Tugas Individu
Stase Keperawatan Medikal Bedah
Disusun oleh:
Anggraini Lizdiana Wulandari
18/436096/KU/20952
A. PENGERTIAN
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya
membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker (Tjahdadi, 2008).
Menurut National Cancer Institute (2015), kanker adalah suatu istilah untuk
penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat
menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute, 2015). Kanker,
yang juga dikenal sebagai tumor atau penyakit ganas, merupakan sebuah
istilah umum yang digunakan untuk sekelompok besar penyakit yang dapat
menyerang bagian tubuh mana saja. Istilah lain yang digunakan adalah tumor
ganas (WHO, 2013).
Meskipun setiap kanker memiliki ciri unik, kanker muncul melalui
beberapa proses yang sama yang pada akhirnya bergantung pada perubahan
genetik secara krusial. Agar menjadi sel kanker, perubahan genetik harus
mendorong pertumbuhan sel; menginaktivasi gen yang normalnya tumbuh
lambat; membiarkan sel tetap membelah sehingga sel bersifat immortal (tidak
mati); dan membiarkan sel tetap berada dalam kondisi abnormal yang dalam
kondisi lain menyebabkan kematian sel (apoptosis). Selain itu, perubahan
genetik harus memungkinkan sel kanker merekrut sel normal untuk
menunjang dan mengembangkan strategi menyuplai nutrisi agar sel tersebut
tetap hidup dan mengembangkan strategi agar sistem imun tidak
menghancurkan sel kanker.
B. POLA PERTUMBUHAN SEL
Terdapat beberapa pola pertumbuhan sel dan disebut dengan istilah
hiperplasia, metaplasia, displasia, anaplasia dan neoplasia.
a. Hiperplasia
Yaitu peningkatan jumlah sel-sel jaringan. Hiperplasia adalah suatu respon
seluler yang normal saat terdapat tuntutan fisiologik, akan menjadi suatu
respon abnormal apabila pertumbuhan melebihi tuntutan fisiologik.
b. Metaplasia
Terjadi bila salah satu tipe sel matur diubah menjadi tipe lain melalui
stimulus yang mempengaruhi sel batang induk. Iritasi atau inflamasi
kronik, devisiensi vitamin, dan pemajanan terhadap bahan kimiawi
mungkin menjadi faktor mengarah pada metaplasia. Perubahan
metaplastik mungkin dapat pulih dan berkembang menjadi displasia.
c. Displasia
Yaitu pertumbuhan sel aneh yang mengakibatkan sel berbeda dalam
ukuran, bentuk, atau susunannya dengan sel-sel lain dari tipe jaringan yang
sama. Displasia dapat pulih atau dapat mendahului perubahan neoplastik
yang tidak dapat pulih.
d. Anaplasia
Yaitu deferensiasi sel-sel displastik pada derajat yang lebih rendah
(deferensiasi mengacu pada keluasaan dimana sel-sel berdesa dari sel-sel
asalnya dari tingkat maturitasnya). Sel anaplastik sulit dibedakan dan
bentuknya tidak beraturan.
e. Neoplasia
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dan tidak mengikuti aturan
fisiologik, yang dapat maligna atau benigna.
C. JENIS – JENIS KANKER
a. Karsinoma: jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan
tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit,
testis, ovarium, kelenjar mucus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon,
rectum, lambung, pancreas, dan esofagus.
b. Limfoma: jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah,
misalnya jaringan limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus, dan
sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin
(kanker kelenjar limfe dan limfa)
c. Leukemia: kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi
memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.
d. Sarkoma: jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada
dipermukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel - sel yang
ditemukan diotot dan tulang.
e. Glioma: kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang)
di susunan saraf pusat.
f. Karsinoma in situ: istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel
abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap
lesi prainvasif (kelainan/ luka yang belum menyebar).
D. ETIOLOGI
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena
penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik,
dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko
terjadinya kanker, sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Faktor-faktor genetik memainkan peranan dalam pembentukan sel
kanker. Jika kerusakan DNA terjadi pada sel dimana pola kromosomnya
abnormal, dapat terbentuk sel-sel mutan. Pola kromosom yang abnormal
dan kanker berhubungan dengan kromosom ekstra, terlalu sedikit
kromosom, atau translokasi kromosom. genetik yang mendasari meliputi
leukemia mielogenus kronik, meningioma, leukemia akut, retinoblastoma,
dan kanker kulit.
