
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

berkat, rahmat, hidayah dan kelimpahan rizki-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Identikasi Faktor Penyebab Insomnia Pada Mahasiswa

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep.) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat

bantuan, arahan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis tidak

lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp Kep.MB. selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep., Ns., MNS. selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Sunardi, S. Kep,Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Edi Purwanto S.Kep, Ns., MNg selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing dan meluangkan waktu sampai terselesainya skripsi
ini.
v

5. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp Kep.MB dan ibu Anis Ika Nur

Rohmah, M.Kep. Sp.Kep.MB sebagai penguji I dan penguji II yang telah

memberikan masukan dan saran-saran untuk melengkapi tugas akhir ini.

6. Kedua orang tua yang selalu mendoakan, memberikan semangat,

mendukung baik secara moril maupun materi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan

ilmunya.

8. Teman-teman PSIK A 2013 yang selalu memberi semangat dan motivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan skripsi.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, koreksi dari bapak ibu

pembimbing dan penguji serta kritik dari berbagai pihak sangat diperlukan bagi

penulis untuk menyempurnakan penulisan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

masyarakat dan instansi kesehatan.

Malang, Juli 2020


Penulis

Muhammad Fajriansyah
Kurniawan
201301420311005
vi
vii

Identifying causes of Insomnia in students of Nursing University


Muhammadiyah Malang

Muhammad Fajriansyah Kurniawan, Sunardi S.Kep.,Ns., M.Kep 2, Edi Purwanto S.Kep.,NS.,


MNg3.

ABSTRACT

Introdution : Insomnia in nurse students can be adverse to health and will


interfere with health that results in the disruption of ongoing study activities,
health disorders and psychological disorders. Students who experience insomnia
will suffer fatigue during the day, drowsiness during the day, not presuptif when
doing activities and losing focus. So it is important to handle it well. In addition
to good handling are also noted factors – factors that can interfere with the
process of starting sleep such as stress experienced, consumption of food or
drinks before bed and environmental conditions. The purpose of this research is
to know what factors are causing insomnia in UMM nursing students.

Research methods : The design of research used on this research is a descriptive


explorative. The population of this research is UMM nursing students using
purposive sampling techniques consisting of 48 students of UMM nursing. Data
collection using questionnaires. Data that is analysed in the form of demographic
data factors cause insomia.

Discussion : There are many factors causing insomnia found in this study but the
most influential is the high use of gadgets before bedtime. In addition,
environmental factors also greatly affect the incidence of insomnia in nursing
students.

Keywords : Insomnia, Causal Factors, Students, Nursing

1. Student of nursing Study Program, University of Muhammadiyah Malang


viii

2. Lecturer in Nursing study Program, University of Muhammadiyah Malang


3. Lecturer in Nursing study Program, University of Muhammadiyah Malang

Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Insomnia Pada Mahasiswa


Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Muhammad Fajriansyah Kurniawan, Sunardi S.Kep.,Ns., M.Kep 2, Edi Purwanto S.Kep.,NS.,


MNg3.

ABSTRAK

Latar Belakang : Insomnia pada mahasiswa perawat dapat berakibat buruk pada
kesehatan dan akan mengganggu kesehatan yang berakibat pada terganggunya
aktivitas studi yang sedang dijalani, gangguan kesehatan dan gangguan
psikologis. Mahasiswa yang mengalami insomnia akan menderita kelelahan
ketika siang hari, mengantuk di siang hari, tidak prduktif ketika melakukan
aktivitas dan kehilangan fokus. Sehingga penting untuk ditangani dengan baik.
Selain penanganan yang baik juga diperhatikan faktor – faktor yang dapat
mengganggu proses memulai tidur seperti stres yang dialami, konsumsi
makanan atau minuman sebelum tidur dan keadaan lingkungan. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang jadi penyebab insomnia
pada mahasiswa keperawatan UMM.

Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
deskriftif eksploratif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan
UMM dengan menggunakan teknik purposive sampling terdiri dari 48 orang
mahasiswa keperawatan UMM. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Data yang dianalsis berupa data demografi faktor-faktor penyebab insomia.

Diskusi : Ada banyak faktor penyebab insomnia yang ditemukan dalam penelitian
ini namun yang paling berpengaruh adalah tingginya penggunaan gawai
sebelum tidur. Selain itu, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi dalam
terjadinya insomnia pada mahasiswa keperawatan.
ix

Kata Kunci : Insomnia, Faktor Penyebab, Mahasiswa, Keperawatan

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang


2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang
3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................iii

KATA PENGANTAR................................................................................ iv

Latar Belakang...................................................................................... viii

Metode Penelitian ................................................................................. viii

Diskusi .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9

KERANGKA KONSEP PENELITIAN .................................................. 20

METODE PENELITIAN ....................................................................... 22


x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 27


Tabel 5.1 Tabel Karakteristik Responden ............................................................ 37
Tabel 5.2 Tabel Data Demografi Faktor-Faktor Penyebab Insomnia ................ 38
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................... 23


xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ......................................................................... 53


Lampiran 2 Kuesioner Insomnia Severity Index ................................................. 56
Lampiran 3 Lembar Konsultasi I ......................................................................... 58
Lampiran 4 Lembar Konsultasi II ........................................................................ 59
Lampiran 5 Lembar Acc Judul ............................................................................. 62
Lampiran 6 Hasil Deteksi Plagiasi I .................................................................... 63
Lampiran 7 Hasil Deteksi Plagiasi II .................................................................. 64
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian ......................................................................... 65
Lampiran 9 Surat Selesai Melakukan Penelitian ................................................. 66
Lampiran 10 Tabulasi data ................................................................................... 67
Lampiran 11 Curiculum vitae ............................................................................... 68
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Insomnia didefinisikan sebagai sebuah keadaan dimana seseorang

sulit untuk memulai tidur, sulit untuk mempertahankan tidur dan bangun

terlalu cepat (Gunes & Arslantas, 2017). Menurut American Psychiatric

Association (2013) mengkriteriakan insomnia kronis sebagai kesulitan

dalam memulai tidur, kesulitan dalam mempertahankan tidur, bangun

terlalu cepat dan tidur tidak restorative pada orang dewasa muda. Diikuti

dengan gangguan pada aktivitas di siang hari dan berlangsung sebanyak

3 malam dalam seminggu dan selama 3 bulan. Insomnia adalah suatu

kesulitan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang

tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih dan keadaan sulit tidur ini

harus menyebabkan gangguan klinis yang signifikan (Annisa & Anggara

2014). Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering diderita

masyarakat di dunia baik secara primer maupun dengan adanya kondisi

komorbit. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gaultney (2015) dari

1.845 mahasiswa yang diteliti 27% mengalami setidaknya satu jenis

gangguan tidur dan insomnia berada pada peringkat tertinggi dari semua

jenis gangguan tidur yang dialami mahasiswa, insomnia pada mahasiswa

akan mengarah pada risiko tinggi terjadinya kegagalan dalam akademik.

Mahasiswa sendiri adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba

ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada

1
2

salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik,

sekolah tinggi, institut dan universitas (Wulan & Abdullah, 2014).

Insomnia pada mahasiswa disebabkan karena adanya faktor dari

luar maupun dari dalam diri mahasiswa, faktor yang muncul dari luar

dapat berupa stress tugas kuliah harian yang menumpuk, tugas akhir atau

skripsi, tekanan keluarga maupun lingkungan, sedangkan faktor dari

dalam adalah kebiasaan mahasiswa sebelum tidur seperti konsumsi

kafein, tidur tidak teratur dan kurang menjaga kebersihan kamar.

Insomnia pada mahasiswa dapat berdampak pada aktivitas yang

dilakukan di siang hari, seperti gampang lelah ketika beraktivitas dan

sulit berkonsentrasi, dampak negatif tersebut dapat mengakibatkan

turunnya produktivitas mahasiswa ketika melakukan kegiatan studi dan

mengganggu pengerjaan tugas kuliah. Selain itu, insomnia kronis dapat

mengganggu kesehatan mahasiswa, mengakibatkan berbagai macam

penyakit biologis seperti ketidakstabilan tekanan darah maupun

psikologis seperti ansietas dan depresi.

Berdasarkan data penelitian Gaultney (2010) dengan sampel

sebanyak 500 responden didapatkan bahwa setidaknya 1 dari 3 responden

menderita gangguan tidur, dan 40% - 77% responden yang diteliti

kekurangan tidur yang berkualitas dan sering mengalami gangguan

dalam memulai tidur, tidur yang tidak nyenyak dan tidur yang tidak

berkualitas. Pada penelitian yang dilakukan di Universitas


3

Muhammadiyah Sumatera Utara oleh Annisa & Anggara (2014)

didapatkan hasil bahwa dari 91 responden, 55% menderita gangguan

tidur. Responden yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi.

Faktor – faktor yang menyebabkan kesulitan memulai tidur pada

mahasiswa dapat berupa stres kuliah, aktivitas kuliah yang padat, tugas

kuliah yang menumpuk dan aktivitas diluar kuliah seperti kegiatan

organisasi. Sedangkan faktor – faktor yang berasal dari luar ruang lingkup

kuliah dapat berupa faktor lingkungan seperti kebersihan kamar,

kebersihan diri, suhu kamar, suara disekitar lingkungan kamar dan

pencahayaan (Gunes & Arslantas, 2017). Lebih jauh faktor – faktor yang

dapat menyebabkan kesulitan memulai tidur dapat berupa penyakit

kronis, penggunaan obat – obatan, gangguan pencernaan, penyakit akut,

makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelum tidur, masalah

keluarga atau masalah pribadi dan pola tidur yang tidak teratur (Gunes &

Arslantas, 2017). Konsumsi kafein juga merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan insomnia, menurut penelitian Khairani (2017), dari 100

responden yang diteliti, 75 responden mengalami insomnia yang 61

(81,3%) responden diantaranya aktif dalam mengkonsumsi kafein.

