Anda di halaman 1dari 15

TERAPI BERMAIN PADA ANAK DENGAN HOSPITALISASI:

LITERATURE REVIEW
Windy Rakhmawati1, Dzikra Fitria Amita2, Latifa Hidayani Abas2, Nestia Risminda2,
Arief Khoerul Ummah2, Mufida2
1
Departemen Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
2
Mahasiswa Magister Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan, Universitas
Padjadjaran

ABSTRAK
Latar belakang: Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam,
menegangkan dan meningkatkan kecemasan pada anak. Bermain dapat meningkatkan
hubungan perawat-anak dan meningkatkan kepercayaan diri selama periode rawat
inap. Tujuan: Untuk menilai efektivitas terapi bermain pada anak dengan hospitalisasi.
Metode: Desain literature review dengan metode tradisional review. Pencarian artikel
dilakukan melalui electronic database, yaitu PubMed, EBSCO, Science Direct, dan
SAGE. Pencarian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2021. Hasil: 10 artikel
dimasukkan dalam tinjauan. Studi mengungkapkan bahwa penerapan terapi bermain
pada anak yang hospitalisasi meningkatkan perilaku adaptasi, komunikasi, dan
menurunkan kecemasan pre operasi, post operasi, dan selama perawatan. Simpulan:
Terapi bermain efektif menurunkan kecemasan pada anak dengan hospitalisasi.
Penerapannya harus memperhatikan usia anak, waktu pemberian, dan jenis terapi
bermain yang diberikan, serta diberikan oleh ahli yang telah mendapatkan pelatihan.

Kata Kunci: anak, hospitalisasi, terapi bermain, kecemasan.

ABSTRACT
Background: Hospitalization is a threatening experience, stressful, and increases
anxiety in children. Play can improve the nurse-child relationship and increasing self
confidence during the hospitalization period. Aim: To assess the effectiveness of play
therapy in children with hospitalization. Method: Literature review design with
traditional review method. Articles searcges are carried out through electronic, they
are PubMed, EBSCO, Science Direct, and SAGE. The search was conducted dor May
to June 2021. Results: 10 articles were included in the literature review. The study
revealed the the application of play therapy to children with hospitalization increased
adaptive behavior, communication, and reduced anxiety preoperative, postoperative,
and during treatment. Conclusion: Play therapy is effective in reducing anxiety in
children with hospitalization. Its application must pay attention to age, time of
administration, type of play therapy given, and given by experts wh have received
training.
Keyword: children, hospitalization, play therapy, anxiety.