Beberapa kanker menunjukkan predisposisi keturunan. Kanker ini
kanker spesifik abnormalitas cenderung terjadi pada usia muda dan pada
berbagai tempat dalam satu organ atau sepasang organ. Pada kanker
dengan predisposisi herediter, umumnya saudara dekat (sedarah)
mempunyai tipe kanker yang sama. Kanker yang berkaitan dengan sifat
yang diturunkan termasuk nefroblastoma, endometrial, prostat, lambung,
paru-paru dan kanker payudara. Sebagai contoh, risiko wanita untuk
menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara
perempuannya menderita kanker payudara.
2. Faktor lingkungan
a. Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker paru - paru,
mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih
b. Sinar ultraviolet dari matahari, pemajanan yang berlebihan terutama
pada individu yang berkulit terang dan bermata hijau meningkatkan
resiko kanker kulit
c. Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam
sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan
ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
Contoh, orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki
pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah,
seperti leukemia.
3. Faktor makanan yang mengandung bahan kimia
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab
kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan
yang dapat menyebabkan kanker adalah :
a. Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung
b. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih
tinggi terhadap kanker kerongkongan.
c. Zat pewarna makanan
d. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan
laut yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.
e. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
4. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :
a. Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis)
agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada
wanita.
b. Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem
pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
c. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
d. Virus Epstein - Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
e. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan
limfoma dan kanker darah lainnya.
5. Infeksi
a. Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker
kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung
kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak
menyebabkan kanker.
b. Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan
saluran empedu.
c. Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan
penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan
cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi
peningkatan kecepatan siklus sel.
6. Faktor perilaku
a. Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang
diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
b. Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan
sering berganti ganti pasangan.
7. Gangguan keseimbangan hormonal
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang
cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron
melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Ada
kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker
leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.
8. Faktor kejiwaan/emosional
Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler
tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel,
dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga
menyebabkan kanker.
9. Radikal bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang
mempunyai elektron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya.
Sumber - sumber radikal bebas yaitu :
a. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses
metabolisme.
b. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun
kimiawi dari makanan, minuman, udara yang terpolusi, dan sinar
ultraviolet dari matahari.
c. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan
berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita
dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik,
psikologis, maupun biologis.
E. PATOFISIOLOGI
Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses
selular, yaitu inisiasi, promosi dan progresi. Inisiasi adalah tahap awal, dimana
insiator seperti zat kimia, faktor fisik, dan agen biologis melepaskan
mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan perubahan dalam struktur
genetik DNA. Perubahan ini mungkin dipulihkan melalui mekanisme
perbaikan DNA atau dapat mengakibatkan mutasi selular permanen. Mutasi
ini biasanya tidak signifikan bagi sel-sel sampai terjadi karsinogenesis tahap
kedua.
Selama promosi, pemajanan berulang terhadap agen yang mempromosikan
menyebabkan ekspresi informasi abnormal atau genetik mutan bahkan setelah
periode laten yang lama. Periode laten untuk peningkatan mutasi seluler
beragam sesuai dengan tipe agen dan dosis promoter, juga karakteristik sifat
sel target.
Onkogen seluler yang terdapat pada semua sistem mamalia bertanggung
jawab terhadap fungsi-fungsi selular vital pertumbuhan dan diferensiasi. Proto
onkogen selular terdapat dalam sel-sel dan bertindaksebagai suatu saklar on
untuk pertumbuhan selular. Begitu pula, gen supresor yang bertindak sebagai
scalar off atau mengatur proliferasi selular yang tidak dibutuhkan. Apabila
gen-gen ini mengalami mutasi, penyusunan kembali, diperkuat atau
kehilangan kemampuan regulasi, maka transformasi keganasan akan terjadi.
Manakala penampilan genetik ini terjadi dalam sel, sel-sel tersebut mulai
untuk memproduksi populasi sel-sel mutan yang berbeda dari sel-sel
induknya.
Progresi adalah tahap ketiga dari karsinogenesis seluler. Sel-sel yang
mengalami perubahan bentuk selama inisiasi dan promosi kini melakukan
perilaku maligna. Sel-sel ini sekarang menampakkan kecenderungan untuk
menginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase. Agen yang
menginvasi atau mempromosi transformasi seluler disebut karsinogen.
