SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD FAJRIANSYAH KURNIAWAN
NIM: 201310420311005
LEMBAR PENGESAHAN
iii
NIM : 201310420311005
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
Muhammad Fajriansyah
Kurniawan
201310420311005
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
bantuan, arahan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis tidak
2. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep., Ns., MNS. selaku Ketua Program
Muhammadiyah Malang.
skripsi ini.
4. Bapak Edi Purwanto S.Kep, Ns., MNg selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing dan meluangkan waktu sampai terselesainya skripsi
ini.
v
5. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp Kep.MB dan ibu Anis Ika Nur
mendukung baik secara moril maupun materi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
ilmunya.
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, koreksi dari bapak ibu
pembimbing dan penguji serta kritik dari berbagai pihak sangat diperlukan bagi
Muhammad Fajriansyah
Kurniawan
201301420311005
vi
vii
ABSTRACT
Discussion : There are many factors causing insomnia found in this study but the
most influential is the high use of gadgets before bedtime. In addition,
environmental factors also greatly affect the incidence of insomnia in nursing
students.
ABSTRAK
Latar Belakang : Insomnia pada mahasiswa perawat dapat berakibat buruk pada
kesehatan dan akan mengganggu kesehatan yang berakibat pada terganggunya
aktivitas studi yang sedang dijalani, gangguan kesehatan dan gangguan
psikologis. Mahasiswa yang mengalami insomnia akan menderita kelelahan
ketika siang hari, mengantuk di siang hari, tidak prduktif ketika melakukan
aktivitas dan kehilangan fokus. Sehingga penting untuk ditangani dengan baik.
Selain penanganan yang baik juga diperhatikan faktor – faktor yang dapat
mengganggu proses memulai tidur seperti stres yang dialami, konsumsi
makanan atau minuman sebelum tidur dan keadaan lingkungan. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang jadi penyebab insomnia
pada mahasiswa keperawatan UMM.
Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
deskriftif eksploratif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan
UMM dengan menggunakan teknik purposive sampling terdiri dari 48 orang
mahasiswa keperawatan UMM. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Data yang dianalsis berupa data demografi faktor-faktor penyebab insomia.
Diskusi : Ada banyak faktor penyebab insomnia yang ditemukan dalam penelitian
ini namun yang paling berpengaruh adalah tingginya penggunaan gawai
sebelum tidur. Selain itu, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi dalam
terjadinya insomnia pada mahasiswa keperawatan.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
sulit untuk memulai tidur, sulit untuk mempertahankan tidur dan bangun
terlalu cepat dan tidur tidak restorative pada orang dewasa muda. Diikuti
tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih dan keadaan sulit tidur ini
gangguan tidur dan insomnia berada pada peringkat tertinggi dari semua
1
2
salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik,
luar maupun dari dalam diri mahasiswa, faktor yang muncul dari luar
dapat berupa stress tugas kuliah harian yang menumpuk, tugas akhir atau
dalam memulai tidur, tidur yang tidak nyenyak dan tidur yang tidak
mahasiswa dapat berupa stres kuliah, aktivitas kuliah yang padat, tugas
organisasi. Sedangkan faktor – faktor yang berasal dari luar ruang lingkup
pencahayaan (Gunes & Arslantas, 2017). Lebih jauh faktor – faktor yang
keluarga atau masalah pribadi dan pola tidur yang tidak teratur (Gunes &
Arslantas, 2017). Konsumsi kafein juga merupakan salah satu faktor yang
2018), game online, sosial media (Ulfiana, 2018) juga merupakan faktor
memulai tidur adalah jenis kelamin perempuan (45,3%), usia lansia (70%),
atau kesulitan menjaga waktu tidur yang cukup. Dalam penelitian yang
Walaupun salah satu faktor penyebab insomnia itu sendiri adalah adanya
Selain penanganan yang baik juga diperhatikan faktor – faktor yang dapat
Muhammadiyah Malang?”.