PENDAHULUAN

Masa anak-anak adalah tahap kunci dalam kehidupan manusia yang


mempengaruhi perkembangan orang tersebut. Dalam beberapa kasus, fase ini dapat
terganggu oleh peristiwa buruk seperti penyakit, patologi, prosedur yang menyakitkan
dan invasif, trauma, atau rawat inap berkepanjangan (Godino-Iáñez et al., 2020).
Hospitalisasi adalah masuknya individu ke rumah sakit sebagai pasien dengan berbagai
alasan seperti diagnostik, prosedur operasi, perawatan medis, pengobatan dan
menstabilkan atau kondisi tubuh. Hospitalisasi ini merupakan suatu keadaan dalam
krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit (Saputro et al., 2017).
Rawat inap bisa menjadi pengalaman yang mengancam dan menegangkan bagi anak-
anak. Maladapatasi dengan lingkungan, prosedur medis, dan tidak menyadari alasan
rawat inap, itu dapat mengakibatkan kemarahan, ketidakpastian, kecemasan, dan
perasaan tidak berdaya anak-anak (William H.C. Li et al., 2016).
Kecemasan dan ketakutan adalah respon psikologis adaptif normal terhadap
ancaman tetapi tidak menyenangkan (Rajeswari & Ramesh, 2019). Tingkat kecemasan
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti temperamen, usia, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, dan peran orang tua. Kecemasan yang berlebihan dapat menghambat
kemanjuran anak-anak dalam mengatasi perawatan medis, dan meningkatkan perilaku
tidak kooperatif serta emosi negatif mereka terhadap profesional kesehatan (William
H.C. Li et al., 2016).
Terapi bermain atau play therapy adalah serangkaian intervensi untuk
mempromosikan kesejahteraan anak-anak selama rawat inap atau kegiatan bermain
yang terstruktur tergantung pada kondisi kesehatan, usia, dan perkembangan anak.
Therapeutic play (TP) atau play therapy (PT) dapat digunakan untuk memberikan
kenyamanan fisik dan emosional dan dapat berkontribusi pada pemulihan anak-anak
(Zengin et al., 2021). Terapi bermain banyak digunakan di banyak negara barat untuk
meringankan stres yang dialami oleh pasien pediatrik dan keluarga mereka selama
dirawat di rumah sakit (William H.C. Li et al., 2016).
Bermain, telah terbukti memiliki nilai terapeutik yang tinggi untuk anak-anak
selama dirawat di rumah sakit (Zengin et al., 2021). Bermain memungkinkan anak-
anak untuk menyampaikan perasaan mereka dan mengontrol pengalaman stres karena
melalui itu anak-anak dapat menciptakan kembali dan mengubah peristiwa kehidupan
mereka (Delvecchio et al., 2019).
Kegiatan bermain dapat dimanfaatkan sebagai strategi perawatan bagi anak di
rumah sakit (Godino-Iáñez et al., 2020). Bermain dapat meningkatkan hubungan
perawat-anak, meningkatkan kepercayaan diri selama periode rawat inap. Oleh karena
itu, penting untuk mengetahui efektivitas terapi bermain untuk mengubah unit rawat
inap anak menjadi lingkungan yang menyenangkan, menarik, dan menyenangkan
untuk mencapai hasil yang lebih baik dan humanisasi perawatan.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain literature review dan
menggunakan metode tradisional review. Pencarian artikel dilakukan melalui
electronic database, yaitu PubMed, EBSCO, Science Direct, dan SAGE. Peneliti
menuliskan kata kunci sesuai MeSH (Medical Subject Headding), yaitu “children,
anxiety, hospitalization dan play therapy”. Artikel yang digunakan adalah artikel yang
terbit tahun 2012-2021.
Kriteria Inklusi: artikel yang memiliki objek penelitian mengenai intervensi
play therapy pada anak dengan hospitalisasi dan pengaruhnya terhadap penurunan
ansietas, tahun publikasi antara tahun 2012 hingga 2021, artikel ditulis dalam bahasa
inggris, berbentuk full text dan dapat diakses secara penuh, artikel penelitian
menggunakan desain Randomized Contolled Trial dan Quasi Experiment, dan sampel
dalam artikel merupakan anak dengan hospitalisasi. Kriteria eksklusi: tahun publikasi
artikel sebelum tahun 2012, artikel berbayar, artikel penelitian menggunakan desain
meta-analysis.
Proses seleksi artikel, dilakukan dengan pencarian artikel dengan memasukkan
kata kunci yaitu (Children OR Child OR Hospitalization) AND (Play OR Play Therapy)
AND (Anxiety OR Test Anxiety Scale), menyeleksi artikel sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi yang telah ditetapkan, mengelompokkan artikel sesuai nama peneliti,
tahun terbit, negara, judul artikel, metode penelitian, sampel, instrumen penelitian,
intervensi dan hasil penelitian, dan menganalisa artikel yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran dari hasil penelitian sehingga memperoleh kesimpulan yang
dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

HASIL
Pencarian teridentifikasi sebanyak 337 artikel, dan 252 artikel dikeluarkan karena
duplikasi serta judul dan abstrak yang tidak relevan. Setelah fase ini, 32 artikel fulltext
dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah dilakukan
tinjauan lebih lanjut, didapatkan 10 artikel yang layak dilakukan literature review.
Jumlah populasi dalam penelitian yang dipilih adalah n = 1395 anak. jenis kelamin
sampel merata antara laki-laki dan perempuan. Dari studi yang disertakan, enam artikel
menggunakan desain randomized controlled trial dan empat artikel menggunakan
desain quasi experiment.