F. PATHWAY
Infiltrasi
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
T0 N1 M0
Stadium II A T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
Stadium II B
T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
Stadium III A
T3 N1 M0
T3 N2 M0
T4 N0 M0
Stadium III B T4 N1 M0
T4 N2 M0
J. TERAPI
1. Pembedahan
Mengurangi ukuran tumor untuk meredakan nyeri, mencegah metastatis
jika dilakukan sejak dini, dan untuk diagnostik.
2. Radiasi
Mengganggu pembelahan sel, menstimulasi apoptosis, dan menghentikan
siklus sel.
3. Kemoterapi
Tindakan ganda terhadap sel untuk menghentikan progresi siklus sel, dapat
melibathkan terapi kombinasi dan bertindak secara selektif atau tidak
selektif
4. Imunoterapi/Bioterapi
Mengaktifkan sistem imun pejamu untuk mengenali dan menghancurkan
sel tumor, secara spesifik memblok enzim dan faktor pertumbuhan yang
diperlukan untuk metastatis, dan memungkinkan evaluasi terapi.
K. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala: Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari: adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur mis, nyeri, ansietas, berkeringat malam, pekerjaan
atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
2. Sirkulasi
Gejala: palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
3. Kebiasaan: perubahan pada tekanan darah
4. Integritas ego
Gejala: faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi sters (mis, merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spritual), menyangkal diagnosis , perasaan
tidak berdaya, putus asa, tidak mampu tidak bermakna, rasa bersalah,
kehilangan kontrol, depresi. Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
5. Eliminasi
Gejala : perubahan pola eliminasi mis : diare
Tanda : perubahan pada bisisng usus, distensi abdomen
6. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, adiktif,
bahan pengawet) anoreksia, mual/ muntah. Intoleransi makanan.
Perubahan pada berat badan hebat, kakesia, berkurangnya masa otot,
perubahan pada kelembaban/turgor kulit: edema
7. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope
8. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dengan derajat bervariasi misalnya dengan ketidaknyamanan
ringan sampai nyeri berat (tidak dihubungkan dengan proses penyakit).
9. Pernafasan
Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan sseseorang
merokok). Pemajanan abses.
10. Keamanan
Gejala : pemajanan pada kimia, toksik, karsinogen. Pemajanan matahari
lama/berlebihan
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi
11. Seksualitas
Gejala : masalah seksual misalnya : dampak pada hubungan, perubahan
pada tingkat kepuasan, nuli gravida, pasangan seks multipel, aktivitas
seksual dini. Herpes genital.
12. Interaksi sosial
Gejala : ketidak adekuatan/ kelemahan sistem pendukung. Riwayat
perkawinan (berkenaan dengan kepuasaan dirumah, dukungan atau
bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran
13. Pemeriksaan Diagnostik
a. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
b. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
c. Penanda tumor
L. DIAGNOSIS KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Ansietas
2. Nausea
3. Nyeri akut
4. Risiko infeksi
5. Risiko trauma vascular
DAFTAR PUSTAKA
C. HASIL PENGOBATAN
Hasil pengobatan sitostatika dipengaruhi oleh:
1. Pertumbuhan sel kanker
2. Fraksi tumor mitosis terbesar saat ukuran tumor 37% dari ukuran
maksimal
3. Sitostatik efektif pada sel yang mengalami mitosis, terutama pada saat sel
tumor masih kecil
4. Mutasi genetic: Tergantung ketidakstabilan gen dan besarnya tumor
sehingga diperlukan kombinasi dengan dosis maximal.