Melihat dengan keadaan sekarang di mana banyaknya kafe di dekat

tempat tinggal mahasiswa dan tuntutan tugas yang mengharuskan

mahasiswa tetap terjaga memperparah tingkat kejadian insomnia pada

mahasiswa. Selain konsumsi kafein, penggunaan gawai (Qurrotu A’yun,


4

2018), game online, sosial media (Ulfiana, 2018) juga merupakan faktor

penyebab insomnia pada mahasiswa beberapa tahun terakhir.

Faktor – faktor yang berperan besar dalam menyebabkan kesulitan

memulai tidur adalah jenis kelamin perempuan (45,3%), usia lansia (70%),

tingkat pendidikan yang rendah (40%), status ekonomi yang rendah

(55,6%), faktor stres (75%), riwayat insomnia (66,7%), penyakit yang

diderita berupa nyeri kronik (61,5%) dan penyakit jantung (66,7%)

(Susanti, 2015). Faktor – faktor tersebut akan memicu stress pada

mahasiswa sehingga menambah beban pikiran, pikiran yang tidak bisa

tenang akan menyebabkan kesulitan dalam memulai tidur seperti

merilekskan tubuh atayumemejamkan mata, menjaga tidur tetap nyenyak

atau kesulitan menjaga waktu tidur yang cukup. Dalam penelitian yang

dilakukan Gaultney (2015) menunjukkan bahwa mahasiswa yang

menderita insomnia mengalami penurunan dalam fungsi kognitif,

gangguan dalam proses pemecahan masalah, penurunan daya ingat dan

konsetrasi. lebih lanjut dijelaskan dalam Gunes & Arslantas (2017).

Mahasiswa yang mengalami insomnia akan menderita kelelahan ketika

siang hari, mengantuk di siang hari, tidak prduktif ketika melakukan

aktivitas dan kehilangan fokus. Gangguan tersebut dapat berdampak

pada proses studi, prestasi dan kesehatan mahasiswa. Insomnia kronis

dapat mengarah pada gangguan psikologis seperti ansietas dan depresi.

Walaupun salah satu faktor penyebab insomnia itu sendiri adalah adanya

ansietas atau depresi yang diderita, namun insomnia yang berkelanjutan


5

juga dapat mengarah pada ansietas dan depresi atau memperberat

keadaan tersebut (Gunes & Arslantas, 2017).

Insomnia pada mahasiswa perawat dapat berakibat buruk pada

kesehatan dan akan mengganggu kesehatan yang berakibat pada

terganggunya aktivitas studi yang sedang dijalani, gangguan kesehatan

dan gangguan psikologis. Sehingga penting untuk ditangani dengan baik.

Selain penanganan yang baik juga diperhatikan faktor – faktor yang dapat

mengganggu proses memulai tidur seperti stres yang dialami, konsumsi

makanan atau minuman sebelum tidur dan keadaan lingkungan. Solusi

yang dapat dilakukan adalah mengenali faktor – faktor yang dapat

menyebabkan insomnia dan mencegah atau mengurangi paparan faktor –

faktor tersebut dalam kehidupan sehari – hari mahasiswa perawat.

Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian terkait faktor yang menyebabkan insomnia pada mahasiswa

perawat Universitas Muhammadiyah Malang.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dibahas

sebelumnya, maka rumusan masalah adalah “Faktor – faktor apa sajakah

yang mempengaruhi insomnia pada mahasiswa perawat Universitas

Muhammadiyah Malang?”.
6

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengidentifikasi faktor penyebab insomnia pada

mahasiswa perawat Universitas Muhammadiyah Malang

1.3.2 Tujuan khusus

Mengidentifikasi faktor penyebab insomnia

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan ilmu keperawatan, dan memberikan pemahaman lebih

dalam terhadap faktor – faktor penyebab insomnia pada mahasiswa

perawat

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam mengidentifikasi faktor – faktor penyebab terjadinya

insomnia pada mahasiswa perawat serta cara menanggulanginya.

1.5 Keaslian penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Gunes & Arslantas (2017) dengan judul

Insomnia in nursing students and related factors: A cross‐sectional


7

study. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner, jenis

– jenis kuesioner yang digunakan antara lain adalah formulir identitas

diri, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Insomnia Severity Index

(ISI), The State‐Trait Anxiety Inventory (STAI) dan Beck Depression

Inventory (BDI). Jumlah responden penelitian yaitu 379 mahasiswa

perawat yang kuliah di Universitas Anatolia Barat Turki pada tahun

2014 dan 2015. Hasil dari penelitian ini adalah faktor – faktor yang

paling berperan dalam penyebab insomnia yaitu, depresi, konsumsi

kafein dan rokok, tidur tidak teratur dan keadaan ekonomi.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan nanti adalah karateristik

responden yaitu mahasiswa perawat Universitas Muhammadiyah

Malang yang mana memiliki latar belakang yang berbeda dan tempat

penelitian yaitu Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2015) dengan judul Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Insomnia di Poliklinik Saraf RS

DR. M. Djamil Padang. Jumlah responden yang digunakan di

penelitian ini adalah 100 responden usia antara 50 tahun sampai >70

tahun yang dikumpulkan sejak bulan 1 Juli 2013 sampai 31 Agustus

2013, penelitian ini mengidetifikasi faktor – faktor yang

mempengaruhi kejadian insomnia. Instrumen penelitian yang

digunakan yaitu ISI dan BDS. Hasil penelitian ini menunjukkan

faktor – faktor yang mempengaruhi insomnia adalah jenis kelamin

perempuan (45,3%), usia lansia (70%), tingkat pendidikan yang


8

rendah (40%), status ekonomi yang rendah (55,6%), faktor stres (75%),

riwayat insomnia (66,7%), penyakit yang diderita berupa nyeri kronik

(61,5%) dan penyakit jantung (66,7%).

Perbedaaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada

karateristik responden, pada penelitian ini menggunakan responden

mahasiswa perawat di Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Gaultney (2010) yang berjudul The

Prevalence of Sleep Disorders in College Students: Impact on

Academic Performance meneliti tentang prevalensi gangguan tidur

pada mahasiswa dan dampanya terhadap kinerja akademik

mahasiswa, responden yang diteliti berjumlah 1.845 responden dari

angkatan 2006 – 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27%

responden menderita paling tidak satu jenis gangguan tidur,

mahasiswa yang menderita gangguan tidur terdapat penurunan

kinerja akademik. Instrumen penelitian yang digunakan dipenelitian

ini adalah The SLEEP-50. Perbedaan dengan penelitian yang akan

dilakukan terletak pada variabel penelitian yaitu faktor penyebab

insomnia dan instrument yang digunakan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Insomnia

2.1.1 Definisi

Insomnia adalah suatu kesulitan dalam memulai tidur,

mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama

1 bulan atau lebih dan keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan

gangguan klinis yang signifikan (Anggara & Annisa, 2019).

Insomnia merupakan persepsi yang tidak adekuat dari kualitas

dan kuantitas tidur dan merupakan keluhan paling umum dari

gangguan tidur (Susanti, 2015). Insomnia adalah kondisi yang

menggambarkan dimana seseorang kesulitan untuk tidur. Kondisi

ini bisa meliputi kesulitan tidur, masalah tidur, sering terbangun di

malam hari, dan bangun terlalu pagi. (Hidaayah & Alif, 2016).

2.1.2 Etiologi

Insomnia disebabkan oleh beberapa hal antara lain ritme

sirkardian, hormon, kondisi medis(lesi di otak, tumor, stroke,

GERD, alzheimer, hipertiroid, asma, parkinson), gangguan mood

(bipolar, ansietas, depresi, psikotik), media atau alat elektronik di

kamar tidur, obat-obatan (kortikosteroid, statin, alphablocker,

beta-blocker, SSRI, ACE inhibitor), faktor lain (parasit, kehamilan,


9
10

genetik, stres) (Anggara & Annisa, 2019). Penyebab insomnia dapat

berbagai macam seperti stress, stress akibat pekerjaan, sekolah,

atau keluarga dapat membuat pikiran menjadi aktif dimalam hari.

Kecemasan dan depresi, hal ini disebabkan karena terjadi

ketidakseimbangan kimia dalam otak atau kekhawatiran yang

menyertai depresi. Obat-obatan, beberapa resep obat dapat

mempengaruhi proses tidur, termasuk beberapa antidepresan, obat

jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan, dan

kortikosteroid. Kafein, nikotin, dan alcohol serta kondisi medis

Gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan kondisi medis lainnya

dapat menyebabkan insomnia karena menimbulkan rasa tidak

nyaman (Susanti, 2015).