Tabel 1. Terapi bermain terhadap anak dengan hospitalisasi


No Penulis Tahun Metode Terapi Bermain Durasi
Bermain
1. W H C Li, S S C 2014 randomised Menggunakan 1 jam
Chan, E M L Wong, control trial Boneka
M C Kwok, I T L
Lee
2. William H C Li, 2016 quasi- 1. Preparation 30 menit
Joyce Oi Kwan experimental play
Chung, Ka Yan Ho, study 2. Medical play
Blondi Ming Chau 3. Distraction
Kwok play
4. Developmental
play
3. Mürşide Zengin, 2021 quasi- 1. Boneka 40-45 menit
Emriye Hilal Yayan, experimental 2. mainan hewan
Mehmet Emin study 3. bahan klinis
Düken. (branula)
4. Clarisse Potas, 2013 randomised 1. Mainan rumah- Pagi : pukul
Maria Jose Vilela De control trial rumahan, 10.30-11.30
Varela, 2. Mainan Sore : pukul
Luciane Coin De kecantikan 14.00-15.00
Carvalho, Lucila 3. Figura atau
Fernandes Do Prado miniature
&
Gilmar Fernandes
Do Prado

5. Cho Lee Wong, Wan 2018 randomised Mainan boneka 30 menit


Yim Ip, Blondi Ming control trial
Chau Kwok, Kai
Chow Choi, Bobby
King Wah Ng,
Carmen Wing Han
Chan
6. Nabeel Al‐Yateem, 2017 randomised Mainan sekali pakai Pagi dan
Rachel C. Rossiter control trial (balon, buku sore : 30
mewarnai, melukis menit
wajah, adonan
mainan, gelembung
dan mendongeng)
7. Hong-Gu He, Lixia 2015 randomised Menggunakan 1 jam
Zhu, Sally Wai-Chi control trial boneka
Chan, Joanne Li
Wee Liam, Ho
Cheung William Li,
Saw Sandar Ko,
Piyanee Klainin-
Yobas & Wenru
Wang
8. Nasrin Forouzandeh, 2020 quasi- 1. Mainan adonan 20-30 menit
Fatemeh Drees, experimental 2. Bermain balok
Marzieh study 3. puzzle
Forouzandeh,
Somayeh
Darakhshandeh