5. Intensitas dosis: Jumlah obat dalam kurun waktu tertentu.
D. CARA PEMBERIAN KEMOTERAPI
Obat-obat kemoterapi dapat diberikan sebagai:
1. Terapi Utama
a. Kemosensitif, sebagai terapi utama obat anti kanker diberikan pada
kanker yang kemosensitif, seperti pada:
1) Leukemia
2) Lymphoma Maligna
3) Choriocarsinoma
4) Kanker Paru Oat Cel
5) Sarcoma Ewing
b. Kanker yang telah menyebar jauh (umumnya stadium IV). Pemberian
kemoterapi pada kanker stadium lanjut yang telah menyebar jauh ialah
untuk tujuan paliatif seperti kanker pada:
1) Mammae
2) Serviks
3) Paru
4) Kulit
5) Mulut
2. Terapi Tambahan
Terapi tambahan kemoterapi pada kanker lokal atau regional umumnya
diberikan pasca operasi dan/atau pasca radioterapi untuk kanker yang
keemosensitif. Pemberian adjuvant kemoterapi itu didasarkan kenyataan
pada penderita kanker, setelah beberapa bulan dan tahun timbul residif,
yang menunjukan waktu operasi atau radioterapi masih ada sel kanker
mikroskopis yang masih tinggal hidup dalam lapangan operasi atau telah
ada metastase jauh yang subklinik. Ternyata kemoterapi adjuvant dapat
mengurangi frekuensi residif atau metastase pada:
a. Mammae
b. Servik
c. Paru-paru
d. Lambung
e. Colon
E. METODE PEMBERIAN KEMOTERAPI
Dikenal ada empat metode pemberian kemoterapi:
1. Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah
sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass
Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut
juga dengan pengobatan penyelamatan.
2. Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau
radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih
tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).
3. Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada
kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum
pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.
4. Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan/tindakan yang lain seperti
pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi
lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar
sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.
6. Topikal
Pemberian salep Fluorouracil pada kanker kulit
F. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PEMBERIAN KEMOTERAPI
Menurut Brule cs, WHO 1973 indikasi pengobatan dengan kemoterapi adalah untuk :
1. Menyembuhkan dan menghilangkan kanker
2. Memperpanjang hidup
3. Memperpanjang interval bebas kanker
4. Menghentikan progresifitas kanker
5. Mengecilkan volume kanker
6. Terapi paliatif
Kontra indikasi kemoterapi
1. Kontra indikasi absolut
a. Penyakit stadium terminal
b. Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan
c. Septikemia
d. Koma
2. Kontra indikasi relatif
a. Usia lanjut
b. Keadaan umum yang sangat jelek
c. Ada gangguan fungsi organ vital
d. Demensia
e. Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur.
f. Tumor resisten terhadap obat, tidak ada fasilitas penunjang.
G. EFEK SAMPING KEMOTERAPI
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu
setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau
perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang
berlangsung hingga akhir pengobatan.
I. TROMBOFLEBITIS
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia
maupun mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi dari terapi intravena.
Flebitis merupakan suatu peradangan pada pembuluh darah (vena) yang dapat terjadi
karena adanya injury misalnya oleh faktor (trauma) mekanik dan faktor kimiawi, yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada endotelium dinding pembuluh darah
khususnya vena. Flebitis dikarakteristikkan dengan adanya dua atau lebih tanda nyeri,
kemerahan, bengkak, indurasi dan serta mengeras di bagian vena yang terpasang
kateter intravena (Smeltzer & Bare, 2001). Flebitis juga dikarakteristikkan dengan
adanya rasa lunak pada area insersi atau sepanjang vena. Insiden flebitis meningkat
sesuai dengan lamanya pemasangan jalur intravena, komposisi cairan atau obat yang
diinfuskan (terutama pH dan tonisitasnya, ukuran dan tempat kanula dimasukkan,
pemasangan jalur IV yang tidak sesuai, dan masuknya mikroorganisme saat
penusukan) (Smeltzer & Bare, 2001).