2.1.3 Manesfitasi Klinis

Tanda gejala insomnia kesulitan memulai tidur, kesulitan

untuk mempertahankan tidur sehingga sering terbangun dari tidur,

bangun terlalu dini hari dan sulit untuk tidur kembali, tidur dengan

kualitas yang buruk. Kesulitan tidur di atas terjadi meskipun

terdapat peluang dan keadaan yang cukup untuk tidur, serta

setidaknya terdapat satu gangguan yang dialami pada siang hari :

kelelahan, gangguan atensi, konsentrasi, dan memori, gangguan

dalam hubungan sosial dan pekerjaan atau performa yang jelek di


11

sekolah, gangguan mood atau iritabel, mengantuk di siang hari,

kekurangan energi inisiasi dan motivasi, sering mengalami

kesalahan, kecelakaan saat bekerja atau menyetir, nyeri kepala,

gangguan pencernaan akibat kurang tidur (Susanti, 2015).

2.1.4 Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko kejadian insomnia pernah diteliti.

Diantara faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi kejadian

insomnia adalah: jenis kelamin perempuan, usia, status

perkawinan, pendapatan, tingkat pendidikan. Kemudian risiko

insomnia meningkat seiring pertambahan umur dan pada individu

dengan status sosioekonomi rendah (Susanti, 2015). Faktor – faktor

penyebab terjadinya insomnia pada mahasiswa adalah keadaan

lingkungan tempat tinggal mahasiswa, seperti tingkat kebisingan,

kebersihan dan suhu sekitar tempat tinggal. Kemudian pola hidup

seperti perokok aktif, makan tidak teratur, konsumsi kopi dan pola

tidur yang tidak sehat. Mahasiswa cenderung untuk tidur lebih

larut dikarenakan beberapa sebab seperti tugas kuliah, tugas

organisasi atau hanya sekedar bersantai dengan teman – teman.

Selain faktor – faktor diatas, ada faktor lain yang mana disebabkan

oleh kemajuan teknologi seperti penggunaan internet yang

berlebihan dalam bentuk sosial media ataupun game online.


12

Faktor lain penyebab insomnia pada mahasiswa adalah

penggunaan obat – obatan dan narkoba atau psikotropika serta

mahasiswa yang mengalami kondisi kesehatan tertentu seperti

penyakit kronis dan kehamilan. (Gunes & Arlantas. 2017).

a. Faktor Lingkungan

- Tempat tinggal dirumah

- Tempat tinggal di kos/penginapan/asrama mahasiswa

- Tinggal sendiri

- Berbagi ruangan/kamar dengan orang lain

- Lingkungan sekitar tempat tinggal anda tenang

b. Faktor Gaya hidup

- Tidur teratur dalam seminggu ini

- Tidur cukup dalam seminggu ini (6 – 8 jam perhari)

- Terjaga dimalam hari ( 23.00 – 04.00) dan tidur dipagi hari

(jam 04.00 - )

- Mengkonsumsi alkohol

- Rutin mengkonsumsi kopi sebelum tidur

- Rutin mengkonsumsi teh sebelum tidur

- Merokok

- Makan teratur 3x sehari

- Memainkan gawai (handphone, tablet atau

laptop/komputer) 2 jam sebelum tidur

c. Faktor penggunaan obat-obatan


13

- Menggunakan obat – obatan tertentu (kortikosteroid, statin,

alphablocker, betablocker, ACE inhibitor)

- Pernah/sedang menggunakan obat – obatan

psikotropika/narkoba atau sejenisnya

d. Faktor penyakit Kronis

- Memiliki kondisi medis tertentu (lesi otak, tumor otak,

stroke, gerd, alzheimer, parkinson)

- Mempunyai riwayat asma

- Mempunyai penyakit jantung dan/atau hipertensi

- Menderita nyeri kronis

e. Faktor Gangguan Mental

- riwayat penyakit gangguan mood (bipolar, ansietas, depresi

dan psikotik)

- merasa stress

f. Faktor Kondisi Kesehatan Khusus

- hamil

2.1.5 Patofisiologi

Tidur merupakan suatu ritme biologis yang bekerja 24 jam

yang bertujuan untuk mengembalikan stamina untuk kembali

beraktivitas. Tidur dan terbangun diatur oleh batang otak,

thalamus, hypothalamus dan beberapa neurohormon dan

neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur. Hasil yang

diproduksi oleh mekanisme serebral dalam batang otak yaitu


14

serotonin. Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang

berperan sangat penting dalam menginduksi rasa kantuk, juga

sebagai medula kerja otak. Dalam tubuh serotonin diubah menjadi

melatonin yang merupakan hormon katekolamin yang diproduksi

secara alami oleh tubuh.Adanya lesi pada pusat pengatur tidur di

hypothalamus juga dapat mengakibatkan keadaan siaga tidur.

Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan hormone

norepineprin yang akan merangsang otak untuk melakukan

peningkatan aktivitas. Stress juga merupakan salah satu factor

pemicu, dimana dalam keadaan stress atau cemas, kadar hormone

katekolamin akan meningkat dalam darah yang akan merangsang

sistem saraf simpatetik sehingga seseorang akan terus terjaga

(Levenson, Kay & Buysee, 2014).

2.1.6 Klasifikasi

Levenson, Kay & Buysee, (2014) menyebutkan bahwa

terdapat dua jenis insomnia, (1) Insomnia Akut yaitu insomnia

yang terjadi dua sampai tiga minggu dan disebabkan karena stres

dan perasaan khawatir. (2) Insomnia Kronis yaitu insomnia yang

sudah terjadi lebih dari satu bulan. Menurut Perlis & Gehram

(2013) klasifikasi berdasarkan bentuk insomnia yaitu:

a. Difficulty in Initiating Sleep (DIS)


15

Jenis ini sering disebabkan karena tidur yang terjaga yang disertai

kecemasan dan faktor lain.

b. Difficulty in Maintaining Sleep (DMS)

Biasanya terbangun secara tiba-tiba, atau pada saat-saat tertentu

seperti merasa pusing tiba-tiba kemudian terbangun.

c. Early Morning Waking (Sleep Offset Insomnia)

Sering terjadi pada orang tua dan biasanya disebabkan karea

demensia, penyakit parkinson, gejala menopause, depresi, dan

obat-obatan.

2.1.7 Penatalaksanaan

Menurut Levenson, Kay & Buysee, (2014) penatalaksanaan

yang dapat dilakukan pada orang yang mengalami insomnia

adalah melakukan behavioral treatment untuk memperbaiki

kebiasaan pola tidur. Contoh behavioral treatment sebagai berikut:

1) Kontrol stimulus

Kontrol stimulus yaitu dengan cara membuat lingkungan yang

nyaman agar merasa tenang sehingga dapat memudahkan kita

untuk tertidur.

2) Terapi kognitif

Terapi ini dilakukan dengan cara berlatih untuk memciptakan

pikiran yang positif dan yakin untuk bisa tertidur.

3) Pembatasan tidur
16

Menghindari waktu tidur yang berlebihan disiang hari,

sehingga dapat memulai tidur dengan mudah dimalam hari.

Latihan relaksasi jangka pendek sebelum tidur seperti meditasi

dan nafas dalam dapat membantu untuk meningkatkan

kualitas tidur. Selain itu relaksasi mental yang dilakukan

dengan cara yoga juga dapat membantu, hal tersebut

dikarenakan relaksasi dapat menenangkan pikiran sehingga

tubuh akan lebih tenang dan mudah untuk tidur

2.2 Konsep Faktor – Faktor Penyebab Insomnia

Faktor – faktor yang menyebabkan kesulitan memulai tidur pada

mahasiswa dapat berupa stres kuliah, aktivitas kuliah yang padat, tugas

kuliah yang menumpuk dan aktivitas diluar kuliah seperti kegiatan

organisasi. Sedangkan faktor – faktor yang berasal dari ruang lingkup

kuliah dapat berupa faktor lingkungan seperti kebersihan kamar,

kebersihan diri, suhu kamar, suara disekitar lingkungan kamar dan

pencahayaan (Gunes & Arslantas, 2017). Lebih jauh faktor – faktor yang

dapat menyebabkan kesulitan memulai tidur dapat berupa penyakit

kronis, penggunaan obat – obatan, gangguan pencernaan, penyakit akut,

makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelum tidur, masalah

keluarga atau masalah pribadi dan pola tidur yang tidak teratur (Gunes &
17

Arslantas, 2017). Konsumsi kafein juga merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan insomnia, menurut penelitian Khairani (2017), dari 100

responden yang diteliti, 75 responden mengalami insomnia yang 61

(81,3%) responden diantaranya aktif dalam mengkonsumsi kafein.

Melihat dengan keadaan sekarang di mana banyaknya kafe di dekat

tempat tinggal mahasiswa dan tuntutan tugas yang mengharuskan

mahasiswa tetap terjaga memperparah tingkat kejadian insomnia pada

mahasiswa. Selain konsumsi kafein, penggunaan gawai (Qurrotu A’yun,

2018), game online, sosial media (Ulfiana, 2018) juga merupakan faktor

penyebab insomnia pada mahasiswa beberapa tahun terakhir.

Faktor – faktor tersebut akan memicu stress pada mahasiswa

sehingga menambah beban pikiran, pikiran yang tidak bisa tenang akan

menyebabkan kesulitan dalam memulai tidur seperti merilekskan tubuh

atau memejamkan mata, menjaga tidur tetap nyenyak atau kesulitan

menjaga waktu tidur yang cukup. Dalam penelitian yang dilakukan

Gaultney (2015) menunjukkan bahwa mahasiswa yang menderita

insomnia mengalami penurunan dalam fungsi kognitif, gangguan dalam

proses pemecahan masalah, penurunan daya ingat dan konsetrasi. lebih

lanjut dijelaskan dalam Gunes & Arslantas (2017).