Penelitian (W. H.C. Li et al., 2014) menunjukkan tingkat kecemasan anak-anak dan
orangtua diukur menggunakan “State Anxiety Scale for Children and Adults” sebanyak
tiga kali, yaitu saat praoperasi (sebelum intervensi), praoperasi (setelah intervensi) dan
paska operasi. Sedangkan respon kecemasan anak selama prosedur anastesi
didokumentasikan menggunakan “Children’s Emotional Manifestation Scale”.
Sebelum pulang, kepuasan orangtua dinilai melalui kuesioner untuk mengetahui
peresepsi kecukupan, relevansi, dan pemahaman informasi pra operasi. Dalam
penelitian ini menunjukkan, intervensi bermain terapeutik meningkatkan rasa kontrol
anak dengan mengunjungi ruang operasi sehingga meningkatkan keakraban mereka
dengan lingkungan.
Penelitian (Rajeswari & Ramesh, 2019) bertujuan untuk mengevaluasi
efektivitas terapi bermain perilaku kognitif dan distraksi audiovisual untuk manajemen
kecemasan pra operasi profilaksis gigi dan terapi florida topikal pada anak-anak berusia
6 – 10 tahun di India pada tahun 2019. Pada penelitian ini menunjukkan jika distraksi
secara aktif dengan terapi bermain perilaku kognitif lebih efektif menurunkan cemas
praoperasi pada anak-anak dibandingkan dengan distraksi secara pasif dengan audio
visual ataupun denga teknik tell-show-do. Penurunan yang signifikan secara statistik
pada skor kecemasan subyektif dan obyektif diamati pada ketiga kelompok (p = 0,001)
pada perbandingan intragroup dan antarkelompok. Pada perbandingan antarkelompok,
penurunan skor kecemasan subyektif dan obyektif lebih tinggi pada kelompok 1 (terapi
bermain perilaku kognitif) (p = 0,0) dibandingkan pada kelompok distraksi kelompok
2 (audio visual) dan kelompok 3 (teknik tell-show-do) (p = 0,05). Anak-anak dengan
kecemasan paling sering memiliki pikiran dan pandangan negatif tentang perawatan
gigi. Terapi bermain perilaku kognitif meningkatkan kontrol atas emosi negatif tersebut
dengan mengalihkan fokus anak dari kekhawatirannya tentang kondisi yang ditakuti
sehingga menurunkan kecemasan.
Penelitian (William H.C. Li et al., 2016) bertujuan untuk mengetahui kefektifan
intervensi terapi bermain untuk mengurangi kecemasan dan emosi negatif pada anak
yang dirawat di rumah sakit. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan pentingnya
melakukan terapi bermain untuk memberikan perawatan holistik dan berkualitas guna
meringankan beban psikologis anak-anak yang dirawat di rumah sakit. Selain itu juga
dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman diantara profesional perawatan
kesehatan dan orang tua bahwa bermain sangat penting bagi kehidupan anak-anak dan
mereka tetap perlu bermain bahkan ketika mereka sakit.
Penelitian (Zengin et al., 2021) bertujuan untuk menganalisi pengaruh bermain
terupeutik/terapi bermain terhadap tingkat kecemasan dan ketakutan pada anak yang
telah menjadi prosedur transplatasi hati di Turkey. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak yang telah menjalani prosedur transplatasi hati setelah diberikan bermain
terapeutik/ terapi bermain memiliki tingkat penurunan ketakutan dan kecemasan yang
signifikan Pada skor tingkat kecemasan terdapat penurunan dengan nilai mean score
STAIC pretest dan posttest masing-masing 49,1 ± 8,5 dan 31,5 ± 4,9 sedangkan untuk
skor skala ketakutan nilai pretest dan posttest setelah program bermain pun
memberikan hasil signifikan yang menurun yaitu 69,7 ± 13,5 dan 38,9 ± 7,1 (p=0.001).
Kesimpulan dari penelitian ini memberikan penjelasan bahwa program bermain
terapeutik/terapi bermain memiliki pengaruh positif terhadap tingkat ketakutan dan
kecemasan anak yang akan menjalani prosedur medis tertentu. Perawat anak dapat
menjadikan bermain terapeutik/terapi bermain alternatif pilihan untuk di
implementasikan sehingga kecemasan dan ketakutan pada anak akan menurun pada
saat tindakan medis dilakukan.
Penelitian (Potasz et al., 2013) dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi adanya
pengaruh aktifitas bermain anak selama dirawat di rumah sakit terhadap penurunan