Flebitis dapat menyebabkan trombus yang selanjutnya menjadi tromboflebitis,
perjalanan penyakit ini biasanya jinak, tapi walaupun demikian jika trombus terlepas
dan kemudian diangkut ke aliran darah dan masuk jantung maka dapat menimbulkan
seperti katup bola yang menyumbat atrioventikular secara mendadak dan
menimbulkan kematian. Hal ini menjadikan flebitis sebagai salah satu permasalahan
yang penting untuk dibahas di samping flebitis juga sering ditemukan dalam proses
keperawatan (Hidayat, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
No Indikator Target
1 Pengetahuan mengenai prosedur 5
2 Persiapan status bowel 5
3 Persiapan status hidrasi 5
4 Patrisipasi dalam checklist 3
sebelum prosedur
Keterangan :
1. tidak adekuat
2. sedikit adekuat
3. cukup adekuat
4. subtansial adkuat
5. adekuat penuh
2 Nyeri akut Pain Level Pain Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1x30 a.Kaji tingkat nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik, dan onset,
menit klien menunjukkan tingkat nyeri berkurang durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, faktor-
yang ditandai dengan indikator : faktor presipitasi
No Indikator Target b. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat
1 Frekuensi nyeri 5 mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
2 Ekspresi akibat nyeri 5 c.Berikan informasi tentang nyeri
Pain Control d. Ajarkan teknik relaksasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1x30 e.Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
menit klien menunjukkan kontrol terhadap nyeri yang f. Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan
ditandai dengan indikator : nyeri
No Indikator Target g. Lakukan teknik variasi untuk mengurangi nyeri
1 Mengenal faktor penyebab 3 Analgetic Administration
2 Mengenal reaksi serangan nyeri 4 a.Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
3 Mengenali gejala nyeri 4 sebelum pemberian obat
4 Melaporkan nyeri terkontrol 4 b. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
Keterangan : analgetik
1. tidak dilakukan sama sekali c.Berikan analgetik yang tepat sesuai dengan resep
2. jarang dilakukan d. Catat reaksi analgetik dan efek buruk yang
ditimbulkan
3. kadang dilakukan
e.Cek instruksi dokter tentang jenis obat,dosis,dan frekuensi
4. sering dilakukan
5. selalu dilakukan
3 Nausea Discomfot Level Nausea Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1x60 Aktivitas :
menit klien menunjukkan tingkat kenyamanan yang a.Dukung klien untuk memantau pengalaman mualnya
ditandai dengan indikator : b. Dukung klien mengontrol mualnya
No Indikator Target c.Evaluasi pengalaman mual klien di masa lalu
1 Nausea 4 d. Dukung makan dalam jumlah kecil namun dengan
2 Kehilangan nafsu makan 4 frekuensi yang sering
Keterangan : e.Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat
1 : berat f. Yakinkan penggunaan anti emetik untuk mencegah mual
2 : substansial jika memungkinkan
3 : sedang g. Monitor efek manajemen mual
4 : ringan
5 : tidak ada
4 Risiko infeksi Risk Control : Infectious Process Infection Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1x4 Aktivitas :
jam klien menunjukkan aksi personal untuk a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
mengontrol resiko infeksi yang ditandai dengan b. Monitor nilai WBC, granulosit dan hasil lainnya
indikator : c. Batasi jumlah pengunjung
No Indikator Target d. Pertahankan teknik aseptic
1 Mempertahankan lingkungan 3 e. Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap adanya
yang bersih kemerahan, panas ekstrim dan drainase
2 Menggunakan universal 3 f. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi antibiotik yang
precaution diresepkan
3 Mempraktekan cuci tangan 3 g. Ajarkan klien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
4 Monitor faktor lingkungan yang 3 infeksi
berhubungan dengan resiko h. Ajarkan klien dan keluarga mengenai cara untuk
infeksi menghindari infeksi
5 Mengembangkan strategi yang 3 i. Ganti insersi IV perifer sesuai dengan pedoman CDC
efektif untuk mengontrol infeksi j. Pastikan perawatan aseptic untuk semua jalur IV
Keterangan :
1 : tidak ditunjukkan
2 : jarang ditunjukkan
3 : kadang-kadang ditunjukkan
4: sering ditunjukkan
5 : terus menerus dtunjukkan
5 Risiko trauma vaskular Risk Control Medication Administration : Intravenous (IV)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1x 4 Aktivitas :
jam klien menunjukkan aksi personal untuk a.Ikuti 5 benar administrasi terapi
mengontrol atau mengurangi ancaman terhadap b. Atur alat-alat untuk pemberian obat
kesehatan yang ditandai dengan indikator : c.Verifikasi tempat dan kepatenan kateter IV
No Indikator Target d. Administrasi pengobatan IV dengan tetesan yang tepat
1 Mengembangkan strategi efektif 3 e.Bilas akses IV sebelumdan sesudah medikasi dengan
untuk mengontrol resiko larutan yang tepat
2 Menyesuaikan strategi control 3 f. Pertahankan akses intravena
resiko g. Monitor respon pasien terhadap medikasi
Keterangan : h. Monitor peralatan IV, kecepatan tetesan dan jenis
1 : tidak ditunjukkan cairan dengan interval yang teratur
2 : jarang ditunjukkan i. Monitor adanya infiltrasi atau phlebitis pada insersi IV
3 : kadang-kadang ditunjukkan
4: sering ditunjukkan
5 : terus menerus dtunjukkan