Insomnia pada mahasiswa keperawatan dapat berakibat buruk

pada kesehatan dan akan mengganggu kesehatan yang berakibat pada

terganggunya aktivitas studi yang sedang dijalani, gangguan kesehatan

dan gangguan psikologis. Sehingga penting untuk ditangani dengan baik.


18

Selain penanganan yang baik juga diperhatikan faktor – faktor yang dapat

mengganggu proses memulai tidur seperti stres yang dialami, konsumsi

makanan atau minuman sebelum tidur dan keadaan lingkungan. Solusi

yang dapat dilakukan adalah mengenali faktor – faktor yang dapat

menyebabkan insomnia dan mencegah atau mengurangi paparan faktor –

faktor tersebut dalam kehidupan sehari – hari mahasiswa perawat.

2.3 Konsep Mahasiswa

2.3.1 Definisi

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses

menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani

pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri

dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas

(Wulan & Abdullah, 2014). Sedangkan mahasiswa dalam peraturan

pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah peserta didik yang

terdaftar dan belajar diperguruan tinggi tertentu. Berdasarkan

definisi-definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba

ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan

pada salah satu bentuk perguruan tinggi, yang terdiri dari

akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

2.3.2 Dinamika dan Problematika Mahasiswa


19

Mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki

kesempatan mengenyam pendidikan formal di perguruan tinggi.

Sebagai generasi penerus yang memiliki intelektual, mahasiswa

tentunya memiliki peran dan tanggung jawab ideologis sebagai

pewaris utama perjuangan bangsa maupun tanggung jawab

professional untuk dipersiapkan sebagai ahli pada bidang-bidang

tertentu agar dapat berperan aktif di dalam proses pembangunan.

Banyaknya tuntutan yang harus dicapai oleh mahasiswa

tentu akan direspon secara berbeda oleh tiap mahasiswa. Harapan

yang muncul adalah mahasiswa akan mampu merespon secara

positif tuntutan-tuntutan tersebut dengan melakukan penyesuaian

dengan berbagai tuntutan di luar tanpa mengesampingkan

tuntutan di dalam diri mereka sendiri. Untuk memenuhi seluruh

tuntutan tersebut, bukanlah pekerjaan yang mudah sehingga

akhirnya banyak mahasiswa yang tidak mampu melakukan

manajemen waktu dengan baik. Sebagai contoh adalah manajemen

waktu kapan untuk mengerjakan tugas kuliah, berorganisasi,

bersosialisasi dan istirahat, manajemen waktu yang buruk

khususnya akan berdampak pada pola istirahat yang seharusnya

tubuh dapatkan secara optimal.

Dilihat dari masalah di atas, mahasiswa cenderung tidak

memprioritaskan waktu istirahat sehingga lebih banyak


20

beraktivitas dan membuat tubuh terpapar stressor secara

berlebihan, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, stress yang

berlebihan dapat mengganggu pola tidur sehingga menyebabkan

insomnia yang menyebabkan berbagai masalah baik dalam bidang

akademik maupun sosial. Selain dari manajemen waktu yang

kurang baik, efek penggunaan teknologi seperti gawai dan internet

membuat mahasiswa lupa waktu dan mengesampingkan istirahat.

Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya insomnia pada

mahasiswa.
20

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN


3.1 Kerangka Konsep

Mahasiswa
Faktor – faktor yang
mempengaruhi

Munculnya terjadinya insomnia pada

Tanda gejala yang HormonKatekolamin mahasiswa

muncul: yang mengakibatkan 1. Faktor lingkungan


2. Faktor gaya hidup
1. kesulitan seseorang tetap terjaga 3. Faktor Penggunaan
memulai tidur obat – obatan
2. kesulitan untuk 4. Faktor penyakit
mempertahank kronis
an tidur Insomnia 5. Faktor gangguan
sehingga sering mental
terbangun dari 6. Faktor keadaan
tidur
3. bangun terlalu
dini hari dan Dampak negative yang Keterangan:
sulit untuk tidur muncul: : Diteliti
kembali,
4. tidur dengan 1. kelelahan,
2. gangguan atensi, : Tidak Diteliti
kualitas yang
buruk konsentrasi, dan memori,
3. gangguan dalam :
hubungan sosial dan Mempengaruhi
pekerjaan atau
performa yang jelek di
sekolah,
4. gangguan mood atau
iritabel,
5. mengantuk di siang
hari,
6. kekurangan energi
inisiasi dan motivasi,
7. sering mengalami
kesalahan
21

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu

ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu

bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,

institut dan universitas (Wulan & Abdullah, 2014).

Faktor - faktor yang muncul berupa stress tugas kuliah harian yang

menumpuk, tugas akhir atau skripsi, tekanan keluarga maupun lingkungan,

sedangkan faktor dari dalam adalah kebiasaan mahasiswa sebelum tidur seperti

konsumsi kafein, tidur tidak teratur dan kurang menjaga kebersihan kamar.

Faktor – faktor tersebut dapat memicu munculnya hormone katekolamin.

Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan hormon norepineprin yang

akan merangsang otak untuk melakukan peningkatan aktivitas. Stress juga

merupakan salah satu faktor pemicu, dimana dalam keadaan stress atau cemas,

kadar hormone katekolamin akan meningkat dalam darah yang akan

merangsang sistem saraf simpatik sehingga seseorang akan terus terjaga

(Levenson, Kay & Buysee, 2014).


BAB IV

METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka desain penelitian

yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriftif eksploratif.

Penelitian deskriftif eksploratif adalah suatu metode yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa melakukan analisis, biasanya penelitian deskriftif eksploratif hanya

mengeksplorasi data dasar, faktor – faktor dan tanda gejala tanpa

dilakukan analisa lebih lanjut (Arikunto, 2002).

4.2 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka penelitian merupakan tahapan dalam suatu penelitian.

Pada kerangka kerja, disajikan alur penelitian, terutama variabel yang

akan digunakan pada penelitian (Nursalam, 2008). Kerangka kerja

penelitian disajikan sebagai berikut:

Desain penelitian: deskriftif


eksploratif.
22
23

Populasi: 73 orang Mahasiswa Keperawatan semester 8 Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Sampel: 48 orang Mahasiswa Keperawatan semester 8 Angkatan 2016 Fakultas


Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Teknik sampling: Porpusive


Sampling
Tempat penelitian: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang

Proses informed concent kepada


responden

Pemberian kuesioner

Perhitungan hasil kuesioner

Hasil identifikasi faktor – faktor penyebab Insomnia pada mahasiswa


perawat

(Gambar 4.1: Kerangka Kerja Penelitian)

4.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian


24

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

penelitian yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertenti yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi penelitian ini adalah

mahasiswa keperwatan semester 8 angkatan 2016 yang telah memprogram

skripsi dan masuk kategori Insomnia Severty Index dengan total 73 orang.

4.3.2 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

(Sugiyono, 2014). Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk mewakili populasi. Sedangkan, teknik sampling adalah suatu cara-

cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel untuk memperoleh

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian

(Nursalam, 2008).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu menggunakan teknik purposive sampling atau bisa disebut juga

judgement sampling, adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara

memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki

peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut

dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya

(Sugiyono, 2014).
25

4.3.3 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu. Peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu

kesimpulannya daoat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2014).

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang yang mewakili suatu

populasi (Nursalam, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa

keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang berjumlah 48 orang.

a. Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa jurusan keperawatan semester 8 angkatan 2016

universitas Muhammadiyah Malang.

2. Sudah memprogram mata kuliah skripsi.

3. Masuk kategori Insomnia berdasarkan Insomnia Severity

Index (ISI).

b. Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswa semester 8 yang non-aktif/cuti.

2. Mahasiswa semester 8 yang sudah lulus.

4.4 Variabel Penelitian


26

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Hasmi, 2016). Pada penelitian ini, variabel yang

diteliti adalah faktor – faktor penyebab insomnia.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefiniskan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian (Nursalam, 2008).


27

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

N Variabe Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur


o l
Ukur

1 Faktor Faktor – faktor Data Sosio- Data dasar


– faktor Demografi faktor –
penyebab insomnia
penyeb Responden. faktor
ab adalah hal – hal yang Dengan penyebab
insomn komponen insomnia
dilakukan dan/atau
ia sebagai berikut:
dialami mahasiswa Faktor
sehingga lingkungan
-Tempa tinggal
mempengaruhi dirumah
dan/atau mengubah -Tempat tinggal
dikos/asrama
kebiasaan tidur - Tinggal sendiri
mahasiswa sehingga - berbagi
ruangan/kamar
menyebabkan dengan orang lain
-lingkungan sekitar
insomnia.
tempat tinggal
tenang
Faktor gaya
hidup
- tidur teratur
- tidur cukup (6 – 8
jam perhari)
- terjaga dimalam
hari ( 23.00 – 04.00)
dan tidur dipagi
hari (jam 04.00 - )
- mengkonsumsi
alkohol
- rutin
mengkonsumsi
kopi sebelum tidur
-rutin
28

mengkonsumsi teh
sebelum tidur
- merokok
- makan teratur 3x
sehari
- memainkan
gawai (handphone,
tablet atau
laptop/komputer)
2 jam sebelum
tidur
Faktor
Penggunaan
obat obatan
- menggunakan
obat – obatan
tertentu
- menggunakan
obat – obatan
psikotropika/nark
oba atau sejenisnya
Faktor penyakit
kronis
- memiliki kondisi
medis tertentu (lesi
otak, tumor otak,
stroke, GERD,
Alzheimer,
Parkinson)
- mempunyai
riwayat asma
- mempunyai
penyakit jantung
dan/atau
hipertensi
- menderita nyeri
kronis
Faktor Gangguan
mental
- memiliki riwayat
penyakit gangguan
29

mood (bipolar,
ansietas, depresi
dan psikotik)
- stress
Faktor keadaan
kesehatan
tertentu
- hamil
(Gunes &
Arlantas, 2017)
30

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

4.7 Instrumen Penelitian

1. Intrumen penelitian adalah alat ukur, alat-alat yang digunakan untuk

memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan

masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Intrumen

penelitian merupakan alat bantu, secara minimal alat bantu tersebut

berupa kalimat pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan,

serta alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima, kalimat ini

disebut juga sebagai pedoman wawancara (Hasmi, 2016).