tingkat stress yang di tunjukkan nilai kadar kotrisol (LC) yang rendah dan kemudian
dibandingkan dengan anak yang tidak bermain dalam situasi yang sama. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa anak perempuan dan anak laki-laki pada usia 7 – 11
tahun yang berpartisipasi dalam aktifitas bermain menunjukkan penurunan kadar
kortisol. Pada anak laki-laki kelompok intervensi menunjukkan penurunan kadar
kortisol 36% LC (LC dasar = 125,2 ± 68,4 mg/24 jam, menjadi 81,28 ± 42,8/24 jam).
Sedangkan pada anak perempuan menunjukkan penurunan 47% LC (LC dasar = 249 ±
85 mg/24 jam; menjadi 133,4 ± 82,5 mg/24 jam). Namun pada anak yang lebih muda,
usia 4 – 7 tahun, intervensi bermain tidak efisien, kemungkinan disebabkan dalam
kelompok ini tingkat kematangan anak yang mempengaruhi bagaimana anak-anak
secara kognitif terlibat dalam permainan.
Penelitian (Wong et al., 2018) bertujuan untuk memeriksa efektivitas bermain
terapeutik dalam mengurangi kecemasan dan manifestasi emosional negatif di antara
anak-anak yang menjalani prosedur penghapusan cor. Jika menunjukkan bermain
terapeutik secara efektif mengurangi kecemasan dan manifestasi emosional negatif di
antara anak-anak yang menjalani prosedur penghapusan cor. Temuan ini menyoroti
pentingnya mengintegrasikan permainan terapeutik ke dalam perawatan standar,
khususnya untuk anak-anak di usia yang lebih muda.
Pada Penelitian Nabeel Al‐Yateem, Rachel C. Rossiter (2016) terhadap
permainan tidak terstruktur untuk kecemasan dalam rawat inap. Menunjukkan skor
kecemasan pada kedua kelompok serupa pada awal dan menurun secara signifikan
selama 3 hari. Dibandingkan dengan kelompok kontrol, skor kecemasan pada
kelompok intervensi secara signifikan lebih rendah pada hari 2 (12,7 ± 2,3 vs 10,7 ±
2,5, p = 0,003) dan hari 3 (10,6 ± 2,2 vs 9,47 ± 2,4, p <0,001). Penurunan terbesar
terjadi pada persentase anak kelompok eksperimen dengan skor kecemasan tingkat
sedang: baseline (n = 61, 75%), hari ke-2 ( n = 24, 30%), dan hari ke-3 ( n = 0, 0%).
Penelitian (He et al., 2015) dilakukan untuk mengetahui apakah intervensi bermain
terapeutik dapat mengurangi kecemasan perioperatif, manifestasi emosi negatif dan
nyeri pasca operasi pada anak yang menjalani operasi elektif rawat inap. Menunjukkan
hasil intervensi bermain terapeutik efektif dalam mengurangi manifestasi emosi negatif
sebelum induksi anestesi dan dalam mengurangi nyeri pasca operasi pada anak-anak
yang menjalani operasi elektif rawat inap.
Penelitian (Forouzandeh et al., 2020) dilakukan untuk mengoptimalkan
kesehatan fisiologis dan psikologis anak serta membantu mereka beradaptasi dengan
kondisi kecemasan ketika mereka masuk ke rumah sakit. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa permainan dan lukisan efektif dalam mengurangi kecemasan pra
operasi pada anak-anak karena merupakan metode yang sangat efisien, mudah, dan
ekonomis, tanpa efek samping bagi pasien anak. Perawat dapat menggunakannya
sebagai bagian dari perawatan yang mereka berikan kepada anak-anak.
Penelitian (Inan & Inal, 2019) dilakukan untuk mengevaluasi efek dari 3 metode
gangguan yang berbeda pada rasa sakit dan kecemasan pada tingkat anak-anak selama
venipuncture. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan antara kelompok berdasarkan
tingkat kecemasan dan skor nyeri selama tindakan pengambilan darah IV secara
statistik signifikan (p < 0,05). Tingkat kecemasan dan persepsi nyeri terendah
dilaporkan pada kelompok VG. Skor yang diamati baik pada kelompok CM dan
kelompok PI adalah signifikan lebih rendah dari pada kelompok kontrol (p < 0,05).
Penelitian ini mennunjukkan bahwa memberikan video game pada anak adalah salah
satu pilihan terbaik yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada
anak-anak selama prosedur pengambilan darah vena. Adapun intervensi menonton
kartun dan dukungan keluarga melalui interaksi orangtua juga dapat digunakan untuk
mengurangi rasa sakit dan kecemasan selama prosedur pengambilan darah.