6
1.3 Tujuan
perawat
1. Penelitian yang dilakukan oleh Gunes & Arslantas (2017) dengan judul
2014 dan 2015. Hasil dari penelitian ini adalah faktor – faktor yang
Malang yang mana memiliki latar belakang yang berbeda dan tempat
penelitian ini adalah 100 responden usia antara 50 tahun sampai >70
rendah (40%), status ekonomi yang rendah (55,6%), faktor stres (75%),
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
1 bulan atau lebih dan keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan
malam hari, dan bangun terlalu pagi. (Hidaayah & Alif, 2016).
2.1.2 Etiologi
bangun terlalu dini hari dan sulit untuk tidur kembali, tidur dengan
seperti perokok aktif, makan tidak teratur, konsumsi kopi dan pola
Selain faktor – faktor diatas, ada faktor lain yang mana disebabkan
a. Faktor Lingkungan
- Tinggal sendiri
(jam 04.00 - )
- Mengkonsumsi alkohol
- Merokok
dan psikotik)
- merasa stress
- hamil
2.1.5 Patofisiologi
2.1.6 Klasifikasi
yang terjadi dua sampai tiga minggu dan disebabkan karena stres
sudah terjadi lebih dari satu bulan. Menurut Perlis & Gehram
Jenis ini sering disebabkan karena tidur yang terjaga yang disertai
obat-obatan.
2.1.7 Penatalaksanaan
1) Kontrol stimulus
untuk tertidur.
2) Terapi kognitif
3) Pembatasan tidur
16
mahasiswa dapat berupa stres kuliah, aktivitas kuliah yang padat, tugas
pencahayaan (Gunes & Arslantas, 2017). Lebih jauh faktor – faktor yang
keluarga atau masalah pribadi dan pola tidur yang tidak teratur (Gunes &
17
Arslantas, 2017). Konsumsi kafein juga merupakan salah satu faktor yang
2018), game online, sosial media (Ulfiana, 2018) juga merupakan faktor
sehingga menambah beban pikiran, pikiran yang tidak bisa tenang akan
Selain penanganan yang baik juga diperhatikan faktor – faktor yang dapat
2.3.1 Definisi
mahasiswa.
20
BAB III
Mahasiswa
Faktor – faktor yang
mempengaruhi
ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu
bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,
Faktor - faktor yang muncul berupa stress tugas kuliah harian yang
sedangkan faktor dari dalam adalah kebiasaan mahasiswa sebelum tidur seperti
konsumsi kafein, tidur tidak teratur dan kurang menjaga kebersihan kamar.
merupakan salah satu faktor pemicu, dimana dalam keadaan stress atau cemas,
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Pemberian kuesioner
skripsi dan masuk kategori Insomnia Severty Index dengan total 73 orang.
(Nursalam, 2008).
(Sugiyono, 2014).
25
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu
a. Kriteria Inklusi
Index (ISI).
b. Kriteria Eksklusi
mengkonsumsi teh
sebelum tidur
- merokok
- makan teratur 3x
sehari
- memainkan
gawai (handphone,
tablet atau
laptop/komputer)
2 jam sebelum
tidur
Faktor
Penggunaan
obat obatan
- menggunakan
obat – obatan
tertentu
- menggunakan
obat – obatan
psikotropika/nark
oba atau sejenisnya
Faktor penyakit
kronis
- memiliki kondisi
medis tertentu (lesi
otak, tumor otak,
stroke, GERD,
Alzheimer,
Parkinson)
- mempunyai
riwayat asma
- mempunyai
penyakit jantung
dan/atau
hipertensi
- menderita nyeri
kronis
Faktor Gangguan
mental
- memiliki riwayat
penyakit gangguan
29
mood (bipolar,
ansietas, depresi
dan psikotik)
- stress
Faktor keadaan
kesehatan
tertentu
- hamil
(Gunes &
Arlantas, 2017)
30
Muhammadiyah Malang.
serta alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima, kalimat ini
adalah
akibat
insomnia.