2. Kisi – kisi Kuesioner

1. Insomnia Severity Index pertama kali disusun oleh Charles M.

Morin pada tahun 1993. Kuesioner Insomnia Severity Index (ISI)

adalah

sebuah instrumen subjektif singkat untuk mengukur gejala dan

akibat

insomnia. Insomnia Severity Index terdiri dari tujuh item

pertanyaan yang menilai onset tidur, mempertahankan tidur,

bangun pagi, gangguan fungsi sehari-hari, dugaan kerusakan yang

dikaitkan dengan masalah tidur, kekhawatiran tentang masalah

tidur, dan kepuasan dengan pola tidur. Tingkat keparahan yang


31

dirasakan individu pada masing-masing item dinilai pada skala 0-

4. Total skor berkisar antara 0-28 diperoleh dari penjumlahan tujuh

pertanyaan. Semakin tinggi nilai menunjukkan semakin tinggi

insomnia yang terjadi (Morin et al, 2011). faktor – faktor penyebab

insomnia pada mahasiswa perawat menggunakan data sosio-

demografi mahasiswa (Gunes & Arlantas, 2016) yang berisi faktor

– faktor penyebab insomnia yang sering muncul pada penderita

insomnia umumnya. didesain dengan jenis Dichotomous

Questions yaitu responden hanya diberikan dua pilihan jawaban

berupa “ya” dan “tidak” (Sugiyono, 2014). Hasilnya nanti hanya

akan menjadi data dasar sosi-demografi faktor – faktor penyebab

insomnia.

2. Uji validitas dan reliabilitas

1. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Swanenghyun (2015) telah

dilakukan validitas dan reabilitas alat ukur Insomnia Severity

Index versi Indonesia (ISI-INA) pada remaja jalanan di

Yogyakarta. Uji ini dilakukan secara acak pada 55 responden dan

dilakukan 2 kali pemeriksaan dan hasilnya menunjukkan ISI versi

Indonesia memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Dengan

hasil nilai r = 0,997 dan Conbrach’s alpha 1 dan 2 = 0,989 dan

0,929.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data


32

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan teknik intrumen yang digunakan (Nursalam,

2016).

a. Tahap persiapan

1. Proses pengumpulan data, peneliti mengajukan surat izin studi

pendahuluan dan penelitian ke Tata Usaha FIKES UMM.

Peneliti mempersiapkan alat, bahan dan teknik yang akan

dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan.

2. Proses pembuatan google form, google form merupakan suatu

bentuk layanan yg diberikan oleh pihak google yang bbisa dibuat

atau diakses memelalui akun google drive.

b. Tahap pelaksanaan

1. Peneliti meminta persetujuan responden (Informed Concent).

Peneliti memberi penjelasan secara lisan maupun tertulis terkait

tujuan penelitian serta manfaat dari penelitian tersebut.

2. Responden yang bersedia menandatangani informed concent dan

selanjutnya akan diberikan Formulir Informasi Responden untuk

mengidentifikasi kesiapannya.
33

3. Setelah dilakukan pemeriksaan atau observasi secara terstruktur

data dicatat atau dikumpulkan kepada peneliti dan dicek

kembali.

c. Tahap pengumpulan data

1. Peneliti mengecek kembali kelengkapan identitas responden pada

Formulir Informasi Responden

2. Peneliti mengecek kembali hasil wawancara menggunakan

Formulir Informasi Responden untuk melihat apakah ada

pertanyaan yang tertinggal atau tidak dijawab.

d. Tahap pengolahan data

Peneliti mengumpulkan data atau informasi dari hasil observasi

menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri

yang telah disiapkan untuk diseleksi dan data akan diolah.

4.9 Pengolahan Data dan Analisa Data

4.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu rangkaian kegiatan penelitian

setelah pengumpulan data (Nursalam, 2016). Data yang telah terkumpul dari

lembar kuesioner yang telah diisi akan diolah dengan beberapa tahap sebagai

berikut :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir

atau kuisoner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,
34

relevan, dan konsisten. Peneliti melakukan pengecekan ulang hasil

kuesioner yang sudah diisi oleh responden dan melakukan pengecekan

pada hasil observasi yang berupa foto sehingga dapat dilakukan analisis.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka/bilangan. Pada tahap ini peneliti mengubah data – data

yang berbentuk huruf atau kalimat menjadi angka sehingga dapat

dilakukan analisis menggunakan komputer.

3. Processing

Setelah semua lembar kuesioner terisi penuh dan benar serta sudah

melewati pengkodean, langkah pengolahan selanjutnya adalah memproses

data agar data yang sudah di-entry dapat di analisis. Pemrosesan data

dilakukan dengan cara entry data dari lembar kuesioner ke program SPSS

pada komputer. Tahap ini dilakukan menggunakan komputer dan program

SPSS sehingga didapatkan hasil analisis pada data – data yang sudah

didapatkan.

4. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan

tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer.


35

Proses ini dilakukan ketika tahap sebelumnya sudah selesai, peneliti

melakukan pengecekan ulang pada semua data yang didapatkan.

4.9.2 Analisa Data

Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun

menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa

dianalisis. Menganalisis data tidak sekedar mendeskripsikan dan

menginterpretasikan data yang telah diolah. Keluaran akhir dari analisis

data kita harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012).

- Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisis data secara serentak dimana data

yang diamati hanya memiliki satu variabel dependen (variabel tidak

bebas) pada setiap objek yang diamati (Rahman, 2015). Pada penelitian

ini, data yang akan dianalisis univariat adalah data dari data sosio-

demografi responden.

4.10 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan melakukan


36

penelitian agar studi alamiah benar-benar dapat terjadi dan peneliti tidak

mendapat persoalan masalah etik (Anggraeni & Saryono, 2013). Maka ada

beberapa yang harus dipersiapkan oleh peneliti antara lain yaitu:

1. Meminta izin kepada pimpinan tempat dimana penelitian akan

dilaksanakan sekaligus memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian.

2. Menempatkan orang-orang yang diteliti bukan sebagai “objek” melainkan

orang yang derajatnya sama dengan peneliti.

3. Menghargai, menghormati dan patuh semua peraturan, norma, nilai

masyarakat, kepercayaan, adat – istiadat, dan kebudayaan yang hidup

didalam masyarakat tempat penelitian dilakukan.

4. Memegang segala rahasia yang berkaitan dengan informasi yang diberikan.

5. Informasi tentang subjek tidak dipublikasikan bila subjek tidak

menghendaki, termasuk nama subjek tidak akan dicantumkan dalam

laporan penelitian.

6. Peneliti dalam merekrut partisipan terlebih dahulu, memberikan Informed

Consent, yaitu memberti tahu secara jujur maksud dan tujuan terkait

dengan tujuan penelitian pada sampel dengan sejelas-jelasnya.

7. Selama dan sesudah penelitian (privacy) tetap dijaga, semua partisipan

diperlakukan sama, nama partisipan diganti dengan nomor (anonimity),

peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan dan hanya

digunakan untuk kegiatan penelitian serta tidak akan dipublikasikan tanpa

izin partisipan.
37

8. Selama pengambilan data peneliti memberi kenyamanan pada partisipan

dengan mengambil tempat wawancara sesuai dengan keinginan partisipan.

Sehingga partisipan dapat leluasa tanpa ada pengaruh lingkungan unntuk

mengungkapkan masalah yang dialami (Anggraeni & Saryono, 2013).


38

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Hasil penelitian ini berupa data karakteristik responden yang meliputi

umur, tingkat semester dan jenis kelamin. Data demografi faktor-faktor

penyebab insomnia pada mahasiswa perawat yang meliputi faktor lingkungan,

faktor gaya hidup, faktor penggunaan obat-obatan, faktor penyakit kronis, faktor

gangguan mental, faktor kondisi kesehatan khusus (hamil) dan faktor

pendidikan.

5.1 Karakteristik Responden

Responden yang dijadikan sampel penelitian adalah mahasiswa

keperawatan semester 8 Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang. Data diambil pada tanggal 15 Juni 2020

sampai tanggal 19 Juni 2020. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada

tabel 5.1 berikut.


39

Tabel 5.1 Mahasiswa Keperawatan Semester 8 Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Pada Tanggal 15 Juni 2020 Sampai

Tanggal 19 Juni 2020.

n Karakteristik Nilai Nilai Rata – Standar

Minim Maksim rata Devia

um um si

41 Usia 20 (tahun) 24 (tahun) 22 0,7

Semester 8

Jenis Kelamin

- Laki – laki 10

- Perempuan 31

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia minimum responden adalah 20 tahun dan

usia maksimum responden adalah 24 tahun dengan rata – rata usia responden

pada rentang 22 tahun dan standar deviasi 0,7. Kemudian, Semua responden

berada pada tingkat semester 8. Untuk jenis kelamin, responden laki – laki

berjumlah 10 responden dan perempuan berjumlah 31 responden.