PEMBAHASAN

1. Mengetahui Terapi Bermain yang Diberikan


Terapi bermain merupakan salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stres anak yang dirawat di rumah sakit.
Hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak dan sering berlebihan stres
berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan takut
cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stres (Saputro et al.,
2017).
Penelitian (Zengin et al., 2021) terapi bermain diberikan dalam waktu 40 hingga
45 menit permainan dengan mainan pilihan mereka di antara mainan yang sesuai
dengan usia mereka seperti figur ikan dengan serum, truk, mobil, dan lain-lain. bayi
yang menggunakan kotak obat, kapas, atau bahan klinis lainnya. Penelitian (W. H.C.
Li et al., 2014) terapi bermain dimuali dalam waktu 1 jam dengan menggunakan
boneka. Penelitian (William H.C. Li et al., 2016) melakukan terapi bermain selama 30
menit secara terus menerus setiap hari dengan aktivitas bermain yang sesuai
berdasarkan usia, diagnosis, dan kondisi fisik anak, yang juga diberi pilihan aktivitas.
Anak-anak yang lebih besar, seperti permainan kata dan papan. Anak-anak yang lebih
kecil, seperti boneka dan balok mainan, untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman
indrawi. Penelitian (Potasz et al., 2013) datang ke ruang tempat bermain setiap hari
(termasuk akhir pekan) pada 10:30 dan sampai 11:30. Sore hari mereka datang pada
14:00 dan sampai jam 3 sore. Jenis media terapi bermain yang digunakan yaitu mainan
rumah-rumahan, mainan kecantikan dan figuran atau miniature.
Penelitian (Wong et al., 2018) melakukan intervensi terapi bermain sekitar 30
menit selama masa operasi, dengan menggunakan media boneka. Penelitian (Al-
Yateem & Rossiter, 2017) dengan aktivitas bermain dilakukan dua kali sehari, dengan
sesi pagi dan sore masing-masing berdurasi rata-rata 30 menit dalam 3 hari.
Menggunakan mainan sekali pakai dan mainan yang dibuang di akhir permainan atau
disimpan oleh anak yang pernah menggunakan mainan tersebut (misalnya, balon, buku
mewarnai, melukis wajah, adonan mainan, gelembung, dan mendongeng). Penelitian
(He et al., 2015) melakukan tatap muka selama 1 jam sekitar 3–7 hari sebelum operasi,
Intervensi permainan terapeutik melibatkan menonton video dalam bahasa Inggris serta
menggunakan boneka untuk mendemonstrasikan prosedur pra-operasi. Penelitian
(Forouzandeh et al., 2020) Pemberian dilakukan dalam 20-30 menit sebelum memasuki
ruang operasi, dengan mainan (mainan adonan dan Bermain dengan balok dan teka-
teki).
Berdasarkan literatur review yang dilakukan, intervensi diberikan oleh perawat,
dokter dan ahli yang tersertifikasi atau orang yang telah mendapatkan pelatihan
sebelumnya. Penelitian (Zengin et al., 2021) program ini dilakukan oleh ahli yang
bersertifikat yang berprofesi sebagai perawat dan memiliki sertifikat dalam theraupetic
play dan play therapy. Penelitian (Wong et al., 2018) intervensi dilakukan oleh
spesialis senior dalam terapi bermain di rumah sakit dengan pengalaman 5 tahun serta
terlatih. Hal ini bertujuan agar perawatan yang diberikan aman, berkualitas tinggi, serta
memastikan bahwa anak dan keluarga mendapatkan perawatan dan dukungan yang
optimal.