0,929.
2016).
a. Tahap persiapan
b. Tahap pelaksanaan
mengidentifikasi kesiapannya.
33
kembali.
setelah pengumpulan data (Nursalam, 2016). Data yang telah terkumpul dari
lembar kuesioner yang telah diisi akan diolah dengan beberapa tahap sebagai
berikut :
1. Editing
atau kuisoner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,
34
pada hasil observasi yang berupa foto sehingga dapat dilakukan analisis.
2. Coding
3. Processing
Setelah semua lembar kuesioner terisi penuh dan benar serta sudah
data agar data yang sudah di-entry dapat di analisis. Pemrosesan data
dilakukan dengan cara entry data dari lembar kuesioner ke program SPSS
SPSS sehingga didapatkan hasil analisis pada data – data yang sudah
didapatkan.
4. Cleaning
data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan
data kita harus memperoleh makna atau arti dari hasil penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012).
- Analisis Univariat
bebas) pada setiap objek yang diamati (Rahman, 2015). Pada penelitian
ini, data yang akan dianalisis univariat adalah data dari data sosio-
demografi responden.
penelitian agar studi alamiah benar-benar dapat terjadi dan peneliti tidak
mendapat persoalan masalah etik (Anggraeni & Saryono, 2013). Maka ada
penelitian.
laporan penelitian.
Consent, yaitu memberti tahu secara jujur maksud dan tujuan terkait
izin partisipan.
37
BAB V
faktor gaya hidup, faktor penggunaan obat-obatan, faktor penyakit kronis, faktor
pendidikan.
sampai tanggal 19 Juni 2020. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada
Tabel 5.1 Mahasiswa Keperawatan Semester 8 Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
um um si
Semester 8
Jenis Kelamin
- Laki – laki 10
- Perempuan 31
Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia minimum responden adalah 20 tahun dan
usia maksimum responden adalah 24 tahun dengan rata – rata usia responden
pada rentang 22 tahun dan standar deviasi 0,7. Kemudian, Semua responden
berada pada tingkat semester 8. Untuk jenis kelamin, responden laki – laki
Muhammadiyah Malang
perawat yang meliputi faktor lingkungan, faktor gaya hidup, faktor penggunaan
40
kesehatan khusus (hamil) dan faktor pendidikan. Data tersebut akan disajikan
Juni 2020.
o Ya (%) Tidak
(%)
1 Faktor Lingkungan
(27%
(73%
41
tenang (82%
(41%
sebelum tidur
tidur
(30%
tidur %)
sejenisnya %)
Alzheimer, Parkinson)
%)
dan psikotik)
(63%
Pada tabel 5.2 diatas dapat dilihat pada faktor lingkungan menunjukkan 30 (73%)
tinggal dirumah. 30 (73%) responden menyatakan tinggal sendiri dan tidak sekamar
dengan orang lain (73%). Lingkungan tempat tinggal dalam keadaan tenang (82%).