5.2 Data Demografi Faktor-Faktor Penyebab Insomnia Pada Mahasiswa Keperawatan

Semester 8 Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang

Data demografi faktor-faktor penyebab insomnia pada mahasiswa

perawat yang meliputi faktor lingkungan, faktor gaya hidup, faktor penggunaan
40

obat-obatan, faktor penyakit kronis, faktor gangguan mental, faktor kondisi

kesehatan khusus (hamil) dan faktor pendidikan. Data tersebut akan disajikan

dalam bentuk tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Data Demografi Faktor-Faktor Penyebab Insomnia Pada Mahasiswa

Keperawatan Semester 8 Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang Pada Tanggal 15 Juni 2020 Sampai Tanggal 19

Juni 2020.

N Faktor – Faktor Penyebab Insomnia Jawaban

o Ya (%) Tidak

(%)

1 Faktor Lingkungan

Apakah anda tinggal dirumah 11 30 (73%)

(27%

Apakah anda tinggal di 30 11 (27%)

kos/penginapan/asrama mahasiswa (73%

Apakah anda tinggal sendiri 30 11 (27%)

(73%
41

Apakah anda berbagi ruangan/kamar dengan 11 30 (73%)

orang lain (27%

Apakah lingkungan sekitar tempat tinggal anda 34 7 (18%)

tenang (82%

2 Faktor Gaya Hidup

Apakah anda tidur teratur dalam seminggu ini 17 24 (59%)

(41%

Apakah anda tidur cukup dalam seminggu ini 28 13 (32%)

(6 – 8 jam perhari) (68%

Apakah anda terjaga dimalam hari ( 23.00 – 25 16 (39%)

04.00) dan tidur dipagi hari (jam 04.00 - ) (61%

Apakah anda mengkonsumsi alkohol 1 (3%) 40 (97%)

Apakah anda rutin mengkonsumsi kopi 8 (20%) 33 (80%)


42

sebelum tidur

Apakah anda rutin mengkonsumsi teh sebelum 2 (5%) 39 (95%)

tidur

Apakah anda merokok 2 (5%) 39 (95%)

Apakah anda makan teratur 3x sehari 12 29 (70%)

(30%

Apakah anda memainkan gawai (handphone, 41 0 (0%)

tablet atau laptop/komputer) 2 jam sebelum (100

tidur %)

3 Faktor Penggunaan Obat-obatan

Apakah anda menggunakan obat – obatan 1 (3%) 40 (97%)

tertentu (kortikosteroid, statin, alphablocker,

betablocker, ACE inhibitor)

Apakah anda pernah/sedang menggunakan 0 (0%) 41

obat – obatan psikotropika/narkoba atau (100

sejenisnya %)

4 Faktor Penyakit Kronis

Apakah anda memiliki kondisi medis tertentu 1 (3%) 40 (97%)


43

(lesi otak, tumor otak, stroke, GERD,

Alzheimer, Parkinson)

Apakah anda mempunyai riwayat asma 1 (3%) 40 (97%)

Apakah anda mempunyai penyakit jantung 0 (0%) 41

dan/atau hipertensi (100

%)

Apakah anda sedang menderita nyeri kronis 1 (3%) 40 (97%)

5 Faktor Gangguan Mental

Apakah anda memiliki riwayat penyakit 3 (8%) 38 (92%)

gangguan mood (bipolar, ansietas, depresi

dan psikotik)

Apakah anda saat ini sedang merasa stress 26 15 (27%)

(63%

6 Faktor Kondisi Kesehatan Khusus

Apakah anda sedang hamil saat ini 0 (0%) 41 (100%)

Pada tabel 5.2 diatas dapat dilihat pada faktor lingkungan menunjukkan 30 (73%)

responden tinggal di kos/penginapan/asrama mahasiswa, 11 (27%) menyatakan


44

tinggal dirumah. 30 (73%) responden menyatakan tinggal sendiri dan tidak sekamar

dengan orang lain (73%). Lingkungan tempat tinggal dalam keadaan tenang (82%).

Pada faktor gaya hidup responden yang menyatakan tidur teratur dalam

seminggu 17 (41%) responden dan yang tidak 24 (59%) responden, tidur rata-rata 6 – 8

jam perhari dalam seminggu 28 (68%) responden dan yang tidak 13 (32%) , responden

yang terjaga di malam hari (23.00 – 04.00) dan tidur di pagi hari (04.00 -) 25 (61%)

responden dan yang tidak 16 (39%) responden. Kemudian untuk konsumsi alkohol 41

(97%) responden menyatakan “tidak” dan 1 (3%) menyatakan “iya”, untuk konsumsi

kopi sebelum tidur 33 (80%) responden menyatakan “tidak” dan 8 (20%) responden

menyatakan “iya”, untuk konsumsi teh sebelum tidur 39 (95%) responden

menyatakan “tidak” dan 2 (5%) menyatakan iya, merokok 39 (95%) responden

menyatakan “tidak” dan 2 (5%) responden menyatakan “iya”. Sebanyak 29 (70%)

responden menyatakan “tidak” makan teratur 3x sehari.

Penggunaan obat-obatan obat – obatan tertentu (kortikosteroid, statin,

alphablocker, betablocker, ACE inhibitor) 1 (3%) responden menyatakan “iya” dan 40

(97%) responden menyatakan “tidak”. Penggunaan obat – obatan

psikotropika/narkoba atau sejenisnya 41 (100%) responden menyatakan “tidak”.

Pada faktor penyakit kronis, responden yang menyatakan tidak memiliki

kondisi medis tertentu (lesi otak, tumor otak, stroke, GERD, Alzheimer, Parkinson)

40 (97%) responden menyatakan “tidak” dan 1 (3%) responden menyatakan “iya”,

begitu pula pada riwayat asma hanya 1 (3%) responden menyatakan “iya” sisa 40

(97%) responden menyatakan “tidak”. 41 (100%) responden menyatakan tidak


45

memiliki riwayat hipertensi atau penyakit jantung, 1 (3%) responden menyatakan

memiliki nyeri kronis dan 40 (97%) menyatakan “tidak”

Pada faktor gangguan mental, 38 (92%) responden menyatakan “tidak”

memiliki gangguan mood (bipolar, ansietas, depresi dan psikotik) dan 3 (8%)

responden menyatakan “iya”. Sebanyak 26 (63%) responden menyatakan sedang

merasa stress dan 15 (37%) menyatakan tidak merasa stress.

Pada faktor kondisi kesehatan khusus 41 (100%) responden menyatakan

sedang tidak hamil.


46

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Insomnia Pada Mahasiswa Keperawatan

Semester 8 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, 73% responden

menyatakan tidak tinggal dirumah, yang berarti mereka tinggal di kos,

penginapan atau asrama mahasiswa. 73% responden juga menyatakan

bahwa tinggal sendiri, 82% responden menyatakan bahwa lingkungan

sekitar tempat tinggal tenang. Pada penelitian Gunes & Arslantas (2017)

menjelaskan bahwa tinggal sendiri dengan lingkungan yang tenang dapat

meningkatkan kualitas tidur seseorang dan meminimalkan kejadian

insomnia. Dalam Aysan et al (2014) mengatakan bahwa salah satu

penyebab rendahnya kualitas tidur atau tidur tidak nyenyak adalah

lingkungan yang tidak kondusif seperti adanya suara yang terlalu keras,

cahaya yang berlebihan dan suhu kamar yang tidak normal. Ditambahkan

juga oleh Gellis & Park (2013) mahasiswa yang tinggal dengan keluarga

cenderung memiliki kualitas tidur yang lebih baik, sedangkan mahasiswa

yang tinggal sendiri atau berbagi ruangan dengan orang lain cenderung

memiliki kualitas tidur yang rendah. Ditambahkan lagi oleh Gunes &

Arslantas (2017) bahwa mahasiswa yang tinggal di asrama mahasiswa

cenderung memiliki kualitas tidur yang kurang karena banyak penghuni.


47

Data penelitian pada faktor gaya hidup menunjukkan bahwa 59%

responden tidak teratur dalam seminggu. Namun 68% responden

menyatakan bahwa tidur cukup 6 – 8 jam. Selain itu 61% responden

mengaku sering terjaga pada malam hari (23.00 - 04.00) dan tidur di pagi

hari (04.00 -). Hasil tersebut dapat menjadi acuan bahwa sebagian besar

responden memiliki kebiasaan tidur yang tidak normal. Tan et al (2016)

mengatakan bahwa salah satu penyebab utama insomnia adalah tidur

tidak teratur, ditambahkan oleh Saygli et al (2011) bahwa mahasiswa yang

tidak tidur di jam yang sama setiap hari akan memiliki kualitas tidur yang

buruk, hal tersebut akan mengarah kepada insomnia.

Pada penelitian ini hanya ditemukan 3% responden yang

mengkonsumsi alkohol dan 97% responden menyatakan tidak

mengkonsumsi alkohol. Vail-smith et al (2009) menemukan dalam

penelitiannya bahwa ada hubungan antara skor rata-rata kualitas tidur

dengan perilaku kesehatan berisiko seperti konsumsi alkohol, merokok

dan percobaan bunuh diri. Lund et al (2010) menyatakan bahwa kualitas

tidur pada orang yang mengkonsumsi alkohol jauh lebih buruk dari yang

tidak. Singleton & Wolfson (2009) menemukan dalam penelitiannya

bahwa mahasiswa yang mengkonsumsi alkohol akan tidur lebih larut dan

mengalami kurang tidur.