2. Menganalisa Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penurunan Kecemasan


Anak dengan Hospitalisasi
Berdasarkan literature review yang dilakukan, populasi atau sampel dalam
artikel ini yaitu pada anak yang akan melakukan prosedur atau pembedahan yang
direncanakan, dan manajemen pengobatan. Dengan tingkat kecemasan antara sedang
hingga berat.
Ditinjau dari hasil penelitian, 10 artikel didapatkan semua artikel mengatakan
terapi bermain (play therapy) berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan tingkat
kecemasan pada anak dengan hospitalisasi. Penelitian (Zengin et al., 2021)
menunjukkan bahwa anak yang telah menjalani prosedur transplatasi hati setelah
diberikan bermain terapeutik/ terapi bermain memiliki tingkat penurunan ketakutan
dan kecemasan yang signifikan. Pada skor tingkat kecemasan terdapat penurunan
dengan nilai mean skor STAIC pretest dan posttest masing-masing 49,1 ± 8,5 dan 31,5
± 4,9 sedangkan untuk skor skala ketakutan nilai pretest dan posttest setelah program
bermain pun memberikan hasil signifikan yang menurun yaitu 69,7 ± 13,5 dan 38,9 ±
7,1. Penelitan (William H.C. Li et al., 2016) menunjukkan bahwa anak-anak yang
dirawat di rumah sakit (baik kelompok usia 3 – 7 dan 8 – 12) yang berpartisipasi dalam
intervensi mengalami tingkat kecemasan yang jauh lebih rendah daripada mereka yang
hanya menerima perawatan standar.
Penelitian (W. H.C. Li et al., 2014) intervensi bermain terapeutik meningkatkan
rasa kontrol terhadap kecemasan anak dengan mengunjungi ruang operasi sehingga
meningkatkan keakraban mereka dengan lingkungan. Melalui peragaan kembali
prosedur persiapan anestesi, dapat mengurangi stress dan anak menjadi punya kendali
lebih akan dirinya sendiri. Intervensi bermain terapeutik dapat diterima oleh anak-anak,
orang tua, dan tenaga kesehatan profesional terutama perawat. Sebagian besar anak-
anak menikmati permainan terapeutik dan menganggap kegiatan seperti itu merupakan
hal yang menyenangkan dan menarik.
Penelitian (Al-Yateem & Rossiter, 2017), permainan tidak terstruktur untuk
kecemasan dalam rawat inap, dengan aktivitas bermain dilakukan dua kali sehari,
dengan sesi pagi dan sore selama 30 menit. Menunjukkan skor kecemasan pada kedua
kelompok serupa pada awal dan menurun secara signifikan selama 3 hari. Penelitian
(Rajeswari & Ramesh, 2019) terhadap terapi bermain perilaku kognitif ditemukan lebih
efektif dalam mengurangi kecemasan pra operasi pada anak-anak dibandingkan dengan
teknik tell-show-do. Penelitian (Wong et al., 2018) menunjukkan jika terapi bermain
secara efektif mengurangi kecemasan dan manifestasi emosional negatif di antara
anak-anak yang menjalani prosedur penghapusan cor. Temuan ini menyoroti
pentingnya mengintegrasikan permainan terapeutik ke dalam perawatan standar,
khususnya untuk anak-anak di usia yang lebih muda.
Berbeda dengan dengan penelitian (Potasz et al., 2013) menggunakan jenis media
terapi bermain yaitu mainan rumah-rumahan, mainan kecantikan, dan figuran atau
miniatur. Menunjukkan hasil jika pada anak yang lebih muda, usia 4 – 7 tahun,
intervensi bermain tidak efisien, kemungkinan disebabkan dalam kelompok ini tingkat
kematangan anak yang mempengaruhi bagaimana anak-anak secara kognitif terlibat
dalam permainan.
Waktu pemberian terapi bermain efektif diberikan dengan durasi 30 – 60 menit
dan dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Terapi bermain dilakukan dengan menggunakan
media bermain sesuai dengan kelompok usia. Selain itu juga harus memperhatikan
kondisi anak dan keterlibatan orang tua atau pengasuh. Pada anak dengan rentang usia
6 – 12 tahun, terapi bermain yang efektif menurunkan kecemasan pada anak dengan
hospitalisasi meliputi terapi bermain kognitif behavioral seperti bermain building
blocks, menggambar, mewarnai, dan menampilkan video prosedur yang akan anak
terima. Selain itu menonton kartun dan bermain video game juga dapat dilakukan.
Selain terapi bermain yang telah disebutkan, dukungan orangtua juga pengasuh juga
penting diberikan kepada anak selama proses hospitalisasi. Namun untuk anak dengan
rentang usia dibawah 6 tahun dan diatas 12 tahun belum dijelaskan secara rinci
mengenai jenis terapi bermain yang efektif untuk menurunkan kecemasan saat
hospitalisasi.