Pada faktor gaya hidup responden yang menyatakan tidur teratur dalam
seminggu 17 (41%) responden dan yang tidak 24 (59%) responden, tidur rata-rata 6 – 8
jam perhari dalam seminggu 28 (68%) responden dan yang tidak 13 (32%) , responden
yang terjaga di malam hari (23.00 – 04.00) dan tidur di pagi hari (04.00 -) 25 (61%)
responden dan yang tidak 16 (39%) responden. Kemudian untuk konsumsi alkohol 41
(97%) responden menyatakan “tidak” dan 1 (3%) menyatakan “iya”, untuk konsumsi
kopi sebelum tidur 33 (80%) responden menyatakan “tidak” dan 8 (20%) responden
kondisi medis tertentu (lesi otak, tumor otak, stroke, GERD, Alzheimer, Parkinson)
begitu pula pada riwayat asma hanya 1 (3%) responden menyatakan “iya” sisa 40
memiliki gangguan mood (bipolar, ansietas, depresi dan psikotik) dan 3 (8%)
BAB VI
PEMBAHASAN
sekitar tempat tinggal tenang. Pada penelitian Gunes & Arslantas (2017)
lingkungan yang tidak kondusif seperti adanya suara yang terlalu keras,
cahaya yang berlebihan dan suhu kamar yang tidak normal. Ditambahkan
juga oleh Gellis & Park (2013) mahasiswa yang tinggal dengan keluarga
yang tinggal sendiri atau berbagi ruangan dengan orang lain cenderung
memiliki kualitas tidur yang rendah. Ditambahkan lagi oleh Gunes &
mengaku sering terjaga pada malam hari (23.00 - 04.00) dan tidur di pagi
hari (04.00 -). Hasil tersebut dapat menjadi acuan bahwa sebagian besar
tidak tidur di jam yang sama setiap hari akan memiliki kualitas tidur yang
tidur pada orang yang mengkonsumsi alkohol jauh lebih buruk dari yang
bahwa mahasiswa yang mengkonsumsi alkohol akan tidur lebih larut dan
tidur tersebut.
kafein walaupun jumlah kafein dalam teh lebih sedikit dari pada kopi.
kesulitan untuk memulai tidur dan gangguan kualitas tidur (Aysan et al,
2014). Namun, Üstün, Çinar, & Yücel (2011) menyatakan bahwa kafein
dilakukan oleh mahasiswa akan mengarah pada makan dan minum pada
insomnia adalah makan dan minum pada larut malam, hal tersebut
selain itu perlu diketahui juga jenis makanan dan minuman yang
lebih besar.
49
stres dan depresi, malah stres dan depresi ini akan muncul lebih dulu dari
pada insomnia.
2015).
riwayat asma, 100% tidak memiliki penyakit jantung atau hipertensi dan
menurunkan kualitas tidur (Sasai et al, 2010). Selain itu, kondisi kesehatan
salah satu penyebab utama insomnia adalah stres dan depresi. Pada
skripsi. Dalam Gunes & Arslantas (2017) tanggung jawab atau tugas
a) Responden
Dari total 48 sampel yang diteliti 7 sampel tidak bersedia, sehingga hasil
baik.
b) Instrumen
yang terjadi pada mahasiswa apabila tidak dimanajmen dengan baik akan
berakibat buruk pada mahasiswa itu sendiri, dampak yang paling cepat
52
terjaga pada malam hari dan tidur di pagi – siang hari, kebiasaan ini akan
sampai sore hari terganggu. Kegiatan kuliah yang tidak diikuti dengan
lain, padatnya jadwal kuliah dan banyak tugas kuliah juga dapat menjadi
sehingga faktor banyaknya tugas atau padatnya jadwal kuliah tidak dapat
seperti penggunaan gawai yang berlebihan dalam hal ini adalah sosial
media elektronik dan game online. Selain itu, kebiasaan mahasiswa untuk
berkumpul dengan teman – teman di kafe atau warung kopi dimalam hari
BAB 7
7.1 Kesimpulan
keperawatan.
7.2 Saran
Anggara, M. Y., & Annisa. (2019). Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Simtom
Insomnia Pada Mahasiswa Yang Sedang Melakukan Penulisan Skripsi Di
FK UMSU. Anatomica Medical Journal, 1-10.
Anggraeni, D.M., & Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan.
Kuantitatif dalam
Bidang Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta.
APA. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed).
Washington DC: APA.
Arikunto, S., (2002). Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Aysan, E., Karaköse, S., Zaybak, A., & Günay‐Ismailoğlu, E. (2014). Sleep quality
among undergraduate students and influencing factors. DEUHYO ED,
193–198
Gaultney, J. F. (2010). The Prevalence of Sleep Disorders In College Student:
Impact on Academic Performance. Journal of American College Health ,
91-99.
Gellis, L. A., & Park, A. (2013). Nighttime thought control strategies and
insomnia severity. Cognitive Therapy and Research, 37, 383–389
Gunes, Z., & Arslantas, H. (2017). Insomnia In Nursing Student And Related
Factors: A Cross-Sectional Study. International Nursing Journal Practice,
1-10.
Hasmi. (2016). Metode Penelitian Kesehatan. Jayapura: InMedia.
Hidaayah, N., & Alif, H. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan
Terjadinya Insomnia Pada Wanita Premenopause Di Dusun Ngablak
Desa Kedungrukem Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. JIK, 69-76.
Khairani, M. (2017). Pengaruh Minuman Kopi Terhadap Kualitas Tidur
Mahasiswa/i Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Repositori Institusi USU, 27 - 30.
55
56
Sasai, T., Inoue, Y., Komada, Y., Nomura, T., Matsuura, M., & Matsushima, E.
(2010). Effects of insomnia and sleep medication on health‐related
quality of life. Sleep Medicine, 11, 452–457.
Şenol, V., Soyuer, F., Pekşen‐Akca, R., & Argun, M. (2016). The sleep quality in
adolescents and the factors that affect it. KocatepeTıp Dergisi, 14, 93–102.
Singleton, R. A., & Wolfson, A. R. (2009). Alcohol consumption, sleep, and
academic performance among college students. Journal of Studies on
Alcohol and Drugs, 70(3), 355–363.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Susanti, L. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Insomnia Di
Poliklinik Saraf RS DR. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas,
951-957.
Swanenghyun G (2015). „Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Insomnia Severity
Index Versi Indonesia (ISI-INA) pada Remaja Jalanan di Yogyakarta’.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
Tamura, H., Nishida, T., Tsuji, A., & Sakakibara, H. (2017). Association between
Excessive Use of Mobile Phone and Insomnia and Depression among
Japanese Adolescents. International journal of environmental research and
public health, 14(7), 701.
Tan, Y., Chen, Y., Lu, Y., & Li, L. (2016). Exploring associations between
problematic internet use, depressive symptoms and sleep disturbance
among southern Chinese adolescents. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 313.
Ulfiana, N. (2018). Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kejadian
Insomnia Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan. Skripsi, 60 - 65.
Üstün, Y., Çinar, & Yücel, Ş. (2011). The investigation of sleep quality of
nurses. Maltepe Üniversitesi Hemşirelik Bilim ve Sanatı Dergisi, 4(1),
29–38.
58
Vail‐Smith, K., Felts, W. M., & Craig, C. (2009). Relationship between sleep
quality and health risk behaviors in undergraduate college students.
College Student Journal, 43(3), 924–930.
Wulan, D. A., & Abdullah, S. M. (2014). Prokrastinasi Akademik Dalam
Penyelesaian Skripsi. JSH, 55-74.
Lampiran 1
Kuesioner Faktor – Faktor Penyebab Insomnia
Nama : Semester :
Usia : Jenis Kelamin:
Silahkan beri tanda (√) pada pilihan jawaban yang menurut saudara sesuai
dengan keadaan saudara.
a. Faktor Lingkungan
No Pertanyaan Ya Tidak
perhari)
No Pertanyaan Ya Tidak
inhibitor)
No Pertanyaan Ya Tidak
hipertensi
No Pertanyaan Ya Tidak
Lampiran 2
Insomnia Severity Index
Used via courtesy of www.myhealth.va.gov with permission from Charles M. Morin, Ph.D., Université Laval
64
Lampiran 3
65
Lampiran 4
66
67
68
69
Lampiran 5
70
Lampiran 6
71
Lampiran 7
72
Lampiran 8
73
L:ampiran 9
74
Lampiran 10
75
Lampiran 11
CURRICULUM VITAE
PERSONAL DETAILS
Religion : Moeslem
Weight : 90 Kg
Height : 170 cm