Hasil penelitian menunjukkan 20% responden merupakan perokok

aktif. Pada penelitian Gunes & Arslantas (2017) menunjukkan bahwa

kualitas tidur mahasiswa yang merokok jauh lebih buruk dibandingkan


48

yang tidak. Namun lebih jauh disebutkan bahwa ada kemungkinan

jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari akan mempengaruhi kualitas

tidur tersebut.

20% responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi kopi

sebelum tidur dan 5% responden menyatakan mengkonsumsi teh

sebelum tidur. Kopi dan teh merupakan minuman yang mengandung

kafein walaupun jumlah kafein dalam teh lebih sedikit dari pada kopi.

Konsumsi minuman berkafein sebelum tidur dapat menyebabkan

kesulitan untuk memulai tidur dan gangguan kualitas tidur (Aysan et al,

2014). Namun, Üstün, Çinar, & Yücel (2011) menyatakan bahwa kafein

tidak mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Adanya perbedaan hasil

pada penelitian tersebut kemungkinan karena jumlah kafein yang tidak di

identifikasi pada saat penelitian dilakukan.

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa 70% responden tidak

makan teratur 3x sehari. Pola makan tidak teratur yang biasanya

dilakukan oleh mahasiswa akan mengarah pada makan dan minum pada

larut malam. Menurut Senol et al (2016) salah satu faktor penyebab

insomnia adalah makan dan minum pada larut malam, hal tersebut

membuat sistem pencernaan untuk bekerja dan menyebabkan terjaga,

selain itu perlu diketahui juga jenis makanan dan minuman yang

dikonsumsi, apabila ada konsumsi kafein maka risiko terjadi insomnia

lebih besar.
49

Hasil selanjutnya adalah penggunaan gawai (Komputer, Laptop

dan Handphone), dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 100%

responden menggunakan gawai 2 jam sebelum tidur. Tamura et al (2017)

menyebutkan bahwa penggunaan ponsel pintar lebih dari 5 jam sehari

merupakan tanda dari munculnya kecanduan, kecanduan tersebut akan

mengarah pada penggunaan ponsel yang lebih lama sehingga

mempengaruhi pola tidur dan menimbulkan insomnia. Lebih lanjut

disebutkan dalam Tamura et al (2017), penggunaan media sosial

elektronik yang berlebihan merupakan salah satu faktor penting penyebab

insomnia disusul dengan bermain game online. Ditambahkan oleh

Tamura et al (2017) penggunaan sosial media elektronik dan game online

yang berlebihan selain menyebabkan insomnia juga akan menyebabkan

stres dan depresi, malah stres dan depresi ini akan muncul lebih dulu dari

pada insomnia.

Hasil penelitian pada penggunaan obat-obatan khusus hanya 3%

dari total responden dan 100% responden menyatakan tidak

menggunakan narkoba. Penggunaan obat-obatan khusus seperti

kortikosteroid dalam jangka pendek dapat menyebabkan insomnia

ringan, begitu juga dengan penggunaan narkoba yang membuat

penggunanya menjadi rileks namun tidak sampai tertidur (Sari et al,

2015).

Hasil penelitian pada penyakit kronis menunjukkan bahwa 97%

responden tidak memiliki riwayat penyakit kronis, 97% tidak memiliki


50

riwayat asma, 100% tidak memiliki penyakit jantung atau hipertensi dan

97% tidak menderita nyeri kronis. Beberapa penyakit tersebut akan

menimbulkan rasa tidak nyaman ketika akan memulai tidur atau

mengganggu tidur penderita sehingga akan menyebabkan insomnia dan

menurunkan kualitas tidur (Sasai et al, 2010). Selain itu, kondisi kesehatan

khusus seperti kehamilan juga dapat mengganggu tidur dan

menyebabkan insomnia (Gunes & Arslantas, 2017).

Hasil penelitian pada faktor gangguan mental menunjukkan

bahwa 92% responden tidak mengalami gangguan mental. Namun, 63%

responden mengaku merasa stres. Menurut Gunes & Arslantas (2017)

salah satu penyebab utama insomnia adalah stres dan depresi. Pada

mahasiswa, stres dapat dikaitkan dengan pendidikan yang sedang

ditempuh, pada penelitian ini mahasiswa yang dijadikan responden

adalah mahasiswa semester 8 yang sudah memprogram tugas akhir atau

skripsi. Dalam Gunes & Arslantas (2017) tanggung jawab atau tugas

kuliah yang menumpuk dapat memicu munculnya ansietas dan stres.

Ansietas dan stres akan mengganggu proses memulai tidur dan

menyebabkan insomia, insomnia yang berkepanjangan akan

menyebabkan depresi sehingga menyebabkan insomnia yang lebih parah

dari sebelumnya. (Gunes & Arslantas, 2017).

6.2 Keterbatasan Penelitian


51

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami

oleh peneliti antara lain:

a) Responden

Dari total 48 sampel yang diteliti 7 sampel tidak bersedia, sehingga hasil

penelitian tidak maksimal, kedepannya diharapkan jumlah sampel

yang lebih banyak sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih

baik.

b) Instrumen

Instrumen penelitian ini dibuat bedasarkan data demografi responden

pada penelitian sebelumnya sehingga banyak kekurangan, seperti

umumnya bentuk pertanyaan sehingga tidak mencakup hal – hal kecil

yang dapat mempengaruhi variabel.

6.3 Implikasi Keperawatan

Insomnia dapat diartikan sebagai kesulitan tidur, kesulitan

memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur dan mudah terbangun

ketika tidur. Pada mahasiswa, insomnia umum terjadi karena berbagai

macam faktor penyebab, seperti tugas kuliah, kegiatan organisasi,

berkumpul dengan teman – teman atau hanya sekedar bermain. Insomnia

yang terjadi pada mahasiswa apabila tidak dimanajmen dengan baik akan

berakibat buruk pada mahasiswa itu sendiri, dampak yang paling cepat
52

terasa adalah mudah lelah, mudah mengantuk dan sulit berkonsentrasi.

Pada insomnia kronis yang berjalan lebih dari 6 bulan dapat

menyebabkan perubahan jam tubuh sehingga mahasiswa akan terbiasa

terjaga pada malam hari dan tidur di pagi – siang hari, kebiasaan ini akan

membuat aktivitas pendidikan mahasiswa khususnya mahasiswa

keperawatan yang kegiatan kuliah umumnya berlangsung di pagi hari

sampai sore hari terganggu. Kegiatan kuliah yang tidak diikuti dengan

maksimal akan mempengaruhi prestasi mahasiswa tersebut, namun disisi

lain, padatnya jadwal kuliah dan banyak tugas kuliah juga dapat menjadi

faktor penyebab stres yang berakhir pada insomnia pada mahasiswa.

Pada mahasiswa keperawatan yang sudah memprogram skripsi

kebanyakan tidak memiliki tanggungan mata kuliah lain selain skripsi,

sehingga faktor banyaknya tugas atau padatnya jadwal kuliah tidak dapat

menjadi penyebab insomnia pada mahasiswa. Terdapat beberapa faktor

lain yang berperan besar dalam terjadinya insomnia pada mahasiswa

seperti penggunaan gawai yang berlebihan dalam hal ini adalah sosial

media elektronik dan game online. Selain itu, kebiasaan mahasiswa untuk

berkumpul dengan teman – teman di kafe atau warung kopi dimalam hari

hanya untuk sekedar mengobrol atau bermain. Konsumsi kafein yang

tinggi juga merupakan penyebab utama dari insomnia.

Akhirnya manajemen waktu dan tanggung jawab pada diri

mahasiswa yang harus diperbaiki serta berupata menghindari faktor –


53

faktor penyebab insomnia agar mahasiswa dapat memaksimalkan waktu

tidur yang ada dan terhindar dari insomnia.


54

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Ada banyak faktor penyebab insomnia yang ditemukan dalam

penelitian ini namun yang paling berpengaruh adalah tingginya

penggunaan gawai sebelum tidur. Selain itu, faktor lingkungan juga

sangat mempengaruhi dalam terjadinya insomnia pada mahasiswa

keperawatan.

7.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya diharapkan disediakan instrumen yang

lebih detail dalam mengidentifikasi faktor – faktor penyebab insomnia

dan jumlah sampel yang lebih banyak dengan karakteristik responden

yang lebih beragam.


DAFTAR PUSTAKA

Anggara, M. Y., & Annisa. (2019). Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Simtom
Insomnia Pada Mahasiswa Yang Sedang Melakukan Penulisan Skripsi Di
FK UMSU. Anatomica Medical Journal, 1-10.
Anggraeni, D.M., & Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan.
Kuantitatif dalam
Bidang Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta.
APA. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed).
Washington DC: APA.
Arikunto, S., (2002). Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Aysan, E., Karaköse, S., Zaybak, A., & Günay‐Ismailoğlu, E. (2014). Sleep quality
among undergraduate students and influencing factors. DEUHYO ED,
193–198
Gaultney, J. F. (2010). The Prevalence of Sleep Disorders In College Student:
Impact on Academic Performance. Journal of American College Health ,
91-99.
Gellis, L. A., & Park, A. (2013). Nighttime thought control strategies and
insomnia severity. Cognitive Therapy and Research, 37, 383–389
Gunes, Z., & Arslantas, H. (2017). Insomnia In Nursing Student And Related
Factors: A Cross-Sectional Study. International Nursing Journal Practice,
1-10.
Hasmi. (2016). Metode Penelitian Kesehatan. Jayapura: InMedia.
Hidaayah, N., & Alif, H. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan
Terjadinya Insomnia Pada Wanita Premenopause Di Dusun Ngablak
Desa Kedungrukem Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. JIK, 69-76.
Khairani, M. (2017). Pengaruh Minuman Kopi Terhadap Kualitas Tidur
Mahasiswa/i Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Repositori Institusi USU, 27 - 30.