SIMPULAN
Terapi bermain efektif menurunkan kecemasan pada anak dengan hospitalisasi.
Penerapannya harus memperhatikan usia anak, waktu pemberian, dan jenis terapi
bermain yang diberikan, serta diberikan oleh ahli yang telah mendapatkan pelatihan.
Penggunaan intervensi yang mempertimbangkan rentang usia dan jenis kelamin dapat
meningkatkan strategi koping serta sesuai dengan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak. Selain itu, intervensi terapi bermain baiknya diberikan oleh ahli
yang telah mendapatkan pelatihan karena mereka lebih profesional dengan keahliannya
dalam penggunaan aktivitas terapi bermain sebagai terapi instrumen.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Yateem, N., & Rossiter, R. C. (2017). Unstructured play for anxiety in pediatric
inpatient care. Journal for Specialists in Pediatric Nursing, 22(1), 1–7.
https://doi.org/10.1111/jspn.12166
Delvecchio, E., Salcuni, S., Lis, A., Germani, A., & Di Riso, D. (2019). Hospitalized
Children: Anxiety, Coping Strategies, and Pretend Play. Frontiers in Public
Health, 7(September), 1–8. https://doi.org/10.3389/fpubh.2019.00250
Forouzandeh, N., Drees, F., Forouzandeh, M., & Darakhshandeh, S. (2020). The effect
of interactive games compared to painting on preoperative anxiety in Iranian
children: A randomized clinical trial. Complementary Therapies in Clinical
Practice, 40(May), 101211. https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2020.101211
Godino-Iáñez, M. J., Martos-Cabrera, M. B., Suleiman-Martos, N., Gómez-Urquiza, J.
L., Vargas-Román, K., Membrive-Jiménez, M. J., & Albendín-García, L. (2020).
Play Therapy as an Intervention in Hospitalized Children: A Systematic Review.
Healthcare, 8(3), 239. https://doi.org/10.3390/healthcare8030239
He, H. G., Zhu, L., Chan, S. W. C., Liam, J. L. W., Li, H. C. W., Ko, S. sandar, Klainin-
Yobas, P., & Wang, W. (2015). Therapeutic play intervention on children’s
perioperative anxiety, negative emotional manifestation and postoperative pain:
A randomized controlled trial. Journal of Advanced Nursing, 71(5), 1032–1043.
https://doi.org/10.1111/jan.12608
Inan, G., & Inal, S. (2019). The impact of 3 different distraction techniques on the pain
and anxiety levels of children during venipuncture. Clinical Journal of Pain,
35(2), 140–147. https://doi.org/10.1097/AJP.0000000000000666
Li, W. H.C., Chan, S. S. C., Wong, E. M. L., Kwok, M. C., & Lee, I. T. L. (2014).
Effect of therapeutic play on pre- and post-operative anxiety and emotional
responses in Hong Kong Chinese children: A randomised controlled trial. Hong
Kong Medical Journal, 20(6), 36–39.
Li, William H.C., Chung, J. O. K., Ho, K. Y., & Kwok, B. M. C. (2016). Play
interventions to reduce anxiety and negative emotions in hospitalized children.
BMC Pediatrics, 16(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12887-016-0570-5
Potasz, C., Varela, M. J. V. De, Carvalho, L. C. De, Prado, L. F. Do, & Prado, G. F.
Do. (2013). Effect of play activities on hospitalized children’s stress: A
randomized clinical trial. Scandinavian Journal of Occupational Therapy, 20(1),
71–79. https://doi.org/10.3109/11038128.2012.729087
Rajeswari, S. R., & Ramesh, M. V. (2019). Effectiveness of Cognitive Behavioral Play
Therapy and Audiovisual Distraction for Management of Preoperative Anxiety in
Children. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry, 12(5), 419–422.
https://doi.org/10.5005/jp-journals-10005-1661
Saputro, H., Fazrin, Intan, & Yalestyarini, Eva A. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain
di Rumah SAkit : Penerapan Terapi Bermain Anak Sakit; Proses, Manfaat dan
Pelaksanaannya. Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
Wong, C. L., Ip, W. Y., Kwok, B. M. C., Choi, K. C., Ng, B. K. W., & Chan, C. W. H.
(2018). Effects of therapeutic play on children undergoing cast-removal
procedures: A randomised controlled trial. BMJ Open, 8(7), 1–10.
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2017-021071
Zengin, M., Yayan, E. H., & Düken, M. E. (2021). The Effects of a Therapeutic
Play/Play Therapy Program on the Fear and Anxiety Levels of Hospitalized
Children After Liver Transplantation. Journal of Perianesthesia Nursing, 36(1),
81–85. https://doi.org/10.1016/j.jopan.2020.07.006

Anda mungkin juga menyukai