55
56

Levenson, J. C., Kay, D. B., & Buysee, D. J. (2014). The Pathophysiology of


Insomnia. Pittsburgh: CHEST.
Lund, H. G., Reider, B. D., Whiting, A. B., & Prichard, J. R. (2010). Sleep
patterns and predictors of disturbed sleep in a large population of college
students. The Journal of Adolescent Health, 46(2), 124–132
Morin, M.C., Belleville, G., Bélanger, L., Ivers, H. (2011). The Insomnia Severity
Index: Psychometric Indicators to Detect Insomnia Cases and Evaluate
Treatment Response. SLEEP. 601-609.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerepan metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Perlis, M. L., & Gehram, P. (2013). Types of Insomnia. Philadelphia: Elsevier.
Qurrota'yun, S. (2018). Hubungan Lama Penggunaan Gadget Sebelum Tidur
Dengan Gejala Insomnia Pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat. Skripsi, 5 - 10.
PPRI. (1990). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1990
Tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta: Pemerintah RI.
Sarı, Ö. Y., Üner, S., Büyükakkuş, B., Bostancı, E. Ö., Çeliksöz, A. H., &
Budak, M. (2015). Bir üniversitenin yurtta kalan öğrencilerinde uyku
kalitesi ve etkileyen bazı faktörler [Sleep quality and some factors
affecting sleep quality in the students living in the residence hall of a
university].
Prev Med Bul, 14(2), 93–100.
Saygılı, S., Çil, Akıncı, A., Arıkan, H., & Dereli, E. (2011). Sleeping quality and
fatigue among university students. Electronic Journal of Vocational
Colleges, 88–94
57

Sasai, T., Inoue, Y., Komada, Y., Nomura, T., Matsuura, M., & Matsushima, E.
(2010). Effects of insomnia and sleep medication on health‐related
quality of life. Sleep Medicine, 11, 452–457.
Şenol, V., Soyuer, F., Pekşen‐Akca, R., & Argun, M. (2016). The sleep quality in
adolescents and the factors that affect it. KocatepeTıp Dergisi, 14, 93–102.
Singleton, R. A., & Wolfson, A. R. (2009). Alcohol consumption, sleep, and
academic performance among college students. Journal of Studies on
Alcohol and Drugs, 70(3), 355–363.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Susanti, L. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Insomnia Di
Poliklinik Saraf RS DR. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas,
951-957.
Swanenghyun G (2015). „Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Insomnia Severity
Index Versi Indonesia (ISI-INA) pada Remaja Jalanan di Yogyakarta’.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
Tamura, H., Nishida, T., Tsuji, A., & Sakakibara, H. (2017). Association between
Excessive Use of Mobile Phone and Insomnia and Depression among
Japanese Adolescents. International journal of environmental research and
public health, 14(7), 701.
Tan, Y., Chen, Y., Lu, Y., & Li, L. (2016). Exploring associations between
problematic internet use, depressive symptoms and sleep disturbance
among southern Chinese adolescents. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 313.
Ulfiana, N. (2018). Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kejadian
Insomnia Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan. Skripsi, 60 - 65.
Üstün, Y., Çinar, & Yücel, Ş. (2011). The investigation of sleep quality of
nurses. Maltepe Üniversitesi Hemşirelik Bilim ve Sanatı Dergisi, 4(1),
29–38.
58

Vail‐Smith, K., Felts, W. M., & Craig, C. (2009). Relationship between sleep
quality and health risk behaviors in undergraduate college students.
College Student Journal, 43(3), 924–930.
Wulan, D. A., & Abdullah, S. M. (2014). Prokrastinasi Akademik Dalam
Penyelesaian Skripsi. JSH, 55-74.

Lampiran 1
Kuesioner Faktor – Faktor Penyebab Insomnia

Nama : Semester :
Usia : Jenis Kelamin:
Silahkan beri tanda (√) pada pilihan jawaban yang menurut saudara sesuai
dengan keadaan saudara.

a. Faktor Lingkungan
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda tinggal dirumah

2 Apakah anda tinggal di kos/penginapan/asrama mahasiswa

3 Apakah anda tinggal sendiri

4 Apakah anda berbagi ruangan/kamar dengan orang lain


59

5 Apakah lingkungan sekitar tempat tinggal anda tenang

b. Faktor Gaya Hidup


No Pertanyaan Ya Tidak

6 Apakah anda tidur teratur dalam seminggu ini

7 Apakah anda tidur cukup dalam seminggu ini (6 – 8 jam

perhari)

8 Apakah anda terjaga dimalam hari ( 23.00 – 04.00) dan tidur

dipagi hari (jam 04.00 - )

9 Apakah anda mengkonsumsi alkohol

10 Apakah anda rutin mengkonsumsi kopi sebelum tidur

11 Apakah anda rutin mengkonsumsi teh sebelum tidur

12 Apakah anda merokok

13 Apakah anda makan teratur 3x sehari

14 Apakah anda memainkan gawai (handphone, tablet atau

laptop/komputer) 2 jam sebelum tidur

c. Faktor Penggunanaan Obat-obatan

No Pertanyaan Ya Tidak

15 Apakah anda menggunakan obat – obatan tertentu


60

(kortikosteroid, statin, alphablocker, betablocker, ACE

inhibitor)

16 Apakah anda pernah/sedang menggunakan obat – obatan

psikotropika/narkoba atau sejenisnya

d. Faktor Penyakit Kronis

No Pertanyaan Ya Tidak

17 Apakah anda memiliki kondisi medis tertentu (lesi otak,

tumor otak, stroke, GERD, Alzheimer, Parkinson)

18 Apakah anda mempunyai riwayat asma

19 Apakah anda mempunyai penyakit jantung dan/atau

hipertensi

20 Apakah anda sedang menderita nyeri kronis

e. Faktor Gangguan Mental

No Pertanyaan Ya Tidak

21 Apakah anda memiliki riwayat penyakit gangguan mood

(bipolar, ansietas, depresi dan psikotik)

22 Apakah anda saat ini sedang merasa stress


61

f. Faktor Kondisi Kesehatan Khusus


No Pertanyaan Ya Tidak

23 Apakah anda sedang hamil saat ini

Lampiran 2
Insomnia Severity Index

The Insomnia Severity Index has seven questions. The seven


answers are added up to get a total score. When you have your
total score, look at the 'Guidelines for Scoring/Interpretation'
below to see where your sleep difficulty fits.
For each question, please CIRCLE the number that best describes
your answer.
Please rate the CURRENT (i.e. LAST 2 WEEKS) SEVERITY of your
insomnia problem(s).
62

Insomnia Non Mil Modera Sever Very


Problem e d te e Severe
1. Difficulty falling asleep 0 1 2 3 4
2. Difficulty staying asleep 0 1 2 3 4
3. Problems waking up too 0 1 2 3 4
early

4. How SATISFIED/DISSATISFIED are you with your CURRENT


sleep pattern?
Very Satisfi Moderately Dissatisf Very
Satisfied ed Satisfied ied Dissatisfied
0 1 2 3 4
5. How NOTICEABLE to others do you think your sleep
problem is in terms of impairing the quality of
your life? Not at all
Noticea A Somewha Muc Very Much
ble Little t h Noticeable
0 1 2 3 4
6. How WORRIED/DISTRESSED
are you about your
current sleep problem?
Not at all
Worri A Somewha Muc Very Much
ed Little t h Worried
0 1 2 3 4
7. Towhat extent do you consider your sleep problem to
INTERFERE with your daily functioning (e.g. daytime
fatigue, mood, ability to function at work/daily chores,
concentration, memory, mood, etc.) CURRENTLY?
Not at all
Interfer A Somew Muc Very Much
ing Little hat h Interfering
0 1 2 3 4
63

Guidelines for Scoring/Interpretation:

Add the scores for all seven items (questions 1 + 2 + 3


+ 4 + 5 +6 + 7) = your total score Total
0–7 = No clinically significant insomnia
8–14 = Subthreshold insomnia
15–21 = Clinical insomnia (moderate severity) 22–28 = Clinical
insomnia (severe)

Used via courtesy of www.myhealth.va.gov with permission from Charles M. Morin, Ph.D., Université Laval
64

Lampiran 3
65

Lampiran 4
66
67
68
69

Lampiran 5
70

Lampiran 6
71

Lampiran 7
72

Lampiran 8
73

L:ampiran 9
74

Lampiran 10
75

Lampiran 11

CURRICULUM VITAE

PERSONAL DETAILS

Name : Muhammad Fajriansyah K


Place & : Kandangan, 12 February 1995
Date of Birth
Sex : Male

Religion : Moeslem

Weight : 90 Kg

Height : 170 cm

FORMAL EDUCATION BACKGROUND

Year Level Institution

2001-2007 Elementary School SDN Tambak Bitin 3

2007-2010 Junior High School MTsN Tambak Bitin


2010-2013 Senior High School SMAN 1 Kandangan
76

Majoring on Nursing Science


Program, Faculty of Health
2013-2020 Nursing (S1)
Science, University of
Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai